KATA KATA Motivasi

KATA KATA Motivasi Contact information, map and directions, contact form, opening hours, services, ratings, photos, videos and announcements from KATA KATA Motivasi, Digital creator, Blora.

Imajinasi Amanda"Manda, Sayang!"Sentuhan lembut menyentuh bahu Ama...Baca selengkapnya di aplikasi KBM App. Klik link di...
11/11/2024

Imajinasi Amanda
"Manda, Sayang!"Sentuhan lembut menyentuh bahu Ama...

Baca selengkapnya di aplikasi KBM App. Klik link di bawah :

Ayo bergabung dan subscribe buku TERGODA SANG IPAR agar selalu mendapatkan informasi update chapter terbaru di buku ini dan lihat hasil karya lainnya dari Allea Mustika di aplikasi KBM.

Me : "Ma, dia pingsan!"Mama : "Pingsan, ya gampang! Tinggal buka b***nya, balurkan minyak kayu putih ke seluruh t***nya!...
11/10/2024

Me : "Ma, dia pingsan!"
Mama : "Pingsan, ya gampang! Tinggal buka b***nya, balurkan minyak kayu putih ke seluruh t***nya! Setelah itu, lakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh suami kepada istrinya!"

Whaaaaattttsss????!!!!

******

"Status kita memang adalah suami istri! Tapi jangan banyak berharap dari pernikahan ini! Aku sama sekali tidak tertarik terhadapmu! Kamu lebih pantas menjadi pembantuku! Bukan! Bukan pembantuku! Tapi ... bu--dak--ku!" Kuberikan senyum seringai kepada perempuan yang beberapa jam lalu, baru saja kunikahi itu.

Perempuan yang tidak memiliki daya tarik sama sekali. Bahkan pakaiannya saja, lebih pantas disebut sebagai karung goni.

Bagaimana tidak mirip dengan karung goni? Warnanya kecoklatan, sedangkan ukurannya juga kebesaran. Persis seperti pakaian orang lokal ketika jaman penjajahan.

Apalagi, itu!

Penutup kepalanya!

Semakin menegaskan, bahwa dia adalah perempuan yang kolot dan ketinggalan jaman. Ini sudah jaman maju, tapi dia seperti perempuan yang hidup di jaman batu!

Tidak bisa kubayangkan bagaimana bentuk rambutnya. Pasti kaku seperti sapu lantai, dan pastinya juga menjadi sarang milyaran ketombe.

Apalagi bau kepalanya. Pasti seperti bau comberan yang ada di perkampungan. Pastinya, juga ada banyak kutu yang kawin dan beranak pinak, dan berkembang biak di dalamnya. Sangat menjijikkan!

Ck!

Bisa-bisanya orangtuaku tiba-tiba menjodohkan putranya yang tampan rupawan ini, dengan gadis antah berantah yang sama sekali tidak kuminati.

Tega, memang!

******

Satu Minggu yang lalu ....

"Arsen, satu Minggu lagi, kamu akan kami nikahkan dengan gadis pilihan Mama!"

Uhuk! Uhuk!

Seketika aku langsung tersedak. Air putih yang hampir saja masuk ke kerongkongan, menyembur, muncrat keluar, mengenai wajah mamaku yang bicaranya terdengar di luar nalar.

Menikah?

Dengan gadis pilihan Mama?

Beliau pikir ini jaman Siti Nurbaya? Main jodoh-jodohan seenaknya?

"Nggak, Ma! Arsen nggak mau. Apaan, jodoh-jodohan. Kayak nggak laku saja!" Kuletakkan gelas dengan sedikit keras, ke atas meja.

"Memang kamu nggak laku, kan? Selama ini, mana ada, kamu membawa pacar?" Mama menyanggah ucapanku, sambil tangannya sibuk membersihkan wajahnya dengan selembar tisu.

"Tidak membawa pacar, bukannya tidak laku, Ma. Bahkan kalau Mama mau, saat ini juga, Arsen bakal bawakan untuk Mama, seorang calon menantu! Atau, jika Mama mau, bahkan bukan hanya satu orang. Dua, tiga, atau empat, Arsen juga bisa!" Gelas yang masih berisi setengahnya, kuambil lagi, dan kuteguk isinya dengan tergesa-gesa.

"Jangan ngaco, kalau bicara. Satu saja tidak punya, malah mau sok sokan sampai empat segala!"

"Serius, Ma. Kalau memang Mama sudah ngebet pingin Arsen menikah, hari ini juga, Arsen bakal bawa p**ang calon istri."

"Tidak bisa, Arsen! Mama sudah terlanjur melamar gadis itu!" Perempuan yang telah melahirkan aku itu, terdengar melembutkan intonasi suaranya.

"Astaga ... kenapa bisa seperti itu, Maaaaa?" Sekuat tenaga aku berusaha menahan geramnya rasa. Sementara, Mama justru santai, dengan wajahnya yang nampak begitu tenang seolah tiada dosa.

"Pernikahan itu untuk seumur hidup, Maaaa ...." Aku bicara dengan nada putus asa.

Ya, baru dua hari aku p**ang dari luar negeri. Dan tiba-tiba sudah mendapatkan berita seperti ini. Tentu saja, aku merasa syok setengah mati.

