MEDIA Hijrah Sunnah

MEDIA Hijrah Sunnah Contact information, map and directions, contact form, opening hours, services, ratings, photos, videos and announcements from MEDIA Hijrah Sunnah, Media/News Company, Pajakoemboeh.

18/11/2022

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Kisah Hijrah Ke Manhaj Salaf Ustadz. Zainal Abidin Hafidzahullahu Ta'ala

02/08/2022
Ⓜ️𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐒𝐮𝐧𝐧𝐚𝐡 𝐍𝐚𝐛𝐢⚠️ LIMA PESAN JIBRIL KEPADA MANUSIA PALING MULIAOleh:Ustadz Fauzan Hidayat Saudaraku, sebagai seorang ...
19/07/2022

Ⓜ️𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐒𝐮𝐧𝐧𝐚𝐡 𝐍𝐚𝐛𝐢

⚠️ LIMA PESAN JIBRIL KEPADA MANUSIA PALING MULIA

Oleh:
Ustadz Fauzan Hidayat

Saudaraku, sebagai seorang muslim yang mengimani perkara yang gaib, kita menyadari bahwa kehidupan ini adalah fana. Kematian merupakan keniscayaan yang tak satu pun makhluk dapat menghindar darinya. Oleh karenanya, semestinya kita selalu menyadari hal tersebut agar senantiasa membekali diri dengan amal saleh sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Dalam mengarungi kehidupan ini p**a, Allah Ta’ala memberikan kita anugerah yang begitu sempurna dalam bentuk lahiriah maupun batiniah. Tidak hanya tubuh dengan segala kelengkapan fungsi organnya, Allah Ta’ala juga memberikan kita berbagai macam perasaan jiwa, mulai dari rasa cinta, senang, s**a, sedih, marah, kecewa, dan berbagai rasa yang tak kasat mata, namun dapat dirasakan sebagai pelengkap jati diri seorang manusia.

Maka, dengan anugerah lahir dan batin tersebut, Allah Ta’ala memberikan kepada kita kesempatan untuk melaksanakan berbagai amal saleh guna memperoleh karunia dan rahmat-Nya berupa kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Namun, di samping itu, kita juga diberikan ujian dengan berbagai macam cobaan, godaan, dan bisikan makhluk-Nya dari golongan jin dan manusia. Perbuatan dan tingkah laku kita, akan selalu berada dalam pengawasan Allah Ta’ala.

Karena itu, sebagai hamba Allah yang diberikan anugerah lahir dan batin dalam mengarungi kehidupan yang fana dan penuh dengan ujian dan cobaan ini, kita membutuhkan tuntunan yang fundamental dari seorang suri teladan yang telah dijamin oleh Allah integritasnya, yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Allah Ta’ala berfirman,

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS.Al-Ahzab: 21)

Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan manusia mulia yang telah berhasil memanfaatkan anugerah lahiriah dan batiniah tersebut selama menjalani kehidupan fana ini dengan berbagai halangan dan rintangan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kita berbagai petuah kehidupan untuk kita jalani.

Tapi jangan lupa, ada sebuah amalan yang sangat mulia. Amalan ini menjadi rutinitas Sang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang apabila kita ikuti dengan ikhlas dan sesuai tuntunan nabawi, maka kita akan menjadi hamba Allah yang mulia yang hanya bergantung kepada Allah Ta’ala, yaitu salat malam.

Saudaraku, tahukah kita bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mendapatkan nasihat dari Malaikat Jibril ‘alaihissalam yang menyampaikan pesan penting untuk kita semua perihal kehidupan dan kematian, cinta dan perpisahan, perbuatan dan balasan, serta kemuliaan dan salat malam.

Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wasallam bersabda,

أتاني جبريلُ ، فقال : يا محمدُ عِشْ ما شئتَ فإنك ميِّتٌ ، وأحبِبْ ما شئتَ ، فإنك مُفارِقُه ، واعملْ ما شئتَ فإنك مَجزِيٌّ به ، واعلمْ أنَّ شرَفَ المؤمنِ قيامُه بالَّليلِ ، وعِزَّه استغناؤه عن الناسِ

Jibril ‘alaihissalam pernah datang kepadaku seraya berkata, ‘Hai Muhammad! Hiduplah ses**amu, sesungguhnya engkau akan menjadi mayit. Cintailah siapa saja yang engkau senangi, sesungguhnya engkau pasti akan berpisah dengannya. Dan beramallah semaumu, sesungguhnya engkau akan menuai balasannya. Dan ketahuilah bahwa kemuliaan seorang mukmin terletak pada salat malam dan kehormatannya adalah rasa kecukupan dari manusia.’

(HR. Thabrani dan dinilai hasan oleh Syekh Al-Albani rahimahullah dalam Silsilah Ahadits Shahihah, no. 831)

Saudaraku, renungkanlah! Pesan ini disampaikan kepada manusia yang paling mulia, rahmat bagi seluruh Alam, kekasih Allah, dan pemimpin para nabi. Kita semestinya menyadari bahwa seorang Nabi yang paling mulia saja diberikan pesan kehidupan seperti ini, bagaimana dengan kita?

Oleh karenanya, mari kita tadaburi hadis agung yang kaya dengan pesan kehidupan ini. Kami mengutip dan meringkas dari penjelasan As-Syaikh Amin bin Abdillah As-Syaqawi mengenai hadis ini, sebagai berikut :

*_Pertama: Hiduplah ses**amu, sesungguhnya kamu pasti akan menjadi mayit_*
Hendaklah seorang mukmin menyadari bahwa kematian bisa datang kapan saja, secara tiba-tiba, bahkan pada saat ia lalai dari mengingat kematian itu. Allah Ta’ala berfirman,

وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ

Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, lalu ia berkata, ‘Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh.

وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا ۚ وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.” (QS.Al-Munafiqun: 10 – 11)

*_Kedua: Cintailah siapa saja yang engkau senangi, sesungguhnya engkau pasti akan berpisah dengannya_*
Cintailah siapa saja yang engkau senangi dari istrimu, anak-anakmu, hartamu, nasabmu, ketenaran dari kesenangan kehidupan dunia. Tetapi, ketahuilah bahwa engkau dalam waktu dekat akan pergi darinya.

Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dalam kitab Shahih-nya. Dari hadis Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“يتبع الميت ثلاثة، فيرجع اثنان، ويبقى معه واحد، يتبعه أهله وماله وعمله، فيرجع أهله وماله، ويبقى عمله”

Ada tiga hal yang akan mengikuti mayit sampai ke kubur. Dua akan kembali dan satu tetap bersamanya di kubur. Yang mengikutinya adalah keluarga, harta, dan amalnya. Yang kembali adalah keluarga dan hartanya. Sedangkan yang tetap bersamanya di kubur adalah amalnya.” (HR. Bukhari No. 1339 dan Muslim No. 2372)"

*_Ketiga: Beramallah semaumu, sesungguhnya engkau akan menuai balasannya_*
Tidak ada yang luput dari pengawasan Allah Ta’ala. Setiap perbuatan sekecil apapun pasti akan mendapatkan balasan setimpal di dunia maupun di akhirat. Allah Ta’ala berfirman,

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya p**a.” (QS. Al-Zalzalah: 7 – 8)

Dalam ayat lain Allah Ta’ala berfirman,

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)

*_Keempat: Kemuliaan seorang mukmin terletak pada salat malam_*
Sebuah tanda kemuliaan bagi seorang mukmin yang rela meninggalkan kenikmatan dunia di malam hari demi melaksanakan ibadah yang mulia p**a adalah qiyamullail. Allah Ta’ala berfirman,

تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedangkan mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Tidak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. As-Sajadah: 16-17)

Dari Abi Umamah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

عليكم بقيام الليل فإنه دأب الصالحين قبلكم، وقربة إلى ربكم، ومكفرة للسيئات، ومنهاة عن الإثم

Hendaknya kalian menghidupkan malam, karena merupakan kebiasaan orang saleh sebelum kalian, sebagai upaya mendekatkan diri kepada Rabb kalian, juga sebagai penghapus kesalahan, mencegah dari perbuatan dosa, serta guna mengusir penyakit dari badan.” (HR. At-Tirmidzi No. 3549, disahihkan oleh Al-Albani dalam kitabnya Irwa’ul Ghalil 202-199/2 halaman 252).

*_Kelima: Kehormatan seorang mukmin adalah pada saat ia tak lagi bergantung pada manusia_*
Setiap manusia mesti mengharapkan kemuliaan. Adapun sebab seseorang mendapatkan kemuliaan adalah dengan cara bergantung pada Zat Pemilik kemuliaan, serta berlepas diri dari ketergantungan kepada selain-Nya. Yang mana hal tersebut tidak dapat memberikan apapun, kecuali kesia-siaan.

Allah Ta’ala berfirman,

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا

Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka hanya bagi Allahlah kemuliaan itu semuanya.” (QS. Fathir: 10)

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

استغنوا عن الناس ولو بشوص السواك

Merasa cukuplah kamu dari manusia (jangan memperlihatkan seakan-akan kita butuh kepada manusia) walaupun hanya dengan gosokan siwak (minta diambilkan siwak).

(HR. At-thabrani dalam Kitab Al-Kabir 11/444 halaman 12257)

Demikianlah, Allah Ta’ala mengajarkan kita melalui Utusan-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam tentang cara menjalani kehidupan di dunia ini. Ajaran yang disampaikan melalui Malaikat Mulia Jibril ‘alaihis salam yang disampaikan langsung kepada Nabi, untuk kita ummatnya, yaitu meyakini bahwa kematian adalah keniscayaan, melaksanakan amal saleh sebaik-baiknya, senantiasa menjadikan salat malam sebagai rutinitas, dan menjadi mulia dengan tidak menggantungkan diri pada manusia.

Wallahu A’lam

Sumber: https://muslim.or.id/76914-5-pesan-jibril-kepada-manusia-paling-mulia.html

📕📖...............................✍🏻

08/07/2022
Ⓜ️𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐒𝐮𝐧𝐧𝐚𝐡 𝐍𝐚𝐛𝐢⚠️ DERAJAT HADITS PUASA HARI TARWIYAHOleh :Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir AbdatSudah terlalu sering sa...
07/07/2022

Ⓜ️𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐒𝐮𝐧𝐧𝐚𝐡 𝐍𝐚𝐛𝐢

⚠️ DERAJAT HADITS PUASA HARI TARWIYAH

Oleh :
Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat

Sudah terlalu sering saya ditanya tentang puasa pada hari tarwiyah (tanggal delapan Dzulhijjah) yang biasa diamalkan oleh umumnya kaum muslimin. Mereka berpuasa selama dua hari yaitu pada tanggal delapan dan sembilan Dzulhijjah (hari Arafah). Dan selalu pertanyaan itu saya jawab : Saya tidak tahu! Karena memang saya belum mendapatkan haditsnya yang mereka jadikan sandaran untuk berpuasa pada hari tarwiyah tersebut.

Alhamdulillah, pada hari ini (3 Agustus 1987) saya telah menemukan haditsnya yang lafadznya sebagai berikut.

صَوْمُ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ كَفَّارَةُ سَنَةٍ، وَصَوْمُ يَوْمِ عَرفَةَ كَفَّارَةُ سَنَتَيْنِ

Puasa pada hari tarwiyah menghapuskan (dosa) satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun”.

Diriwayatkan oleh Imam Dailami di kitabnya Musnad Firdaus (2/248) dari jalan :

1. Abu Syaikh dari :
2. Ali bin Ali Al-Himyari dari :
3. Kalbiy dari :
4. Abi Shaalih dari :
5. Ibnu Abbas marfu’ (yaitu sanadnya sampai kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam)

Saya berkata : Hadits ini derajatnya maudlu’.

*Sanad hadits ini mempunyai dua penyakit.*

*Pertama* : Kalbiy (no. 3) yang namanya : Muhammad bin Saaib Al-Kalbiy. Dia ini seorang rawi pendusta. Dia pernah mengatakan kepada Sufyan Ats-Tsauri, “Apa-apa hadits yang engkau dengar dariku dari jalan Abi Shaalih dari Ibnu Abbas, maka hadits ini dusta” (Sedangkan hadits di atas Kalbiy meriwayatkan dari jalan Abi Shaalih dari Ibnu Abbas).

Imam Hakim berkata : “Ia meriwayatkan dari Abi Shaalih hadits-hadits yang maudlu’ (palsu)” Tentang Kalbiy ini dapatlah dibaca lebih lanjut di kitab-kitab Jarh Wat Ta’dil.

1. At-Taqrib 2/163 oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar
2. Adl-Dlu’afaa 2/253, 254, 255, 256 oleh Imam Ibnu Hibban
3. Adl-Dlu’afaa wal Matruukin no. 467 oleh Imam Daruquthni
4. Al-Jarh Wat Ta’dil 7/721 oleh Imam Ibnu Abi Hatim
]. Tahdzibut Tahdzib 9/5178 oleh Al-Hafizd Ibnu Hajar

*Kedua* : Ali bin Ali Al-Himyari (no. 2) adalah seorang rawi yang majhul (tidak dikenal).

