KUNCI Study Forum & Collective

KUNCI Study Forum & Collective Since its founding in 1999 in Yogyakarta, Indonesia, KUNCI has been continuously transforming its structure, ways and medium of working.
(3)

KUNCI experiments with methods in producing and sharing knowledge through the acts of studying together at the intersections between affective, manual and intellectual labor. Initially formed as a cultural studies study group, at present KUNCI’s practices emphasize on collectivizing study, by way of making-space, discussion, library, research, publishing, press and school-organizing. KUNCI travers

es and connects institutional, disciplinary and local boundaries. KUNCI’S membership is based on friendship and informality, as well as self-organized and collaborative principles.

[diskusi publik, studi memori] Apa perlunya mengingat bencana? Dan apa yang didapat dari mengingatnya? 18 tahun berlalu....
30/07/2024

[diskusi publik, studi memori] Apa perlunya mengingat bencana? Dan apa yang didapat dari mengingatnya?

18 tahun berlalu. Sebuah jarak yang terlalu lama terhadap bencana yang menggusur ruang hidup puluhan ribu jiwa: semburan lumpur Lapindo. Tak kurang dari enam belas desa di tiga kecamatan (Porong, Tanggulangin, Jabon) di kabupaten Sidoarjo telah hancur, bahkan tenggelam. Penghancuran ini belum juga berhenti karena lumpur Lapindo masih terus menyembur hingga kini.

Telusur memori ini dimulai dengan ingatan pribadi Finchy. Semua bermula dari tahun 2010 saat ia beraktivitas bersama warga penyintas lumpur Lapindo di Sanggar Alfaz, Desa Besuki Timur, Kecamatan Jabon, Sidoarjo. Berbagai pengalaman hidup yang traumatis bagi para warga akibat lumpur Lapindo ia turut saksikan. Terutama pengalaman arek-arek Sanggar Alfaz yang nyaris seluruh hidupnya harus berdampingan dengan bencana. Tak sekedar kuat, ingatan akan bencana ini seakan menubuh dalam diri. Karena sedari kecil mereka harus mengalami berbagai kehilangan dan pada akhirnya dipaksa pindah dari tanah kelahiran.

8 tahun berlalu, Finchy kembali menemui arek-arek Alfaz. Ia mencoba mengajak mereka berpartisipasi untuk mengenang-mengingat masa kecil di Besuki Timur. Proses mengingat ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana relasi mereka dengan tanah kelahiran, bagaimana bencana lumpur Lapindo dimaknai, hingga kaitannya dengan proses hidup mereka di masa kini. Bagi Finchy, memori masa kecil menjadi penting untuk digali kembali agar tak sekadar tersimpan, menumpuk dalam ingatan, dan berujung pada terkuburnya ingatan sosial.

KUNCI terbuka menerima ajakan Finchy untuk mengisahkan kembali kisah ini ke publik yang lebih luas. Mendengarkan apa yang Finchy rasakan, pikirkan, dan lakukan dalam upayanya menyusuri studi memori. Tak hanya itu kami juga tertarik akan refleksinya di tengah krisis agraria yang merajalela. Mari bergabung bersama kami.

Tantangan membicarakan praktik etis ialah ia tak bisa diringkus jadi resep yang mangkus untuk segala persoalan. Merangku...
29/07/2024

Tantangan membicarakan praktik etis ialah ia tak bisa diringkus jadi resep yang mangkus untuk segala persoalan. Merangkul perbedaan di satu sisi dan memupuk keberanian untuk meneguhkan diri atas nilai yang dipercaya, di sisi yang lain, adalah bagian dari proses. Sebuah yang proses dirawat bersama terus-menerus.

Berbicara soal etis adalah yang utama dan pertama tapi sekaligus yang tak pernah berakhir. Karena bukan hanya aturan ata...
28/07/2024

Berbicara soal etis adalah yang utama dan pertama tapi sekaligus yang tak pernah berakhir. Karena bukan hanya aturan atau batasan yang menjadi ujung pembahasan. Alih-alih aturan tampaknya perlu dipahami ini adalah serupa nilai yang terus tumbuh dan kerja sensibilitas yang menubuh.

