Debe Radio

Debe Radio Radio streaming dan Situs online
(1)

14/06/2018

Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1439 H

30/05/2018

Debe Radio's cover photo

19/04/2018
Dari Jakarta Kita Rebut Indonesia

Pengantar Redaksi
Tulisan ini dikopas dari postingan hari ini, Kamis, 19 April 2018 di Grup WA PEDULI INDONESIA, dengan seizin Penulisnya, tanpa editing sedikitpun. Terima kasih.

==================================================

Hari ini, Setahun Lalu, jam 10.00 pagi, TPS belum menghitung suara, tapi saya sudah WA ke banyak teman: Selamat Datang Gubernur Baru! Ahok dikalahkan. Kok Bisa?

Denny JA

Ibu dari segala pilkada. itulah kesan saya mengenang hari ini setahun lalu, hari pencoblosan dan penentuan siapa yang akhirnya mendapat mandat rakyat pada Pilkada Jakarta, 19 April 2018.

Saya acapkali dianggap sebagai pendiri profesi konsultan politik di Indonesia. Saya sudah di sana, sejak hari pertama pilkada langsung diputuskan di tahun 2005. Bahkan saya sudah di sana sejak pilpres dipilih langsung pertama kali di tahun 2004.

Dari ratusan pilkada yang pernah saya terlibat langsung, dari Aceh hingga Papua, bagaimana saya dapat melupakan Pilkada Jakarta? Setahun saya tenggelam tunun naik bersama gelombang histeria ruang publik.

Saya ingat hari ini setahun lalu, sekitar jam 10.00 pagi. TPS bahkan banyak yang belum memulai menghitung suara yang masuk.

Tapi pasukan saya sejak jam 7.00 pagi sudah tersebar di seluruh Jakarta, secara random di TPS, untuk melakukan Exit Poll. Jam 10.00 kurang saya sudah dapatkan data yang cukup untuk menyimpulkan: telah datang gubernur baru.

Namun jam 10.00 pagi itu bahkan banyak TPS yang belum mulai perhitungan suara. Konferensi Pers tak elok dilakukan. Tak kehilangan akal, saya sebar berita itu melalui japri WA.

Heboh seketika. Saya membaca respon banyak di WA grup. LSI Denny JA sudah mengabarkan Anies-Sandi gubernur baru.

Seorang politisi senior menelfon saya. Bagaimana jika data saya salah. Berita itu sudah menyebar. Saya hanya tertawa. Politisi itu mengerti karena ini bukan yang pertama saya umumkan paling awal pemenang pilkada bahkan sebelum TPS menghitung suara.

Walau ia yakin kesimp**an saya bersandar pada riset ilmiah, dan Exit Poll LSI tak pernah melewet, ia sendiri masih ragu apa iya Ahok bisa dikalahkan?

Satu teman yang saya kirimkan WA kemenangan Gubernur baru di pagi hari adalah Geisz Chalifah. Ia teman sejak mahasiswa. Saya mengenalnya sebagai aktivis yang bergerak dengan hati. Sekali ia terlibat dan berkomitmen atas apapun, seluruh diri ia berikan.

Tak saya duga, WA saya pagi itu, ternyata meneteskan air matanya.

Saya membaca Geisz berkisah soal momen itu. Gantian, kini saya yang bergetar membacanya.

Saya muat lengkap tulisan Geisz.

-000-

Dari Jakarta Kita Rebut Indonesia
(19 April 2018 Setahun Kemenangan Anies Sandi)

Oleh Geisz Chalifah

Hari ini 19 April setahun lalu, hari masih terbilang pagi, Denny JA mengirim WA pada saya memberi khabar hasil Exit Poll LSI. juga Berisi ucapan :

Selamat Datang Gubernur Baru.

Hari masih pagi, perhitungan suara belum dimulai. Saya baru saja kembali kerumah dari beberapa TPS, mengontrol jalannya pemilihan di wilayah saya.

Membaca WA dari Denny JA, mata saya basah.
Istri saya bertanya : Ada apa ?
Saya mengabarkan Anies Menurut perhitungan LSI Denny JA menang telak.
Spontan dia berucap : "Alhamdulillah" terlihat matanya berkaca - kaca.

