15/11/2021
BANGUNKAN "SLEEPING GIANT" BUDIDAYA LAUT, KKP-KEPRI TATAP PELUANG EKSPOR
Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) terus berupaya keras memaksimalkan daerah potensial untuk pengembangan budidaya ikan. Pasalnya, bicara potensi kelautan dan perikanan Indonesia punya potensi yang besar sekitar USD1,3 triliun dan subsektor perikanan budidaya menjadi salah satu sumbernya.
Ibarat raksasa yang sedang tertidur (the sleeping giant). Oleh karenanya diperlukan sinergi untuk membangunkan raksasa tersebut. Salah satunya Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang mempunyai potensi budidaya ikan laut luar biasa untuk terus dikembangkan.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu saat melakukan Tebar Ikan Kakap Putih sebanyak 10 ribu ekor dan Panen Bawal Bintang sekitar 2,5 ton di Desa Pangkil, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan, KKP terus mendorong pembudidaya untuk mengembangkan berbagai komoditas ikan laut, salah satunya adalah bawal bintang. Pasalnya, teknologi budidayanya telah dikuasai dengan tingkat produksi yang cukup tinggi.
"Komoditas ikan laut sangat potensial, baik untuk pasar dalam maupun luar negeri. Salah satunya komoditas ikan bawal bintang yang pasarnya juga besar, baik di pasar lokal maupun ekspor. Oleh karena itu, pengembangan usaha budidaya bawal bintang masih terbuka untuk dikembangkan dalam berbagai skala usaha," ujar Dirjen yang biasa disapa Tebe.
Apalagi Kepri ini sangat dekat dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, serta memiliki potensi yang sangat besar di sektor perikanan laut. Dan permintaan bawal bintang dari kedua negara tetangga tersebut cukup tinggi.
Untuk itu, dengan anugerah potensi budidaya laut yang luar biasa di Kepri ini, diperlukan komitmen membangun lebih optimal lagi sektor perikanan budidaya di wilayah ini, agar sektor perikanan budidaya makin memberikan nilai lebih terhadap pembangunan ekonomi daerah pada khususnya, dan kemajuan ekonomi nasional pada umumnya.
"Hal ini sejalan seperti apa yang diinginkan oleh Bapak Presiden Joko Widodo pada peluncuran Ekonomi Biru, Laut Sehat, Indonesia Sejahtera yang mana beliau mengatakan, kebijakan ekonomi biru harus menopang pembangunan ekonomi Indonesia. Dan Bapak Presiden meminta agar ada terobosan dalam mengimplementasikan prinsip ekonomi biru pada sektor kelautan dan perikanan Indonesia," katanya.
Maka dari itu, lanjut dia, KKP banyak melakukan terobosan-terobosan yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pembudidaya khususnya, dengan tetap menjaga kelestarian alam, keseimbangan ekologi, dan keanekaragaman hayati. "Panglimanya adalah ekologi, agar anak cucu kita masih bisa menikmati potensi sumber daya alam di masa depan. Salah satunya dengan mengembangkan perikanan budidaya di daerah-daerah potensial seperti Kepri ini," ujar Tebe lagi.
Tebe mengapresiasi semangat anak-anak muda di Desa Pangkil Kabupaten Bintan Kepri, bagaimana embrio usaha budidaya ikan ini dikembangkan oleh anak-anak muda dan mereka dapat mengelola Koperasi Budidaya Laut Kepri dengan baik. "Anak-anak muda ini jagoan dalam hal revolusi industri 4.0. Jadi bagaimana kita mengawinkan ekologi, ekonomi dan inovasi teknologi ini, agar ekonomi biru bisa dicapai dalam waktu singkat," tegas Tebe.
Apalagi, di tengah kondisi pemulihan ekonomi setelah pandemi, diharapkan sektor perikanan menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi nasional. "Selain sebagai penopang ketahanan pangan, sektor perikanan digadang-gadang menjadi salah satu sektor pemulihan ekonomi nasional. Oleh karena itu, KKP berusaha keras untuk terus meningkatkan produktivitas perikanan khususnya perikanan budidaya di daerah potensial. Kepri salah satu daerah yang akan kita kembangkan untuk budidaya ikan laut," kata Tebe.
Karena semua tahu, lanjut Tebe, Kepri merupakan salah satu daerah produsen budidaya ikan kerapu. Oleh karenanya, KKP terus mendorong agar selama masa pandemi, semakin banyak perusahaan yang melakukan ekspor ikan kerapu karena kerapu merupakan salah satu komoditas andalan untuk ekspor kelautan dan perikanan nasional.
"Ikan kerapu merupakan salah satu komoditas andalan di Kepri. Untuk itu, ini peluang emas, karena dengan ekspor yang terus meningkat dipastikan akan menggerakkan ekonomi masyarakat pesisir, dan geliat ekonomi masyarakat pada umumnya," katanya.