"Ya, Mama tahu. Sangat, tahu. Pernikahan itu memang untuk seumur hidup. Makanya, Mama langsung, yang pilihkan calon untuk kamu. Mama pilihkan gadis yang terbaik di antara semua yang terbaik."

"Baik menurut Mama, belum tentu baik menurut Arsen!"

"Bukan seperti itu! Yang benar, baik menurut Mama, insyaallah baik untuk kamu. Tapi baik menurut kamu, belum tentu baik untuk masa depanmu!" Dengan mudahnya, Mama menyanggah ucapanku.

"Mama sudah hidup jauh lebih lama daripada kamu. Sudah kenyang makan asam garam kehidupan. Nanti sore, kita akan datangi gadis itu. Kamu bisa melihatnya, bisa mengenalnya. Kalian bisa ta'aruf, terlebih dahulu." Mama melenggang begitu saja, tanpa mempedulikan aku yang semakin ternganga.

Beliau berjalan menaiki satu demi satu anak tangga, menuju ke kamarnya.

"Ma!" Kususul langkahnya.

"Apakah dia cantik?"

"Tentu saja cantik. Bahkan bukan hanya wajahnya yang cantik. Hatinya bahkan jauh lebih cantik."

"Kalau dibandingkan dengan Amanda, siapa yang lebih cantik?"

"Amanda, siapa Amanda?"

"Itu pemain film best seller itu. Yang Mama tonton dua Minggu yang lalu, yang Mama bikin status di media sosial itu."

"Oh, dia? Memang dia siapanya kamu, sampai mau kamu bandingkan sama calon istri kamu?" Mata itu, menelisik ke arahku.

"Ya kalau Mama mau, saat ini juga, Arsen bisa membawa p**ang Amanda ke sini, sebagai calon menantunya Mama. Mama mau nggak, punya menantu bintang film?"

Ya, Amanda adalah salah satu gadis yang selama ini begitu gencar mendekatiku. Salah satu, di antara beberapa gadis yang berharap bisa menjadi pacarku. Hampir setiap hari dia meneleponku. Berbasa-basi menanyakan kabarku, dan akhirnya dia akan bilang bahwa dia akan setia menun

SEPEDA TUA WARISAN KAKEK (TAMAT)Bab 1 Melawan"Lihat itu anak kamu, anak lelaki kebanggaanmu nggak bisa jalan, lumpuh, ng...
02/10/2024

SEPEDA TUA WARISAN KAKEK (TAMAT)

Bab 1 Melawan

"Lihat itu anak kamu, anak lelaki kebanggaanmu nggak bisa jalan, lumpuh, nggak bisa bicara!" teriak Lek Santoso, Ayah Angga.

Sontak aku kaget bukan kepalang, emosiku naik ke ubun-ubun. Darahku seketika mendidih dan mataku nyalang memandang lelaki setengah baya yang berteriak kencang di depan rumahku itu atau lebih tepatnya di depan Ayah dan Ibu.

Tangan ini mengepal erat, urat-urat nadi menyembul menandakan aku sedang berada di titik puncak kemarahan. Masih ku tahan karena berharap dia akan sadar dengan ucapannya dan meminta maaf.

Namun, bukannya permintaan maaf yang keluar. Dia justru semakin garang berbicara dengan kalimat ses**anya tanpa peduli ini ada orang yang lebih tua darinya dan patut dihormati.

Santoso adalah suami dari adik Ayahku, Bi Salimah .Bukan tanpa sebab, dia marah karena baru saja di ingatkah oleh Ayah untuk tidak terlalu mengumbar masalah pribadinya dengan orang lain. Semua itu aib, dan sebaik-baiknya aib keluarga adalah menyimpannya baik-baik.

Karena, malu jika sampai aib keluarga di sebarluaskan hanya karena ego yang tersulut api emosi. Dia memang mempunyai kebiasaan buruk yang sulit terkendali, mengatakan semua aib keluarga di khalayak ramai. Dan itu membuat Ayah malu.

Aku masih saja terdiam dengan mengepal kuat mendengar ocehannya yang membakar amarah. Dadaku bergemuruh, ingin rasanya membanting dia ke tanah dan menginjak-injak menjadi bagian terkecil dan hilang di terpa angin.

"Seharusnya kamu sadar, jika mempunyai anak lumpuh dan nggak bisa ngapa-ngapain. Malu. Contoh ini aku, gagah, tegak dan kuat, mana mungkin mempunyai keturunan seperti dia!" teriaknya kembali dengan menunjuk ke arah Mas Agus, Kakak sulungku yang memang sedang sakit di daerah otaknya, sehingga tidak bisa lagi seperti semula.

Sejak usia delapan bulan, saat aktif-aktifnya seorang bayi, Mas Agus justru terserang penyakit yang tidak pernah melintas di pikirkan Ayah, panas tinggi membuat tubuhnya rentan terhadap peny

"Bu, bagaimana malam pertama Ibu dengan Bapak?"***GADIS PECICILAN DINIKAHI DUDA TAMPAN Bab DuaNamun tentu saja itu akan ...
31/03/2024

"Bu, bagaimana malam pertama Ibu dengan Bapak?"