Belakangan ini setiap kali ada pengunjung atau pun partisipan Sekolah Salah Didik periode sebelumnya kami selalu menceri...
26/07/2024

Belakangan ini setiap kali ada pengunjung atau pun partisipan Sekolah Salah Didik periode sebelumnya kami selalu menceritakan ulang apa saja yang sedang terjadi. Sedangkan, di saat yang sama, program sekolah terus bergulir. Berikut ini kilas balik sekolah yang telah kami mulai beberapa bulan yang lalu.

[Sesi bercerita dan peluncuran buku]“Commons Museums: Pedagogies for Taking Ownership of What is Lost” (2024) dan “Stori...
20/07/2024

[Sesi bercerita dan peluncuran buku]

“Commons Museums: Pedagogies for Taking Ownership of What is Lost” (2024) dan “Stories of Wounds and Wonder” (2024) ialah dua karya terbaru Nuraini Juliastuti (Nuning).

Nuning menyusun ‘commons museums’ guna mendefinisikan institusi budaya tandingan atas otoritas dan seperangkat strategi ‘worlding’ (membentuk dunia). Ia coba mengimitasi sistem ruang alternatif dan organisasi komunitas. ‘Commons Museums’ menarasikan bagaimana “commons museums” dikembangkan sebagai metode produksi pengetahuan komunitas untuk berhadapan dengan pencurian historis warisan budaya yang selalu berjalan beriringan dengan ekstraksi sumber daya alam. Pengarsipan dan penelitian kolektif menjadi strategi bertahan hidup dan memulihkan rasa keadilan.

Sedang “Stories of Wounds and Wonder” adalah produk sampingan dari “Commons Museums” yang berfokus pada praktik bercerita dan penciptaan cerita sebagai medium produktif. Guna mengaktifkan semua rasa dan sensibilitas dalam mengidentifikasi beragam produsen pengetahuan dan jalur kebijaksanaan. Ia mengambil bentuk cerita anak yang bisa dibaca lintas generasi.

Semua tokoh di Stories of Wounds and Wonder adalah para binatang yang tidak biasanya dipandang sebagai figur pemilik pengetahuan. Buku ini menunjukkan eksplorasi kreatif dan nilai penting bercerita sebagai moda pertunjukan performatif dari penelitian komunitas.

Sesi ini terbuka untuk umum dengan reservasi. Guna memastikan ketersediaan ruang dan logistik.

Tautan RSVP: bit.ly/wouwoncommon

• 🗝️ :Selamat untuk semua peserta yang terpilih untuk belajar bersama di rumpun studi “Yang Tumbuh Dalam Bertahan”.Keter...
18/04/2024

• 🗝️ :

Selamat untuk semua peserta yang terpilih untuk belajar bersama di rumpun studi “Yang Tumbuh Dalam Bertahan”.

Keterbatasan kami untuk mengakomodir ruang belajar kolektif dengan jumlah peserta belajar yang besar ialah salah satu alasan kami melakukan seleksi. Kami harap yang belum bergabung kali ini tidaklah terlampau berkecil hati. Terima kasih atas antusiasmenya.

Sekali lagi, selamat!

🎶

Sekolah Salah Didik akan segera memulai rumpun studinya tahun ini, yaitu Rumpun Studi Yang Tumbuh Dalam Bertahan: Perawa...
23/02/2024

Sekolah Salah Didik akan segera memulai rumpun studinya tahun ini, yaitu Rumpun Studi Yang Tumbuh Dalam Bertahan: Perawatan yang Adil, Keadilan yang Merawat. Perawatan didefinisikan sebagai kerja-kerja menjaga dan memperbaiki dunia kita agar kita bisa hidup di dalam dan bersamanya sebaik mungkin. Dunia adalah tubuh kita, diri kita dan lingkungan kita yang saling bergantung dalam satu jaringan rumit bernama hidup. Pendek kata, perawatan adalah politik kehidupan.

Sekolah Salah Didik mengundang anggota sekolah baru yang ingin bersama-sama belajar mengenai bagaimana kerja-kerja perawatan terwujud sebagai cara membangun keadilan dan kekuatan bersama melalui diskusi kelompok, belajar bersama komunitas (nyantrik), dan praktik pengorganisasian kolektif lainnya.