*Kesimp**an*
1. Puasa pada hari tarwiyah (8 Dzulhijjah) adalah hukumnya bid’ah. Karena hadits yang mereka jadikan sandaran adalah hadits palsu/maudlu’ yang sama sekali tidak boleh dibuat sebagai dalil. Jangankan dijadikan dalil, bahkan membawakan hadits maudlu’ bukan dengan maksud menerangkan kepalsuannya kepada umat, adalah hukumnya haram dengan kesepakatan para ulama.

2. Puasa pada hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) adalah hukumnya sunat sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam di bawah ini.

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ اَحْتَسِبُ عَلَى اللّهِ اَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِيْ بَعْدَهُ، وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ اَحتَسِبُ عَلَى اللّهِ اَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ

Dan puasa pada hari Arafah aku mengharap dari Allah- menghapuskan (dosa) satu tahun yang telah lalu dan satu tahun yang akan datang. Dan puasa pada hari ‘Asyura’ (tanggal 10 Muharram) –aku mengharap dari Allah menghapuskan (dosa) satu tahun yang telah lalu”.

[Shahih riwayat Imam Muslim (3/168), Abu Dawud (no. 2425), Ahmad (5/297, 308, 311), Baihaqi (4/286) dan lain-lain]

Kata ulama : Dosa-dosa yang dihapuskan di sini adalah dosa-dosa yang kecil. Wallahu a’lam!

*****************

[Disalin dari buku Al-Masaa’il (Masalah-Masalah Agama) Jilid 2, Penulis Abdul Hakim bin Amir Abdat, Penerbit Darul Qalam – Jakarta, Cetakan I, Th. 1423H/2002M]

Sumber:
Referensi : https://almanhaj.or.id/2303-derajat-hadits-puasa-hari-tarwiyah.html

Dipublikasikan ulang oleh
𝑨𝒅𝒎𝒊𝒏
Ⓜ️𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐒𝐮𝐧𝐧𝐚𝐡 𝐍𝐚𝐛𝐢
......................................✍🏻

Sejatinya Semua Nikmat Yang Engkau Rasakan, Tak Satupun Sumbernya Dari Anda, Semuanya Dari AllahAllah Ta’ala berfirman;“...
06/07/2022

Sejatinya Semua Nikmat Yang Engkau Rasakan, Tak Satupun Sumbernya Dari Anda, Semuanya Dari Allah

Allah Ta’ala berfirman;

“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)…” (QS. An-Nahl: 53)

Sesungguhnya segala kebaikan dan kenikmatan yang ada pada kita adalah karunia dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah Ta’ala berfirman:

وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللهِ

“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)…” (QS. An-Nahl: 53)

Betapa melimpahnya karunia dan kenikmatan yang Allah Ta’ala berikan kepada kita, yang tidak terhingga jumlahnya. Allah Yang Mahapemurah memberikan kita kehidupan, kesehatan, ilmu, makanan, minuman, pakaian dan begitu banyak nikmat yang lainnya.

Jika kita berusaha menghitung nikmat yang Allah karuniakan kepada kita, niscaya kita tidak akan mampu menghitungnya.

Ⓜ️𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐒𝐮𝐧𝐧𝐚𝐡 𝐍𝐚𝐛𝐢⚠️ AMALAN RINGAN YANG BESAR PAHALANYAOleh : Ustadz Ammi Nur BaitsAlhamdulillah washshalatu wassalaamu ...
04/07/2022

Ⓜ️𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐒𝐮𝐧𝐧𝐚𝐡 𝐍𝐚𝐛𝐢

⚠️ AMALAN RINGAN YANG BESAR PAHALANYA

Oleh :
Ustadz Ammi Nur Baits

Alhamdulillah washshalatu wassalaamu ‘ala Rasulillah. Kaum muslilmin yang dirahmati Allah, diantara yang diajarkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pada kita adalah rutin mengamalkan amalan shalih meskipun amalan itu sedikit dan ringan, atau bahkan dipandang remeh oleh sebagian orang. Namun ternyata tanpa kita sangka, ternyata amalan tersebut mengandung pahala yang besar.

Berikut adalah beberapa amalan yang mudah dan ringan untuk dilakukan, namun besar pahalanya, berdasarkan hadits yang shahih:

*Pertama,* membaca : subhaanallaahi wa bihamdihi subhaanallaahil ‘adzim

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ada dua kalimat yang dicintai oleh Allah, ringan di lisan, dan berat ditimbangan: (yaitu bacaan) subhaanallaahi wa bihamdihi subhaanallaahil ‘adzim [Mahasuci Allah dan dengan memujiNya, Mahasuci Allah Yang Mahaagung]” (HR. Al Bukhari)

*Kedua,* wudhu dengan sempurna dan membaca do’a, sebagaimana hadits berikut:

Dari Umar bin Khattab, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang berwudhu dengan sempurna, kemudian selesai wudlu dia membaca: asyhadu allaa ilaha illallah wa anna muhammadan abdullahi wa rasuuluh [aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, dan bahwasanya Muhammad adalah hamba Allah dan RasulNya], maka akan dibukakan untuknya pintu surga yang jumlahnya delapan, dan dia boleh masuk dari pintu mana saja yang dia s**ai.” (HR. Muslim)

*Ketiga,* menghadiri shalat jumat di awal waktu, dengan memperhatikan adabnya.

Dari Aus bin Aus Ats Tsaqafi, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang membasuh (kepalanya) dan mencuci (seluruh tubuhnya) di hari jum’at (mandi besar, ed.), lalu berangkat ke masjid pagi-pagi, dan dia mendapatkan khutbah dari awal, dia berjalan dan tidak naik kendaraan, dia mendekat ke khatib, konsentrasi mendengarkan khutbah dan tidak berbicara maka setiap langkahnya (dinilai) sebagaimana pahala puasa dan shalat malam selama setahun.” (HR. Abu Dawud, At tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan dinilai shahih oleh Al Albani)

Abu Zur’ah mengatakan: Saya tidak pernah menjumpai satu hadits yang menceritakan pahala yang besar dengan amal yang sedikit yang lebih shahih dari hadits ini.”

*Keempat,* shalat dhuha dua rakaat

Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Setiap ruas tulang kalian wajib disedekahi, setiap tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir bernilai sedekah, amar ma’ruf nahi munkar bernilai sedekah, dan semua kewajiban sedekah itu bisa ditutupi dengan dua rakaat shalat dhuha.” (HR. Muslim & Abu Dawud)

*Kelima,* berdzikir di masjid setelah shubuh.

Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang shalat subuh berjamaah, kemudian tetap duduk di masjid sampai terbit matahari, kemudian shalat dua rakaat maka dia mendapat pahala haji dan umrah, sempurna, sempurna.” (HR. At Tirmidzi dan dinilai hasan oleh Al Albani)

*Keenam,* membaca Al Qur’an.

Dari Abdullah bin Mas’ud, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an maka dia mendapat satu pahala kebaikan. Dan setiap satu pahala itu dilipatkan menjadi 10 kali….” (HR. At Tirmidzi, At Thabrani dan dinilai shahih oleh Al Albani)

*Ketujuh,* membaca dzikir ketika masuk pasar atau tempat keramaian.

Dari Abdillah bin Amr bin ‘Ash, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang masuk pasar kemudian dia membaca: laa ilaha illallahu wahdahu laa syarikalahu lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumiit wa huwa hayyun laa yamuutu, biyadihil khair, wa huwa ‘ala kulli syai’in qadiir [tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah tiada sekutu bagiNya, milikNyalah seluruh kerajaan. Dan milikNyalah seluruh pujian, Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Mahahidup dan tidak mati, di TanganNyalah segala kebaikan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu] maka Allah catat untuknya sejuta kebaikan, Allah hapuskan sejuta kesalahan, dan Allah angkat untuknya satu juta derajat.” (HR. At Tirmidzi, Al Hakim, Ad Darimi dan dinilai hasan oleh Al Albani)

*Kedelapan,* shalat berjama’ah di masjid.

Dari Abu Umamah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang keluar dalam keadaan suci, menuju masjid untuk melaksanakan shalat jama’ah maka pahalanya seperti pahala seperti orang yang sedang haji dalam keadaan ihram.” (HR. Abu Dawud dan dinilai hasan oleh Al Albani)

*Kesembilan,* berdzikir ketika terbangun dari tidur (nglilir -bhs. jawa)

Dari Ubadah bin Shamit, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang terbangun (nglilir) ketika tidur malam kemudian dia membaca: laa ilaha illallahu wahdahu laa syarikalahu lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai’in qadiir. Alhamdulillah, wa subhanallah, wa laa ilaha illallah wallahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illa billah [tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah semata tiada sekutu bagiNya, milikNyalah seluruh kerajaan, milkNyalah segala pujian, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Segala puji milik Allah, Mahasuci Allah, tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, Allah Mahabesar. Tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah] kemudian dia beristighfar atau berdo’a maka akan dikabulkan. Jika dia berwudhu kemudian shalat dua rakaat maka shalatnya diterima.” (HR. Â Bukhari & Abu Dawud)

*Kesepuluh,* Shalat sunnah dua rakaat sebelum subuh.

Dari ‘Aisyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Dua rakaat sebelum subuh lebih baik dari pada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim)

*Kesebelas,* membaca shalawat.

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca shalawat untukku sekali, maka Allah akan memberikan shalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim)

Dalam riwayat lain: Barangsiapa yang membaca shalawat untukku sekali, maka Allah akan memberikan shalawat kepadanya sepuluh kali, dihapuskan sepuluh kesalahan, dan diangkat sepuluh derajat.” (HR. An Nasa’i, shahih)

*Kedua-belas,* menjawab adzan dan membaca do’a setelah adzan.

Dari Jabir bin Abdillah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang mendengarkan adzan kemudian dia membaca do’a: Allahumma rabba hadzihid da’watittammah washshalatil qa’imah, ati muhammadanil wasilata wal fadhilah wab’ats-hu maqamam mahmudanilladzi wa’adtahu [Ya Allah, Rabb pemilik panggilan yang sempurna dan shalat wajib yang ditegakkan, berikanlah kepada Muhammad wasilah dan fadhilah. Bangkitkanlah beliau ke tempat terpuji yang telah Engkau janjikan kepadanya.] maka dia berhak mendapat syafaatku pada hari kiamat.” (HR. Bukhari)

*Ketiga-belas,* membaca dzikir setiap pagi dan sore. Diantara dzikir yang disyariatkan adalah membaca : ‘subahanallah wa bihamdihi‘.

Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa di waktu pagi dan sore membaca: ‘subahanallah wa bihamdihi‘ seratus kali maka tidak ada seorang pun yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala yang lebih baik dari pahala yang dia bawa, kecuali orang yang membaca seperti yang dia baca atau lebih banyak.” (HR. Muslim)

*Keempat-belas,* mengajak orang lain untuk melakukan kebaikan

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang mengajak kepada kebaikan maka dia mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa yang mengajak orang lain untuk melakukan kesesatan dan maksiat maka dia mendapat dosa sebagaimana dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.” (HR. Muslim)

*Kelima-belas,* rajin beristighfar.

Dari Ibn Abbas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang rajin beristighfar maka Allah akan berikan jalan keluar setiap ada kesulitan, Allah berikan penyelesaian setiap mengalami masalah, dan Allah berikan rizki yang tidak disangka-sangka.” (HR. Abu Dawud, hasan lighairihi)

Selamat mengamalkan.

[Ammi Nur Baits]

Sumber: https://buletin.muslim.or.id/amalan-ringan-yang-besar-pahalanya/

Dipublikasikan ulang oleh
𝑨𝒅𝒎𝒊𝒏
Ⓜ️𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐒𝐮𝐧𝐧𝐚𝐡 𝐍𝐚𝐛𝐢
......................................✍🏻

*بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم**السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه*🔴➖➖➖➖➖➖🔴📜💰 *ANTARA SEDEKAH & ...
26/06/2022

*بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم*

*السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه*

🔴➖➖➖➖➖➖🔴
📜💰 *ANTARA SEDEKAH & KEJUJURAN*
🔴➖➖➖➖➖➖🔴

👉🏻 Jika kita ingin mencari arti kata As Shodaqoh (sedekah) dalam kamus arab maka yang pertama terlihat adalah kata:

صــَــ.دَ.قَ = Jujur

_>> Tinggal dimunculkan huruf ة yang menunjukkan mu'annats.


👉🏻👉🏻 Lalu sekuat apakah ikatan antara sedekah dengan kejujuran...??

