21/11/2024
مُقَدِّمَةٌ
Muqaddimah
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
الْحَمدُ للهِ الْفَتَّاحِ الْجَوادِ الْمُعِينِ عَلَى التَّفَقُّهِ فِي الدِّينِ مَنِ اخْتَارَهُ مِنَ الْعِبَادِ؛ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ شَهَادَةً تُدْخِلُنَا دَارَ الْخُلُودِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صَاحِبُ الْمَقامِ الْمَحْمُودِ. صَلَّى اللَّهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ صَلَاةً وَسَلَامًا أَفُوْزُ بِهِمَا يَومَ الْمَعَادِ.
Segala puji milik Allah, Yang Maha Pembuka (gedung rahmat pada sekalian makhluk - pen) Maha Dermawan, lagi Penolong hamba yang Dia pilih guna memahami ajaran agama dari hama-hamba-Nya. Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah-dengan suatu persaksian yang dapat memasukkan kita ke surga yang kekal. Dan aku bersaksi p**a, sungguh baginda Nabi Muhammad adalah hamba dan pesuruh-Nya, pemilik maqam (derajat) terpuji. Semogalah selawat dan salam terlimpahkan atas beliau, keluarga dan sahabat-sahabatnya; yaitu selawat salam yang aku peroleh besok di hari Perjanjian (Kiamat).
وَبَعْدُ: فَهَذَا شَرْحٌ مُفِيدٌ عَلَى كِتابِي الْمُسَمَّى بِـقُرَّةِ الْعَينِ بِمُهِمَّاتِ الدِّينِ يُبَيِّنُ الْمُرادَ، وَيُتَمِّمُ الْمُفادَ وَيُحَصِّلُ الْمَقَاصِدَ، وَيُبْرِزُ الْفَوَائِدَ. وَسَمَّيْتُهُ "بِـفَتحِ الْمُعِينِ بِشَرحِ قُرَّةِ الْعَينِ بِمُهِمَّاتِ الدِّينِ".
Setelah itu semua: Inilah Syarah (kitab komentar) yang berguna atas kitabku yang bernama Qurratul 'Ain Bimuhimmatid Din, suatu syarah yang menjelaskan apa yang dikehendakinya, menyempurnakan kandungan isi, menghantarkan maksud-maksud dan menjelaskan faedah-faedahnya. Syarah ini kami beri judul Fathul Mu'in, Bisyarhi Qurratil'Ain Bimuhimmatid Din.
وَأَنَا أَسْأَلُ اللهَ الْكَرِيمَ المَنَّانَ، أَنْ يَعُمَّ الْانْتِفَاعُ بِهِ لِلْخَاصَّةِ وَالْعَامَّةِ مِنَ الْإِخوان. وَأَنْ يُسْكِنَنيْ بِهِ الْفِرْدَوسَ فِي دَارِ الْأَمانِ.
Kami mohon ke hadirat Allah Yang Maha Mulia nan Pelimpah anugerah, sudilah kiranya Dia meratakan manfaat kitab ini ke segenap orang khusus (kalangan menengah dan tinggi dalam keilmuannya -pen) dan orang awam (tingkatan dasar -pen) dari saudara-saudara kami. Berkenan p**alah menempatkan kami pada tempat yang aman di dalam surga lantaran kitab ini.
إِنَّهُ أَكْرَمُ كَرِيمٍ وَأَرْحَمُ رَحِيمٍ.
Sesungguhnya Allah adalah Dzat Yang Maha Mulia dan Maha Belas kasih.
(بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ) أَيْ أُؤَلِّفُ وَالْاِسْمُ مُشْتَقٌّ مِنَ السُّمُوِّ. وَهُوَ الْعُلُوُّ، لَا مِنَ الْوَسْمِ وَهُوَ الْعَلَامَةُ وَاللهُ عَلَمٌ لِلذَّاتِ الْوَاجِبِ الْوُجُودِ. وأَصْلُهُ إِلَهٌ وَهُوَ اسْمُ جِنْسٍ لِكُلِّ مَعبودٍ. ثُمَّ عُرِّفَ بِأَلْ وَحُذِفَتِ الْهَمْزَةُ. ثُمَّ اسْتُعْمِلَ فِي الْمَعْبُوْدِ بِحَقٍّ.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Wayayang, kami mulai menyusun. Lafal إِسْمٌ itu musytaq (jadian) dan lafal سُمُوٌّ yang artinya "mulia", bukan jadian dari وَسْمٌ yang artinya "alamat". Sedang lafal اللهُ adalah nama Dzat yang wajib wujud-Nya, dari asal lafal إِلٰهٌ (Tuhan), yaitu nama segala jenis yang disembah. Lantas lafal tersebut dima’rifatkan dengan alif lam dan hamzah nya dibuang. Setelah itu, diperlakukan sebagat Dzat yang disembah dengan hak.
