Koniaty Bayo

Koniaty Bayo Sic Parvis Magna 🌱

Kenapa kita butuh 'orang gila' untuk memimpin Manggarai Timur?
18/05/2023

Kenapa kita butuh 'orang gila' untuk memimpin Manggarai Timur?

Kita butuh pemimpin yang cukup gila. Bukan birokrat yang biasa-biasa saja, apalagi Politisi yang kurang-lebih.

Drama Sepak Bola Indonesia..
01/04/2023

Drama Sepak Bola Indonesia..

Beranda Enu Koniaty Bayo berisi catatan, artikel, dan refleksinya seputar dunia aktivis dan gerakan perempuan.

Catatan anak rantau...Saya adalah korban..Terlahir sebagai generasi milenial yang menganggap bahwa Keriting Tarik Paksa ...
20/02/2023

Catatan anak rantau...

Saya adalah korban..
Terlahir sebagai generasi milenial yang menganggap bahwa Keriting Tarik Paksa (KTP) lebih baik daripada harus tampil apadanya.

Teringat kembali masa itu, dimana saya menjadi korban; saat mama memutuskan untuk menjadikan saya kelinci percobaan.

Saat itu kira² tahun 2008, menjelang PEMILU. Kedua kaka saya sedang berkuliah dan satunya sedang duduk di bangku SMA. Sebagai seorang ibu RT, mama mencari cara bagaimana menambah pendapatan, ya paling tidak sekadar membeli Fitcin atau garam atau pun ikan tembang di pertigaan Bealaing.

Dimasa itu, banyak orang keriting yang ingin mengubah mahkota kecantikan mereka, namun apadaya, Bealaing bukanlah Mamakota atau Jawa yang memiliki alat dan obat yang terjangkau untuk meluruskan rambut.

Idenya sederhana, dimulai dari Lanolin obat rambut yang memiliki bau yg khas dan baru akan hilang setelah seminggu sebagai modal utama usahanya. Saya menjadi kelinci percobaan pertama di Labolatorium KTP rintisannya. Labolatorium itu adalah ruang tengah rumah kami persis dibawah kaki gunung Mandosawu dengan modal utama adalah Strika listrik yang usinya sudah cukup tua. Alhasil, dari anak muda sampai orang dewasa ramai² ke rumah untuk meluruskan rambut mereka.

Terlahir item manis dan keriting pasti sesuatu yang jarang dibanggakan. Apalagi sebagian besar dari kami tempo itu rata² berkulit manis² item dan berambut ikal.

Saya adalah kelinci percobaan mama yang sukses. Tampilan yang semula ala Bob Marley seolah di sulap jadi Wulan Guritno dalam waktu sepersetrikaan. Untuk sesaat harus saya akui, saya merasa lebih cantik sama seperti artis² yang wajah dan rambutnya selalu dijadikan sampul buku tulis pada masa itu.

Selepas SMA, saya melanjutkan perjalanan mencapai mimpi saya dengan melanjutkan kuliah di malang. Modal rambut KTP dan wajah eksotis, membuat saya begitu percaya diri. Saya merasa diterima di lingkungan teman² berambut lurus dari belahan bumi Indonesia Barat.

Takdir mengantar saya ke Jakarta menjadi bagian dari keluarga besar Pengurus Pusat PMKRI. Di PMKRI lah saya bertemu dan berkenalan dengan saudara saya dari Sabang sampai Merauke dari beragam suku, budaya, warna kulit, dan rambut yang berbeda. Hal itu membuat saya pelan² mencintai keunikan dan belajar menerima diri apaadanya.

Saya mulai dengan berandai-andai, bagaimana kalau saya jujur dengan rambut keriting saya. Setelah beberapa waktu mempertimbangkan, saya akhirnya memantapkan pilihan untuk ke salon dan menggunting pendek rambut saya dan membiarkannya tumbuh dengan bebas.