***

GADIS PECICILAN DINIKAHI DUDA TAMPAN

Bab Dua

Namun tentu saja itu akan berbeda, mengingat aku dan calon suamiku itu tidak saling mengenal, tapi tetap saja aku penasaran.

"Begituan itu ngapain sih, Kak," bisikku hati-hati, tapi Kak Vina justru terbahak keras jadi menyesal aku berusaha merahasiakan

"Nanti kamu juga tahu."

Jujur saja mungkin aku agak sedikit kampungan dan ketinggalan zaman. Disaat banyak anak muda yang kepergok 'begituan' aku malah tidak tertarik sama sekali begituan itu apa.

Bukan apa-apa juga, tentu saja ini berkat pengawasan Bapak dan Ibu. Mereka bagai penjaga dua puluh empat jam yang menjagaku secara keterlaluan.

Kalau pergi ke mana-mana harus sama Amel, tidak boleh pegang ponsel pintar padahal yang lain sudah pada punya.

"Banyak pengaruh buruknya." Itu kata Bapak. Ya, aku sih maklum. Secara Bapak adalah penikmat berita yang wara-wiri di televisi. Maraknya tingkat kejahatan yang dipicu oleh tontonan di ponsel membuat Bapak jadi parno, dan akulah yang jadi korban keparnoan itu.

Aku tidak bisa membantah banyak karena memang tidak ada gunanya. Lagi p**a aku bukan orang yang s**a berdebat dengan Bapak atau Ibu, bagiku sama saja itu dengan durhaka. Apa lagi kalau yang dikatakan Bapak dan Ibu itu memang untuk kebaikan.

"Kak, Hanan itu seperti apa?"

Dari hal yang 'begituan' lebih baik mengalahkan perhatian ke hal lain. Biar sedikit rileks dan tidak terlalu tegang.

Ya ampun, aku memang tegang sih.

"Dia gagah sangat cocok untukmu."

Aku mencibir mendengar pujian Kak Vina, tentu saja dia akan memuji. Kalau sampai dia menghina bisa-bisa lima puluh persen keinginanku menikah menjadi empat puluh sembilan persen.

"Keluarganya bagaimana?"

Jangan sampai aku jadi menantu tersiksa nanti.

"Hanan itu anak tunggal sama dengan kamu. Makanya Kakak mengatakan kalian cocok."

"Tinggal di rumah mertua itu bukannya mengerikan, Kak?" Aku merasa seluruh tubuhku lemas mengingat kata Bapak kalau Hanan akan l

"Kamu kenapa menikahnya jelang Ramadhan sih?" Aku heran dengan pertanyaan Amel."Kenapa, bukankah itu bagus?"***GADIS PEC...
31/03/2024

"Kamu kenapa menikahnya jelang Ramadhan sih?" Aku heran dengan pertanyaan Amel.

"Kenapa, bukankah itu bagus?"

***

GADIS PECICILAN DINIKAHI DUDA TAMPAN
Bab 1

"Kamu kenapa menikahnya jelang Ramadhan sih?" Aku heran dengan pertanyaan Amel.

"Kenapa, bukankah itu bagus?"

"Bagus apanya. Aku melihat Kakakku yang habis nikah beberapa bulan lalu s**a mandi tengah hari jelang waktu Zuhur."

"Di mana salahnya?" Aku masih tidak terlalu mempedulikan percakapan ini, malah semakin sibuk merangkai bunga yang hendak digunakan untuk menghias kamar nanti.

"Ya, salah. Masalahnya mereka sudah mandi pagi juga."

"Terus?"

"Astaga, Aisa. Itu artinya mereka begituan di siang hari juga. Kalau di bulan puasa nggak boleh begituan, nah bagaimana dengan kamu?'

Astaga, jadi itu maksud Amel?

"Ih, Mel. Kamu mikirnya kejauhan." Aku melengos mengabaikan hanyalan tak masuk akal Amel.

"Tentu saja, nanti niatnya ibadah malah merusak ibadah."

Kalau saling cinta sih mungkin, nah ini calon suamiku dari dunia yang berbeda denganku, pasti selama Ramadhan kami tidak akan melakukan apa pun, atau bisa saja selamanya.

"Apa lagi aku dengan calon suamimu itu duda, kan?"

Aku mengangguk, mulai jengkel dengan berbagai alibi sahabatku ini.

"Nah, parahnya kalau duda. Dia sudah berpengalaman dan ...."

"Mel, kata Bapak dia tahu agama."

"Nah ini yang parah, orang yang tahu agama paling sulit p**a nahan nafsu."

"Amel!"

Aku lega mendengar Bibi Hani memanggil Amel, artinya aku akan segera bebas dari kata-kata yang agak mengerikan.

"Ya, Bu. Sebentar," balas Amel berteriak. "Kamu harus bisa nahan diri nanti ya, Sa. Jangan sampai loh mandi tengah hari saat bulan puasa." Lalu dia berlalu dengan cekikikan.

Aku mengembuskan napas keras, kesal dengan sikap Amel. Aku tahu maksudnya mungkin cuma menggodaku, tapi jelas itu membuatku tak nyaman.