Beberapa saat sebelumnya dia (Istri saya) sangat khawatir, ketika kami (sekeluarga) mendatangi TPS untuk memilih. Beberapa orang yg entah dari mana yang tak dikenal dan bukan warga sekitar, memvideokan saya dan anak-anak, Seorang perempuan dan beberapa laki-laki berbadan tegap.
Anak laki-laki saya mau bereaksi mempertanyakan siapa mereka, segera saya tahan. Saya katakan: Tenang saja, biarkan saja mereka mau melakukan apa saja, selama tak mengganggu. Ketidak adilan yang kami rasakan dari pihak berwenang selama pilkada membuat saya berhati-hati dalam bertindak. Pembiaran pada mereka pembuat onar namun cepat dan tanggap pada setiap laporan terhadap kami para pendukung Anies Sandi membuat emosi warga mudah tersulut.
Tak lama kemudian beberapa teman dari FBR datang mencari orang yg tak jelas tadi namun mereka sudah pergi. Saya menenangkan agar tak terjadi keributan.

Saya membaca berulang ulang WA dari Denny JA, kemudian dengan hati bergetar, segera mengambil wudhu lalu melakukan sholat sunah kemudian sujud sukur atas rahmat yg Allah berikan. Sepanjang sholat airmata tak henti-hentinya menetes. Hari itu rasa-rasanya bila nyawa diambilpun saya ikhlas setelah perjuangan panjang yang mendebarkan itu tuntas ditunaikan.

Masih sangat terbayang perlakuan tak adil dari penguasa selama Pilkada berlangsung. Pembiaran dari yang berwenang atas pelangaran demi pelanggarang kepada mereka pihak lawan. Namun sebaliknya penekanan demi penekanan yang diperlakukan terhadap kami para relawan Anies Sandi.
Seluruh rangkaian perjuangan seluruh ikhtiar dan doa yg tak pernah henti, hari itu terkabulkan.

Dari sejak semalam sehari sebelum pemilihan, masyarakat yang gerah terhadap ketidak adilan, pada keangkuhan kekuasaan. Berzikir tak pernah henti. Ibu2 mengaji dan berdoa. Ribuan bahkan mungkin jutaan manusia diberbagai pelosok Indonesia melakukan sholat malam. Ribuan ibu-ibu itu mengaji dengan linangan air mata, berharap mendapat pemimpin Jakarta yang baru.
Doa dari seluruh Indonesia di panjatkan untuk sebuah kemenangan dalam pilkada DKI melawan arogansi kekuasaan.
Dan dipihak sebelah sana sibuk mengirimkan sembako kerberbagai wilayah Jakarta agar memilih calon yang mereka dukung.
Segenap doa, segenap harapan, segala ikhtiar pada akhirnya di pasrahkan hanya kepada Ilahi Robbi penggemgam jiwa, pemilik alam semesta.

Tak lama kemudian ratusan ucapan selamat via WA mengalir.
Padahal perhitungan suara baru saja dimulai, namun aura kemenangan sudah sangat terasa. Exit Poll dari beberapa lembaga rupanya sudah bocor, para relawan saling memberi selamat dan eforia sudah merambah kehati setiap relawan tak ternilai.

Merenungkan kembali masa-masa Pilkada DKI, dan kelangsungan demokrasi di Republik ini, sepertinya kita harus berjuang terus agar demokrasi tegak pada aturan dan perjalanan bangsa ini bisa mencapai tujuan dengan tanpa melukai siapapun. Untuk itu mari secara bersama kita perjuangkan:
DARI Jakarta Kita Rebut Indonesia Di 2019 secara Konstitusional.