Tak ada lagi setrikaan, tak ada lagi catok, tak ada lagi waktu ke salon untuk meluruskan rambut jika ia sewaktu waktu kembali keriting. Saya akhirnya bisa menghemat pengeluaran untuk terus survive di mamakota.

Tiga tahun berlalu, saya berpikir bahwa setiap kita berhak membuat pilihan dalam hidup: mulai dari memilih pasangan, memilih sahabat, memilih pekerjaan. Satu hal yang kita tidak bisa kita pilih adalah IDENTITAS, terlahir sebagai apa, kapan dan dimana. Itu adalah hadiah sang pemberi hidup yang semestinya di terima sebagai berkat yang disebut JATI DIRI.

Mamakota, 19022023

Catatan anak rantau..Detik demi detik berlalu, malam berganti pagi, hari berlalu tanpa bisa kita hentikan. Jika ingin me...
17/02/2023

Catatan anak rantau..

Detik demi detik berlalu, malam berganti pagi, hari berlalu tanpa bisa kita hentikan. Jika ingin meminta pada sang empu-Nya kehidupan tentu kita ingin hidup lebih lama, di bumi yang penuh sandiwara.

Beberapa hari terakhir ini, saya cukup intens di akun media sosial. Bukan untuk men-stalking mantan pun sekadar gabut karena tak ada kerjaan, hanya saja februari yang masih kurang 11 hari ini memberikan cukup banyak hal yang menarik: tentang kasih sayang, pengampunan, peluang dan harapan hidup.

Beranjak dari itu, semua akun media ramai memperbincangkan tentang putusan hakim mengenai jawaban dari kasus Sambo. Dan seperti yang kita tahu begitulah takdirnya.

"Siapa yang bisa melawan takdir,? teringat lagi kata-kata itu pernah diungkapkan dari seorang wanita yang menolak tua dan selalu mendoakan keberuntungan anak²nya dalam setiap malamnya.

Setiap aksi akan ada reaksi. Setiap orang wajib menerima konsekuensi dari apa yang telah dibuat, pun jika sebagian besar orang merasa itu tidak adil. s**a tidak s**a, mau tak mau, begitulah adanya untuk bisa diterima apa adanya.

Terlepas dari semua itu, mari kita menengok ke saudara kita, korban gempa di Turki yang sebenarnya ingin hidup lebih lama, namun semesta menginginkannya.

Bukankah itu tak adil?

Disaat yang bersamaan, seorang manusia di vonis hukuman mati atas perbuatannya. Insan manakah yang ingin hidupnya diakhiri dengan tuntutan mati?

Mengutip injil Lukas 6:36-37 "Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati. "Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu
akan diampuni.

Akankah itu berlaku untukmu wahai sang jenderal?

Disaat Sambo sedang menghitung sisa hari²nya, ada tokoh agama yang memilih untuk mengakhiri hidupnya. Entahlah.. jika engkau merasa bebanmu telah selesai, maka beristirahatlah dalam keabadian tanpa harus melihat bagaimana masyarakat mempertanyakan kepergianmu
tanpa mendoakanmu.

Aku kemudian bertanya lagi: Jika mengakhiri hidup adalah penolakan manusia atas karunia kehidupan dari Allah sebagai satu-satunya yang boleh memutuskan waktu dan dengan cara apa seseorang akan meninggal, akankah ada surga untuk sang imam disana?

Dari kejadian demi kejadian: kita melihat bagaimana hidup mempermainkan kita, atau kita sebenarnya yang sedang mempermainkan hidup dan kehidupan?

Mamakota:17022023

Catatan anak rantau..Hari itu kira-kira 7 hari sebelum Valentine:Saat mentari pagi mulai keluar dari perut bumi, saat bu...
15/02/2023

Catatan anak rantau..

Hari itu kira-kira 7 hari sebelum Valentine:
Saat mentari pagi mulai keluar dari perut bumi, saat bunga-bunga di taman mulai mekar dan beberapa tukang sayur telah siap untuk menjalani harinya: berkeliling dengan gerobak
andalan dengan harapan mereka bisa beruntung di hari itu.