Aku dan Amel sahabatan dari kecil, karena rumah kami berdekatan dan ibu kami juga ada ikatkan saudara. Aku lebih besar tiga bulan dari Amel dan satu bulan lalu merayakan h

Kepincut Cinta Om Duda bab 4Nama Pena : HantsweetyOngoing di fizzo"Selamat pagi," kata Ratu sopan.Walaupun Ratu merasa k...
31/03/2024

Kepincut Cinta Om Duda bab 4

Nama Pena : Hantsweety

Ongoing di fizzo

"Selamat pagi," kata Ratu sopan.

Walaupun Ratu merasa kaget karena yang membuka pintu tadi adalah David, entah sedang apa dia di sini tapi Ratu bersikap seperti layaknya mahasiswa yang sopan saat ini.

"Siapa Pak David?"

Seorang wanita berjalan melihat ke arahnya, lalu dia tersenyum. Berbeda dengan David yang tanpa berkata apapun dia langsung pergi begitu saja.

"Kamu Ratu, mahasiswa baru pindahan dari Bandung?"

Ratu mengangguk karena itu memang benar, dan Ratu bisa memastikannya jika dia adalah seorang dosen di sini.

"Ayo, Ibu antar ke kelas kamu."

Ratu berjalan di belakang dosen tersebut, hingga tidak lama dosen itu masuk ke dalam sebuah ruangan yang begitu berisik, tapi setelah semua penghuni ruangan itu sadar jika seorang dosen sudah masuk, seketika ruangan itu menjadi sunyi, semuanya diam.

"Selamat pagi semuanya."

"Pagi," jawabnya serempak.

"Oke singkat saja, hari ini kita kedatangan mahasiswa baru. Ayo perkenalkan dirimu," titah dosen itu kepada Ratu.

Ratu mengangguk dan melihat ke sekitar ruangan itu dan tatapannya jatuh kepada Malik, orang yang tadi mengantarnya ke ruangan dosen.

"Selamat pagi semuanya, perkenalkan aku Ratu, pindahan dari Bandung."

Perkenalan yang singkat dan jelas, itu yang di lakukan Ratu.

Dosen tersebut menyuruh Ratu untuk duduk di salah satu kursi yang kosong dan Ratu memilih duduk di barisan ke dua yang kebetulan kosong.

Bu Salma seorang dosen yang baru di ketahui namanya oleh Ratu, dia langsung memberikan beberapa materi untuk di pelajari oleh semua siswanya termasuk Ratu.

Seperti mahasiswa pada umumnya, Bu Salma menyarankan Ratu untuk meminta beberapa materi yang tertinggal kepada siapapun yang berkaitan, entah itu kepada teman, atau para dosen yang berkaitan.

Tidak berapa lama, Bu Salma telah menyudahi pembelajarannya. Dia lalu keluar dari dalam kelasnya Ratu.

Kegiatan demi kegiatan Ratu ikuti di fakultas barunya itu. Selain Malik, Ratu juga sudah

Kepincut Cinta Om Duda bab 3Nama Pena : HantsweetyOngoing di fizzo"Ratu mau sampai kapan kamu bengong di situ?"EhhRatu b...
31/03/2024

Kepincut Cinta Om Duda bab 3

Nama Pena : Hantsweety

Ongoing di fizzo

"Ratu mau sampai kapan kamu bengong di situ?"

Ehh

Ratu buru-buru melangkah memasuki mobilnya Maria, sedangkan Maria sendiri terlihat berbasa-basi sebentar dengan Oma Sonia.

"Duluan Oma," kata Maria.

"Hati-hati."

Oma Sonia terlihat melambaikan tangannya ke arah Maria, akrab sekali mereka ini.

"Tante udah deket banget ya sama Oma Sonia, aku liat kalian akrab banget."

"Tante udah menganggap Oma Sonia itu seperti Mama sendiri, dia baik. Selain itu, Oma Sonia juga selalu membantu jagain Ami kalo pesanan Tante lagi banyak."

Mendengarnya, Ratu merasa cemas sendiri.

'Apa jangan-jangan Oma Sonia berniat mau menjodohkan Tante Maria sama Om David, oh no.'

Ratu menggelengkan kepalanya dan itu membuat Maria merasa heran dengan tingkah Ratu.

"Ratu, kamu gak papa?"

"Gak papa," jawab Ratu cepat.

Ami sudah lebih dulu turun dari tadi, karena rumah Maria dengan sekolahnya Ami berdekatan. Biasanya Maria selalu mengantarkan Ami berjalan kaki, tapi sekarang Maria yang harus mengantarkan Ratu ke universitas barunya menjadikan Ami sekalian di antarkan.

Ehmmm

Ratu berdehem, Ratu yang penasaran dengan sosok David. Bukan tidak mungkin jika Maria akan banyak mengetahui tentangnya.

"Ada apa?"

"Tante, apa Om David udah menikah?"

Sebuah pertanyaan akhirnya lolos keluar dari bibirnya Ratu, karena penasaran Ratu tidak malu sama sekali karena rasa ingin tahunya itu.

Maria terlihat mengerutkan keningnya, melihat ke arah Ratu sekilas dan dia kembali fokus ke depan.

"Kamu s**a sama David?"

"Ya tergantung, kalo Om David belum menikah aku menyukainya. Tapi, kalo Om David udah menikah dan mempunyai istri, ya gak mungkin juga d**g aku jadi pelakor."

