BANG JON JAYA

BANG JON JAYA Content creator yang menghasilkan banyak hal hal berfaedah untuk umat manusiaSeorang perencana yang..

30/10/2024
30/10/2024

Saya mendapatkan 24 pengikut, membuat 17 postingan dan menerima 84 tanggapan dalam 90 hari terakhir! Terima kasih atas dukungan berkelanjutan Anda. Saya tidak mungkin berhasil tanpa Anda. 🙏🤗🎉

Blora punya sejarah :Makam Sunan Pojok terletak di jantung Kota Blora, tempatnya di sebelah Selatan alon-alon Kota Blora...
19/10/2024

Blora punya sejarah :
Makam Sunan Pojok terletak di jantung Kota Blora, tempatnya di sebelah Selatan alon-alon Kota Blora.
Dari data yang diperoleh bahwa makam Sunan Pojok adalah makam SUROBAHU ABDUL ROHIM, ia adalah seorang Perwira di Mataram yang telah berhasil memadamkan kerusuhan di pesisir utara ( Tuban).
Sekembalinya dari Tuban jatuh sakit dan meninggal dunia di Desa POJOK ( Blora ). Pangeran SUROBAHU ABDUL ROHIM dikenal p**a dengan sebutan Pangeran Pojok, makam tersebut sampai sekarang masih dipelihara dan dihormati oleh masyarakat.
Kemudian karen jasanya , maka puteranya yang bernama JAYA DIPA diangkat menjadi Bupati Blora yang pertama ( dinasti Surobahu Abdul Rohom ), setelah wafat digantikan putranya JAYA WIRYA, kemudian JAYA KUSUMA yang keduanya setelah wafat dimakamkan di lokasi makam Pangeran Pojok Kauman. Makam ini sering dikunjungi oleh masyarakat dalam dan luar kota terutama malam Jumat Pon, dan pada Bulan Suro diadakan Khol yang dihadiri peziarah dari berbagai wilayah di Blora.
Siapakah sebenarnya Sunan Pojok? Pertanyaan itu bisa muncul, nebgingat makamnya oleh Pemkab sangat diperhatikan kelestariannya.
Bahkan tidak jarang dalam APBD diplot dana untuk biaya renovasi. Dari cerita yang berkembang di masyarakat, konon makam Sunan Pojok masih menunjukan kharismanya hingga saat ini.
Bahkan tidak jarang orang luar daerah yang akan memegang pangembating praja di Blora, hampir dipastikan akan ziarah ke makam ini untuk minta doa restu atau semacam kulonuwun.
Jika prosesi itu tidak dilakukan, diyakini pejabat tersebut akan mendapat hambatan dalam karirnya. Mengenai kebenarannya, Wallahua'lam.
Yang jelas, dalam ritual peringatan hari jadi, ziarah ke kompleks makam yang terletak di Jl Mr Iskandar Lorong I No 1 itu selalu dilakukan oleh Bupati bersama Muspida.
Pada hari-hari tertentu, makam tersebut juga didatangi oleh orang yang mempunyai tujuan tertentu.
Mereka berdoa di makam dengan maksud mendapat restu.

18/10/2024

BANG JON JAYA's broadcast

ME : "MA, DIA PINGSAN!!!"MAMA : "PINGSAN YA GAMPANG! TINGGAL BUKA B***NYA, BALURKAN MINYAK KAYU PUTIH KE SELURUH T***NYA...
11/10/2024

ME : "MA, DIA PINGSAN!!!"
MAMA : "PINGSAN YA GAMPANG! TINGGAL BUKA B***NYA, BALURKAN MINYAK KAYU PUTIH KE SELURUH T***NYA! SETELAH ITU, LAKUKAN APA YANG SEHARUSNYA DILAKUKAN OLEH SUAMI KEPADA ISTRINYA!!!"

WHAT'S?!!!

Part 3. Tiba-tiba saja.

POV. Arsenio

"Selamat, ya? Jika memang benar seperti itu adanya. Itu artinya Arsen memang sudah siap untuk hidup mandiri tanpa sponsor dari kami."

"Maksud Tante, apa?"

Bukan hanya aku yang terkejut dengan ucapan Mama. Amanda pun sama terkejutnya. Ternyata keramah tamahan mereka yang baru saja, hanya pura-pura semata.