وَهُوَ الْاِسْمُ الْأَعظَمُ عِندَ الْأَكْثَرِ وَلَمْ يُسَمَّ بِهِ غَيْرُهُ وَلَو تَعَنُّتًا.
Lafal اللهُ adalah suatu nama Yang Maha Agung menurut pendapat mayoritas ulama. Selain dari Dia tidak bisa dinamai Allah. meskipun atas dasar fanatik.
والرَّحْمٰنُ الرَّحِيمُ صِفَتانِ بُنِيَتَا لِلْمُبالَغَةِ مِنْ: رَحِمَ،
Sedangkan الرَّحْمَنُ الرَّحِيْمُ adalah dua kata (lafal) sifat (ajektif) yang dipergunakan dalam arti mubalaghah (bukan dari segi shighat dan wadh'nya -pen) dari fi'il madhi رَحِمَ (belas kasih. Setelah memindahnya dari wazan فَعِلَ ke فَعُلَ atau menempatkan fi'il tersebut pada tempat fi'il lazim, sebab sifat musyabbihah harus dibentuk dari fi'il yang lazim, padahal fi'il muta'addi-pen).
والرَّحْمَنُ أَبْلَغُ مِنَ الرَّحِيْمِ، لِأَنَّ زِيادَةَ الْبِنَاءِ تَدُلُّ عَلَى زِيادَةِ الْمَعْنٰى: وَلِقَولِهِم: رَحْمٰنُ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَرَحِيْمُ الْآخِرَةِ.
Lafal الرَّحْمَنُ mempunyai arti yang lebih sempurna daripada lafal الرَّحِيْمُ karena tambahan pada bentuk kata itu menunjukkan ada tambahan pada makna; dan karena yang dikatakan oleh orang Arab: "Rahman, adalah belas kasihan di dunia-akhirat, sedang Rahim, adalah belas kasih di akhirat saja".
(الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي هَدَانَا) أَيْ دَلَّنَا (لِهَذَا) التَّأْلِيفِ.
Segala puji milik Allah yang telah memberi petunjuk kepada kami, artinya yang telah menunjukkan kami untuk mengarang kitab ini.
(وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ) إِلَيْهِ وَالْحَمدُ هُوَ الْوَصْفُ بِالْجَمِيْلِ.
Kami tidak akan memperoleh hidayah, kalau sekiranya Dia tidak menunjukkan kami kepadanya. Hamd (pujian, menurut lughat) adalah penuturan dengan sifat yang baik.
(وَالصَّلاةُ) وَهِيَ مِنَ اللَّهِ الرَّحْمَةُ الْمَقرُونَةُ بِالتَّعظِيْمِ.
Shalawat, adalah ralunat dari Allah yang disertai pengagungan (sedangkan dari lain-Nya adalah doa pen).
(وَالسَّلَامُ) أَيِ التَّسْلِيمُ مِن كُلِّ آفَةٍ وَنَقْصٍ.
Salam, artinya doa (minta keselamatan) dari setiap malapetaka dan kekurangan.
(عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُولِ اللهِ) لِكَآفَّةِ الثَّقَلَيْنِ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ إِجْمَاعًا. وَكَذَا الْمَلَائِكَةُ عَلَى مَا قَالَهُ جَمْعٌ مُحَقِّقُونَ.
Semoga terlimpahkan atas pemimpin kita, baginda Nabi Muhammad, utusan Allah Subhanahu wa ta'ala. lagi segenap jin dan manusia, menurut ijmak ulama. Menurut segolongan ulatma muhaqqiqun, beliau juga dautus bagi segenap malaikat.
