29/10/2024
Di Sulawesi, tepatnya di sebuah desa terpencil yang dikelilingi oleh pegunungan dan hutan lebat, terdapat sebuah tempat yang dikenal sebagai "Gua Malam." Gua ini telah lama menjadi sumber cerita mistis di kalangan penduduk setempat. Tidak ada yang tahu pasti seberapa dalam gua itu, dan tidak ada yang berani masuk ke dalamnya, terutama setelah matahari terbenam. Penduduk desa percaya bahwa gua itu dihuni oleh makhluk gaib yang berbahaya, yang dikenal sebagai *Penjaga Gua*.
Menurut legenda yang beredar, gua tersebut dulunya adalah tempat tinggal seorang pawang sakti yang meninggal secara misterius. Sebelum meninggal, pawang itu mengutuk gua tersebut, dan sejak saat itu, setiap orang yang masuk ke dalam gua pada malam hari tidak pernah kembali. Ada banyak laporan tentang suara tangisan dan jeritan yang terdengar dari dalam gua, terutama pada malam bulan purnama.
Suatu hari, seorang pemuda bernama Aldi, yang baru saja pindah ke desa tersebut, mendengar cerita tentang Gua Malam. Aldi, yang berasal dari kota dan tidak percaya pada hal-hal mistis, merasa bahwa cerita tersebut hanyalah takhayul yang dibesar-besarkan oleh penduduk desa. Dengan rasa penasaran yang tinggi, Aldi memutuskan untuk membuktikan bahwa cerita itu tidak benar dengan memasuki gua pada malam hari.
Malam itu, Aldi membawa senter dan peralatan pendakian kecil untuk mengeksplorasi gua. Udara malam terasa dingin, dan bulan purnama bersinar terang, menerangi jalan setapak menuju Gua Malam. Meski beberapa orang desa memperingatkan Aldi untuk tidak pergi, ia tetap melanjutkan niatnya. Baginya, ini adalah kesempatan untuk membuktikan bahwa gua itu hanyalah tempat biasa, dan cerita-cerita mistis hanyalah dongeng belaka.
Saat Aldi tiba di mulut gua, suasana terasa sangat sunyi. Udara di sekitarnya menjadi lebih dingin, dan hutan di sekitar gua tampak gelap dan tidak ramah. Namun, Aldi tidak mundur. Dengan hati-hati, ia melangkah masuk ke dalam gua, menyalakan senter untuk menerangi jalan di depannya. Dinding-dinding gua tampak lembab, dan suara tetesan air yang berjatuhan dari atap gua menciptakan gema yang mengerikan.
Semakin dalam Aldi masuk ke dalam gua, suasana semakin mencekam. Udara di dalam gua terasa berat, dan suara-suara aneh mulai terdengar dari kejauhan. Aldi berpikir bahwa itu hanyalah suara angin yang berhembus melalui celah-celah gua, tetapi suara itu semakin jelas—suara langkah kaki yang berat dan lambat.
Aldi berhenti sejenak dan memfokuskan senternya ke depan, mencoba mencari sumber suara tersebut. Namun, yang ia lihat hanyalah kegelapan di ujung lorong gua. Meskipun demikian, suara langkah kaki itu semakin mendekat. Aldi mulai merasa ada sesuatu yang tidak beres. Ia memutuskan untuk kembali keluar, tetapi ketika ia berbalik, jalan yang tadi ia lalui tampak berbeda, seolah-olah gua itu berubah bentuk.
Panik, Aldi mencoba mencari jalan keluar, tetapi setiap langkahnya hanya membawanya lebih jauh ke dalam gua. Di tengah kebingungannya, terdengar suara tawa halus yang menggema di seluruh ruangan. Tawa itu terdengar seperti suara seorang wanita, tetapi ada sesuatu yang mengerikan dalam nada suaranya. "Kau seharusnya tidak di sini..." suara itu berbisik.
Tiba-tiba, senter Aldi mati, meninggalkannya dalam kegelapan total. Di tengah kegelapan, ia merasakan kehadiran sesuatu yang mendekat. Nafasnya terasa semakin berat, dan ia merasakan udara dingin yang menusuk kulitnya. Aldi mencoba menyalakan senternya kembali, tetapi tidak berhasil. Dalam kepanikannya, ia mulai berlari, meskipun ia tidak tahu ke arah mana.
Saat Aldi berlari, ia mendengar suara langkah kaki lain yang mengikuti di belakangnya, semakin cepat. Suara tawa itu kembali terdengar, kali ini lebih keras, diikuti oleh suara bisikan-bisikan yang datang dari segala arah. "Tidak ada jalan keluar... Kau milikku sekarang..."
Dalam keputusasaannya, Aldi melihat cahaya redup di kejauhan, seperti pintu keluar dari gua. Dengan sisa-sisa tenaganya, ia berlari menuju cahaya tersebut, berharap itu adalah jalan keluarnya. Namun, saat ia hampir mencapai cahaya, sebuah bayangan besar muncul di depannya—sosok hitam besar dengan mata merah yang menyala, berdiri di tengah jalan keluar.
Sosok itu melayang mendekati Aldi, sementara suara tawa dan bisikan semakin keras. "Kau telah melanggar batas. Sekarang, kau tidak akan pernah keluar..."
Aldi jatuh terduduk, tubuhnya gemetar ketakutan. Sosok hitam itu semakin mendekat, dan tangan-tangannya yang panjang dan kurus terulur ke arah Aldi, seolah-olah ingin merenggut nyawanya. Aldi mencoba berteriak, tetapi suaranya terjebak di tenggorokannya. Di saat-saat terakhir, ia merasakan kegelapan menyelimutinya, dan semuanya menjadi hitam.
Keesokan paginya, penduduk desa menemukan tubuh Aldi di dekat mulut gua, tak sadarkan diri. Ketika ia akhirnya sadar, Aldi tidak bisa mengingat apa yang terjadi di dalam gua. Yang ia ingat hanyalah perasaan ketakutan yang mendalam dan suara tawa yang menghantui pikirannya. Sejak hari itu, Aldi tidak pernah lagi mendekati Gua Malam, dan cerita tentang gua tersebut semakin berkembang, menjadi peringatan bagi siapa pun yang berani menguji kebenaran legenda.
Gua Malam tetap sunyi dan penuh misteri, menunggu jiwa-jiwa baru yang cukup berani untuk masuk ke dalamnya, hanya untuk tidak pernah kembali.