21/05/2024
ETIKA VS AI, HEBOH LAGI
Masalah utama yang mengganjal AI dengan etika itu bukan dari hasil kerja AI-nya atau output, melainkan pada proses input data, input parameter, dan input-input lainnya yang digunakan sebagai "bahan pembelajaran" si mesin. Itu makanya disebut machine learning.
Misalnya, kita minta AI membuat puisi ala Joko Pinurbo, atau membuat ilustrasi lukisan ala Van Gogh dan seterusnya, masalah muncul karena si mesin tidak pernah izin mengambil karya-karya puisi Joko Pinurbo untuk dijadikan bahan pembelajaran untuk direplikasi. Begitu pun untuk lukisan Van Gogh tadi, pada generative AI image misalnya.
Nah, baru saja ramai dunia dibuat terpukau oleh rilisnya ChatGPT 4.o ( huruf o bukan angka 0, o = omni), tiba-tiba keramaian baru muncul lagi dari pihak Scarlet Johansson, bintang film dunia. Kenapa?
Karena ternyata suara yang digunakan di audio chatbot yang diberi nama SKY di ChatGPT 4.o ini "diyakini" adalah suaranya Scarlet. Yakin? Ya... Scarlet dan tim nya meyakini hal ini karena beberapa waktu sebelumnya Sam Altman - CEO dari OpenAI pembuata ChatGPT sempat menawarkan Scarlet untuk menjadi talent voice, sampel suara sudah diambil, hanya saja pihak Scarlet menolak tawaran tersebut. Ealah-ndalah kok saat ChatGPT 4.o rilis, kok bisa makbedundu suara chatbot SKY-nya terdengar sangat mirip dengan suara Scarlet?
Pihak Scarlet dan warganet akhirnya mengecam tindakan Sam Altman ini karena dianggap hal yang melanggar etika. Menanggapi hal ini pihak OpenAI pun lansgung mengambil sikap dengan berjanji akan me-remove suara Sky ChatBot-nya. Nah benarkah ini melanggar etika? Menurut teman-teman bagaimana?