🍃 Dari Abu Malik Al Asy'ari radhiyallahu 'anhu berkata:
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:

ﺍﻟﺼَّﺪَﻗَﺔُ ﺑُﺮْﻫَﺎﻥٌ

"Sedekah adalah dalil/hujjah."
*HR. Muslim (223)*

▪ Berkata Imam An Nawawi rahimahullah:

ﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﺣﺠﺔ ﻋﻠﻰ ﺇﻳﻤﺎﻥ ﻓﺎﻋﻠﻬﺎ، ﻓﺈﻥ ﺍﻟﻤﻨﺎﻓﻖ ﻳﻤﺘﻨﻊ ﻣﻨﻬﺎ ﻟﻜﻮﻧﻪ ﻻ ﻳﻌﺘﻘﺪﻫﺎ ﻓﻤﻦ ﺗﺼﺪﻕ ﺍﺳﺘﺪﻝ ﺑﺼﺪﻗﺘﻪ ﻋﻠﻰ ﺻﺪﻕ ﺇﻳﻤﺎنه

"Sedekah adalah dalil terhadap keimanan sang pelakunya, karena orang munafik terhalangi darinya karena ia tidak meyakininya, maka barangsiapa yang bersedekah maka sedekah itu yang menunjukkan jujurnya keimanannya."

📙 *Syarhu Muslim(3/101)*

▪ *Berkata Asy Syeikh Al 'Utsaimin rahimahullah*:

": ﺑُﺮْﻫَﺎﻥٌ " ﺃﻱ : ﺩﻟﻴﻞ ﻋﻠﻰ ﺻﺪﻕ ﺇﻳﻤﺎﻥ ﺍﻟﻤﺘﺼﺪّﻕ . ﻭﺟﻪ ﺫﻟﻚ : ﺃﻥ ﺍﻟﻤﺎﻝ ﻣﺤﺒﻮﺏ ﻟﻠﻨﻔﻮﺱ، ﻭﻻ ﻳﺒﺬﻝ ﺍﻟﻤﺤﺒﻮﺏ ﺇﻻ ﻓﻲ ﻃﻠﺐ ﻣﺎ ﻫﻮ ﺃﺣﺐ، ﻭﻫﺬﺍ ﻳﺪﻝّ ﻋﻠﻰ ﺇﻳﻤﺎﻥ ﺍﻟﻤﺘﺼﺪﻕ، ﻭﻟﻬﺬﺍ ﺳﻤﻰ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﺑﺮﻫﺎﻧﺎً

"Burhan (dalil) yaitu dalil yang menunjukkan tentang benarnya keimanan orang yang bersedekah tersebut. Hal tersebut nampak dari sisi karena harta adalah perkara yang disenangi oleh jiwa, dan tidaklah seorang akan mengeluarkan sesuatu yang ia cintai kecuali untuk mendapatkan/ menuntut perkara yang lebih ia cintai, maka ini menunjukkan kejujuran iman orang yang bersedekah, oleh sebab itulah Nabi shalallahu alaihi wasallam menamainya dengan Burhan (dalil)."

📙 *Syarh Al Arba'in An Nawawiyyah (246)*.

❓❓ *Masih mengaku jujur dalam keimanan...??*

===»»» *Lalu mana sedekah Anda??*

_Tunggu kaya bukan...!??

_Tunggu kelebihan bukan..!??
...*Ingat..!! Sedekah itu untuk menunjukkan benarnya iman seseorang dan bukan untuk menunjukkan kayanya seseorang!!*

👉🏻 *Oleh sebab itulah kita tidak akan pernah dapatkan dalam Alquran satu ayatpun yang memerintahkan orang kaya untuk sedekah, namun yang ada adalah perintah untuk orang yang beriman*.

🍂Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺃَﻧﻔِﻘُﻮﺍ ﻣِﻤَّﺎ ﺭَﺯَﻗْﻨَﺎﻛُﻢْ ﻣِﻦْ ﻗَﺒْﻞِ ﺃَﻥْ ﻳَﺄْﺗِﻲَ ﻳَﻮْﻡٌ ﻟَﺎ ﺑَﻴْﻊٌ ﻓِﻴﻪِ ﻭَﻟَﺎ ﺧُﻠَّﺔٌ ﻭَﻟَﺎ ﺷَﻔَﺎﻋَﺔٌ ﻭَﺍﻟْﻜَﺎﻓِﺮُﻭﻥَ ﻫُﻢْ ﺍﻟﻈَّﺎﻟِﻤُﻮﻥَ

"Wahai orang-orang yang beriman, infaqkanlah dari sebagian rezeki yang Allah berikan kepada kalian, sebelum datang kepada kalian suatu hari yang tidak akan bermanfaat lagi jual beli, pertemanan maupun syafaat, dan orang-orang kafir itu adalah orang yang dzalim."
*(QS. Al Baqarah: 254)*

↪ Anda jujur dalam keimanan...??

»» Lalu kenapa tunggu besok atau lusa...?? Apa Anda yakin besok masih hidup didunia..!!?

👉🏻 Mulailah dari sekarang untuk mencari tempat-tempat bersedekah...

👉🏻 Mulai juga dari sekarang sebarkan faidah ini seluas-luasnya..., karena itu akan menjadi bagian dari sedekah Anda...

☝🏻 Semoga Allah subhanahu wa ta'ala selalu menjadikan kehidupan kita semua berberkah.

Aamiin Ya Mujibas Saa_iliin.___

✍ Ustadz Fauzan Abu Muhammad Al Kutawy Hafizhahullah

Jazakumulloh khairan

Barokalloh fiikum

=====================

Ⓜ️𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐒𝐮𝐧𝐧𝐚𝐡 𝐍𝐚𝐛𝐢⚠️ AGAR AMAL KITA DITERIMASegala puji hanya untuk Allah Ta’ala, shalawat serta salam semoga tercurah k...
23/06/2022

Ⓜ️𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐒𝐮𝐧𝐧𝐚𝐡 𝐍𝐚𝐛𝐢

⚠️ AGAR AMAL KITA DITERIMA

Segala puji hanya untuk Allah Ta’ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulallah Shalalahu ‘alaihi wa sallam. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah dengan benar melainkan Allah Ta’alla semata yang tidak ada sekutu bagi -Nya, dan aku juga bersaksai bahwa Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam adalah seorang hamba dan utusan -Nya. Amma ba’du:

Didalam kitab -Nya yang mulia Allah Shubhanahu wa ta’ala berfirman kepada kita semua selaku umat pembawa risalah terakhir:

إِنَّ ٱلَّذِينَ هُم مِّنۡ خَشۡيَةِ رَبِّهِم مُّشۡفِقُونَ ٥٧ وَٱلَّذِينَ هُم بِ‍َٔايَٰتِ رَبِّهِمۡ يُؤۡمِنُونَ ٥٨ وَٱلَّذِينَ هُم بِرَبِّهِمۡ لَا يُشۡرِكُونَ ٥٩ وَٱلَّذِينَ يُؤۡتُونَ مَآ ءَاتَواْ وَّقُلُوبُهُمۡ وَجِلَةٌ أَنَّهُمۡ إِلَىٰ رَبِّهِمۡ رَٰجِعُونَ ٦٠ أُوْلَٰٓئِكَ يُسَٰرِعُونَ فِي ٱلۡخَيۡرَٰتِ وَهُمۡ لَهَا سَٰبِقُونَ ٦١

Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka. Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka. Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apapun). Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka. Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya”. [al-Mu’minuun/23: 57-61].