Silahkan cek slides di postingan ini untuk deskripsi rumpun studi dan informasi pendaftarannya. Pendaftaran dibuka dari 23 Februari hingga 7 Maret 2024. Bagi yang ingin mendaftar, silahkan mengisi formulir di tautan bit.ly/ssdperawatan. Kalau mau nanya-nanya, silahkan kirim pesan ke akun instagram yah..

[pemutaran film - presentasi terbuka - diskusi ringan]Hari yang Baik untuk Berbincang tentang: Sahara BaratSunday, 10 De...
08/12/2023

[pemutaran film - presentasi terbuka - diskusi ringan]

Hari yang Baik untuk Berbincang tentang: Sahara Barat

Sunday, 10 Des
16:00
Kunci Study Forum & Collective, Mantrijeron, Yogyakarta

Sanna Ghotbi dan Benjamin Ladraa adalah aktivis asal Swedia yang bersepeda keliling dunia untuk meningkatkan kesadaran tentang koloni terakhir Afrika, Sahara Barat. Mereka bersepeda sejak 2021. Indonesia adalah negara ke-18 yang mereka singgahi.

Sahara Barat adalah wilayah yang diduduki oleh Maroko sejak 1975. Orang-orang Sahrawi, penduduk asli Sahara Barat, kerap menjadi korban pelanggaran HAM berat. Ketika berdemonstrasi dengan damai, mereka dipukuli, ditahan, dan disiksa. Banyak perempuan yang berdemonstrasi mengalami pelecehan seksual oleh polisi dan militer Maroko dan kesulitan mengakses keadilan.

Negara Maroko adalah penjajah yang bersekutu dengan Israel dan memperdagangkan informasi intelijen, peralatan mata-mata, dan senjata. Maroko bahkan mengakui pendudukan Israel atas Palestina sebagai imbalan atas pengakuan Israel dan Amerika Serikat atas pendudukan Maroko atas Sahara Barat.

Sekitar 175.000 pengungsi Sahrawi selama hampir 50 tahun tinggal di kamp-kamp pengungsian di gurun pasir Aljazair dan bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup. Mereka terpisah dari keluarga mereka di Sahara Barat yang dibatasi oleh tembok terpanjang di dunia, sepanjang 2.700km dan dipenuhi dengan sekitar 7-10 juta ranjau darat.

Penjajahan terhadap Sahara Barat sangat jarang diliput sebab rezim penjajah Maroko melarang aktivis HAM dan jurnalis untuk memasuki area Sahara Barat. Hal ini mendorong Sanna dan Benjamin untuk melakukan tur sepeda keliling dunia. Mereka akan menghabiskan waktu lebih dari dua tahun bersepeda melewati 40 negara, memberikan ceramah dan berbicara dengan media, politisi, dan kelompok-kelompok HAM di setiap negara. Di Indonesia, mereka akan bersepeda dari Bali ke Surabaya, Yogyakarta, Bandung, Jakarta.

Kamu bisa mengetahui lebih lanjut mengenai kampanye ini dengan mengikuti . Jika kamu memiliki koneksi di universitas, LSM atau media yang mungkin tertarik untuk meliput kampanye ini, silakan hubungi,

[email protected]

Tactical Evasion: Art, Opacity, Censorship November 29th, 2023 / 4:00-6:00 PMat KUNCI Study Forum and CollectiveIn socia...
26/11/2023

Tactical Evasion: Art, Opacity, Censorship

November 29th, 2023 / 4:00-6:00 PM
at KUNCI Study Forum and Collective

In social and political repression contexts, artists, journalists, and activists have particular strategies for protecting themselves and circumventing enforcement and censors. Yet, as cultural activity moves “undercover,” how can it build awareness and reach broader audiences? Can the artist be a public intellectual within a compromised “public”?

Our friend, writer and researcher, Minh Nguyen——will read an essay-in-progress about artist strategies in Vietnam, particularly how conceptual artists generate layers of meaning that enable them to control their messages to different audiences and evade censorship. As we have witnessed a rise of repression in the last two months—even in the US and Europe—we will open to a broader discussion about tactical opacity and the development of infosec.

On this occasion, we will also learn a lot from onions. Layered-themed snacks provided.

