Dalam sebuah insiden dramatis, sekitar 17 anak di Sekayu, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, terkena dampak gas air mata saat terjadi bentrokan antara aparat kepolisian dan demonstran di Gedung DPRD Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Senin (26/8/2024). Kejadian ini berlangsung ketika anak-anak tersebut sedang belajar mengaji di Masjid Taqwa Sekayu, yang berdekatan dengan lokasi aksi.
Gas air mata mulai menyebar ke lingkungan masjid ketika aparat kepolisian mendesak massa demonstran untuk mundur dari Balai Kota Semarang. Dalam upaya membubarkan massa yang semakin terdesak ke arah timur, polisi menembakkan gas air mata dan menggunakan water cannon, yang menyebabkan para demonstran berlarian ke permukiman warga dan tanpa sengaja memicu paparan gas air mata kepada anak-anak di dalam masjid.
Rekaman video yang tersebar menunjukkan anak-anak mengalami kesakitan di bagian mata, dengan beberapa di antaranya menangis akibat perih. Mahasiswa yang berada di lokasi segera membantu dengan mengoleskan pasta gigi di bawah mata anak-anak untuk meredakan rasa sakit. Salah satu mahasiswa melaporkan bahwa ada sekitar 17 anak yang terdampak, termasuk seorang anak laki-laki yang dilaporkan pingsan.
Menanggapi situasi ini, Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Artanto, mengklaim bahwa penembakan gas air mata sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku. "Kita kemarin sudah menjalankan sesuai SOP, dalam menembakkan gas air mata ada tekniknya," ujar Artanto pada Selasa (27/8/2024). Ia menegaskan bahwa efek gas air mata hanya bersifat sementara dan biasanya hilang dalam satu hingga dua menit, serta menambahkan bahwa gas air mata memang dapat mengejutkan bagi mereka yang baru pertama kali terpapar.
Namun, Artanto juga menekankan bahwa tidak ada laporan mengenai korban luka dari warga sipil akibat penggunaan gas air mata. "Tidak ada yang luka (warga sipil), belum ada laporan," tegasnya.
Akibat dari aksi demonstrasi yang berakhir ricuh ini, sebanyak 21 pelajar dan 6 mahasiswa dibawa ke Mapol
Lembah Celah Pinglu terletak di Dataran Tinggi Loess di Tiongkok tengah-utara dan merupakan saksi dari sejarah geologi Bumi yang dinamis. Dengan luas sekitar 400.000 kilometer persegi, lembah ini menunjukkan evolusi kerak bumi yang berkelanjutan, dibentuk oleh gaya-gaya geologis di dalam planet kita.
Sekitar 10 juta tahun yang lalu, lembah ini mulai terbentuk akibat pergeseran tektonik antara Lempeng Eurasia dan Blok Cina Utara. Proses pemisahan ini membentuk Lembah Celah Pinglu seperti yang kita kenal sekarang.
Lembah ini memiliki panjang sekitar 10 kilometer, lebar antara 1 hingga 2 kilometer, dan kedalaman sekitar 100 meter pada titik terdalamnya. Tebing-tebing terjal yang mengelilinginya terbentuk dari loess, sejenis sedimen aeolian yang merekam sejarah angin kuno dan perubahan bentang alam.
Selain keindahan geologisnya, Lembah Celah Pinglu adalah habitat bagi berbagai flora dan fauna, termasuk beberapa spesies langka atau terancam punah. Keindahan alam dan signifikansi ilmiahnya menjadikan lembah ini sebagai tujuan menarik bagi wisatawan yang tertarik pada keindahan alam dan ilmu pengetahuan.
Sumber: Natgeo.com
#jokowi #chinadrama #fypviralシ #pengetahuanumum #football