Pletak!

Sebuah jitakan mulus mendarat di keningnya Ratu, enteng sekali dia berbicara.

Ratu seketika mengelus keningnya karena bekas jitakan Maria, Ratu juga tampak meringis karena tatapan Maria tersebut.

"Belajar dulu yang bener, jangan main cinta-cintaan dulu."

"A

Kepincut Cinta Om Duda bab 2Nama Pena : HantsweetyOngoing di fizzoJeddaarrrrAaaaaaSuara petir menyambar di tambah turunn...
31/03/2024

Kepincut Cinta Om Duda bab 2

Nama Pena : Hantsweety

Ongoing di fizzo

Jeddaarrrr

Aaaaaa

Suara petir menyambar di tambah turunnya rintik-rintik air dari atas langit sana, Ami berteriak sambil memeluk Ratu.

"Ya Allah," kaget Ratu sambil membalas pelukannya Ami.

Hiks

Hiks

Ami menangis terisak, sepertinya dia benar-benar katakutan saat ini dan Ratu hanya bisa menenangkan Ami lewat pelukannya.

"Shutt, udah jangan nangis. Ami gak papa, ada Kak Ratu di sini."

"Ayo p**ang Kak, kasian Mama di rumah sendirian."

Huuuhhh

Ratu tampak mengehela napasnya, Ratu mengira jika Ami ketakutan tapi ternyata dia teringat dengan Mamanya yang saat ini sedang sendirian di rumah sana.

Ratu sendiri merasa bingung karena dia tidak membawa payung, walaupun jarak rumahnya Oma Sonia dan rumah Maria berdekatan, tapi jika sedang hujan seperti ini pastinya mereka kehujanan dan tentunya akan basah kuyup.

Mengingat ini sudah gelap di tambah hujan, tidak mungkin jika Ratu p**ang menggend**g Ami dengan keadaan sedang hujan seperti ini, Ratu takut jika Ami sakit, apalagi besok Ami harus sekolah.

"Kak Ratu, ayo p**ang."

Kembali, Ami merengek dan Ratu masih terdiam karena merasa bingung.

"Tunggu hujannya reda dulu ya Ami, Kakak gak bawa payung."

Ami menggeleng kuat, jika dirinya mau p**ang sekarang bagaimana pun caranya.

Apa yang harus Ratu lakukan jika sudah seperti ini, kata Maria jika Ami menginginkan sesuatu harus segera di turuti karena dia s**a nangis dan tentunya sangat susah untuk di bujuk.

Ratu menghela nafasnya sesaat, Ratu membuang dulu rasa malunya terhadap Oma Sonia, Ratu bermaksud akan meminjam payung untuk p**ang sekarang bersama dengan Ami.

"Oma, maaf sebelumnya. Boleh aku pinjam dulu payung gak?"

Ratu berkata dengan penuh rasa keraguan, apalagi sedari tadi David yang berada di sana. Walau tidak berkata apapun, tapi tetap saja Ratu merasa sungkan dan malu.

"Sebentar, Oma coba tanyakan Bi Siti dulu ya."

Oma Sonia tampak memanggil art-nya, dia adalah Bi Siti.

Bu Siti t

Kepincut Cinta Om Duda bab 1Nama Pena : HantsweetyOngoing di fizzoPukSeseorang melemparkan gumpalan kertas tepat mengena...
31/03/2024

Kepincut Cinta Om Duda bab 1

Nama Pena : Hantsweety

Ongoing di fizzo

Puk

Seseorang melemparkan gumpalan kertas tepat mengenai kening Ratu.

"Siapa sih, main lempar aja," gerutu Ratu.

Ratu yang penasaran, melihat sekeliling dan terihatah seorang pria sedang berdiri dengan sebuah buku di tangannya.

"Ngapain plongo-plongo ke rumah orang lain, kamu maling?"

"Ehh siapa kamu? Sekate-kate banget sih, aku cuma mau jemput Ami, dia di dalam kan. Cepet panggilin dia."

Malu sebenarnya, tapi mau bagaimana lagi. Ratu sudah ketahuan masuk ke dalam gerbang dan melihat-lihat sekeliling rumah itu. Tapi anehnya, Ratu sama sekali tidak melihat seorang pria yang tadi melemparnya.

"Mana ada maling ngaku," katanya dengan pelan, tapi masih terdengar oleh Ratu.

"Hehh, maksud kamu apa sih!"

Diam

Itu yang di lakukan pria tersebut.

Bukannya pergi pria tersebut malah asik dengan bukunya, sama sekali tidak menanggapi apa yang Ratu perintahkan membuat Ratu kesal terhadapnya.

"Malah diem, ini rumah kamu kan."

Pria itu masih anteng dengan dunianya, hingga tidak lama keluar sosok perempuan tua dari dalam rumah tersebut.

"David, ada apa ribut-ribut? Ehh ada tamu rupanya, kenapa kamu gak suruh masuk tamunya."

"Dia bukan tamu Oma."

Ish

Ratu segera menghampiri perempuan tua tersebut, hari sudah larut dan Ami belum juga p**ang. Di tambah cuaca malam ini sedikit gerimis, Ratu takut nanti akan turun hujan apalagi dirinya yang tidak membawa payung.