"Begini, Nona Amanda, kami sudah membuat kesepakatan. Jika Arsen ingin menikah dengan gadis pilihannya, itu artinya dia harus siap untuk memulai hidup dari nol, tanpa warisan apa pun dari kami. Ya, semua itu kami lakukan, karena kami sayang sama dia. Dan tentunya, jika memang Nona Amanda mencintai putra kami dengan setulusnya, anda juga akan bisa menerima dia apa adanya. Bukankah begitu?" Mama mengulumkan senyumnya. Menatap Amanda, kemudian menatapku.

"Pa!" Aku berharap akan mendapatkan pembelaan dari lelaki yang sedari tadi hanya menyimak pembicaraan kami itu.

"Maaf, Arsen. Apa pun keputusan Mama, itu juga adalah keputusan Papa. Permisi. Papa masih ada banyak dokumen yang harus Papa tandatangani." Setelah mengelap mulutnya dengan tisu, Papa pergi begitu saja meninggalkan kami.

"Mama juga harus menemani Papa. Kalian ngobrol saja berdua, biar lebih leluasa." Mama tersenyum lebar. Namun aku justru menangkap, bahwa senyumnya itu adalah sebuah eje*an. Ya, ej*kan.

"Sebentar, aku susul mereka!" Aku berlari cepat, meninggalkan Amanda begitu saja.

Baru saja pintu kamar hendak ditutup oleh Mama, aku sudah terlebih dahulu menyerobot masuk ke dalamnya.

Dengan nafas yang tersengal-sengal, aku langsung berbicara.

"Ma, kenapa menjadi seperti ini, sih? Mama malu-maluin aku. Amanda itu artis terkenal, Ma. Harusnya Mama bangga, punya calon menantu seperti dia! Dia itu jauh lebih baik, jika dibandingkan dengan gadis panti asuhan itu, Maaa ...."

"Bangga, apanya yang bisa dibanggakan? Datang ke sini, dengan pakaian super mini. Bahkan Mama melihat, dia itu tidak memakai b*a! Datang-datang, langsung main pelVk. Dan hampir saja tadi dia menciVm kamu. Gadis seperti itu, yang kamu banggakan? Mau jadi apa, nanti anakmu, Arseeeen ...."

"Ma, pliss, jangan lihat buku dari covernya."

"Arseen ... apa yang tertuang, itulah isi yang ada di dalamnya. Ibaratnya sebuah teko. Jika yang keluar dari teko itu, teh, ya berarti isinya teh. Jika yang keluar itu racun, ya isinya racun! Sudah! Mama tidak mau berdebat lagi."

"Ma, tapi banyak loh, gadis yang berkerudung, tapi kelakuannya minus!"

"Dan itu bukan Kylie. Bukan gadis pilihan Mama."

"Tapi Amanda itu, meski penampilannya kayak gitu, tapi anaknya baik loh, Ma. Pas Arsen masih di luar negeri, hampir setiap hari dia kasih support."

"Ya sudah, kalau dia baik, nikahi dia secepatnya. Tapi jangan lupa konsekuensinya!"

"Ma, kenapa Mama tega, sih, sama anak sendiri?"

"Mama bukannya tega! Mama hanya memberikan kamu pilihan. Kalau kamu lebih memilih menurut sama Mama, itu artinya, kamu akan segera diajak untuk bergabung ke perusahaan. Tapi jika kamu menuruti keinginan kamu sendiri, ya silahkan belajar berdikari! Itu saja!" Mama bahkan langsung mendorongku keluar dari kamarnya, dan kemudian mengunci pintunya.

Dengan langkah gontai, akhirnya aku turun lagi ke ruang makan yang ada di lantai dasar. Amanda masih berada di situ, duduk dengan ekspresi yang terlihat gusar.

"Gimana, Mama kamu?"

"Kamu juga kenapa?! Kita kan hanya pura-pura! Kenapa kamu datang-datang langsung memelVkku?! Bahkan hampir saja menciVmku! Mamaku kan jadi ilfil!" Karena kesal, aku pun sedikit membentaknya.

"Pura-pura? Jadi omongan kamu di telpon itu, cuma pura-pura?! Permintaan kamu supaya aku datang ke sini, mengaku kepada Mama kamu sebagai pacarmu, itu cuma pura-pura?!"

