Nggalek.co

Nggalek.co Media lokal berbasis jurnalisme warga di Trenggalek, Jawa Timur. Njajah Desa Milang Kori
(10)

Sugeng Riyadin ❤️Nggalek.co ngaturaken wilujeng Idul Fitri. Nyuwun agunging pangapunten 🙏🏾
10/04/2024

Sugeng Riyadin ❤️

Nggalek.co ngaturaken wilujeng Idul Fitri. Nyuwun agunging pangapunten 🙏🏾

Sebuah upaya untuk menghadapi rasa galau yang kian hari kian menyiksa hati serta menolak terjebak dalam kemageran dan de...
18/06/2023

Sebuah upaya untuk menghadapi rasa galau yang kian hari kian menyiksa hati serta menolak terjebak dalam kemageran dan depresi. Daripada pusing sendiri, ayo cangkrukan bersama kami.








Isu lingkungan menjadi topik yang tidak ada habisnya untuk di angkat melalui berbagai kanal media. Kemudahan akses infor...
25/08/2022

Isu lingkungan menjadi topik yang tidak ada habisnya untuk di angkat melalui berbagai kanal media. Kemudahan akses informasi dan komunikasi menjembatani partisipasi masyarakat untuk bisa menjadi agen penyampaian informasi yang sepatutnya disebarluaskan, tak terkecuali perannya dalam mengabarkan isu lingkungan.

BINCANG ALAM
Obrolan santai yang dipandu oleh Akita Verselita, mengundang Iin Valentine (Balebengong) & Wahyu Agung Prasetyo (nggalek.co).

Dengan topik ‘Jurnalisme Warga, Bentuk Aspirasi Masyarakat untuk Isu Lingkungan’ pada hari Kamis, tanggal 25 Agustus 2022, pukul 19.30-20.30 WIB.

Live di kanal YouTube, Twitter, Instagram dan Facebook Mongabay Indonesia.

08/08/2022

Terima kasih atas penghargaan perdana yang sudah diberikan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia kepada media berbasis jurnalisme warga. Sebagai nominasi terbaik Penghargaan Jurnalisme Warga 2022, kami mendedikasikan penghargaan ini untuk Trenggalek, rumah yang kami cintai.

Penghargaan ini tentu memicu kami untuk terus semangat dalam mengembangkan budaya literasi di Trenggalek. Bersama warga Trenggalek, kami akan terus berjuang untuk menyuarakan kebenaran dan melawan ketidakadilan.

Kami di Trenggalek saat ini sedang berjuang melawan oligarki yang mencoba menganggu dengan alasan kesejahteraan. Kami di nggalek.co ingin menjadi pembanding bagi suara-suara oligarki yang banyak membeli media untuk kepentingan mereka.

Kami tidak ingin lingkungan kami dirusak oleh rakusnya perusahaan ekstraktif tambang emas. Kami tidak ingin dan ruang hidup kami yang tenang, nyaman, dan damai ini dirampas oleh para pemodal yang s**a menindas. Kami ingin terus menulis dan berbagi cerita tentang Trenggalek, tentang rumah yang harus dijaga untuk lestari selamanya.

Selamat ulang tahun yang ke-28 untuk AJI Indonesia. Semoga terus independen dan semangat bersolidaritas melawan segala bentuk penindasan ✊🏾✊🏾✊🏾

Salam Literasi, Salam Perjuangan...!!!
Jaga Alam Trenggalek, Tolak Tambang Emas PT SMN...!!!

PELATIHAN MENULIS - JURNALISME LINGKUNGAN((Menarasikan Persoalan Lingkungan di Kampak))Jurnalisme lingkungan adalah kegi...
12/07/2022

PELATIHAN MENULIS - JURNALISME LINGKUNGAN

((Menarasikan Persoalan Lingkungan di Kampak))

Jurnalisme lingkungan adalah kegiatan pembuatan berita yang berkaitan dengan berbagai isu lingkungan seperti bencana, kegiatan konservasi, dan permasalahan lingkungan (Bast, 2000).

Kami memandang bahwa persoalan lingkungan perlu mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat. Oleh karena itu, kami mengadakan pelatihan menulis 'Jurnalisme Lingkungan' kepada kawula muda Trenggalek yang peduli terhadap persoalan lingkungan dan ingin menyuarakannya melalui tulisan.

Dalam pelatihan menulis ini, kami, nggalek.co, berkolaborasi dengan Lentera, kabartrenggalek.com, Aliansi Rakyat Trenggalek, dan Walhi Jawa Timur. Melalui pelatihan ini, harapannya para pemuda Trenggalek bisa mengembangkan literasi lingkungan di Trenggalek.

Jangan Lupa Catat Informasi Pentingnya...!!!