Dalam keheningan, kegundahan, dan ketidakpercayaan diri, kuberanikan kaki melangkah keluar. Ku ikuti suara hati, ku biarkan semesta bekerja keras untuk itu. Hari yang berat untuk sebuah kepastian.

Ada yang bilang 7 hari sebelum valentine, itulah mengapa aku mengingat hari ini.

Adakah yang berbeda dari valentine sebelumnya? ku rasa tidak! semua masih biasa-biasa saja, kulewati hari dengan bekerja, menyibukan diri, melihat story teman²ku yang sangat bergairah menyambut hari ini, dan entahlah..

Tak seperti mereka yang mendapat kado istimewa; cokelat, benda, bunga dan lainnya dari orang istimewa. Atau ke tempat spesial nan romantis untuk menghabiskan hari ini bersama. Hingga suatu hari nanti bisa bercerita pada sang buah hati, mana valentine mu ? Ini Valentine bapa dan mama (mungkin).

Ah sudahlah..
Bukankah semua itu akan habis dan hilang seiring hari berlalu? Coklat yang habis dimakan, bunga yang akan layu atau benda yang rusak dan tak berguna lagi.

Atau mungkin pasangan yang berbeda di valentine berikutnya.. hhhhee

Jangan pesimis!
Bukankah setiap orang punya caranya tersendiri untuk merayakan valentine? Jadi kalau kata Abah Lala dalam lirik lagunya yang viral dibawakan Farel Prayoga: Ojo Dibandingke.😀

Terlepas dari semuanya, satu hal yang aku syukuri; aku memperoleh banyak cinta, banyak kasih dan juga sayang
dari orang-orang yang tak kuduga hadir dalam hati dan hidupku.

Pernah ada yang bilang Semua hari itu adalah Valentine buat kita.

Terima kasih untuk hari-hari baik yang telah dilewati. Biarkan waktu yang menjawab
semuanya; Asa, Rasa & harapan dari setiap doa-doa kita.

Selamat Hari Valentine..
Mamakota, 14022023

Catatan anak rantau..Suatu hari saya bertemu abang Sol Sepatu yang hari-harinya melintas dan berkeliling dikompleks temp...
02/02/2023

Catatan anak rantau..

Suatu hari saya bertemu abang Sol Sepatu yang hari-harinya melintas dan berkeliling di
kompleks tempat saya tinggal .

Waktu itu sore menjelang Magrib dan Mamakota baru diguyur hujan deras. Saya yang cukup lelah karena baru pulang kantor menyapa bapak Sol Sepatu yang duduk di emperen warung menunggu hujan benar2 reda.

"Bapak, udah mau balik? saya mau Sol sepatu pak" Oh iya neng bisa."

Buru-buru saya membuka gerbang dan mempersilahkan bapak itu duduk sembari saya menyiapkan beberapa sepatu yang mau dijahit.

Tak tega melihat bapak itu duduk sendiri di ruang tamu, saya mulai bertanya, Bapak Minum kopi apa teh? “ngga usah neng, katanya”.
Tanpa bertanya lagi, saya buru-buru ke dapur membuatkan dua gelas teh hangat dan
menyajikan sepiring biskuit Khong Guan.
"Wah neng, terima kasih, maaf merepotkan,"

Saya kemudian mulai membuka pembicaraan, Bapak namanya siapa?
“Pak Sabar neng,” Oh baik, saya ibu Sabar pak. Saya dari NTT (Nanti Tuhan Tolong, hhhhheee canda, saya Nia pak.

Agar punya bahan cerita, saya sedikit berkisah tentang saya yang seorang perantau
kemudian menanyakan tentang kisah pak Sabar yang katanya sudah 30 tahun menjadi tukang Sol sepatu di Mamakota.

Ia mengatakan setiap hari berkeliling menyusuri jalan, lorong dan
bertahan dibawah teriknya panas mamakota. Ia meninggalkan istri dan anaknya di kampung dan hanya pulang sebulan sekali.