"Selamat malam,-..."

Ratu menggantungkan ucapannya, dia merasa bingung dan tidak tahu harus memanggil apa kepada wanita tersebut.

"Panggil Oma aja, kamu pasti mau menjemput Ami kan?"

Ratu tersenyum dan mengangguk, dari mana dia tahu jika dirinya mau menjemput Ami. Apa mungkin dia menguping saat dirinya tadi berbicara dengan pria yang Ratu sendiri baru tahu jika dia bernama David.

"Masuk yuk, Ami ada di dalam."

Seseorang yang menyebut dirinya Oma itu mengajak Ratu untuk masuk ke dalam rumahnya. Sebuah rumah yang terkesan mewah dengan segal

25/03/2024
SUAMIKU TIDAK TAHU JIKA AKU ADALAH CEOBab 1“Mas, hanya seginikah uang jatah bulanan untukku pada bulan ini?” tanyaku den...
25/03/2024

SUAMIKU TIDAK TAHU JIKA AKU ADALAH CEO

Bab 1

“Mas, hanya seginikah uang jatah bulanan untukku pada bulan ini?” tanyaku dengan membeliakkan kedua bola mataku melihat tiga lembar uang berwarna merah.

“Maaf ya, Dek! Mas hanya mempunyai uang segitu saja untuk jatah belanjamu bulan ini,” jawab Mas Angga dengan wajah yang memang terlihat sangat lelah.

“Di syukuri saja lah, Va. Untung saja Angga masih bisa bekerja. Coba lihat diluar sana, banyak para suami yang masih berstatus pengangguran akibat dampak dari phk pada sebuah perusahaan. Dengan uang segitu bisa-bisa kamu saja cara membaginya,” sahut ibu mertuaku yang memang tidak sengaja mendengar pembicaraanku dengan Mas Angga.

“Bu, bukannya aku tidak mensyukuri atas nikmat yang Allah berikan untukku, tetapi uang segini di zaman sekarang ini cukup untuk apa? Untuk beli beras saja selama sebulan penuh sudah habis. Bagaimana untuk membeli keperluan yang lain?” tanyaku pada ibu mertua.

“Sebagai istri harusnya kamu bisa d**g mencari tambahan uang untuk mencukupi semuanya. Kamu kan bisa bekerja. Biar Ibu yang mengasuh putri. Jika kalian sama-sama bekerja kan bisa untuk mencukupi kebutuhan kalian selama sebulan penuh,” jawab ibu mertuaku.

“Besok aku akan mencari pekerjaan, Bu. Terima kasih karena Ibu telah bersedia untuk mengurus putri selama aku bekerja nanti,” jawabku.

“Ya, begitu d**g. Jadi, istri itu pintar dikit. Jangan harus selalu mengandalkan gaji suami saja.”

Banyak alasan Mas Angga ketika ia memberiku uang sebesar tiga ratus ribu itu. Katanya untuk memperbaiki roda duanya. Belum lagi untuk membayar biaya kuliah adiknya. Ditambah lagi untuk merenovasi dapur ibunya yang memang bocor jika datangnya hujan sangat deras dan masih banyak alasan yang lainnya. Ah, sudahlah! Aku malas untuk membahasnya.

“Semoga bulan depan perekonomian kita sudah normal lagi, Dek. Mas janji hanya bulan ini saja nafkah segitu Mas beri. Bulan depan, Mas akan lebihkan uangnya,” ucap Mas Angga.

“Terserah Mas saja,” jawabku.

Aku bosan me

PERMINTAAN DI MALAM PERTAMA OLEH SUAMI PLAYBOYKU - Part 1 Penulis Triyani Yuliana[Sampai saat ini hubunganku dengan Rayy...
25/03/2024

PERMINTAAN DI MALAM PERTAMA OLEH SUAMI PLAYBOYKU - Part 1



Penulis Triyani Yuliana

[Sampai saat ini hubunganku dengan Rayyandra belum selesai. Kuharap foto ini bisa membuka matamu lebar-lebar bahwa dia menikahimu karena terpaksa. Jika kamu sudah puas bersenang-senang, tolong kembalikan Rayyandra kepadaku.]

[Oh, iya, kenalkan aku Bianca! Save nomorku supaya aku bisa mengirimimu lagi koleksi foto dan video berisi bukti cinta kami berdua. ]

Astagfirullah!

Tanganku bergetar hebat dengan merasakan jantung berdegup kencang. Deretan pesan dari nomor asing disertai gambar yang berisi adegan mesra tak senonoh yang baru saja masuk ke ponselku sekitar tiga puluh menit menjelang akad, membuat darah di tubuhku berdesir dan bergejolak panas. Aku tak pernah menyangka bahwa lelaki yang ditunjuk almarhum calon suami untuk menikahiku ternyata sebej*t ini. Apa yang harus kulakukan? Apa aku memilih kabur saja dari pernikahan ini?

*

Aroma parfum yang begitu elegan dan maskulin menusuk hidung ini ketika sesosok lelaki yang tadi pagi sah menjadi suamiku berjalan santai keluar dari walk in closet. Aku mengalihkan tatapan darinya seraya menahan napas di saat pria berkaus putih dan bercelana pendek selutut itu mengambil posisi duduk di sampingku. Tepatnya berada di tepi ranjang yang menghadap ke arah balkon.