"Ya kamu pikir itu beneran? Aku juga butuh waktu, untuk jatuh cinta sama kamu! Yang kubutuhkan saat ini, itu cuma supaya aku bisa mengulur waktu dari perjodohan yang direncanakan oleh mamaku. Nanti setelah aku bisa lepas dari perjodohan itu, kita bisa mencoba saling menjajaki diri. Kalau cocok, lanjut, kalau enggak ya, gimana lagi?!"

"Gue nggak nyangka, ternyata ada orang setega itu, di dunia ini!"

Artis sinetron itu langsung menyambar tas jinjingnya, dan beranjak dari tempat duduknya. Namun kemudian dia kembali lagi. Meraih gelas yang penuh dengan minuman, dan melemparkan minuman itu, tepat mengenai wajah tampanku.

Si4l!

Di mana, coba, salahku?

Bicara jujur salah, bohong juga tambah salah. Berurusan dengan perempuan, memang serba salah.

Si4lan!

Akhirnya kubiarkan saja gadis itu keluar dari rumahku, tanpa aku ingin mencegahnya. Bahkan saat dia kembali menoleh ke arahku, aku sengaja membuang muka. Pantang bagiku mengemis-ngemis, menahannya untuk tetap berada di sini. Harga diri!

*****

Ya, sebenarnya jika ditanya dari hati yang terdalam, aku memang yakin, jika aku tidak pernah jatuh cinta pada artis sinetron itu. Hanya karena dia tadi menelponku, sementara aku dalam posisi yang terdesak, maka aku jadi mengundangnya untuk ke rumahku.

Amanda memang cantik. Multi talenta juga. Tapi entah kenapa, rasa cinta itu, juga sebenarnya tidak ada.

Akhirnya aku lebih memilih untuk duduk di sofa ruang tamu, dengan menyandarkan punggungku. Menikah dengan gadis panti itu, aku merasa enggan. Tapi jika diusir dan dicoret dari daftar pewaris tunggal, tentu saja aku juga tidak mau. Mau ditaruh di mana, nanti mukaku.

Tidak bisa kubayangkan, jika aku harus bekerja di perusahaan orang. Aku yang biasanya dihormati oleh para bawahan papaku, masa iya harus berbalik merunduk kepada atasan di tempat kerjaku.

"Arsen, dengarkan Papa baik-baik." Mata yang sudah kupejamkan, kini kembali kubuka, begitu kudengar suaranya Papa.

"Kapan lagi, kamu akan membalas baktimu kepada Mama dan papamu? Selama ini, kami selalu menuruti apapun yang keinginanmu! Kamu minta kuliah di luar negeri pun, kami menuruti. Padahal sebenarnya mamamu waktu itu merasa sangat keberatan, mengingat kamu adalah putra satu-satunya yang kami miliki. Hampir setiap hari mamamu menangis, merindukan kamu. Tapi dia berusaha menekan egonya, demi masa depan kamu! Percayalah, Arsen, mamamu itu sangat menyayangimu."

Mendengar ucapan Papa, aku memilih diam. Bukankah jika benar sayang, seharusnya mereka tidak memaksakan? Apalagi sampai mengancam mau mencoret dari daftar warisan.

Ck!

"Dia itu gadis yang baik. Gadis yang tulus. Dia juga cerdas. Wajahnya juga cantik. Hanya cukup sedikit polesan saja, dia akan tampak menjadi begitu sempurna." Kini giliran Mama yang berbicara.

"Dia gadis yang salihah. Paham agama. Dia akan mampu membimbingmu ke jalan yang lebih baik." Papa pun menyambungnya.

"Jika kamu menikahinya, bukan hanya kesenangan dunia saja, yang akan kau dapatkan. Tapi kamu juga akan mendapatkan kebaikan untuk akhiratmu kelak. Hidupmu akan berlimpah keberkahan dan kebahagiaan!" Mama menambahkannya.

"Mama tidak akan salah pilih. Mama sudah mengenalnya sedari dia masih bayi!"

"Tidak ada gadis lain yang lebih cocok denganmu, selain dia. Sekali lagi, dia adalah yang terbaik, dari yang terbaik!"

"Terserah kalian! Aku sudah pusing! Kepalaku ingin meledak!" Aku berbicara dengan suara serak.