Untuk pendaftaran dan informasi lebih lanjut, sila kontak narahubung:
082140554802 (Risky)

Pendaftaran: 12-16 Juli 2022
Pelaksanaan: 17 Juli 2022

Link formulir pendaftaran:
http://bit.ly/JurnalismeLingkunganKampak

Dua pemuda asal Kabupaten Trenggalek meraih juara lomba video dan ilustrasi dalam Anugerah Jurnalisme Warga (AJW) 2022. ...
09/07/2022

Dua pemuda asal Kabupaten Trenggalek meraih juara lomba video dan ilustrasi dalam Anugerah Jurnalisme Warga (AJW) 2022. Lomba tingkat nasional itu diselenggarakan oleh BaleBengong, media warga Bali.

Kedua pemuda asal Trenggalek yang berhasil meraih juara itu adalah Beni Kusuma Wardani dan Alvina Nur 'Asmy. Beni meraih juara 3 dalam lomba kategori video. Sedangkan, Alvina meraih juara 2 dalam lomba kategori ilustrasi. Mereka berdua tergabung dalam komunitas jurnalisme warga Trenggalek, nggalek.co.

Beni merupakan pemuda kelahiran Dusun Gejagan, Desa Pringapus, Kecamatan Dongko. Ia merasa senang karena prestasi ini adalah pertama kali baginya ketika mengikuti perlombaan.

Karya video yang diikutikan mahasiswa STKIP PGRI Trenggalek itu berjudul "Media Sosial sebagai Wadah Kampanye Penolakan Tambang Emas di Trenggalek". Video dokumenter itu menceritakan tentang perjuangan warga Trenggalek menolak perusakan lingkungan oleh tambang emas PT Sumber Mineral Nusantara (SMN).

"Saya ingin menggunakan event ini untuk menyuarakan tentang penolakan tambang emas di Trenggalek yang berpotensi merusak ekosistem kars. Karena rumah saya masuk dalam konsensi tambang," ungkap alumni SMKN 1 Pogalan itu.

Bagi Alvina, mahasiswa Universitas Jember dan perempuan kelahiran Dusun Sidem, Desa Jombok, Kecamatan P**e itu, prestasi yang berhasil ia raih tidak boleh berhenti sampai di sini.

Karya ilustrasi diikutkan Alvina dalam lomba Anugerah Jurnalisme Warga 2022, bernama "Petani, Alam, dan Keajaiban". Ilustrasi itu menggambarkan suara perjuangan petani Trenggalek untuk melindungi lingkungan dari ancaman kerusakan oleh tambang emas PT SMN.

Alumni SMAN 1 Karangan itu menyampaikan kalau ia tertarik dengan tema adaptasi teknologi digital dalam kehidupan (pelestarian lingkungan, sosial, tradisi, dll). Sebab, tema itu memotivasinya untuk menyuarakan bahaya kerusakan alam akibat industri ekstraktif semacam tambang emas.

"Tema ini menarik bagi saya. Ilustrasi sendiri bisa menjadi media untuk mengampanyekan bahaya kerusakan alam serta menggambarkan cara-cara bersolidaritas menjaga lingkungan," tandas Alvina.

Narasi: kabartrenggalek.com

Pertambangan emas oleh PT Sumber Mineral Nusantara (SMN) di Kabupaten Trenggalek menuai penolakan dari berbagai kalangan...
07/07/2022

Pertambangan emas oleh PT Sumber Mineral Nusantara (SMN) di Kabupaten Trenggalek menuai penolakan dari berbagai kalangan masyarakat, hingga Bupati Trenggalek. Pasalnya, masyarakat Trenggalek menyadari ilusi kesejahteraan yang dijanjikan oleh tambang emas PT SMN.

Menurut data dari situs resmi MODI ESDM, PT SMN mendapatkan IUP Operasi Produksi dengan surat nomor P2T/57/15/.02/VI/2019. PT SMN mendapatkan izin untuk melakukan operasi produksi emas di lahan seluas 12.813 hektare.

Kecamatan yang masuk dalam lokasi operasi produksi tersebut, di antaranya Kecamatan Kampak, Watulimo, Dongko, Munjungan, Gandusari, Tugu, Karangan, P**e dan Suruh. Izin operasi produksi tersebut berlaku sejak 24 Juni 2019 sampai 24 Juni 2029.

Masyarakat Trenggalek khawatir, tambang emas PT SMN mengancam ruang hidup dan kelestarian lingkungan. Jika melihat berbagai titik konflik tambang di daerah lain, seperti Tumpang Pitu (Banyuwangi), Silo (Jember), Wadas (Jawa Tengah) dan lain-lain, peran mahasiswa cukup penting untuk memperjuangkan suara rakyat.

Berbagai aksi dan kampanye penolakan juga sudah sering dilakukan oleh masyarakat Trenggalek. Sayangnya, masih jarang terdengar suara lantang penolakan tambang emas dari kelompok agen perubahan: Mahasiswa Trenggalek.

Oleh karena itu, Nggalek.co mengadakan diskusi: “Tambang Emas Ancam Masa Depan Trenggalek, Bagaimana Peran Mahasiswa Seharusnya?”

