21/03/2023
JEBAKAN GELAR
Jebakan gelar yang dimaksud disini adalah permasalahan-permasalahan yang lahir dari gelar yang didapat setelah masa pendidikan, serta lahirnya permasalahan baru seseorang di saat ia memulai aktifitas baru untuk mencari pekerjaan. Permasalahan tersebut melahirkan keegoisan-keegoisan tersendiri dalam menentukan pekerjaannya sendiri. Keegoisan dirinya justru melahirkan kearoganan diri untuk menentukan masa depannya. Keegoisan yang lahir dikala seseorang merasa tak pantas melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan gelar yang diraih atau pekerjaan yang sesuai dengan ilmu yang didapat dari masa pendidikannya.
Jebakan gelar yang dimaksud tidak menggambarkan semua gelar-gelar yang ada, karena juga banyak gelar dari suatu instansi pendidikan yang memapah mahasiswa/i nya untuk langsung bekerja sesuai dengan gelarnya, sebagai contoh instansi pendidikan pemerintah atau perusahaan yang mendirikan instansi pendidikan untuk melahirkan pekerja sesuai kebutuhan perusahaan tersebut. Melainkan permasalahan yang ingin dibahas disini hanyalah sekedar membuka pemikiran sederhana dalam konteks kegagalan seseorang untuk menentukan masa depannya sendiri yang sedangkan ia memiliki peluang besar untuk meraih kesuksesan namun terkendala oleh permasalahan-permasalahan yang lahir dari suatu gelar.
Jebakan gelar tersebut sangat membahayakan bagi masa depan seseorang untuk menjalani kehidupan yang berkelanjutan. Jebakan gelar yang didapat memunculkan polemik sendiri di dalam diri seseorang. Ia lebih mendahulukan arogan diri untuk menentukan pekerjaannya sendiri. Permasalahan seperti inilah salah satu penyebab kegagalan seseorang untuk menentukan masa depannya, yang mana perjuangan selama pendidikan untuk meraih gelar tersebut, tidak sesuai dengan kenyataan di saat ia menjalani kehidupan setelah selesai masa pendidikan.
Meraih gelar dengan penuh perjuangan dan melahirkan pemikiran-pemikiran yang berkualitas, membentuk pola pikir yang baik, sehingga memahami arti dan silsilah kehidupan yang mampu meredam keegoisan tentang cara menjalani kisi-kisi kehidupan, karena sudah mumpuni ilmu pengetahuan yang bermoral dan berakhlak. Hingga bisa mengelola diri dalam tekanan kehidupan serta memahami cara-cara yang benar untuk melanjutkan perjalanan hidup ke depan, sehingga ia mampu meraih gelar sebagai bentuk hasil dari pikiran-pikiran yang diperjuangkan selama di pendidikan.
Namun sangat berbeda sekali setelah seseorang tersebut mendapatkan gelarnya, ia justru menemukan masalah besar dalam kehidupannya di saat ia memulai membuktikan keahlian-keahliannya yang didapat dari masa pendidikan untuk melanjutkan ke tingkat pekerjaan. Jika ia tidak mampu meluruskan pemikiran-pemikiran yang ia dapatkan, justru masalah besar akan muncul apabila tidak benar menempatkan keadaan diantara bayang-bayang gelar tersebut. Masalah besar tersebut lahir seiring dengan rasa bangga atas pencapaian pendidikan yang dilalui sehingga membuat suatu kearoganan diri yang sangat berbahaya.
Masalah besar tersebut adalah rasa gengsi yang lahir bersamaan dengan gelar yang didapat, yang mana rasa gengsi tersebut akan membunuh langkah-langkah aktif dalam pikiran seseorang untuk menentukan pekerjaannya, membuat dirinya secara perlahan menghentikan keahliannya demi suatu gengsi. Dan ia lebih memilih diam serta tidak bekerja karena belum menemukan yang sesuai dengan keahliannya, yang sedangkan peluang lain ada di hadapannya sendiri namun lebih memilih untuk tidak mengambilnya.