Sepertinya aku memang sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Menuruti keinginan mereka, mungkin memang adalah jalan satu-satunya.

"Nah, begitu d**g, itu baru putra kebanggaan kami!" Papa dan Mama, mendadak menampakkan wajah cerianya.

Bahkan, oleh Mama, p**i kanan dan kiriku berulang-ulang diciumnya.

Namun tiba-tiba saja ....

Cerbung ini sudah ending di KBM app.
Judul : BERLIAN YANG NYARIS HILANG
Penulis : Eniky

Me : "Ma, dia pingsan!!!"Mama : "Pingsan ya gampang! Tinggal buka b***nya, balurkan minyak kayu putih ke seluruh t****ny...
11/10/2024

Me : "Ma, dia pingsan!!!"
Mama : "Pingsan ya gampang! Tinggal buka b***nya, balurkan minyak kayu putih ke seluruh t****nya! Setelah itu lakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh suami kepada istrinya!"

What's?!!!!

Part 2. Maksudnya, apa?

POV. Arsenio

"Dia adalah salah satu anak yang dibesarkan di panti asuhan ini, sedari bayi."

Mendengar ucapan Mama, tiba-tiba saja kepalaku terasa pening tidak karuan. Pandanganku mendadak menjadi seperti berputar-putar. Aku benar-benar merasa seperti ingin pingsan.

"Jadi, Mama mau menjodohkan aku dengan gadis yang hanya berasal dari panti asuhan?" Sekali lagi, aku bertanya ingin memastikan.

"Memangnya, kenapa kalau dia gadis dari panti asuhan? Kamu tidak s**a?"

"Ya jelas tidak s**a lah, Ma. Kita itu berasal dari keluarga yang terpandang. Kaya raya. Punya perusahaan di mana-mana. Aku calon CEO, masak iya, istriku--"

Tidak kuteruskan ucapanku. Rasa kesal ini benar-benar menguasaiku.

"Kamu pikir gadis yang hidupnya di panti asuhan itu, hina, iya? Tidak pantas bersanding dengan kamu yang merasa kaya raya, iya?! Ingat, Arsen! Harta itu hanya titipan. Titipan! Kapan pun bisa diambil oleh pemiliknya. Seharusnya kamu itu merasa malu, berbicara seperti baru saja. Bilang terpandang, kaya raya, punya perusahaan, kamu tidak tahu, semua itu milik siapa?" Mama menjeda kalimatnya. Beliau menatapku dengan mata yang tampak menyala nyala.

"Itu belum menjadi milikmu. Itu semua, kakekmu yang dulu merintisnya. Dan papamu yang mengembangkannya hingga menjadi besar seperti sekarang. Dan kontribusimu, apa? Kamu belum punya kontribusi apa-apa. Kamu baru saja lulus kuliah. Sok sokan mau mengaku punya perusahaan di mana-mana! Mengaku calon CEO p**a!" Sambil berbicara, Mama sambil menekan jidatku dengan satu jari telunjuknya.

"Ya tapi kan, meskipun Arsen belum terjun ke perusahaan, tetap saja, Arsen adalah pewaris tunggal. Mau diberikan kepada siapa lagi, perusahaan itu, jika bukan kepadaku? Bahkan Papa juga sudah bilang, bahwa mulai besok, aku sudah harus masuk ke kantor, untuk mulai belajar mengelola perusahaan?"

"Kamu hanya akan diberikan kesempatan untuk mengelola perusahaan, jika kamu sudah menikah. Jika kamu belum menikah, maka tidak akan ada kesempatan."

"Tapi tetap saja, Ma. Aku tidak mau menikah dengan gadis yang hanya gadis biasa saja. Aku maunya menikah dengan gadis yang setara dengan keluarga kita!"

"Arsen ... Mama beritahu, ya? Menikah itu bukan soal harta. Bukan soal rupa. Nantinya, yang akan menemani kita, yang akan menghadirkan kenyamanan dan ketentraman di hati kita, itu bukan karena hartanya. Tapi akhlaknya. Jiwanya. Perilaku baiknya." Kali ini Mama berbicara dengan lebih pelan daripada sebelumnya.

"Bagaimanapun juga, harta itu bukan sumber kebahagiaan," ucap Mama selanjutnya.