Waktu: Jumat, 08 Juli 2022
Pukul: 19.00 WIB - Selesai
Tempat: Basecamp Nggalek.co (https://maps.app.goo.gl/Jw9V15FgwN5kTfCF8)

Narahubung:
Munawir (085856304003)
Wahyu AO (089682373953)

MEDIA WARGA TRENGGALEK NGGALEK.CO MASUK NOMINASI DALAM AJANG ANUGERAH JURNALISME WARGA (AJW) 2022Anugerah Jurnalisme War...
19/06/2022

MEDIA WARGA TRENGGALEK NGGALEK.CO MASUK NOMINASI DALAM AJANG ANUGERAH JURNALISME WARGA (AJW) 2022

Anugerah Jurnalisme Warga (AJW) merupakan kegiatan tahunan BaleBengong (Media Warga di Bali) sejak 2016 untuk memberikan penghargaan terhadap karya-karya pewarta warga di seluruh Indonesia.

Pada tahun 2022, Media Warga Trenggalek nggalek.co, masuk sebagai nominasi AJW tahun 2022. BaleBengong bersama Combine Resource Institution, mengusung tema Tri Hita Digital (Tiga Hak Digital) untuk mewujudkan kesejahteraan.

Nggalek.co berdiri sejak 2016 dan mampu bertahan hingga sekarang secara swakelola oleh warga Trenggalek. Nggalek.co mewadahi warga Trenggalek maupun warga di luar Trenggalek untuk menyuarakan pendapatnya.

Warga bisa membahas tentang kehidupan di desa dan pengalaman hidup setiap warga. Selain itu, warga juga bisa berbagi pengetahuan sejarah, budaya, lingkungan, dan lainnya.

Nggalek.co juga mengadakan berbagai diskusi dan pelatihan kepada warga yang ingin belajar bersama untuk mengembangkan literasi di Trenggalek.

Jika Anda ingin mendukung Nggalek.co sebagai Media Warga Favorit dalam Anugerah Jurnalisme Warga 2022, Anda bisa memilih kami dengan cara:

1. Klik link http://s.id/mediawarga2022 atau scane barcode
2. Isi email Anda
3. Pilih nggalek.co
4. Klik kirim

Nggalek.co sangat berterima kasih jika Anda mendukung kami sebagai Media Warga Favorit dalam Anugerah Jurnalisme Warga 2022. Setiap dukungan itu menjadi apresiasi dan semangat kepada warga Trenggalek untuk terus mengembangkan literasi melalui Nggalek.co.

~ Artikel Edisi Narasi Air dan Kehidupan ~Bukankah adanya kemajuan teknologi itu bagus? Tapi mengapa bumi kita malah han...
19/06/2022

~ Artikel Edisi Narasi Air dan Kehidupan ~

Bukankah adanya kemajuan teknologi itu bagus? Tapi mengapa bumi kita malah hancur dengan adanya kemajuan teknologi?

Bumi menyediakan segalanya untuk manusianya. Sebelum revolusi industri, jumlah manusia dan kegiatan yang dilakukannya di sektor apa pun masih relatif sedikit. Alam mampu memenuhi semua kebutuhannya. Namun, saat ini, alam sudah mengalami ketegangan dan krisis untuk memenuhi semua kebutuhan manusia.

Satu hal yang pasti, kita, manusia bukan memanfaatkan apa yang diberikan alam kepada kita dengan semaksimal mungkin tapi justru mengeksploitasinya. Memakainya secara berlebihan hingga sudah tidak ada lagi yang tersisa di alam ini.

Lantas, apakah semua bisa diperbaiki, apakah bumi dapat dikembalikan seperti semula?

Itu terlalu terlambat untuk melakukannya.

Masalah lingkungan memang masalah yang sangat kompleks. Kalau kata orang, masalah yang ruwet untuk diselesaikan. Namun apakah kita hanya berdiam diri melihat kekacauan ini?

Penulis: Linggar Budi Nuansa



Selengkapnya:

https://nggalek.co/2022/06/17/tidak-ada-kehidupan-di-planet-yang-mati/

Ini planet Bumi, tempat kita hidup sampai mati. Tapi pernahkah kita berpikir bahwa kita-lah yang membuat planet ini mati? Kita tahu, kondisi bumi kita sedang tidak baik-baik aja. Bahkan sudah berada di ambang kehancuran. Mungkin ketika kita masih kecil dulu, kita masih sering membayangkan di saat in...

~ Artikel Edisi Air dan Kehidupan ~Sayangnya, Misdi dan warga sekitar lereng Gunung Sengunglung belum tahu bahwa sebagia...
19/06/2022

~ Artikel Edisi Air dan Kehidupan ~

Sayangnya, Misdi dan warga sekitar lereng Gunung Sengunglung belum tahu bahwa sebagian dari gunung dengan ketinggian 1200 MDPL yang memiliki banyak mata air itu telah masuk wilayah konsesi pertambangan emas milik PT. Sumber Mineral Nusantara (SMN). Gunung Sengunglung dan gugusan pegunungannya menaungi tiga kecamatan yakni, Dongko, P**e, dan Suruh. Ketiga kecamatan ini masuk dalam sembilan kecamatan konsesi tambang emas.