Sehingga rasa gengsi yang lahir tersebut akan membunuh masa depan seseorang dan merusak alur ceritanya untuk menjalani hidup yang jauh lebih layak. Tentunya hal seperti ini butuh penanganan jelas dalam diri seseorang agar gengsi tersebut bisa diminimalisir dan ditempatkan pada hal-hal yang wajar untuk bergengsi diri. Ia harus melahirkan kiat-kiat untuk menempatkan gengsi tersebut, dengan kata lain harus mampu membuat keseimbangan dalam diri agar bisa menempatkan gengsi tersebut pada hal-hal yang wajar, dan harus betul-betul bisa memposisikan keadaan, antara kebutuhan dengan tekanan gengsinya tersebut. Jika tidak, ini sangat ampuh sekali untuk membunuh perjalanan seseorang untuk menentukan masa depannya.
Gelar seseorang yang didapatkan selama pendidikan sangatlah kontras sekali dengan gengsi. Jika ia tidak bisa menempatkan rasa gengsinya tersebut, gelar yang diraih adalah salah satu permasalahan besar dalam kehidupan seseorang. Gelar tersebut bisa menumbuhkan rasa gengsi sehingga membunuh karakter secara perlahan-lahan, karena gelar tersebut diindikasikan sebagai arah pekerjaan seseorang. Jika ia merasa pekerjaan tersebut bukanlah levelnya, maka dari itu gengsinya pun akan berbicara banyak dalam penentuan kerja yang ia inginkan. Dan ia lebih memilih diam atau tidak bekerja karena bukan pekerjaan yang ia inginkan, sedangkan ia butuh pekerjaan.
Jelas ini sangat membahayakan untuk diri seseorang tersebut. Yang mana seharusnya ia lebih bertanggung jawab dalam menentukan pekerjaannya selagi punya kesempatan, bukan memilih kesempatan yang sesuai dengan keinginan, melainkan sebaliknya mencari kesempatan itu sendiri demi bisa berbicara banyak dalam penentuan pekerjaan apa saja yang akan diraihnya suatu saat nanti. Mencari kesempatan tersebut dengan melakukan proses-proses dasar tentang pengalaman bekerja walaupun berbeda dengan apa yang dikuasai atau dipelajari selama ini. Dan tidak menolak dalam penentuan pekerjaan sehingga melahirkan kesempatan-kesempatan yang lain.
Diibaratkan menyelam sembari minum air dengan kata lain, disaat seseorang menunggu kesempatan yang diinginkan, justru ia mengisi kekosongan yang lahir dari suatu gengsi tersebut. Inilah yang disebut dengan silsilah kehidupan. Harus berani menempatkan diri walaupun jauh dari apa yang dikuasai, agar terbiasa dalam menjalani keseimbangan dalam kehidupan yang berkelanjutan.
Pertanggungjawaban seseorang terhadap dirinya sendiri salah satunya adalah bisa mempekerjakan dirinya untuk menutupi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Bertanggung Jawab atas segala kebutuhan hidup secara luas, terutama bagaimana ia bisa menjalani roda kehidupan yang berkelanjutan. Sehingga membutuh kesadaran diri untuk mengelola rasa gengsi tersebut agar tidak terjerumus dalam jebakan gelar setelah masa pendidikan. Seseorang harus memahami dampak negatif yang lahir dari rasa gengsi tersebut, kefatalan secara luas bisa lahir akibat gengsi tersebut. Memperlakukan diri sesuai dengan keadaan dan keterbutuhan diri sehingga mampu melewati jebakan dari gelar tersebut dan melahirkan keseimbangan dalam menjalani kehidupan yang layak.
Suatu kewajiban seseorang untuk memberikan hal yang menyenangkan tanpa dibebani oleh pikiran-pikiran tentang susahnya mencari pekerjaan. Dan berusaha semaksimal mungkin untuk keluar dari zona jebakan yang berkelanjutan tentang gengsi yang lahir dari gelar yang didapat semasa pendidikan. Jebakan gelar yang lahir akibat seseorang tidak bisa menempatkan rasa gengsinya tersebut membuat suatu skema perjalanan hidup yang gagal untuk menentukan masa depannya.
Ini hanya sebagai contoh sederhana untuk membuka pemikiran-pemikiran yang tertekan oleh rasa gengsi dan menimbulkan dampak besar pada seseorang untuk menentukan masa depannya.
Oleh Egi Trio Sasmita