Imam Tirmidzi membawakan sebuah hadits tentang tafsir ayat ini didalam sunannya yang diriwayatkan sampai pada Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau menceritakan: Diriku pernah bertanya kepada Rasulallah Shalalahu ‘alaihi wa sallam tentang maksud firman Allah ta’ala:

وَٱلَّذِينَ يُؤۡتُونَ مَآ ءَاتَواْ وَّقُلُوبُهُمۡ وَجِلَةٌ

Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut”. [al-Mu’minuun/23: 60].

Aisyah bertanya: ‘Apakah mereka orang-orang yang dahulunya minum khamr dan mencuri? Maka beliau menjawab:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « لا يا بنت الصديق ولكنهم الذين يصومون ويصلون ويتصدقون وهم يخافون أن لا يقبل منهم أولئك الذين يسارعون في الخيرات » [أخرجه الترمذي]

Bukan, wahai puterinya ash-Shidiq. Akan tetapi mereka adalah orang-orang yang berpuasa, sholat dan bersedekah, lalu dibarengi rasa takut sekiranya amalannya tidak diterima, mereka itulah orang-orang yang bersegera untuk berlomba-lomba dengan kebaikkan“. HR at-Tirmidzi no: 3175. Dinyatakan shahih oleh al-Albani dalam shahih at-Tirmidzi 3/79 no: 2537.

Sungguh para sahabat Rasulallah Shalalahu ‘alaihi wa sallam, dengan ketamakan mereka dalam mengerjakan amal shaleh, selalu saja rasa takut menghampiri mereka kalau sekiranya amalan yang mereka lakukan gugur sia-sia, mereka takut amalannya tidak diterima. Hal itu, tentu timbul karena kedalaman ilmu yang mereka miliki serta keimanan yang begitu kuat. Sampai kiranya Abdullah bin Mulaikah mengatakan: “Aku telah menjumpai tiga puluh orang sahabat Nabi lebih dan mereka semua takut sifat nifak dalam dirinya, dimana tidak ada seorangpun diantara mereka yang mengatakan: Sesungguhnya keimananan saya seperti keimanannya Jibril dan Mikail."[1]

Abu Darda pernah mengatakan: Kalau seandainya aku bisa yakin seratus persen bahwa Allah Shubhanahu wa ta’ala menerima satu sholat saja yang aku kerjakan, maka itu lebih aku cintai dari pada dunia dan isinya, karena Allah ta’ala telah berfirman:

قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ ٱللَّهُ مِنَ ٱلۡمُتَّقِينَ

Berkata Habil: Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”. [al-Maa’idah/5: 27]."[2]

Sahabat Ali bin Thalib pernah mengatakan: Hendaknya kalian menjadi orang yang lebih memperhatikan apakah amalnya diterima dari hanya sekedar beramal. Tidakkah kalian mendengar firman Allah tabaraka wa ta’ala:

قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ ٱللَّهُ مِنَ ٱلۡمُتَّقِينَ

Berkata Habil: Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”. [al-Maa’idah/5: 27].

Maksud takwa dalam ayat diatas, sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Athiyah adalah: Takut perbuatan syirik berdasarkan kesepakatan ahlu sunah wal jama’ah. Maka barangsiapa yang takut terhadap perbuatan syirik dia adalah seorang muwahid (yang bertauhid), sehingga amalan sedekah yang ia lakukan niatnya bisa diterima. Oleh karenanya, keadaan orang yang takut terhadap perbuatan syirik dan maksiat maka mereka mempunyai kesempatan terbesar untuk diterima amalannya serta mendapat stempel rahmat dari Allah Shubhanahu wa ta’ala, hal tersebut bisa diketahui dari berita-berita yang telah Allah Shubhanahu wa ta’ala kabarkan dalam firman -Nya."[3]

Allah Shubhanahu wa ta’ala pernah berfirman dalam kitab suci -Nya:

ۨالَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. [al-Mulk/67: 2]

Fudhail bin Iyadh menjelaskan: Makna firman Allah: Yang lebih baik amalnya.Maksudnya amalan yang paling ikhlas dan benar. Ikhlas kalau sekiranya untuk Allah Shubhanahu wa ta’ala semata dan benar jikalau sesuai diatas sunah”. [4]

*SYARAT DITERIMANYA AMAL*
Para ulama mengatakan; Bahwa amal shaleh tidak mungkin diterima oleh Allah Shubhanahu wa ta’ala melainkan bila terpenuhi padanya dua syarat:

*Pertama*: Hendaknya amal shaleh tersebut sesuai dengan syari’at yang telah Allah Shubhanahu wa ta’ala tentukan didalam kitab Nya, atau sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Rasul Nya. Disebutkan dalam haditsnya Aisyah radhiyallahu ‘anha oleh Imam Bukhari dan Muslim, bahwa Nabi Muhammad Shalalahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ » [أخرجه البخاري و مسلم]

Barangsiapa beramal dengan suatu amalan yang tidak ada dalam dalam urusan (agama) kami maka ia tertolak“. HR Bukhari no: 2697. Muslim no: 1718.

Artinya amalan tanpa pijakan agama tersebut tertolak, tidak akan diterima oleh Allah ta’ala.

Dalam hadits lain diterangkan kita diperintah supaya memegangi sunah Nabi Muhammad Shalalahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi dalam haditsnya Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: ‘Nabi Muhammad Shalalahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « فعليكم بسنتي و سنة الخلفاء الراشدين المهديين فتمسكوا بها و عضوا عليها بالنواجذ » [أخرجه أبو داود و الترمذي]

Wajib atas kalian untuk berpegang dengan sunahku dan sunahnya para Khulafaur Rasidhin yang mendapat petunjuk, pegangilah sunah tersebut dan gigitlah dengan gigi geraham kalian“. HR Abu Dawud no: 4607. at-Tirmidzi no: 2676. Beliau berkata hadits hasan shahih.