Kerusakan alam tidak memiliki batasan yang jelas, namun berupa domino effect yang panjang. Umpamakan saja jika gugusan pegunungan Sengunglung jadi dieksploitasi, barang tentu bahwa area sekitarnya juga terkena dampaknya. Pohon-pohon akan ditebang untuk membuka lahan, tentu akan berakibat pada berkurangnya daya serap air bawah tanah. Hal ini membawa dampak panjang terhadap pemenuhan kebutuhan air bagi ribuan warga di lereng Gunung Sengunglung.

Setidaknya, warga sekitar konsesi perlu tahu tentang iming-iming bahwa tambang emas bisa menyejahterakan masyarakat agaknya perlu diberi perhitungan ulang. Coba saja mengalkulasi, berapa banyak kesejahteraan yang ditawarkan dan bandingkan dengan kerugian yang didapat?

Pertanyaan-pertanyaan itu harus terus dimunculkan. Seperti, berapa banyak mata air yang hilang, berapa luas tanah yang tercemar, berapa banyak udara bersih yang terkontaminasi polusi, berapa banyak pohon yang dicabut dari hak hidupnya dan butuh berapa puluh tahun agar ekosistem bisa kembali seperti semula?

Penulis: Alvina Nur 'Asmy



Selengkapnya:

https://nggalek.co/2022/06/17/surga-kecil-di-lereng-gunung-sengunglung/

Aliran satu sumber mata air di lereng Gunung Sengunglung, bermuara di Embung Tambong, Desa P**e, Kecamatan P**e, Kabupaten Trenggalek.

~ Artikel Edisi Narasi Air dan Kehidupan ~Menengok kasus pertambangan yang ada di belahan timur Indonesia, Provinsi Papu...
19/06/2022

~ Artikel Edisi Narasi Air dan Kehidupan ~

Menengok kasus pertambangan yang ada di belahan timur Indonesia, Provinsi Papua, yang terdapat perusahaan multinasional PT Freeport Indonesia. Perusahaan itu sudah beroperasi sejak 1966 hingga saat ini, dan telah menimbulkan berbagai masalah bagi lingkungan. Kerusakan yang diakibatkan oleh PT Freeport terhadap kesehatan masyarakat dan penghidupan, terus menjadi masalah yang tidak terselesaikan.

PT Freeport telah mencemari lingkungan dari limbah sisa pertambangan emas yang merusak air, sungai, dan penggunaan hutan lindung. Pencemaran ini diakibatkan dari pengendapan sedimen, kandungan limbah logam, dan kandungan berbahaya lainnya dari proses pertambangan. Selain itu, pembuangan limbah ke Sungai Ajkwa sudah sampai ke pesisir laut Arafuru. Limbah itu mencemari perairan di muara Sungai Ajkwa, membuat ekosistem makhluk hidup terkontaminasi, dan mengancam perairan dengan air asam yang berjumlah besar.

Seperti pernyataan Koordinator JATAM Nasional, Merah Johansyah, dalam diskusi publik “Rakyat Trenggalek Waspada Tambang Emas” yang diadakan oleh Aliansi Rakyat Trenggalek, pada Rabu 15 September 2021. Merah mengatakan, kekayaan Trenggalek, jauh lebih besar daripada emas yang digali. Merah juga menyampaikan, tidak ada ceritanya pertambangan yang memberi kesejahteraan.

“Hanya mitos jika pertambangan itu membuat kekayaan. Ekspansi pertambangan justru membawa kemiskinan dan penyakit,” tegas Merah.

Penulis: Paschalis Cahaya Irawan



Selengkapnya:

https://nggalek.co/2022/06/17/kehilangan-sumber-mata-air-adalah-kehilangan-kehidupan/

Rencana penambangan yang akan dilakukan PT SMN di Trenggalek akan mengancam beberapa titik sumber mata air di lokasi konsesi pertambangan.

~ Artikel Edisi Narasi Air dan Kehidupan ~Di beberapa wilayah yang dekat dengan sumber mata air, masyarakat secara mandi...
19/06/2022

~ Artikel Edisi Narasi Air dan Kehidupan ~

Di beberapa wilayah yang dekat dengan sumber mata air, masyarakat secara mandiri menyalurkan air menggunakan p**a kecil atau selang yang diteruskan ke masing-masing rumah. Salah satu tempat yang memiliki sumber mata air bersih berada di RT 08 RW 03, Desa Surenlor. Desa Surenlor berada di kawasan dekat dengan hutan, sehingga dapat menyalurkan air secara langsung dari titik lokasi sumber mata air.