[Harvest]Some harvesting notes from Ou Feihong's presentation on "Earthworming". These are just a few of the many things...
10/11/2023

[Harvest]

Some harvesting notes from Ou Feihong's presentation on "Earthworming". These are just a few of the many things discussed. Further curiosity can be satisfied by contacting Feihong or visiting us and discussing over tea or coffee.

We owe a lot to Jiahui Zeng, this time representing Glass House, for her labour of love translating Feihong's words.

Materialisme dialektis dan historis adalah hallmark dalam riset sosial humaniora kritis. Tapi selain akumulasi modal sim...
08/11/2023

Materialisme dialektis dan historis adalah hallmark dalam riset sosial humaniora kritis. Tapi selain akumulasi modal simbolik reputasi dan nilai ekonomis dari dana hibah risetnya, sejauh mana implementasi metodologi bisa punya dampak pada kemenangan kelas pekerja (termasuk akademisi)?

Jurnal Indoprogress dan Kunci menyelenggarakan sesi berbagi cerita tentang ini dalam Working Class Academics yang diadakan langsung luring di Kunci Study Forum & Collective Jl. Ngadinegaran MJ III/100, Yogyakarta dan juga daring via Zoom Meetings pukul 14:00 WIB.

Oya di kesempatan ini juga akan diadakan panggilan partisipasi program Working Class Academics Guild dan juga panggilan untuk menulis di Jurnal Indoprogress. Yuk mampir, acara ini gratis dan terbuka untuk semua.

Artworks by: 

Earthworming South China: Survival Strategy of Guangzhou Art and Cultural CollectivesNovember 5th, 2023 / 4:00-6:00 PMat...
03/11/2023

Earthworming South China: Survival Strategy of Guangzhou Art and Cultural Collectives

November 5th, 2023 / 4:00-6:00 PM
at KUNCI Study Forum and Collective

Since 2016, a vibrant independent cultural landscape suddenly emerged in Guangzhou, the third largest city in China. Numerous distinct self-organized art groups and community practices sprang up; likewise, a trans-local everyday mutual support network among cultural collectives grew quietly but robustly. Observers and even practitioners, confronted with an increasingly tightening surveillance regime, are taken aback by the tenacious and sn*******ng network. The network strived to stay vibrant following three years of severe COVID control. How did it spread out, and why did it begin in Guangzhou?

Our friend Ou Feihong will recount the various forms of collectivity on the sidelines of state surveillance. For Feihong, an earthworm-like collective movement has its potential: it may seem nothing, but it can fertilize the soil where other plants may grow wildly. Guangzhou people call themselves "dān wèi" (work units that organize people); what is that? And how can it be a survival strategy? Another good friend of KUNCI, Jiahui from Glasshouse Press, who is dedicated to translating Southeast Asian literature and thoughts into Chinese, will join the talk. Let's explore together the possibilities in a world that forces us to stumble among impossibilities. In short, to borrow the credo of Glasshouse: mari lepas benih ke angin.

This casual encounter will begin with a light martial arts exercise, often known as 'pushing hands' (推手: tuishou), accompanied by small snacks. For those who like to caress the pages of physical books and stack up a collection of captivating publications, Pojok Glasshouse will also have a pop-up table in KUNCI's living room to serve your passion.

Keterlibatan Kunci Study Forum & Collective sebagai anggota jaringan Arts Collaboratory sejak tahun 2015, telah menjadi ...
29/10/2023

Keterlibatan Kunci Study Forum & Collective sebagai anggota jaringan Arts Collaboratory sejak tahun 2015, telah menjadi kesempatan untuk membangun solidaritas translokal jangka panjang bersama dengan para pengelola ruang dan pekerja seni budaya dari wilayah yang disebut Global Selatan. Melalui solidaritas ini, kami terus belajar mengenai pengorganisasian mandiri, pembongkaran kekerasan struktural yang dibentuk melalui proses kolonialisme, imperialisme, kapitalisme, hingga penguatan komitmen sosial politik dalam seni budaya. Maka untuk solidaritas ini p**a, kami menyatakan dukungan kami untuk rekan-rekan kami di Palestina; menyerukan gencatan senjata di wilayah Gaza; dan menuntut Palestina yang merdeka.

Kami ingin mengajak kawan-kawan sekalian untuk turut menunjukkan dukungan atas pernyataan bersama ini dengan mengisi nama di formulir yang dapat diakses melalui tautan ini, tiny.cc/TidakDiam.