وَمُحَمَّدٌ عَلَمٌ مَنْقُولٌ مِن اسْمِ الْفَاعِلِ الْمُضَعَّفِ مَوْضُوْعٌ لِمَنْ كَثُرَتْ خِصَالُهُ الْحَمِيْدَةُ.
Lafal مُحَمَّدٌ itu nama yang dipindah (diambil) dari isim maf’ul Mudha'af, yang diletakkan bagi orang yang banyak pekertinya lagi terpuji.
سُمِّيَ بِهِ نَبِيُّنَا ﷺ بِاِلْهَامِ مِنَ اللَّهِ لِجَدِّهِ.
Nabi kita diberi nama Muhammad itu, atas dasar ilham Allah Subhanahu wa ta'ala. kepada kakek beliau.
وَالرَّسُولُ مِنَ الْبَشَرِ ذَكَرٌ حُرٌّ أُوْحِيَ إِلَيْهِ بِشَرْعٍ وَأُمِرَ بِتَبْلِيغِهِ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ كِتَابٌ وَلَا نُسَخٌ كَيُوشَعَ عَلَيْهِ السَّلَامُ.
Rasul ialah laki-laki merdeka yang diberi wahyu berupa hukum syarak dan diperintahkan agar menyampaikan (kepada umatnya), walaupun tidak mendapat Kitab dan Nusakh (lampiran), sebagaimana Yusya' 'Alaihis Salam.
فَإِنْ لَمْ يُؤْمَرْ بِالتَّبْلِيغِ فَنَبِيٌّ وَالرَّسُوْلُ أَفضَلُ مِنَ النَّبِيِّ إجْمَاعًا.
Jika laki-laki tersebut tidak diperintah menyampaikannya, maka dia disebut Nabi, bukan Rasul. Menurut ijmak ulama, Rasul adalah lebih utama daripada Nabi.
وَصَحَّ خَبَرٌ أَنَّ عَدَدَ الْأَنْبِيَاءِ عَلَيْهِمُ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ مِئَةُ أَلفٍ وَأَربَعَةٌ وَعِشْرُونَ أَلْفاً وَإِنَّ عَدَدَ الرُّسُلِ ثَلَاثُ مِئَةٍ وَخَمْسَةَ عَشَرَ.
Adalah sah Khabar: Sesungguhnya jumlah para Nabi 'Alaihis Salam. adalah 124.000 orang, dan jumlah Rasul adalah 315 orang.
(وَعَلَى آلِهِ) أَي أَقَارِبِهِ الْمُؤْمِنِينَ مِن بَنِي هَاشِمٍ وَالْمُطَّلِبِ.
Adalah sah Khabar: Sesungguhnya jumlah para Nabi 'Alaihis Salam. adalah 124.000 orang, dan jumlah Rasul adalah 315 orang.
وَقِيلَ: هُمْ كُلُّ مُؤْمِنٍ أَيْ فِي مَقامِ الدُّعاءِ ونَحْوِهِ. وَاخْتِيرَ لِخَبَرٍ ضَعِيفٍ فِيهِ، وَجَزَمَ بِهِ النَّوَوِيُّ فِي شَرحِ مُسلِمٍ.
Ada yang mengatakan: Keluarga beliau adalah setiap orang Mukmin, yang dimaksudkan dalam susunan doa atau sejenisnya Atas dasar hadis daif, pendapat tersebut dipilih (dimenangkan) dan ditegaskan oleh Imam An Nawawi dalam Syarah Muslim.
(وَصَحْبِهِ) - وَهُوَ اِسْمُ جَمْعٍ لِصَاحِبٍ بِمَعْنَى الصَّحَابِيِّ. وَهُوَ مَنِ اجْتَمَعَ مُؤْمِنًا بِنَبِيَّنَا ﷺ وَلَوْ أَعْمٰى وَغَيْرَ مُمَيِّزٍ.
(Semoga shalawat dan salam) juga atau sahabat-sahabatnya. Lafal صَحْبِهِ isim jamak untuk صَاحِبٌ yang artinya صَحَابِيِّ Sahabat ialah orang yang berkumpul serta beriman kepada Nabi kita, Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, walaupun dia seorang yang buta lagi belum Mumayyiz (dia mati dalam keadaan membawa iman -pen).
(الْفَائِزِينَ بِرِضَا اللَّهِ) تَعَالَى صِفَةٌ لِمَنْ ذُكِرَ.