Dengan ini, kondisi air masih bersih dan jernih karena belum terkontaminasi dengan limbah apa pun. Tepat berada di titik sumber mata air, warga membuat bendungan kecil atau biasa di sebut wadukan (tempat menampung air dari sumber), kemudian disalurkan ke rumah secara langsung menggunakan p**a dengan ukuran kecil. Dengan wadukan, air dapat mengalir secara terus menerus meski di bulan kemarau. Dan tentunya dapat diakses secara gratis oleh setiap rumah-rumah.

Dengan membuat wadukan, warga dapat memperoleh air yang masih jernih dan bersih karena masih menjadi aliran pertama dari sumbernya. Biasanya pada tempat tersebut terdapat banyak ikan-ikan kecil yang menghuni serta rerumputan yang tumbuh membuat air tidak mudah keruh. Sumber mata air tersebut berada di lembah pinggiran kawasan hutan hutan yang banyak ditumbuhi pohon pinus dan pohon bambu. Sehingga, tempat tersebut dapat menghasilkan air yang cukup banyak.

Masyarakat harus merawat sumber mata air dengan baik, supaya bisa memanfaatkan air secara terus menerus. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menjaga pepohonan dengan tidak melakukan perusakan terhadapnya. Serta, tidak melakukan penebangan pohon dan penambangan secara liar yang dapat merusak kawasan sumber mata air.

Penulis: Tri Atmawan



Selengkapnya:

https://nggalek.co/2022/06/17/pentingnya-merawat-sumber-mata-air-di-pojok-desa-kabupaten-trenggalek/

Masyarakat harus merawat sumber mata air dengan baik, supaya bisa memanfaatkan air secara terus menerus, dengan tidak melakukan pertambangan.

~ Artikel Edisi Narasi Air dan Kehidupan ~Potensi adanya emas di kawasan Kabupaten Trenggalek tentunya menarik para peng...
19/06/2022

~ Artikel Edisi Narasi Air dan Kehidupan ~

Potensi adanya emas di kawasan Kabupaten Trenggalek tentunya menarik para pengusaha tambang di Indonesia. Rencana pertambangan emas di Trenggalek merupakan salah satu persoalan lingkungan yang cukup meresahkan masyarakat. Sembilan kecamatan di Trenggalek yang masuk ke dalam wilayah konsesi tambang emas terancam rusak.

Hal tersebut menyebabkan hilangnya sumber daya alam yang selama ini dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhannya. Tak hanya itu, ada ancaman bencana yang mengintai mereka akibat industri ekstraktif ini.

Bagaimana dampak adanya tambang bagi sumber mata air di wilayah yang masuk dalam konsesi? Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) mengungkapkan ada 152 sumber mata air yang terancam hilang akibat adanya pertambangan. Selain itu, adanya tambang tidak hanya mengancam hilangnya sumber mata air yang masuk ke wilayah konsesi tambang, tapi juga mata air di luar wilayah konsesi tambang.

Bagaimana pencemaran pada sumber air di wilayah yang masuk konsesi tambang berdampak pada wilayah yang berada di luar konsesi? Sifat air selalu mengalir dari tempat yang tinggi ke rendah, dari hulu ke hilir. Ketika hulunya tercemar, hilir juga pasti tercemar.

Penulis: Linggar Budi Nuansa



https://nggalek.co/2022/06/17/manusia-tidak-bisa-hidup-tanpa-alam-tapi-alam-baik-baik-saja-tanpa-manusia/

Dosen saya berkata, “Manusia tidak akan bisa hidup tanpa alam, tapi alam akan baik-baik saja, bahkan tanpa manusia”.

~ Artikel Edisi Narasi Air dan Kehidupan ~Di bawah Jembatan Pleret ada aliran sungai dari Gunung Kelud. Di sekitar jemba...
19/06/2022

~ Artikel Edisi Narasi Air dan Kehidupan ~

Di bawah Jembatan Pleret ada aliran sungai dari Gunung Kelud. Di sekitar jembatan tanpa pagar pembatas itulah, kegiatan tambang pasir dilakukan. Warga sekitar maupun pekerja proyek berduyun-duyun menggerogoti pasir.

Bahkan, sekarang pasir yang disediakan alam ini sudah habis. Sehingga, penambangan dilakukan dengan mengambil pasir yang sudah tercampur dengan tanah biasa.

Pasir yang tercampur harus melalui proses pencucian agar pasir dan tanah bisa berpisah. Sehingga, pasir itu bisa digunakan untuk pembangunan.

Namun sangat disayangkan, proses pemisahan ini mengakibatkan air di sungai semakin keruh. Padahal keberadaan air sangat penting bagi kehidupan manusia. Tanpa air, manusia tidak akan mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Air seakan-akan menjadi napas kehidupan yang perlu dilestarikan.

