IndMilitary

IndMilitary Kami menyajikan berbagai berita, informasi serta perkembangan seputar militer saat ini.
(3)

Banyak cerita menarik, unik dan bahkan langka yang dapat menginspirasi kita semua. Selamat menyaksikan dan viralkan, dari IndMilitary untuk Indonesia tercinta.

KISAH GERILYAWAN TENTARA INDONESIA LUCUTI SENJATA MILITER BELANDA Agresi Militer Belanda ke 1 dan 2 tahun 1947 sampai ak...
18/05/2024

KISAH GERILYAWAN TENTARA INDONESIA LUCUTI SENJATA MILITER BELANDA

Agresi Militer Belanda ke 1 dan 2 tahun 1947 sampai akhir 1949 nampak berhasil (awalnya) bagi militer Kompeni tersebut.

Tapi seperti diketahui, Siasat Nomor 1 Panglima Besar Jenderal Soedirman seakan dianggap enteng oleh tentara Belanda.

Dalam siasat itu para gerilyawan TNI akan melaksanakan perang gerilya skala besar dan terus menerus sampai membuat pihak penyerang frustasi hingga kemudian angkat kaki dari Ibu Pertiwi.

Kota Binjai 13 Juli 1949, seorang prajurit Belanda berlari ketakutan menuju markasnya di Binjai. Prajurit bernama Jan van Thoor itu kemudian bertemu dengan penjaga markas Belanda di Binjai, I.J.C Hermans.

Mata Hermans terbelalak ketika mengetahui van Thoor hanya mengenakan celana dalam saja dan memasang wajah ketakutan seperti habis bertemu setan.

"Seorang prajurit dalam keadaan terengah-terengah melapor pada komandan setempat di Binjai." kata Hermans.

"Sang komandan melihat dengan heran seorang prajurit Belanda yang tiba-tiba muncul di hadapannya, berpakaian hanya bercelana dalam saja," tambahnya seperti dikutip dari Gedenkboek.

Setelah melapor kepada komandannya, Thoor menceritakan apa yang terjadi.Saat itu Thoor yang merupakan anggota batalion Perbekalan militer Belanda.

Ia bersama rekan batalionnya lantas mendapat perintah menuju Desa Telagah, Langkat Hulu, Binjai.
Baru separuh jalan batalionnya disergap oleh gerilyawan TNI di Bukit Gelugur, Tanah Karo. Thoor menceritakan bagaimana kelompoknya diserbu secara mendadak oleh gerilyawan TNI.

Bahkan menurutnya para tentara Belanda tak bisa melakukan perlawanan sedikitpun dan dengan mudah dilumpuhkan.Banyak rekan Thoor yang tewas karena serangan kilat gerilyawan TNI.

Sial bagi yang masih hidup maupun terluka, perbekalan, senjata bahkan baju yang melekat dibadan mereka dirampas oleh gerilyawan TNI. Walhasil para tentara Belanda itu hanya memakai celana dalam saja untuk selanjutnya ditawan.

Thoor termasuk beruntung, ia berhasil melarikan diri dari tawanan walaupun harus berlari seperti orang sinting tanpa pakaian menuju markas untuk melaporkan penyergapan tersebut.

Menurut kutipan buku Kadet Berastagi ternyata gerilyawan TNI yang menyergap batalion tempat Thoor berdinas itu adalah pasukan TNI Kompi Mohammad Yusuf Husein dari Batalion Nip Xarim.

Patroli tentara Belanda di Binjai, Sumatera Utara.
Patroli tentara Belanda di Binjai, Sumatera Utara.
Baru separuh jalan batalionnya disergap oleh gerilyawan TNI di Bukit Gelugur, Tanah Karo.

Thoor menceritakan bagaimana kelompoknya diserbu secara mendadak oleh gerilyawan TNI. Bahkan menurutnya para tentara Belanda tak bisa melakukan perlawanan sedikitpun dan dengan mudah dilumpuhkan.

Banyak rekan Thoor yang tewas karena serangan kilat gerilyawan TNI. Sial bagi yang masih hidup maupun terluka, perbekalan, senjata bahkan baju yang melekat dibadan mereka dirampas oleh gerilyawan TNI.

Walhasil para tentara Belanda itu hanya memakai celana dalam saja untuk selanjutnya ditawan.

Thoor termasuk beruntung, ia berhasil melarikan diri dari tawanan walaupun harus berlari seperti orang sinting tanpa pakaian menuju markas untuk melaporkan penyergapan tersebut.

Menurut kutipan buku Kadet Berastagi ternyata gerilyawan TNI yang menyergap batalion tempat Thoor berdinas itu adalah pasukan TNI Kompi Mohammad Yusuf Husein dari Batalion Nip Xarim.

Berbeda dengan cerita Thoor, dikisahkan awalnya tentara Belanda melakukan perlawanan dalam penyergapan namun satu setengah jam kemudian mereka menyerah.

Tahu musuhnya menyerah, pasukan TNI segera turun ke jalan dan menelanjangi para prahurit kompeni itu sembari merampas perbekalan serta senjata mereka.