Dari Jakarta Kita Rebut Indonesia.
19 April 2018 Setahun Kemenangan Anies Sandi

https://jabartoday.com/opini/2018/04/19/0630/31794/dari-jakarta-kita-rebut-indonesia

Link: https://t.co/RfhTLS5I95

19 April 2018, Setahun Kemenangan Anies-Sandi Oleh Geisz Chalifah Hari ini 19 April setahun lalu, hari masih terbilang pagi, Deni JA mengirim pesan whatsap pada saya memberi kh abar hasil ex…

12/04/2018
SilamoBaca

SilamoBaca

Edisi Minggu, 17 Mei 2015
Kisi-kisi Imaji
ENAM EKOR SARDEN AJAIB*)

pernahkah kau mendengar tentang enam ekor sarden, yang selalu mampu menjelma menjadi enam ekor tuna? aku pernah. bukan saja pernah, tak jarang aku menyaksikan sendiri.

bukan. bukan dalam puisi, atau p**a di teritori moby dick, apalagi di panggung-panggung sulap pasar malam. mereka di laut yang tak bisa dikatakan biasa: dalam sebuah rumah bersepetak kamar langsung dapur yang berbagi sekat dengan kakus dan kamar mandi.

ya, setiap malam, tak pernah sungkan mereka selalu merupa enam ekor tuna dalam susul menyusul debur gelombang: seorang ibu dan lima buah hatinya.

siapa pendatang keenam ekor sarden itu? bukan. bukan ishmael, juga lagilagi bukan topi si tukang sulap. ialah sang ayah: kecil, kurus, legam... letih, yang setiap pagi bersampan mimpi membelah--arungi hari.

tapi sayang, masa berbilang, buah hati melanglang, gelombang tak p**ang, keenam ekor tuna tak lagi bertandang: sardin tetap terhidang. kapan dan di mana itu? ah....

musirivermaya, 13032014"
______________________

*) Naskah ini pernah diterbitkan di status pribadi Rasca Muhammad pada 13 Februari 2014.

14/02/2018

Kepada segenap insan broadcaster, tetap mengudara dan jayalah selalu....!!!

06/01/2018

hadir untuk menyenangkan listener (pendengar)

05/01/2018
debe radio

*INFO SIARAN*

Hari ini, Jumat, 5 Januari 2018, tepat pukul 21.00 WIB, *Debe Radio*, _radiopedia - milik kita semua_ kembali hadir dengan _siaran uji coba_ sesi malam, lewat program acara *Nyanyian Malam*, selama sekitar 1 jam.

Bagi _listener_ (pendengar) yang ingin menikmati program tersebut, silahkan klik link berikut: www.deberadio.com

Salam Dirgantara bersama:
*Debe Radio*, _radiopedia - milik kita semua_
Hadir hanya untuk menyenangkan Pendengar.

05/01/2018

Sepintas Info

Alhamdulillah, hari ini, memasuki hari ke dua Debe Radio mengudara dengan siaran uji coba, melalui program "Semponi Pagi" selama satu jam. Sila dengar di www.deberadio.com

30/12/2017

BERSUARA SEBELUM BERSIARAN
(Uji Coba Jelang Kelahiran Debe Radio)

Kedengarnnya sedikit ganjil, mungkin. Tapi itulah peristiwa yang mendahului proses kelahiran Debe Radio, yang sampai saat ini tengah mengggeliat di klinik persalinannya.

Lantas, 'mengudara sebelum siaran' apa p**a maksudnya....? Ya, dan sebenarnya ini bukanlah sesuatu yang "wow" seakan mendengar tangisan jabang bayi yang masih berada dalam rahim ibunya.

Peristiwa seperti ini sesungguhnya sudah sering dilakukan anak-anak kampung: tancap bambu setinggi mungkin, pasang tutup panci aluminium di ujungnya, lilitkan kabel lantas cuap-cuap disertai jreng-jreng dari bawah pohon atau emperan rumah. Maka bergemalah suara dalam sebuah kotak yang umumnya bersegi empat. Dan benda berbunyi itulah yang oleh umum dikenal sebagai (pesawat) radio. Beres dan asyik..!

Nah, apa yang tengah dilakukan oleh Debe Radio pada prinsipnya sama saja: memperdengarkan bunyi atau suara kepada khalayak yang diidentifikasikan sebagai Pendengar.

