![Rencana pembangunan kereta gantung Rinjani di kawasan hutan Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Teng...](https://img5.medioq.com/488/459/1139123774884595.jpg)
12/27/2024
Rencana pembangunan kereta gantung Rinjani di kawasan hutan Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) dipastikan berlanjut.
Production Manager PT Indonesia Lombok Resort, Ahui, mengaku tidak khawatir dengan adanya penolakan pembangunan kereta gantung Rinjani dari kalangan mangku di Kecamatan Sembalun Lombok Timur.
Menurut Ahui, penolakan itu imbas dari ketidakpahaman masyarakat terkait proyek pembangunan kereta gantung yang sama sekali tidak merusak jalur pendakian dan kawasan Gunung Rinjani.
"Jalur pembangunan kereta gantung sepanjang 10 kilometer itu sama sekali tidak akan mengganggu jalur pendakian Rinjani. Jadi salah kaprah jika bilang ini mengganggu jalur pendakian. Ini khusus untuk wisata alam," ujar Ahui.
Ahui menyebut perusahaan telah memberikan sosialisasi terkait rencana pembangunan kereta gantung kepada masyarakat di Desa Karang Sidemen yang merasakan dampak langsung atas pembangunan tersebut.
"Kami sudah sosialisasi kemarin dan mereka belum tahu. Mereka yang menolak itu orang tertentu yang dihasut sama pemerhati lingkungan. Pakai alibi lingkungan. Jadi pembangunan ini tidak ada hubungannya dengan jalur pendakian," tegas Ahui
Menurut Ahui, kereta gantung Rinjani tidak akan mungkin merusak jalur pendakian di Sembalun, Senaru, Torean, dan Aik Berik karena berbeda lokasi.
"Jadi bagi pecinta alam memang yang s**a mendaki tidak mungkin naik kereta gantung karena tidak sampai puncak Rinjani. Bahkan kita tidak bisa ke Danau Segara Anak. Karena konsep awalnya ini untuk menikmati pemandangan kaki Gunung Rinjani di Karang Sidemen," katanya.
Ahui juga memastikan pembangunan kereta gantung Rinjani tidak akan menghilangkan pekerjaan para porter di Gunung Rinjani.
"Jadi tidak hubungannya sama sekali sama porter. Karena ini memang khusus bukan untuk tujuan mendaki. Jauh sekali pemasarannya," katanya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Satu Pintu Provinsi NTB, Wahyu Hidayat, mengatakan progres pembangunan kereta gantung Rinjani terus berlanjut.
Menurut Wahyu, tim survei internal dari PT Indonesia Lombok Resort telah melakukan survei geologi dan flora fauna di jalur tiang kereta gantung pada akhir 2023.
"Sudah dilakukan survei. Setelah itu baru merancang kebutuhan anggaran dan dokumen Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)," ujarnya.
Wahyu memperkirakan proses penyusunan AMDAL dan penyusunan estimasi anggaran akan berlangsung selama enam bulan ke depan. Ada pun kegiatan konstruksi setelah AMDAL disetujui membutuhkan waktu selama 1,5 sampai dengan 2 tahun.
"Kegiatan konstruksi direncanakan akan dimulai pada 2024," pungkasnya (sumber: Detikbali).
SC: indoflashlight