Yang berbahagia dengan mem-peroleh ridha Allah Ta'ala. Kalimat ini dimaksudkan untuk orang-orang yang tersebut di atas (sahabat dan keluarga).
(وَبَعْدُ) أَي بَعدَ مَا تَقَدَّمَ مِنَ الْبَسْمَلَةِ وَالْحَمْدَلَةِ وَالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى مَنْ ذُكِرَ (فَهَذَا) الْمُؤَلَّفُ الْحَاضِرُ ذِهْنًا. (مُخْتَصَرٌ) قَلَّ لَفْظُهُ وَكَثْرَ مَعْنَاهُ - مِنَ الْاِخْتِصَارِ.
Setelah itu semua, yaitu sesudah menyebutkan Basmalah, Hamdalah dan Selawat serta Salam atas Nabi, keluarga dan sahabat-sahabatnya, maka tulisan yang sudah hadir di hati Mushannif, adalah sebuah Mukhtashar (ringkasan) pendek yang padat isinya. Lafal مُخْتَصَرٌ itu diambil dari lafal (kata) dasar اِخْتِصَارٌ (ringkas).
(فِي الْفِقْهِ) هُوَ لُغَةً الْفَهْمُ وَاصْطِلَاحًا الْعِلْمُ بِالْأَحْكَامِ الشَّرْعِيَّةِ الْعَمَلِيَّةِ الْمُكْتَسَبِ مِنْ أَدِلَّتِها التَّفْصِيْلِيَّةِ.
(Yang mengupas) ilmu fikih. Fikih menurut bahasa adalah "paham". Sedangkan menurut istilah adalah: "Ilmu hukum-hukum syarak amali (yang berkaitan dengan perilaku mukalaf sehari- hari-pen), yang dipetik dari dalil- dalilnya secara rinci."
وَاسْتِمْدَادُهُ مِنَ الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَالْإِجْمَاعِ وَالْقِيَاسِ.
Ilmu fikih dasarnya adalah kitab Alqur-an, As-Sunah, Ijmak dan Kias.
وَفَائِدَتُهُ: اِمْتِثَالُ أَوَامِرِ اللَّهِ تَعَالَى وَاجْتِنَابُ نَوَاهِيْهِ.
Faedah fikih: Mengikuti perintah-perintah Allah Subhanahu wa ta'ala. dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
(عَلَى مَذْهَبِ الْإِمَامِ) الْمُجْتَهِدِ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ مُحَمَّدِ بْنِ إِدْرِيسَ (الشَّافِعِيِّ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى) وَرَضِيَ اللهُ عَنْهُ.
Yang mengikuti mazhab Imam Mujtahid, Abu Abdillah, Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i-semoga Allah Ta'ala menganugerahkan rahnmt-Nya dan melimpahkan ridha-Nya.
أَيْ مَا ذَهَبَ إِلَيْهِ مِنَ الْأَحكامِ فِي الْمَسَائِلِ.
Artinya, menganut Imam Syafi'i dalam menentukan hukum-hukum atas masalah-masalah yang ada.
وَإِدْرِيْسُ وَالِدُهُ هُوَ ابْنُ عَبَّاسِ بْنِ عُثْمَانَ بْنِ شَافِعٍ بْنِ السَّائِبِ بْنِ عُبَيْدِ ابْنِ عَبْدِ يَزِيْدَ بْنِ هَاشِمٍ بْنِ الْمُطَّلِبِ بْنِ عَبْدِ مَنَافٍ.
Idris adalah ayahı beliau, putra Abbas bin Utsman in Syafi bin As Saib bars ‘Ubaid ban Abdi Yazid bin Hasyim bin Al-Muththalib bin Abdi Manaf.
وَشَافِعٌ، هُوَ الَّذِي يُنْسَبُ إِلَيْهِ الْإِمَامُ وَأَسْلَمَ هُوَ وَأَبُوهُ السَّائِبُ يَومَ بَدْرٍ.
Syafi' adalah kakek beliau, di mana Imam Syafi'i disebut keturunannya. Syafi'i dan ayahnya memeluk Islam sejak Perang Badar.