Hanya saja, berhubung kita hidup di "jaman now" yang serba canggih sekarang ini, maka perangkat yang digunakan untuk "membunyikan suara" itu tidaklah lagi memakai peralatan tradisohal yang akrab dan sederhana seperti bambu, tutup panci dan sejenisnya -- yang hanya akan membikin gengerasi milenial sekarang ini jadi terbelalak dan terpingkal-pingkal, yang kalau lagi apes, meraka akan melapor ke aparat setempat lantaran dikhawatir membahayakan keselamatan warga.

Adapun peralatan yang syaratkan kepada Debe Radio terdiri dari serangkaian perangkat mutakhir, yang boleh dibilang asing, namun memiliki kemumpunian melampaui kesaktian dukun yang telah bertapa selama puluhan tahun, bayangkan.

Tanpa perlu menggunakan perangkat keras yang dengan telanjang mata dapat disaksikan publik, melainkan hanya memakai perangkat lunak yang dikenal sebagai instalasi virtual seperti domain, hosting, streaming dan sejumlah atribut asing lainnya, "suara" yang keluar tidak hanya dapat didengar oleh tetangga atau sampai rumah mertua di kampung sebelah, melainkan menerabas jauh sampai ke belahan bumi manapun. Bahkan bisa menjangkau Kutub Utara..!

Menghadapi peradaban yang demikian menakjubkan, karuan saja kalau tidak sedikit dari kita yang masih merupakan warisan kehidupan masa lampau, lantas menjadi tergagap dan terbata-bata. Karenanya, mutlak diperlukan sebuah proses belajar atau penyesuaian diri. Dan inilah yang tengah dilakukan Debe Radio.

Ya, Debe Radio kini sedang belajar mengenali, beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan segala produk mutakhir. Dan salah satu tahapan dalam proses belajar, adalah "uji coba".Betapapun demikian, Debe Radio tetap menyadari kekurangan atau "ke-gaptek-an" diri. Itu sebabnya Debe Radio memulai uji coba dari tahapan paling rendah: uji coba bunyi atau suara, dan bukan uji coba siaran...!

Lho, apa bedanya suara dan siaran? Sepintas memang kedengarannya beti alias beda tipis. Tapi klo dibolak balik bedanya menjadi tebal: setiap sairan itu memang suara. Tapi, tidak semua suara itu bisa disebut siaran.

Kalau dijabarkan, kira-kira begini: siaran itu adalah suara yang mengandung pesan-pesan tertentu, ditata dengan cara-cara tertentu, disebar-luaskan melaluui program-program tertentu dan disampaikan pada waktu-waktu tertentu.

Wal hasil, siaran itu tidak boleh asal mengeluarkan suara semberono, seperti orang meludah di sembarang tempat. Namun semua ada pakem dan aturan mainnya,

Akan halnya apa yang sedang dilakukan deberadio sekarang ini, seperti telah dijelaskan, terbatas pada uji coba suara. tujuannya adalah untuk mengetahui sejauhmana semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dalam menghantarkan bunyi atau suara kepada khalayak (calon) pendengar.

Apakah suara yang salurkan melalui aneka peraltan canggih dalam bingkisan lagu-lagu, dapat diterima dengan jelas dan jenih oleh telinga publik pendengar. Perkara apakah susunan lagu-lagu itu menarik atau tidak, pada waktu yang tepat atau tidak, hal tersebut berada dalam tahapan uji coba yang akan diadakan selanjutnya: uji coba siaran.

Kesemua tahapan tersebut tentu mutlak harus dilakukan, sebelum Debe Radio benar-benar hadir secara layak, patut dan pantas untuk menyajiakan siaran-siarannya ke hadapan Listener (publik pendengar)-nya.

Dengan demikian, maka semua saran, komentar dan kritik dari semua pihak, sangat diperlukan demi kehadiran dan perjalanan Debe Radio sebagai suatu stasiun penyiaran yang bersifat profesional dan independen yang mendapat tempat di hati pendengarnya.

Nah, selamat mencermati. Salam dirgantara bersama Debe Radio, milik kita semua. .

23/12/2017

Insya Allah, segera mengudara...

Address

Jakarta
12450

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Debe Radio posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Debe Radio:

Share

Category

Nearby media companies


Other Radio Stations in Jakarta

Show All