"Tapi tetap saja, harta itu penting, Ma. Apa-apa yang ada di dunia ini, harus memakai u4ng. Naik haji, pakai u4ng. Bersedekah, pakai u4ng. Menyantuni anak yatim, pakai uang. Membangun masjid, pakai u4ng. Harta memang bukan sumber kebahagiaan. Tapi, tanpa harta, itu merupakan sumber malapetaka, Ma."

"Iya, kata-katamu memang benar. Harta itu penting. Dan kita sudah memilikinya. Harta kita sudah lebih dari cukup, untuk semua itu. Jadi kamu tidak perlu mencari pasangan yang berasal dari keluarga yang kaya raya. Kamu cuma perlu gadis yang cantik, cerdas dan salihah. Cerdas dan salihah itulah, harta yang sesungguhnya. Paham, kan?" Kali ini, Mama mengusap pucuk kepalaku dengan sayang.

"Yuk, kita turun." Mama meraih tanganku, mengajakku turun dari kendaraan besi yang kami tumpangi.

"Tidak, Ma, Arsen mau di sini saja." Kutolak dengan halus, ajakan Mama.

"Ayolah, Arsen ...."

Mama masih berusaha membujukku. Namun aku tetap kukuh dengan penolakanku.

Hingga akhirnya, tiba-tiba saja mata wanita itu nampak begitu berbinar, ketika melihat ada seorang gadis yang keluar dari panti asuhan.

"Itu Kylie. Kylie, Sayang. Dia mau ke mana?"

Mama langsung turun begitu saja, diikut oleh sopirnya.

Pandanganku, seketika langsung tertuju pada gadis yang kini sedang disapa oleh mamaku itu.

Gadis yang terlihat kusam, menggend**g dua anak kecil di bagian depan dan belakang. Dia memakai baju warna hitam, dan nampak kedodoran. Kakinya hanya beralaskan sandal jepit yang juga kebesaran.

Sungguh memprihatinkan. Bukan, bukan nasibnya yang memprihatinkan. Melainkan nasibku. Bisa-bisanya aku dijodohkan dengan gadis seperti itu.

"Arsen! Ayo, turun." Mama menghampiri mobilku.

Namun dengan secepat kilat, aku langsung berpindah ke kursi kemudi. Dan untungnya, kunci mobil tidak dicabut dari tempatnya, oleh sang sopir.

Tanpa berfikir panjang, langsung saja aku menstater mesinnya, dan kuinjak gasnya dengan sekuatnya. Mobil melesat dengan cepat, meninggalkan halaman panti begitu saja. Tidak kupedulikan Mama yang berteriak-teriak meminta untuk berhenti. Biar saja mereka berdua p**ang dengan berjalan kaki.

*****

Sesampainya di rumah, aku langsung menghempaskan tubuhku di atas r.njang. Semakin membayangkan wajah si gadis kusam, kepalaku semakin terasa berdenyut nyeri tidak karuan.

Hingga akhirnya, ponsel yang ada di dalam saku celanaku terasa bergetar.

Amanda

Aku membulatkan mata, begitu melihat nama yang tertera. Sebuah ide pun mendadak muncul dari dalam cerukan kepala.

"Arsen, kamu p**ang kok nggak bilang-bilang dulu sama aku, sih? Kalau kamu bilang, kan aku bisa jemput kamu di bandara." Suaranya yang terdengar mendayu-dayu, pun langsung masuk melewati gendang telingaku.

"Aku buru-buru, waktu itu. Jadi memang nggak ngabarin siapa-siapa, kalau mau p**ang." Aku menjawab dengan suara datar, biasa-biasa saja. Ya memang aku bisanya seperti ini, tidak bisa mesra-mesra, meskipun sebenarnya aku juga sedang ada maunya.

"Bisa nggak, kita ketemuan. Kangen banget nih, aku sama kamu, Sayaaang ...." Kali ini dia berbicara dengan begitu manja, seperti seorang istri terhadap suaminya.

"Boleh. Kapan kamu senggang?"

"Nanti malam, bagaimana? Sekalian aku mau traktir kamu makan malam di restoran. Itung-itung merayakan filmku yang booming."

"Bagaimana jika kamu makan malam saja di rumahku? Sekalian, kamu kenalan sama mamaku. Bilang saja, kamu itu pacar aku."