Ya, tak ada bedanya dengan saya yang meninggalkan keluarga, rumah dan hanya akan pulang setahun bahkan 3-4 tahun sekali.

Sambil menyeruput teh ketika saya persilahkan, pak Sabar bertanya; neng bertahan ya jauh dari
orang tua.. apa ngga kangen? Kangen pak, tapi mau gimana? kita sama-sama telah memilih jalan untuk hidup di kerasnya Mamakota. Apapun yang terjadi kita harus siap menerima konsekuensi dari pilihan yang kita ambil.

Menderita? tentu tidak karena saya tidak menyesali keputusan yang telah saya ambil.
Sengsara? mungkin ia, karena sengsara adalah kondisi hidup tapi saya berjuang agar
survive.

“Masalah? tanya pak Sabar,” “Wah jangan ditanya pak, Sekebooon, bahkan kalau ngga ada masalah saya yang cari-cari masalah... Tawa pak Sabar sambil menjahit sepatu Converse saya yang telah berusia 7 tahun.
..
Terkadang, banyak orang yang menderita hidupnya tapi bahagia dengan pilihan yang dia ambil.

Terkadang benar adanya; jika masalah tidak selalu membutuhkan solusi untuk menyelesaikannya, sebaliknya hanya dibutuhkan kedewasaan untuk mengatasi nya.

Jadi sejauh ini saya terus berjuang pak, agar tidak patah namun tumbuh dan akan berbunga pada waktunya. Eitss “tiba-tiba saja kata-kata itu terucap” ahh, kok jadi curhat ya, saya sma pak Sabar. hehehee

& Akhirnnya hujan benar-benar reda, sepatu
saya akhirnya telah dijahit sempurna & teh pak Sabar pun tinggal sekali teguk.

Mengakhiri perjumpaan kami, saya mau
mengeluarkan uang 50000 dari saku, apalah daya ternyata itu uang 2000, baru sadar
dompet saya tertinggal di kantor dan akhirnya saya pun berhutang pada pak Sabar.

Pak besok kembali lagi ya, dompet saya tertinggal, saya Bon dulu, besok jangan lupa
mampir kembali. Untung namanya pak Sabar, ia pun tak mempermasalahkannya, walaupun
ia keluar dari gerbang dengan dahi mengerut,, neng neng.....gerutunya sambil berlalu meninggalkan saya.

Mamakota, 020223

Seseorang baru mengatakan bahwa ia menyukai foto ini.Saya bertanya alasannya mengapa; dengan suara agak pelan dan gaya k...
22/01/2023

Seseorang baru mengatakan bahwa ia menyukai foto ini.
Saya bertanya alasannya mengapa; dengan suara agak pelan dan gaya khasnya ia bilang tak kenapa². Hanya saja ia s**a gaya & rambut saya. Dengan PD not kepede(an), saya pun mulai membandingkan antara foto saat masih KTP (Keriting Tarik Paksa) & foto ini, keriting; sebagaimana Tuhan menciptakannya.

Tetap saja ngotot, foto ini yang ia s**a. Tidak Ani, eh Nia..katanya menyebut nama saya salah². "aku tetap memilih yang ini,".

hmm..baiklah tak masalah, gumamku. Diam², ia melihat ekspresi kecewa dimata saya; dengan cepat ia mengatakan; "Apalah arti sebuah foto, toh orangnya tetap kamu Nia; kamu yang aku s**a, kamu yang aku sayang dan maukan kamu menjadi *$@% #€ #¥ #¥"×€ #£ #&£@¥×

Brughhhh (pintu di Gedor) "Nia bangun Nia..saatnya bayar uang kos," teriak ibu kos sekali lagi.

hmmm.. ternyata aku hanya mimpi.