Ditambah lagi, saat ini market demand untuk kerapu di negara tujuan ekspor kembali terbuka dan menunjukkan tren yang mulai meningkat. "Oleh karenanya, mari kita bersama-sama saling koordinasi dan bersinergi dalam mengembangkan budidaya laut agar aktivitas ekspor ikan kerapu bisa terus berjalan dengan lancar," tuturnya.
Selain komoditas ikan kerapu, komoditas ikan laut yang sangat diminati di pasar ekspor adalah ikan kakap, komoditas ikan tersebut banyak diminati pasar internasional seperti Amerika Serikat dan Eropa. Merujuk data dari Pemda letak geografis 98 persen wilayah Kepulauan Riau merupakan perairan dimana panjang garis pantainya mencapai 8.564 kilometer.
Potensi lestari sumber daya perikanannya mencapai 1,1 juta ton per tahun. Maka Kepri sangat potensial untuk pengembangan budidaya ikan laut. "Di sini saya ingin sampaikan, melihat kondisi wilayah Kepri maka KKP ingin memaksimalkan pengembangan budidaya ikan laut di daerah ini. Maka dari itu, mari kita sama-sama berusaha keras agar potensi yang ada di daerah ini bisa kita garap dengan maksimal. Agar memberikan manfaat baik daerah maupun negara kita," papar Tebe.
Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad dalam rilis tertulis yang diterima tabloidpamor.com, Senin (15 November 2021), menambahkan potensi laut di Kepri besar, sehingga harus dioptimalkan. Di Kepri, potensi kelautan dan perikanan luar biasa.
"Oleh karenanya, sekarang ini mari kita bahas bersama-sama baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Saya apresiasi melihat semangat usaha anak anak muda di Desa Pangkil," harapnya.
Lanjut dia, Ada embrio usaha budidaya ikan laut berkembang yang diolah oleh anak anak muda dan ada Koperasi Budidaya Laut Kepri yang berbadan hukum dan tentunya bukan hal yang mudah dalam mengolahnya. Semoga embrio ini bisa berkembang di desa-desa dan pulau-pulau lainnya.
"Hasil panen ikan bawal bintang sekitar 2,5 ton hari ini membuktikan mereka bisa bertahan tumbuh di tengah pandemi Covid-19, memenuhi kebutuhan restoran restoran di Batam. Semoga budidaya lautnya bisa terus berkembang lagi, selain orientasinya memenuhi pasar domestik, nantinya bisa-bisa menembus pasar ekspor dan tentunya meningkatkan jumlah penghasilannya. Kami dari pemerintah (daerah) siap membantu memberikan solusi apabila terkendala akses pasar," jelas Ansar.
Ansar menegaskan selain dari bantuan-bantuan yang telah diberikan baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, modal dasar tentunya semangat yang luar biasa dari masyarakat pembudidaya itu sendiri. Semangat luar biasa dari pembudidaya, tentu menjadikan nantinya budidaya laut di Kepri ini dapat terus berkembang.
"Selain itu dengan berkembangnya usahanya maka pembudidaya dapat mudah mengakses permodalan untuk mengembangkan usahanya, tentunya dapat memperluas akses pasar baik domestik maupun luar negeri. Apalagi margin keuntungan dari pasar luar negeri tinggi. Sehingga sektor perikanan terutama perikanan budidaya menjadi roda penggerak ekonomi daerah Kepri pada khususnya dan perekonomian nasional pada umumnya," tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan menyampaikan Kepulauan Riau merupakan kepulauan yang strategis, jika terus dioptimalkan, industri perikanannya makin maju, salah satunya potensi perikanan budidaya. Pengembangan perikanan budidaya di Kepulauan Riau sesuai dua program terobosan KKP. Komoditas perikanan budidaya yang nantinya dapat diekspor dan perikanan budidaya berbasis kearifan lokal.
Sebagai informasi, KKP melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) DJPB, Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam selama tahun 2021 telah memberikan bantuan kepada Kabupaten Bintan antara lain berupa bantuan benih ikan kakap putih sebanyak 12.000 ekor, benih ikan bawal bintang sebanyak 5.000 ekor dan calon induk sebanyak 634 ekor terdiri dari ikan kakap, bawal bintang dan kerapu. Selain itu juga melakukan pembinaan kepada masyarakat pembudidaya ikan terkait penerapan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) dan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB).
Keberhasilan yang terlihat hasil binaan BPBL Batam antara lain berkembangnya Hatchery Skala Rumah Tangga (HSRT) pengelondongan ikan yaitu HSRT Kudus Jaya dan Harapan Desa. Selain itu hasil bantuan benih ikan yang telah diberikan kepada kelompok pembudidaya ikan hingga saat ini masih memenuhi permintaan ikan laut untuk restoran restoran secara kontinu.//yuli