Jeritan Hati Rakyat ⊙

Jeritan Hati Rakyat ⊙ Paninengan Hate Wahai pemimpin Adakah rasa iba dan kasihan kepada kami.. Kami rakyat yang memilih engkou tapi engkou Lupa akan Kami..

Kami diusir dari tempat tinggal kami dan kami kehilangan tempat tinggal kami.. Engkou undang Orang asing kenegri kami lalu engkou usir Kami dari negri kami sendiri.. Wahai pemimpin engkou yang dipilih oleh kami untuk jadi pemimpin negri ini, tinggal dengan nyaman dirumah megah dan mewah, Naik kendaraan yang nyaman dan mewah.. Lalu kami yang memilih engkou wahai pemimpin, tidur tidak nyenyak saat m

alam karena kami tidur diatas tanah berlapis Tikar, Rumah Kami Hampir Rubuh ketika Angin datang menerjang Rumah kami, Lalu banjirlah tempat kami ketika Datang Hujang melanda tempat kami.. Wahai pemimpin engkou Berganti pakaian tiga kali sehari, Makan makanan sepuas yang engkou inginkan.. Tapi kami wahai pemimpin, Jangankan berganti Pakaian Tiga kali sehari.. Makanpun jarang kami jumpai.. Tidakkah ada rasa kasihan kepada kami..

“Kalau rakyat menderita Umarlah yang paling merasakannya. Kalau rakyat bergembira biarlah Umar yang paling terakhir mera...
14/01/2023

“Kalau rakyat menderita Umarlah yang paling merasakannya. Kalau rakyat bergembira biarlah Umar yang paling terakhir merasakannya.”
Umar Ibn Khattab yang setiap malam berkeliling untuk melihat kondisi rakyatnya, mendapati seorang ibu yang dikelilingi beberapa anak kecil yang menangis minta makan.

Di hadapan ibu tadi terjerang sebuah panci di atas tungku yang menyala seolah sedang menanak sesuatu.
Karena penasaran, Umar membuka tutup panci tadi. Betapa kagetnya Amirul mukminin, karena isi panci tersebut bukan gandum melainkan batu.
“Mengapa kau lakukan ini?” Tanya Umar. “Anak kami kelaparan dan saya tidak punya gandum,” jawab wanita yang tidak mengenali Umar itu. “saya berharap lama-lama mereka lelah dan tertidur.” Lanjut si wanita malang ini.

Umar hampir tidak bisa menahan kesedihannya. Ditinggalkannya rumah ibu tadi dan kembali ke istananya, menuju ke gudang mengambil sekarung gandum. Dipanggulnya gandum itu. Ketika ada seorang pembantunya berusaha menggantikan memanggulnya beliau lantas berkata “apakah kelak di akherat engkau akan mampu memikul beban yang saya emban lantaran rakyatku kelaparan?”

Secara teratur Umar mengirim sendiri gandum tersebut untuk wanita miskin tadi, tanpa sepengetahuan orang lain.

Suatu kali kiriman gandum itu terhenti karena Umar wafat.

Pada saat itulah si wanita miskin menyadari bahwa orang misterius yang memenuhi kebutuhan dia dan anak-anaknya adalah sang khalifah.

Untuk menolong sesama, kamu tidak perlu menunggu menjadi orang kaya dan berkuasa.
Wallahua'lam.

- Mukidi

Address

Garut
44183

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Jeritan Hati Rakyat ⊙ posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share

Category


Other Media in Garut

Show All