Buyar semua, padahal aku sudah berpikir endingnya seperti di flim², ia akan mengatakan: "will you marry me?," dan kelak acaranya seindah pernikahan Kaesang dan Erina, dimana para Menteri semua sibuk tempo itu menjadi panitia daripada mengurus rakyat & negaranya di ambang Resesi.

Atau mungkin berakhir seperti kisah cinta Fajar (tahukan kisahnya, tau donk masa ngga tau); Bocah ingusan yang ditinggal kekasihnya dan Viral karena di undang hampir setiap podcast para artis dibandingkan kisah Nono; Bocah asal NTT yang meraih juara 1 olimpiade matematika tingkat Internasional dan berhasil mengalahkan 7000 peserta lainnya.
(Memang +62)🧐🤦‍♀️

& tentang mimpiku: ..
Jika ingin berharap, semoga mimpi itu datang lagi; dengan tatapannya yang lebih dalam, suara yang lebih lantang, & memegang erat tangan ini sembari mengatakan....😍

Amin 99x..🤲

Cara: Mengenang Riyanto dan Merayakan Natal..Hari itu pagi-pagi sekali, sebelum terik panas membakar kota Surabaya kami ...
24/12/2022

Cara: Mengenang Riyanto dan Merayakan Natal..

Hari itu pagi-pagi sekali, sebelum terik panas membakar kota Surabaya kami bergegas
menuju Mojokerto, sebuah kota yang dinobatkan sebagai kota terkecil di Indonesia, kira-kira delapan kali lebih kecil dari Kota Jakarta Selatan.

Menempuh perjalanan kurang lebih dua jam membuat kami begitu menikmatinya,
rasanya ingin segera sampai ke tempat tujuan dan menikmati kue Onde-Onde: konon, Mojokerto
dijuluki sebagai kota Onde-Onde.

Kembali pada tujuan mengapa menginjakkan kaki ke kota ini.
Memiliki situs peninggalan Majapahit, dari tempat inilah hidup seorang Riyanto; Pria muslim, dan seorang Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama yang gagah berani dengan
kebaikan hati yang tak ternilai harganya.

Siapa sangka, tepatnya malam Natal, 24 Desember 2000 adalah malam terakhir bagi
Riyanto menjalankan tugas sebagai seorang anak & Banser sejati.

Tentu, menjaga perayaan misa malam natal di Gereja Eben Haezer Mojokerto agar memastikan putra/i
Kristus bisa berdoa pada Tuhannya dengan aman adalah sebuah sikap toleransi yang patut kita contoh. Siapa yang menduga rumah Tuhan ini menjadi terget pengeboman oleh orang tak berhati nurani, siapa mengira ada Riyanto disana dengan penuh keberanian.

Ditengah kepentingan duniawi; kekuasaan, hawa nafsu, dan juga sikap memecah belah
bangsa dengan dalil siapa yang paling benar, seorang Riyanto hadir disana. Ia
memutus rantai perbedaan, tak peduli muslim atau kristen, hindu atau budha, bagi dia hidup
adalah memberi, sekalipun itu dengan nyawanya.

Tiba di Rumah Riyanto..
Kami disambut hangat dengan senyum, kopi dan kue onde-onde.
Bercengkerama sambil menyeruput kopi hitam, kami tahu betul bagaimana perasaan kedua
orangtuanya. Harusnya ada sang putra yang menemani dan menjaga di hari tua mereka,
namun disisi lain mereka bangga anak mereka mati untuk menyelamatkan ratusan
nyawa tak berdosa. Jika tanpa alasan itu kami pun tak mungkin sampai kesana atau
Putranya Riyanto tak dikenang seumur hidupnya.

eMak, sapa ku penuh hati-hati.. piye rasane saiki?
Penuh bangga ia menjawab; anakku nang endi saiki, Swarga sing diparingake dening Gusti
Allah,; anakku telah berada di tempatnya sekarang, Surga yang telah Allah sediakan.