"Dil--"

"Panggil saja Shafiya!" Aku cepat-cepat memotong ucapannya dengan suara datar dan menahan jengkel. Aku pun menggeser tubuh untuk memberi jarak kepada kami berdua. Sungguh, mengingat foto mesranya di kamar hotel bersama wanita bernama Bianca itu membuatku jijik.

"Bukankah Rayyanza biasanya memanggilmu Dilara? Kenapa aku tak boleh memanggilmu dengan nama itu? Atau jangan-jangan ... panggilan itu merupakan panggilan kesayangan yang hanya boleh diucap olehnya? Ah, romantis sekali," ucapnya panjang lebar seolah tanpa beban.

Aku membeku. Lidahku mendadak kelu. Ada yang menjalar perih di dalam sini ketika lelaki pl***oy kelas kakap yang s**a tebar pe

PERMINTAAN DI MALAM PERTAMA OLEH SUAMI PLAYBOYKU - Part 2 Penulis Triyani YulianaSebelum memasuki kamar mandi, aku membu...
25/03/2024

PERMINTAAN DI MALAM PERTAMA OLEH SUAMI PLAYBOYKU - Part 2



Penulis Triyani Yuliana

Sebelum memasuki kamar mandi, aku membuka koper di walk in closet untuk mengambil satu set piyama berlengan panjang yang sebelum ke sini telah kusiapkan. Namun, setelah mengeluarkan semua isi koper dan menata di rak lemari, tak kutemukan satu pasang pun baju tidur yang kumaksud. Yang kutemukan malah tiga lembar gaun tidur selutut tanpa lengan berbahan satin.

Hati mendadak gusar. Di mana baju-bajuku yang kusiapkan tadi? Pasti ada yang menukarnya. Kelakuan siapa ini?

Mengingat yang membawakan koperku adalah Bik Susi, aku mengembus napas kasar. Otakku langsung bisa menemukan siapa pelakunya.

Pasti atas permintaan mama. Siapa lagi kalau bukan beliau?

Bik Susi yang baik dan hampir tak pernah berlaku ceroboh, tidak bakalan berani membuka koperku tanpa titah sang ratu. Mamaku yang sudah tak sabar segera menimang cucu setelah acara ramah tamah sehabis Isya' tadi terus menerus mewanti-wanti supaya aku lekas move on dan bersikap baik terhadap Rayyandra.

"Ingat, ridho Allah itu ada pada ridho suami. Belajarlah mencintainya," tuturnya sebelum berpisah. Mama kembali ke rumah, sedangkan aku diminta menginap di hotel bintang enam ini.

Walaupun sejak meninggalnya Mas Rayyanza beliau tak mengungkapkan lagi keinginan segera menimang cucu, tapi dalam sorot kedua netra dan nasihat-nasihatnya aku bisa melihat keinginan itu dengan jelas.

Apa iya aku harus memakai pakaian ini di hadapan Rayyandra?

Tidak! Bisa-bisa aku diejek habis-habisan olehnya. Atau malah dia pikir aku berniat menggodanya.

Nasihat-nasihat mama di saat aku dilanda dilema akan permintaan Mas Rayyanza seketika berkelindan di angan ini.

"Berlarut-larut dalam kesedihan tidak akan mengembalikan keadaan, Ra. InsyaAllah Rayyanza sudah tenang di sana. Meski Mama tahu ujian ini sangat berat, kamu harus belajar berdamai dengan jalan takdir Allah. Ikhlaskan kepergiannya dan penuhi saja permintaan terakhirnya."

Mendengar penuturan wanita berusia empat puluh tujuh tahun itu, aku langsung menatap kosong pada cincin yang masih tersemat di jari manisku.

"Rara akan berusaha belajar ikhlas, Ma. Tapi, Rara belum bisa menggantikan posisi Mas Rayyanza begitu saja. Apalagi diganti dengan saudara kembarnya yang belum Rara kenal sama sekali. Sebaiknya pernikahannya dibatalkan saja, Ma. Rara tak ingin menyakiti Rayyandra nantinya. Suami mana yang akan ikhlas jika mengetahui istri belum bisa move on dari lelaki lain?"

"Rayyandra tidak menolak wasiat Rayyanza. Itu berarti dia tak akan mempermasalahkan perasaanmu. Jalani saja menjadi istri yang baik. Masalah hasilnya bagaimana, nanti serahkan pada Allah. Menurut Mama, Rayyanza memintamu menikah dengan saudara kembarnya pasti ada alasan baik di dalamnya. Dia tentu tak mau kamu hidup dalam kubangan duka atas kepergiannya. Dia ingin kamu hidup bahagia bersama orang terdekatnya. Mama percaya Rayyandra bisa menjadi suami yang baik. Pilihan lelaki yang mencintaimu pasti tidak salah. Kamu harus belajar membuka hati seperti yang diinginkannya."

"Rara nggak yakin bisa membuka hati lagi, Ma," jawabku yang semakin dihinggapi ragu.

"Kamu harus belajar. Bukankah kamu bilang sangat mencintai Rayyanza?"