"Apaaa? Coba ulangi lagi. Aku takut salah dengar."

"Tidak ada siaran ulang. Kalau kamu mau, nanti jam tujuh tepat, kamu harus datang. Kalau nggak mau, biar aku cari perempuan lain."

"Mau, mau, mau!"

Langsung saja aku menutup telponku, begitu dia bilang mau.

Ya, semudah itulah aku mendapatkan perempuan. Bahkan jika aku mau, dalam satu hari, lebih dari sepuluh perempuan, bisa aku dapatkan.

Harapanku, semoga saja nanti setelah Mama bertemu dengan Amanda, beliau akan berubah pikiran. Lebih memilih sang bintang, dan mau membatalkan lamarannya dengan si gadis panti asuhan.

*****

Menjelang waktu Maghrib, Mama p**ang dari panti. Beliau mengomel panjang lebar, tiada berhenti. Namun sama sekali aku tidak peduli. Masuk lewat kuping kanan, langsung keluar melewati kuping kiri.

Jam tujuh tepat, seusai sholat isya, seperti biasanya kami melakukan kegiatan makan malam. Sebuah meja berbentuk oval dengan ukuran sedang, sudah penuh dengan aneka hidangan.

Dan saat itulah, Amanda benar-benar datang. Semua mata langsung tertuju ke arahnya.

"Sayaaang ... aku belum terlambat, kan? Maaf, jika sedikit telat. Soalnya tadi harus ke salon dulu."

Dengan setengah berlari, gadis itu sudah langsung memelVkku. Bahkan dia hampir saja menciVm kedua p**iku, jika saja aku tidak segera mengelak dari b1bir itu.

"Om, Tante, pastinya sudah kenal saya, d**g? Saya Amanda, artis yang sedang naik daun. Om sama Tante, nonton filmnya, kan?"

Gadis itu berjalan ke arah mamaku. Telapak tangannya terulur, hendak memelVk wanita yang tengah berdiri di seberangnya itu. Dan tanpa kuduga, Mama pun menyambutnya, memelVk gadis itu. Papa pun juga menyalami gadis itu, dengan menunjukkan wajah ramahnya.

Lega, rasanya. Aku yakin, sebentar lagi, posisi gadis panti itu akan digantikan oleh Amanda.

"Tante, Arsen bahkan sudah melamar saya secara pribadi, loh. Dia bilang, tidak lama lagi, katanya dia akan segera menikahi saya." Amanda tersenyum manis di akhir kalimatnya. Mama pun membalas tersenyum juga.

"Selamat, ya? Jika memang benar seperti itu adanya. Itu artinya Arsen memang sudah siap untuk hidup mandiri tanpa sponsor dari kami."

"Maksud Tante, apa?"

Cerbung ini sudah ending di KBM SPP.
Judul : BERLIAN YANG NYARIS HILANG
Penulis :

09/10/2024

Terima kasih kepada pengikut terbaru saya! Senang Anda bergabung! Tris Za, AknezMonitor AknezMonitor, Naila

02/10/2024

Hidup hanya sekali, buatlah berartiBerlakukalah dengan karakter terpujiAgar bisa menerangi diri sendiri dan lingkungan y...
16/09/2024

Hidup hanya sekali, buatlah berarti
Berlakukalah dengan karakter terpuji
Agar bisa menerangi diri sendiri dan lingkungan yang melingkupi

Selamat pagi
Motivasi kebaikan Hidup II

"Kesombongan itu selalu mencari tempat yang lebih tinggi,Sedangkan kasih sayang selalu mencari tempat yang tepat"Orang y...
16/09/2024

"Kesombongan itu selalu mencari tempat yang lebih tinggi,
Sedangkan kasih sayang selalu mencari tempat yang tepat"

Orang yang mementingkan ego nya adalah orang yang akan melupakan orang - orang terdekat di dalam kesombongan nya.
YT
Motivasi kebaikan Hidup II

Jadwal bulan juni bollo
03/06/2024

Jadwal bulan juni bollo




Gawe ulo
15/11/2023

Gawe ulo

12/11/2023

Ngopi bollo

Address

Jalan Japah Todanan
Blora
58527

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when BANG JON JAYA posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to BANG JON JAYA:

Videos

Share

Nearby media companies