Jangan takut nak..Allah telah menakdirkan setiap kita mati dengan caranya masing-masing.
Tetaplah menjadi terang dan sebagai anak muda tumbuhkanlah semangat rela berkorban.
Pesan sang emak menutupi pembicaraan sembari memeluk saya.
Saya pun berkaca-kaca membalas pelukan hangat wanita renta yang telah kehilangan
putranya.

Setelah dari rumah orangtua Riyanto, kami pun menuju tempat pemakaman ia di
abadikan. Diantar orang tuanya, disana banyak bunga bermekaran seakan setiap waktu
tempat peristirahatannya selalu dikunjungi. Dan memang begitu adanya.

Saya banga berada disana, semangat Riyanto sekiranya hidup dalam hati dan sanubari.
Perpisahan kami ditutup dengan Doa menurut ajaran islam. Doa saya kepada Tuhan saya
pun sama, agar Riyanto beristirahat bersama para kudus-Nya di surga dan semangat
pengorbanannya hidup dalam setiap kami.

Kini, 22 tahun sudah Riyanto pergi meninggalkan kita, meninggalkan keluarga dan orang
yang dicintain. Ia telah memilih takdirnya, mati demi banyak orang tanpa ada keraguan.
Sutan Syahrir pernah mengatakan “Hidup yang tidak dipertaruhkan tidak akan pernah
dimenangkan.”

Terima kasih Riyanto..
Selamat menyambut natal.
Mamakota, 241222

Titik Nol MamaKota NOT Titik Nol Hubungan Kita 💫🌍Nusantara terletak ditengah-tengah wilayah Kepulauan Indonesia tepatnya...
15/07/2022

Titik Nol MamaKota NOT Titik Nol Hubungan Kita 💫🌍

Nusantara terletak ditengah-tengah wilayah Kepulauan Indonesia tepatnya di pesisir Timur pulau Kalimantan, yang merupakan daratan terbesar di Indonesia.
Menempuh perjalanan hampir tiga jam dari Samarinda, Ibu kota Kalimantan Timur tentunya punya kesan tersendiri bagi saya, apalagi kalau yang nyetir anak manis semanis janji para legislatif (Hihihihihi) 😊

Kita menyadari bahwa negara cukup serius dalam membahas perihal pemindahan Ibu Kota Not hubungan kita. Disahkannya Undang-undang Ibu Kota Negara tentunya tidak semudah bilang I Love U, hangat sebelum jadian, rumit saat dijalani & Penuh dinamika menuju pelaminan.

Konon kata 'Bapak' kita; Not Bapa Mertua: Pemindahan MamaKota Not MamaMantu dalam rangka meringankan beban MamaKota yang ditanggung oleh Jakarta sebagai ibu kota negara, pusat birokrasi, pusat perputaran ekonomi maupun pusat perdagangan. Dalil inilah yang menjadi alasan pemindahan IKN dalam rangka meningkatkan pengelolaan pemerintah pusat, konsep MamaKota yang ramah lingkungan, mengatasi krisis air bersih, polusi, populasi, banjir serta pemerataan pembangunan sehinga tidak lagi Jawa Sentris tapi Indonesia Sentris (Amin 99x)

Luas lahan Mamakota baru kurang lebih 300.000 hektar Not I Love You From 38.000 Feet (salah satu flim di layar kaca 6 tahun lalu; Flim ABG yang cukup menguras air mata)
Back to MamaKota; dimana dengan luas lahan tersebut yang dulunya adalah Hutan Belantara kini akan menjadi hutan Beton.

Btw, Isu pemindahan Ibu Kota Negara sudah ada sejak zaman Presiden Soekarno dalam mencapai visi dan misi Indonesia dalam membangun pertumbuhan pemerataan pembangunan di Indonesia Guna mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Jadi gimana Bestiee, sudah siapkah anda menyambut Mamakota baru ?
Saya lebih siap membangun Rumah Tangga baru (Tangganya aja doloe Rumahnya nanti) 😄



13/07/2022

Address

Menteng
Jakarta
10350

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Koniaty Bayo posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share