Penulis: Mohammad Syafi'uddin



Selengkapnya:

https://nggalek.co/2022/06/09/akankah-air-tambang-pasir-masuk-ke-tenggorokan-warga-blitar/

Di bawah jembatan itu ada aliran sungai dari Gunung Kelud. Di sekitar jembatan tanpa pagar pembatas itulah, kegiatan tambang pasir dilakukan.

Mungkin sejauh ini sudah sering kita dengar atau baca tentang pernyataan Trenggalek itu tertinggal secara ekonomi dengan...
19/06/2022

Mungkin sejauh ini sudah sering kita dengar atau baca tentang pernyataan Trenggalek itu tertinggal secara ekonomi dengan beberapa tetangga kabupaten sebelah. Pernyataan demikian memang terlihat logis dengan kondisi Trenggalek sendiri.

Kebanyakan masyarakat harus pergi merantau ke luar kota bahkan ke luar negeri demi mendapatkan penghasilan yang lebih baik. Itu menandakan jika pendapatan masyarakat di Trenggalek tidak begitu baik jika hanya menetap di Trenggalek. Tidak bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup zaman sekarang, hingga harus merantau ke luar kota.

Penulis: Beni Kusuma Wardani



Selengkapnya:

https://nggalek.co/2022/05/27/sudut-pandang-lain-tentang-trenggalek/

Sudah sering kita dengar atau baca tentang pernyataan Trenggalek itu tertinggal secara ekonomi dengan beberapa tetangga kabupaten sebelah.

Trenggalek, kabupaten kecil yang dikelilingi pegunungan yang terletak di sebelah selatan Pulau Jawa, nampaknya sedang me...
19/06/2022

Trenggalek, kabupaten kecil yang dikelilingi pegunungan yang terletak di sebelah selatan Pulau Jawa, nampaknya sedang menggeliat di bidang pariwisata. Seperti diketahui, selama ini Trenggalek mengunggulkan potensi wisata alam seperti Pantai Prigi, Gua Lowo, Gua Ngerit, serta potensi wisata budaya seperti Tari Turangga Yaksa, Tiban, dan Batik Trenggalek.

Cakupan potensi wisata di Trenggalek ini kemudian diperluas dengan adanya pembangunan desa wisata yang mengangkat keunggulan masing-masing desa di bawah program Seratus Desa Wisata (Sadewa). Sebuah program yang digaungkan oleh Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Trenggalek yang direncanakan rampung pada tahun 2024. Sebuah target yang bukan tidak mungkin, namun juga tidak bisa dibilang mudah.

Program Sadewa Kabupaten Trenggalek ini memang terlihat ambisius. Sangatlah mungkin terwujud jika segenap pihak turut menyukseskan program ini. Bukan hanya pemerintah Kabupaten Trenggalek, tapi juga masyarakat Trenggalek, perguruan tinggi, dan instansi- instansi lainnya.

Salah satu langkah awal Disparbud Trenggalek dalam merealisasikan target ini adalah dengan melakukan pembinaan secara berkala desa wisata di Kabupaten Trenggalek, yang disesuaikan dengan potensi masing-masing desa wisata.

Usaha itu terbilang membuahkan hasil dengan ditetapkannya desa wisata Pandean yang terletak di Kecamatan Dongko, sebagai salah satu dari 100 desa wisata terbaik di tahun 2022 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI)

Prestasi yang sangat patut untuk diacungi jempol, mengingat sesama desa wisata yang menjadi pesaing juga tidak kalah bagusnya. Sebuah prestasi yang tentunya memacu semangat para pelaku wisata di Trenggalek untuk semakin bersemangat melakukan pembangunan di sektor desa wisata di Trenggalek.

Pengembangan potensi desa wisata di Trenggalek tidak bisa dilepaskan dari berbagai hal dan faktor. Misalnya, kesiapan masyarakat sekitar untuk menyambut wisatawan, adanya rencana jangka panjang yang matang, dan apakah penghasilan dari desa wisata berdampak terhadap perekonomian masyarakat sekitar?

Penulis: Dwi Wahyuningtyas



Selengkapnya:

https://nggalek.co/2022/05/21/geliat-sadewa-seratus-desa-wisata-trenggalek/

Cakupan potensi wisata di Trenggalek ini kemudian diperluas dengan adanya program Seratus Desa Wisata (Sadewa).

Nggalek.co, 6 tahun lalu dibentuk, akan tetapi bukan karena terilhami oleh dua quotes tersebut. Nggalek.co dibuat karena...
19/06/2022

Nggalek.co, 6 tahun lalu dibentuk, akan tetapi bukan karena terilhami oleh dua quotes tersebut. Nggalek.co dibuat karena ketidaksengajaan, yang justru bisa bertahan sampai sekarang.

Memang nggalek.co pernah mati dan terlupakan, namun bagaimanapun juga, jika belum saatnya mati, maka tidak ada kematian. Saat itu saya mengira nggalek.co punya ilmu Rawarontek atau Ilmu Pancasona, ilmu yang konon bisa menghidupkan kembali orang yang telah mati. Dalam serial Naruto, dikenal dengan jurus Edo Tensei, ah Gendeng.