Aku tak menjawab. Karena pertanyaan itu memang tak membutuhkan jawaban. Mama merupakan orang pertama yang selalu mendengar keluh kesahku. Dan beliau juga orang pertama yang selalu bisa melihat betapa besar rasa cintaku terhadap Mas Rayyanza.

"Buktikan kalau kamu cinta! Memenuhi permintaan terakhirnya merupakan salah satu bentuk kesungguhanmu dalam mencintainya," tuturnya yang lembut penuh pancaran keseriusan membuatku teringat akan harapan beliau di saat Mas Rayyanza mempersuntingku.

"Mama berkata begitu bukan hanya karena ingin segera menimang cucu 'kan?" tanyaku tanpa basa-basi.

Sontak mama terdiam. Hal itu semakin memperkuat prasangka di dalam sini. Aku pun tak berniat membahas panjang-lebar mengenai keinginan mama itu. Karena saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk berdebat. Lagi p**a berdebat dengan orang tua juga tak akan menimbulkan kepuasan dan ketenangan batin.

"Jika Mas Rayyanza ingin mendapatkan bukti cinta dari Rara, kenapa dia harus meninggalkan Rara selama-lamanya, Ma?"

Mama bertahan diam sambil mengusap bahuku yang berguncang karena dada kembali dipenuhi sesak. Rasanya masih sulit nerima kenyataan menyedihkan ini.

"Rara sangat mencintai Mas Rayyanza. Apa benar-benar harus dengan cara itu untuk membuktikannya?" tanyaku putus asa.

Wanita mana yang tak hancur hati ditinggalkan calon suami untuk selama-lamanya, sementara pernikahan sudah di depan mata?

Aku tak sanggup lagi membendung air mata. Sekuat hati aku berusaha tegar. Namun, air kesedihan itu malah semakin membanjiri p**i.

Melihat kerapuhanku, mama mendekap tubuhku erat. "Istikharahlah, Nak. Mama akan menerima apa pun keputusanmu. Mama tak akan lagi memaksamu untuk memenuhi permintaan mama."

Suara petir yang menggelegar di luar sana men

Sorotan  Semua Orang
04/12/2023

Sorotan Semua Orang

KU TAMPAR NYINYIRAN KELUARGA SUAMIKU DENGAN UANGKU (3)Jus Anggur "Terimakasih ya pak Faisal, sudah repot-repot mau antar...
19/11/2023

KU TAMPAR NYINYIRAN KELUARGA SUAMIKU DENGAN UANGKU (3)

Jus Anggur

"Terimakasih ya pak Faisal, sudah repot-repot mau antarkan kunci rumah baru saya, saya pikir ingin mengambilnya besok eh tau-taunya udah di antar aja, jadi gak enak," ucapku sengaja menekan kata-kataku di bagian rumah baru.

"Hehehe gak Papa kok Bu, sudah kewajiban kami juga memuaskan pelanggan, sebenarnya sudah tadi siang saya antarkan ini Bu, namun banyak sekali pekerjaan di kantor jadi sangat terpaksa baru saya antar. Maaf telat ya Bu," ucap Faisal.

Aku tertawa kecil menyunggingkan senyumanku penuh.

"Ahhh tidak masalah kok, sekali lagi saya ucapkan terimakasih ya pak udah mau antar," tuturku.

"Iya Bu, sama-sama, kalau begitu saya permisi ya Bu. Kalau ada apa-apa nanti kabari saya," pamit Faisal, aku mengangguk setuju.

"Iya Pak, hati-hati dijalan," tuturku.

"Tuh kan, benar. Fiks sudah pasti istri kamu simpan om om kalau enggak, gak mungkin bisa dia beli hp iPhone, emas dan apa barusan kunci rumah, paling hanya gubuk kecil, dasar wanita tidak tau diri. Sudah bagus-bagus kamu menikah dengan adikku hidup mewah serba kecukupan dari pada hidup sama orang tuamu yang miskin itu tapi kamu tidak tahu malu, malah jadi simpanan Om Om" sungut kak Ida.

Plakkkk .... Ku tampar keras p**i kak Ida.

"Jangan pernah sesekali kali mbak menghina orang tuaku!?" Lanjutku seakan sungguh geram dengan lidah berbisa wanita ini, aku tau mereka tidak s**a kepadaku tapi aku paling tidak s**a jika membawa orang tuaku.

"Mita?!" Seru Mas Ihsan hendak melayangkan tangannya menamparku, namun ia tahan.

"Kenapa Mas, tampar! Tampar aku Mas, kalau keluargamu menghinaku, keluargaku kamu diam saja tak berkutik sedikitpun seperti kelinci. Sedangkan jika aku membalas mereka kamu bentak dan bahkan ingin main kasar.

Salah aku memasang badan untuk orangtuaku sendiri selalu dihina-hina oleh keluargamu. Aku tau mereka orang miskin tapi keluargaku membesarkan ku dengan penuh usaha dan kerja keras yang halal. Aku tidak bisa lagi membia

Address

Blora

Opening Hours

Monday 09:00 - 17:00
Tuesday 09:00 - 17:00
Wednesday 09:00 - 17:00
Thursday 09:00 - 17:00
Friday 09:00 - 17:00

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when KATA KATA Motivasi posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Videos

Share


Other Digital creator in Blora

Show All