*Kedua*: Hendaknya amal shaleh tersebut dikerjakan secara ikhlas karena mengharap wajah Allah Shubhanahu wa ta’alla. Berdasarkan haditsnya Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu, dimana Nabi Muhammad Shalalahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ » [أخرجه البخاري و مسلم]

Hanyalah segala amal itu sesuai dengan niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang mendapat sesuai dengan apa yang diniatkan, maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul Nya. Dan barangsiapa hijrahnya untuk mencari dunia atau wanita yang ingin dinikahi maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diniatkan“. HR Bukhari no: 1. Muslim no: 1907.

Dan yang mendukung serta membenarkan ucapan tadi adalah firman Allah tabaraka wa ta’ala dalam kitab -Nya:

قُلۡ إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَرٞ مِّثۡلُكُمۡ يُوحَىٰٓ إِلَيَّ أَنَّمَآ إِلَٰهُكُمۡ إِلَٰهٞ وَٰحِدٞۖ فَمَن كَانَ يَرۡجُواْ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلۡيَعۡمَلۡ عَمَلٗا صَٰلِحٗا وَلَا يُشۡرِكۡ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدَۢا

Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”. [al-Kahfi/18: 110].

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan: Menurut ahlu sunah wal jama’ah amalan akan diterima dari orang yang bertakwa kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla, dikerjakan ikhlas karena Allah Shubhanahu wa ta’alla dan sesuai dengan perintah Nya. Oleh karena itu, barangsiapa bertakwa kepada -Nya ketika beramal maka kemungkinan diterima lebih banyak, walaupun dirinya melakukan perbuatan maksiat pada tempat lain, dan siapa yang tidak menetapi ketakwaan tatkala beramal maka peluang tidak diterimanya lebih besar, walaupun disatu sisi dia mentaati Allah Shubhanahu wa ta’alla."[5]

Dan Allah ta’ala telah menegaskan kalau kebaikkan akan menghapus kejelekkan, seperti yang tertera dalam firman -Nya:

وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ طَرَفَيِ ٱلنَّهَارِ وَزُلَفٗا مِّنَ ٱلَّيۡلِۚ إِنَّ ٱلۡحَسَنَٰتِ يُذۡهِبۡنَ ٱلسَّيِّ‍َٔاتِۚ

Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk”. [Huud/11: 114].

Kalau sekiranya kebajikan tidak diterima dari para pelaku kejelekan maka peluang untuk menghapusnya sangat sedikit sekali.

*JANGAN REMEHKAN KEBAIKAN SEKECIL APAPUN*
Dan tidak sepantasnya bagi seorang mukmin untuk meremehkan amal shaleh biarpun nilainya sedikit, dimana Nabi Muhammad Shalalahu ‘alaihi wa sallam sudah mewanti-wanti supaya kita jangan sampai berbuat semacam itu. Dalam sebuah hadits beliau bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ » [أخرجه مسلم]

Janganlah kalian sekali-kali meremehkan kebajikan sedikitpun, walau hanya sekedar bertemu dengan saudaranya dengan wajah berseri“. HR Muslim no: 2626.

*DALAM KISAH MEREKA ADA TELADAN*
Karena bisa jadi amal yang ringan ini diterima oleh Allah Shubhanahu wa ta’alla, lalu sebagai penyebab dirinya masuk ke dalam surga. Dalam shahih Bukhari dan Muslim disebutkan sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Muhammad Shalalahu ‘alaihi wa sallam pernah menuturkan sebuah kisah:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « بَيْنَمَا كَلْبٌ يُطِيفُ بِرَكِيَّةٍ كَادَ يَقْتُلُهُ الْعَطَشُ إِذْ رَأَتْهُ بَغِيٌّ مِنْ بَغَايَا بَنِي إِسْرَائِيلَ فَنَزَعَتْ مُوقَهَا فَسَقَتْهُ فَغُفِرَ لَهَا بِهِ » [أخرجه البخاري و مسلم]

Pernah ada seekor anjing yang sedang mengelilingi sebuah sumur, hampir-hampir dirinya mati karena kehausan. Pada waktu itu ada wanita pelacur dikalangan Bani Israil melihatnya, maka dia turun mengambil air dengan sepatunya, kemudian diberikan pada anjing tersebut, (dengan) sebab itu dirinya diampuni“. HR Bukhari no: 3467. Muslim no: 2245.

Dalam shahih Muslim dibawakan sebuah kisah yang patut kita camkan baik-baik, dimana Nabi Muhammad Shalalahu ‘alaihi wa sallam menceritakan dalam sebuah sabdanya:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « لَقَدْ رَأَيْتُ رَجُلاً يَتَقَلَّبُ فِى الْجَنَّةِ فِى شَجَرَةٍ قَطَعَهَا مِنْ ظَهْرِ الطَّرِيقِ كَانَتْ تُؤْذِى النَّاسَ » [أخرجه مسلم]

Sungguh aku pernah menyaksikan ada seseorang yang keadaannya tak menentu disurga gara-gara satu batang pohon yang dulu dia tebang lalu (ia biarkan) menganggu orang lain“. HR Muslim no: 1914.

Al-Hafidh Ibnu Hajar memberi petuahnya: Seharusnya bagi seseorang untuk tidak meremehkan perkara kebajikkan yang mendatanginya walaupun sedikit, tidak p**a untuk menjauhi perbuatan jelek biarpun ringan. Karena dirinya tidak mengetahui kebaikkan yang mana akan mendapat rahmat Allah Shubhanahu wa ta’alla, demikian juga dirinya tidak tahu amal kejelekkan mana yang mendatangkan murka -Nya."[6]

Bisa jadi sebuah amalan tidak diterima, biarpun dimata pelakunya sangat besar nilainya, bisa karena faktor ujub, atau pamer, bangga atas dirinya, atau menyebut-nyebut amalan ditersebut dimata umum, sehingga faktor-faktor itu menjadi sebab amalannya tertolak. Seperti salah satu contoh yang Allah Shubhanahu wa ta’alla telah sebutkan dalam firman -Nya:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تُبۡطِلُواْ صَدَقَٰتِكُم بِٱلۡمَنِّ وَٱلۡأَذَىٰ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)”. [al-Baqarah/2: 264].