Anak-anak muda itu butuh ruang untuk menyuarakan kata hatinya, bukan hanya melalui lisan, namun juga melalui tulisan. Kadang anak muda belum terlalu lihai berbicara secara lisan, atau memang belum terlalu kendel karena forum-forum di Trenggalek belum terlalu ramah dengan suara-suara anak muda, atau karena orang tua kebanyakan masih terlalu ingin bersuara. Entah suaranya apa, tapi memang orang tua gemar sekali berbicara di forum.

Anak-anak muda jadi grogi ketika menghadapi orang tua semacam itu, merasa haknya telah didominiasi oleh senioritas, mau bicara jadi takut salah, takut dianggap belum berpengalaman, maka terkadang mereka memilih untuk bersuara melalui tulisan atau pamflet-pamflet. Berharap suara mereka bisa didengar, meski terkadang juga mubadzir.

Orang-orang jarang ingin membaca tulisan orang-orang kecil, karena masih dianggap remeh. Berbeda dengan tulisan Dahlan Iskan, misalnya, ia akan selalu dibaca, karena ia orang hebat.

Nggalek.co masih eksis sampai sekarang. Saya sering mendapatkan notifikasi tulisan baru telah terbit, saya s**a senyum-senyum sendiri jika mendapatkan notifikasi semacam itu. Enam tahun silam (hingga 4 tahun lamanya), setiap tulisan yang terbit di nggalek.co adalah buah postingan saya, itu setelah tulisannya diedit Misbahus Surur.

Sekarang nggalek.co punya punggawa baru. Mereka, (orang-orang baru ini), seperti oase di tengah padang pasir. Mereka datang untuk meneruskan apa yang telah dicita-citakan nggalek.co dulu.

Penulis: Trigus D. Susilo



Selengkapnya:

https://nggalek.co/2022/05/07/tak-usah-khawatir-bibit-bibit-baik-akan-tumbuh/

Sebenarnya kita tak perlu risau dengan kelanjutan dari cita-cita yang telah dibuat, selama cita-cita itu mengarah pada ideologi yang benar.

Manusia masih bisa hidup tanpa emas, tapi tak bisa hidup tanpa air. Begitu pentingnya air dalam aspek kehidupan, sehingg...
23/05/2022

Manusia masih bisa hidup tanpa emas, tapi tak bisa hidup tanpa air. Begitu pentingnya air dalam aspek kehidupan, sehingga sangat penting untuk merawat sumber mata air di lingkungan kita.

Salah satu cara untuk merawat sumber mata air yaitu dengan menulis dan menarasikan air. Dengan menarasikan air, kita semua bisa tahu bahwa air memiliki sejarah dan cerita penting yang selama ini berdampingan dengan kehidupan, yang sering kali kita abaikan.

Oleh karena itu, nggalek.co, berkolaborasi dengan Kabar Trenggalek, Aliansi Rakyat Trenggalek, dan WALHI Jawa Timur, menyelenggarakan pelatihan menulis jurnalisme lingkungan.

Melalui pelatihan ini, harapannya para pemuda Trenggalek bisa turut merawat alam melalui narasi, mengembangkan literasi, serta ikut mengawal isu lingkungan yang ada di Trenggalek.

Jangan lupa catat informasi pentingnya..!!

Pelaksanaan: 28-29 Mei 2022

Tautan pendaftaran:
http://bit.ly/JurnalismeLingkunganAir

Untuk pendaftaran dan informasi lebih lanjut sila kontak narahubung:
082245224717 (vina)

“Kita akan selalu butuh tanah. Kita akan selalu butuh air. Kita akan selalu butuh udara. Jadi teruslah merawat”
—Danang Dwi Danto

___

Sugeng Riyadin ♥️
02/05/2022

Sugeng Riyadin ♥️


Judul tulisan ini saya tujukan kepada setiap pemuda yang merasa tercerabut dari akar sejarah tempat kelahirannya, Trengg...
01/05/2022

Judul tulisan ini saya tujukan kepada setiap pemuda yang merasa tercerabut dari akar sejarah tempat kelahirannya, Trenggalek. Termasuk saya sendiri. Dan saya akan bercerita, atau lebih tepatnya mengakui, bahwa saya adalah salah satu pemuda Trenggalek yang tercerabut dari akar sejarahnya.

Menurut saya, orang yang “tercerabut dari akarnya” itu bisa dibuktikan dari seberapa banyak yang tidak diketahui orang itu tentang lingkungan sekitarnya. Dalam kasus saya sendiri, saya tidak hafal nama-nama tetangga saya. Bahkan nama teman-teman di sekitar rumah. Ya, cukup parahlah.

Setelah satu tahun beralih dari kehidupan nomaden ke menetap di Trenggalek, saya semakin sadar kalau saya ini benar-benar tercerabut dari akarnya. Saya tidak tahu berapa jumlah kecamatan di Trenggalek, dan tentu tidak hafal nama-nama kecamatan di Trenggalek.