وَوُلِدَ إِمامُنَا رَضِيَ اللهُ عَنْهُ سَنَةَ خَمْسِينَ وَمِئَةٍ وَتُوُفِّيَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ سَلَخَ رَجَبَ سَنَةَ أَرْبَعٍ وَمِئَتَيْنِ.
Imam kita Asy-Syafi'i Radhiyallahu 'anhu. lahir tahun 150 H. dan wafat hari Jumat akhir bulan Rajab tahun 204 H.
(وَسَمَّيْتُهُ بِقُرَّةِ الْعَيْنِ) بِبَيانِ (مُهِمَّاتِ) أَحْكَامِ (الدِّيْنِ).
Mukhtashar ini kami beri nama Qurratul 'Ain, berisi penjelasan hukum-hukum agama yang penting.
انْتَخَبْتُهُ وَهَذَا الشَّرِحَ مِنَ الْكُتُبِ الْمُعْتَمَدَةِ لِشَيخِنَا خَاتِمَةِ الْمُحَقِّقِينَ شِهَابِ الدِّينِ أَحمدَ ابْنِ حَجَرٍ الْهَيْتَمِيّ وَبَقِيَّةِ الْمُجتَهِدِينَ مِثْلُ: وَجِيهِ الدِّينِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ زِيَادِ الزُّبَيْدِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا.
Mukhtashar tersebut dan syarah ini, kami pilih dari kitab-kitab pegangan karya Khatimatil Muhaqqiqin (ulama akhir ahli tahkik, yang menyatakan masalah beserta dalil-dalilnya), Syihabuddin (obor agama), Ahmad bin Hajar Al-Haitami dan karya mujtahid-mujtahid lain. Misalnya Wajihiddin (pemuka agama), Abdur Rahman bin Ziyad Az- Zubaidi-semoga Allah Subhanahu wa ta'ala. melimpahkan ridha-Nya atas keduanya.
وَشَيْخَيْ مَشَايِخِنَا: شَيْخِ الْإِسْلَامِ الْمُجدَّدِ زَكَرِيَّا الْأَنْصَارِيِّ، وَالْإِمَامِ الْأُمجَدِ أَحمدُ الْمُزْجِدِ الزُّبَيْدِي رَحِمَهُما اللهُ تَعَالَى؛ وَغَيْرِهِمْ مِنْ مُحَقِّقِي الْمُتَأَخِّرِينَ، مُعْتَمِدًا عَلَى مَا جَزَمَ بِهِ شَيْخُنَاا الْمَذهَبُ النَّوَوِيُّ والرَّافِعِيُّ، فَمُحَقِّقُو الْمُتَأَخِّرِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ.
Dan karya dua Syekh (guru besar) dari guru-guru kita, yaitu Syaikhul Islam Al-Mujaddid (pembaru), Zakariya Al-Anshari dan Al-Imam Al-Amjad Ahmad Al-Muzjidi Az-Zubaidi-semoga Allah Subhanahu wa ta'ala. melimpahkan rahmat-Nya atas keduanya dan ulama ahli tahkik yang akhir selain mereka. Dalam pemilihan itu, kami berpegangan pada apa yang telah ditetapkan olch Syaikhunal mazhab, yaitu An-Nawawi dan Ar-Rafi'i, lalu ulama-ulama akhir ahli tahkik semoga Allah melimpahkan ridha-Nya atas mereka semua.
(رَاجِيًا) رَبَّنَا (الرَّحْمَنَ أَنْ يَنْتَفِعَ بِهِ الْأَذْكِيَاءُ) أَيِ الْعُقَلَاءُ (وَأَنْ تَقِرَّ بِهِ) أَي بِسَبَبِهِ (عَيْنِي غَدًا) أَيِ الْيَومِ الْآخِرِ (بِالنَّظَرِ إِلَى وَجْهِهِ الْكَرِيمِ) بُكْرَةً وَعَشِيًا.
(Kami menyusun syarah ini) dengan penuh mengharapkan kepada Allah Yang Maha Pengasih, semoga Dia berkenan memberikan kemanfaatan lantaran syarah ini pada para cendekiawan, dan sebab syarah ini p**a sejuklah pandangan mata kann di hari esok, yaitu hari Akhir dengan melihat Dzat Allah Subhanahu wa ta'ala. Vang Mulia, di setiap saat, pagi dan perang. Amin.