*TEMBOK PENGHALANG*
Dan penghalang terbesar tidak diterimanya amal ialah perbuatan syirik. Berdasarkan firman Allah azza wa jalla:

إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَمَاتُواْ وَهُمۡ كُفَّارٞ فَلَن يُقۡبَلَ مِنۡ أَحَدِهِم مِّلۡءُ ٱلۡأَرۡضِ ذَهَبٗا وَلَوِ ٱفۡتَدَىٰ بِهِۦٓۗ

Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, Maka tidaklah akan diterima dari seseorang diantara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu”. [al-Imran/3: 91].

Sehingga siapapun orangnya yang menyembah Allah Shubhanahu wa ta’alla bukan dengan cara agama Islam maka tidak akan mungkin amalannya bisa diterima walaupun jumlah banyak. Seperti yang Allah ta’ala tegaskan dalam firman Nya:

وَمَن يَبۡتَغِ غَيۡرَ ٱلۡإِسۡلَٰمِ دِينٗا فَلَن يُقۡبَلَ مِنۡهُ وَهُوَ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”. [al-Imran/3: 85].

Sebab Diterimanya Amal
Diantara sebab diterimanya amal adalah do’a. Allah ta’ala mengkisahkan tentang Nabi Nya Ibrahim dalam firman Nya:

وَإِذۡ يَرۡفَعُ إِبۡرَٰهِ‍ۧمُ ٱلۡقَوَاعِدَ مِنَ ٱلۡبَيۡتِ وَإِسۡمَٰعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلۡ مِنَّآۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”. [al-Baqarah/2: 127].

Salah satu faktor diterimanya amal adalah beristighfar, sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya:

ثُمَّ أَفِيضُواْ مِنۡ حَيۡثُ أَفَاضَ ٱلنَّاسُ وَٱسۡتَغۡفِرُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ رَّحِيمٞ

Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak (‘Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. [al-Baqarah/2: 199].

Adalah kebiasan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa salalm yang dilakukan setelah usai dari sholat adalah mengucapkan: Astaghfirullah‘ (Aku memohon ampunan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala). Sebanyak tiga kali lalu membaca:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ » [أخرجه مسلم]

Ya Allah, Engkaulah as-Salamm, dari Mu lah keselamatan itu. Sungguh Maha Suci Engkau, wahai pemilik Keagungan dan Kemuliaan“. HR Muslim no: 591.

*TANDA DITERIMANYA AMAL SHALEH*
Diantara salah satu tanda diterimanya amal shaleh ialah giat untuk terus melanjutkan dari satu amal kebajikan pada amal kebajikan yang lainnya. Berkata sebagian salaf: Kebaikan menyeru saudaraku, saudaraku. Begitu p**a maksiat juga menyeru saudaraku, saudaraku.

Dan yang membenarkan hal tersebut ialah sabda Nabi Muhammad Shalalahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana riwayat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ » [أخرجه البخاري و مسلم]

Wajib atas kalian untuk jujur, sesungguhnya kejujuran mengantarkan pada kebajikan dan kebajikan mengantarkan pada surga“. HR Bukhari no: 6094. Muslim no: 2607.

Salah satu tanda yang lain ialah pelakunya merasa, kalau masih banyak sekali kekurangan dalam beramal dibanding dengan pemberian Allah Subhanahu wa Ta’ala padanya, serta taufik -Nya, yang sekiranya kalau Allah Shubhanahu wa ta’ala tidak menghendaki tentu tidak akan tercapai. Allah Shubhanahu wa ta’ala berfirman:

يَمُنُّونَ عَلَيۡكَ أَنۡ أَسۡلَمُواْۖ قُل لَّا تَمُنُّواْ عَلَيَّ إِسۡلَٰمَكُمۖ بَلِ ٱللَّهُ يَمُنُّ عَلَيۡكُمۡ أَنۡ هَدَىٰكُمۡ لِلۡإِيمَٰنِ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ

Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah: Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar”. [al-Hujuraat/49: 17].

Diantara tanda diterima amalnya ialah seorang hamba merasakan kelezatan dalam beribadah, senang dan menyukainya. Sebagaimana yang terjadi pada diri Rasul, bila ingin tenang beliau menyeru:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « قُمْ يَا بِلَالُ فَأَرِحْنَا بِالصَّلَاةِ » [أخرجه أبو داود]

Wahai Bilal, berdirilah jadikan kami tenang dengan sholat“. HR Abu Dawud no: 4986. Dinilai shahih oleh al-Albani dalam shahih sunan Abi Dawud 3/941 no: 4171.

Dan Allah ta’ala telah menyebutkan akan hal itu dalam firman -Nya:

وَٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلۡخَٰشِعِين

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’. [al-Baqarah/2: 45].

Sebagian ulama mengatakan: Ringannya untuk mengerjakan ketaatan merupakan dampak dari kecintaan orang yang taat serta bentuk pengagungannya. Sesungguhnya penyejuk pandangan mata orang yang mencintai sebagai bentuk ketaatan pada Dzat yang dicintainya. Didalam hadits disebutkan:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلَاةِ » [أخرجه النسائي]

Dan dijadikan sholat sebagai penyejuk pandanganku“. HR an-Nasa’i no: 3939. Dinyatakan shahih oleh al-Albani dalam shahih sunan an-Nasa’i 3/827 no: 3680.

Karena didalam sholat ada ketenangan jiwa, merasa lebih dekat kepada Penciptanya serta kelezatan untuk bermunajat.

Inilah akhir dari kajian kita kali ini, kita panjatkan segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, pada keluarga beliau serta para sahabatnya.

*******************

[Disalin dari شروط قبول العمل Penulis Syaikh Amin bin Abdullah asy-Syaqawi, Penerjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah. Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2013 – 1434]
______

Footnote

[1] Disebutkan oleh Imam Bukhari dalam shahihnya secara mu’alaq (tanpa sanad).
[2] Tafsir Ibnu Katsir 5/166. Dan sanadnya hasan sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim.
[3] Tafsir al-Qurthubi 7/411.
[4] Madaarijus Saalikin oleh Ibnu Qoyim 2/69.
[5] Majmu’ Fatawa 10/322.
[6] Fathul Bari 11/321.

Referensi : https://almanhaj.or.id/58404-agar-amal-kita-diterima.html

Dipublikasikan ulang oleh
𝑨𝒅𝒎𝒊𝒏
Ⓜ️𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐒𝐮𝐧𝐧𝐚𝐡 𝐍𝐚𝐛𝐢
......................................✍🏻

Address

Pajakoemboeh
26651

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when MEDIA Hijrah Sunnah posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Videos

Share

Nearby media companies


Other Pajakoemboeh media companies

Show All