Oleh karena itu, Ke depannya, saya ingin terus belajar tentang budaya dan sejarah Trenggalek. Masih banyak kisah-kisah penting yang tidak saya ketahui tentang Trenggalek. Sebab, saya tak ingin merasa tidak memiliki sesuatu yang berharga, sebelum sesuatu yang berharga itu hilang.

Contoh sesuatu yang berharga itu adalah kekayaan alam Trenggalek yang selama ini menghidupi masyarakat. Tapi saya baru sadar dengan kekayaan alam itu ketika suatu saat hilang karena dirusak oleh tambang emas.

Penulis: Wahyu AO




https://nggalek.co/2022/05/01/akui-saja-kita-adalah-pemuda-trenggalek-yang-tercerabut-dari-akar-sejarahnya/

Saya akan bercerita, atau lebih tepatnya mengakui, bahwa saya adalah salah satu pemuda Trenggalek yang tercerabut dari akar sejarahnya.

Sikap warga Desa Dukuh untuk mengusir orang-orang tambang, dikarenakan warga memiliki trauma kolektif atas peristiwa tah...
01/05/2022

Sikap warga Desa Dukuh untuk mengusir orang-orang tambang, dikarenakan warga memiliki trauma kolektif atas peristiwa tahun 2016. Warga Desa Dukuh benar-benar merasakan dampak dari kegiatan tambang emas, meskipun masih proses eksplorasi awal. Selain itu, warga Desa Dukuh meyadari akan potensi kerusakan lingkungan yang lebih besar jika tambang emas terus dilanjutkan.

“Tambang itu sangat beresiko kalau di Trenggalek. Kalau dikeruk ya bakal habis, bakal longsor, jadi daratan datar dengan cekungan-cekungan danau racun [lubang-lubang tambang]” jelas Marvin.

Mayoritas warga Desa Dukuh, lanjut Marvin, menolak tambang emas karena ingin menyelamatkan lahan pertanian dan melestarikan lingkungan. Marvin mengatakan, warga bisa makan kenyang, bertahan hidup, dan memenuhi kebutuhan lainnya itu dari bertani, bukan dari tambang.

“Tanpa tambang, orang Trenggalek bisa hidup. Kalau ditambang, orang Trenggalek tidak bisa hidup. Karena tidak ada rakyat sejahtera di kawasan tambang. Kalau pengusaha sejahtera karena tambang banyak, tapi kalau rakyat sejahtera di wilayah tambang, itu tidak ada. Dan itu sudah jadi keyakinan warga,” tandasnya.

Penulis: Wahyu AO




https://nggalek.co/2022/04/30/warga-trenggalek-bisa-hidup-dari-bertani-bukan-tambang-emas/

Ancaman kerusakan lingkungan oleh tambang emas PT SMN membuat warga waspada. Oleh karena itu, warga Desa Dukuh tolak tambang emas Trenggalek.

Akhir-akhir ini media poster yang dipakai para mahasiswa sebagai penyampai tuntutan justru “tercoreng”. Pasalnya, bebera...
28/04/2022

Akhir-akhir ini media poster yang dipakai para mahasiswa sebagai penyampai tuntutan justru “tercoreng”. Pasalnya, beberapa mahasiswa menggunakan bahasa yang menohok dan mengandung unsur seksisme.

Kita lihat ada poster bertuliskan “lebih baik bercinta 3 ronde daripada 3 periode [masa jabatan presiden]” yang dibawakan seorang mahasiswa. Seolah-olah perempuan menjadi objek seksual dengan membawa poster bernuansa seksisme.

Poster yang mengandung unsur seksisme ini akan terlihat sangat aneh jika dibawa seorang mahasiswa untuk aksi demonstrasi. Secara definisi, seksisme mempunyai makna sebuah prasangka terhadap suatu gender yang dianggap lebih rendah.

Sudah bertahun-tahun manusia memperjuangkan kesetaraan gender, namun perjuangan itu seolah-olah mendapatkan tamparan yang keras dengan adanya poster seksis itu.

Seksisme sebaiknya dihindari oleh mahasiswa yang turun ke jalan. Seksisme malah berpotensi menjadikan aksi mereka bisa sia-sia. Sebab, seksisme agak menyimpang dari tujuan awal mereka melakukan demonstrasi.

Penulis: Beni Kusuma Wardani


Akhir-akhir ini media poster yang dipakai para mahasiswa sebagai penyampai tuntutan justru “tercoreng”. Pasalnya, beberapa mahasiswa menggunakan bahasa yang menohok dan mengandung unsur seksisme.

Address

Jalan Patimura No. 17 Ngantru
Trenggalek
66316

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Nggalek.co posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Nggalek.co:

Videos

Share


Other News & Media Websites in Trenggalek

Show All

You may also like