Ilustrasi buah zaitun sebagai simbol perdamaian, harapan, dan persatuan bagi rakyat Palestina dibuat oleh rekan-rekan Arts Collaboratory kami dari Meksiko, yaitu .

04/10/2023
[Scroll down for the english translation]Bergabunglah bersama kami pada hari Jumat dan Sabtu (29 dan 30 September 2023) ...
26/09/2023

[Scroll down for the english translation]

Bergabunglah bersama kami pada hari Jumat dan Sabtu (29 dan 30 September 2023) untuk mengikuti Low-Budget Projects (LBP) OPEN HAUZ, dalam acara ini kami akan mengeksplorasi tantangan sehari-hari dalam kerja budaya dan mengeksplorasi model dukungan alternatif untuk mempertahankan praktik seni!

Sebagai bagian dari residensi , rumah KUNCI akan dibuka selama dua hari. Pada hari Jumat, kami akan menyelenggarakan "Another Side Job Fest" untuk mengeksplorasi wawasan dari banyak seniman multi-talenta di Yogyakarta. Pada hari Sabtu, kami akan mengadakan sesi "Walking Precarity" bersama .gembira , dalam sesi berjalan kaki ini kita akan menelusuri kerja-kerja non-artistik yang melekat dalam ingatan kita melalui pemetaan bersama dan berjalan kaki.

Bawalah tagihan-tagihan yang belum terbayar, drama kerja kolektif, gosip-gosip institusional, konflik-konflik yang belum terpecahkan dengan rekan-rekan kerja. Sampai jumpa pada hari Jumat dan Sabtu!

Klik tautan di bio untuk mendaftarkan kehadiranmu!

*Kamu dapat mengakses pekerjaan sampingan yang akan berpartisipasi dalam dengan diskon 50% menggunakan voucher LBP yang akan kamu dapatkan di tempat.

Low-Budget Projects OPEN HAUZ didukung oleh dan

[Teks Bahasa Indonesia ada di kolom komentar]Join us this Friday and Saturday for the  OPEN HAUZ, where we'll delve into...
26/09/2023

[Teks Bahasa Indonesia ada di kolom komentar]

Join us this Friday and Saturday for the OPEN HAUZ, where we'll delve into the daily challenges of cultural work and explore alternative support models for sustaining art practices!

As part of residency, KUNCI house will be open for a two-day experience. On Friday, we will host "Another Side Job Fest" where you can gain insights from many multi-talented artists of Jogja in different corners of our place. On Saturday, we will have "Walk Walk Precarity" a session with .gembira , during which we will trace our non-artistic labor attached to our memories through mapping and walking.

Click the link in the bio to register your attendance!

Bring your unpaid bills, your collective work dramas, your institutional gossips, your unsolved conflicts with colleagues. See you on Friday and Saturday!

*You can access the side jobs will take part in with 50% discount with your LBP voucher you will get on the spot.

Low-Budget Projects OPEN HAUZ is supported by and

30/05/2023

🗣 Register for our conversation with KUNCI Study Forum & Collective as part of Kunstverein in Hamburg’s THE EDUCATIONAL WEB!

Date: 6 June 2023
Time: 13:00–14:00 BST
Location: Online

Join us for a conversation between Yogyakarta-based KUNCI Study Forum & Collective and Afterall ArtSchool coordinator Arianna Mercado . This discussion will reflect on KUNCI's School of Improper Education and the collective's ethos to experiment with methods in producing and sharing knowledge through the acts of studying together at the intersections of affective, manual, and intellectual labour.

A selection of five influential educational texts by KUNCI Study Forum & Collective will be made available on-site at Kunstverein in Hamburg as part of Afterall ArtSchool’s growing library in THE EDUCATIONAL WEB exhibition.

🔗 in the bio to register!

[Photo: The façade of KUNCI Study Forum & Collective's HQ]
Image: KUNCI Study Forum & Collective

21/01/2021

Address

Jalan Ngadinegaran MJ III/100
Yogyakarta City
55143

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when KUNCI Study Forum & Collective posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to KUNCI Study Forum & Collective:

Videos

Share

Nearby media companies


Other Yogyakarta City media companies

Show All