Baru saat gencatan senjata tanggal 15 Agustus 1949, sebulan sesudahnya para tawanan tentara Belanda dibebaskan oleh pihak TNI walaupun sudah ada yang meninggal karena terluka parah saat penyergapan

Karena kewajiban kamulah untuk tetap pada pendirian semula, mempertahankan dan mengorbankan jiwa untuk kedaulatan negara...
18/05/2024

Karena kewajiban kamulah untuk tetap pada pendirian semula, mempertahankan dan mengorbankan jiwa untuk kedaulatan negara dan bangsa kita seluruhnya

Pertahankan rumah dan pekarangan kita sekalian
18/05/2024

Pertahankan rumah dan pekarangan kita sekalian

Aku selalu paham benar perjuangan dari perwira. Sebagai patriot bangsa, ia akan memberikan segala yang terbaik termasuk ...
17/05/2024

Aku selalu paham benar perjuangan dari perwira. Sebagai patriot bangsa, ia akan memberikan segala yang terbaik termasuk juga menyerahkan nyawanya untuk Indonesia. Bukan lagi soal materi, kekuasaan, dan hal memukau lainnya. Sosoknya selalu tahu siapa saja yang harus segera ditendang untuk berjuang demi sebuah bangsa, tanah air, negara, dan keluarga

KISAH KEPAHLAWANAN LETNAN AMIR HAMZALetnan Amir Hamzah sudah sangat terpatri di benak masyarakat, kisah yang membuat kit...
17/05/2024

KISAH KEPAHLAWANAN LETNAN AMIR HAMZA

Letnan Amir Hamzah sudah sangat terpatri di benak masyarakat, kisah yang membuat kita bangga dengan kegigihanya dalam mempertahankan negara Kesatuan Republik Indonesia meskipun harus tewas terkena peluru Tentara Inggris.

Letnan (Anumerta) Amir Hamzah, merupakan prajurit perang asuhan Jenderal A.K Gani yang gugur saat perang lima hari lima malam karena terkena mortir saat melawan tentara Inggris di Palembang pada tahun 1946.

Letnan satu (Lettu) Amir Hamzah, merupakan pahlawan Indonesia dari Manggul, Kabupaten Lahat, "Letnan Amir Hamzah gugur dalam peperangan melawan Inggris dalam pertempuran 5 hari 5 malam terkena pecahan mortir, meninggalkan seorang istri bernama Zaudah .

Sampai saat ini bukti ontentik dari Letnan Amir Hamzah masih bisa kita lihat museum Ak. Gani Palembang, antara lain Ada topi baret, sarung tangan,tulisan barang milik Letnan Amir Hamzah yang diserahkan oleh pihak tentara untuk keluarga Letnan Amir Hamzah serta silsilah keluarga.

Gugur di medan perang untuk memerdekakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Letnan Amir Hamzah kemudian dimakamkan di taman makam pahlawan Kabupaten Lahat. Untuk menghormati jasa Letnan perang ini, pemerintah mengabadikan nama Letnan Amir Hamzah sebagai jalan utama di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.

Atas dukungan dari rakyat, para TNI akan jauh lebih hebat. Atas kepercayaan rakyat, TNI jadi lebih profesional. Atas sem...
16/05/2024

Atas dukungan dari rakyat, para TNI akan jauh lebih hebat. Atas kepercayaan rakyat, TNI jadi lebih profesional. Atas semua yang rakyat berikan pun mampu menjadikan TNI siap untuk mewujudkan negara Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan memiliki kepribadian yang baik

KEPAHLAWANAN USMAN DAN HARUN RELA DIHUKUM MATI DEMI NKRIUsman bin Muhammad Ali alias Usman Janatin dan Harun bin Said al...
16/05/2024

KEPAHLAWANAN USMAN DAN HARUN RELA DIHUKUM MATI DEMI NKRI

Usman bin Muhammad Ali alias Usman Janatin dan Harun bin Said alias Tahir adalah dua orang pahlawan Indonesia yang gugur demi mempertahankan kedaulatan negara.

Usman dan Harun dianggap bersalah dengan tuduhan meledakkan bom di pusat kota di Singapura. Aksi itu dilakukan keduanya saat terjadinya konfrontasi Indonesia dan Malaysia.

Usman memiliki nama asli Sersan KKO Janatin alias Usman bin Haji Muhamad Ali. Sedangkan Harun bernama lengkap Kopral KKO Tohir alias Harun bin Said.

Usman adalah prajurit KKO kelahiran Purbalingga, Jawa Tengah, tanggal 18 Maret 1943 dan Harun adalah kelahiran Pulau Bawean, 4 April 1947.

Pada Maret 1965, Usman, Harun dan Gani bin Arup, mendapat tugas khusus dari Komando Operasi Tertinggi (KOTI) untuk memasuki Singapura sebagai bagian dari perkuatan militer Indonesia untuk membantu para sukarelawan Indonesia di wilayah musuh.

Dengan menggunakan perahu karet, ketiganya berangkat tanggal 8 Maret 1965 dengan membawa 12,5 kilogram bahan peledak. Mereka mendapat perintah untuk melakukan sabotase ke sasaran-sasaran penting di kota Singapura. Sasaran tidak ditentukan dengan pasti, jadi harus ditentukan sendiri.

Tanggal 10 Maret 1965 mereka meledakkan bangunan MacDonald House yang terletak di pusat kota. Peristiwa itu menimbulkan kegemparan dan kekacauan bagi masyarakat Singapura. Setelah melakukan aksinya, Harun dan Usman melarikan diri dan berhasil mencapai daerah pelabuhan, sedangkan Gani bin Arup mencari jalan lain.

Sebuah motor boat berhasil mereka rampas untuk kembali ke Pulau Sambu. Namun di tengah jalan, motor boat mengalami kerusakan mesin. Mereka akhirnya ditangkap patroli musuh pada 13 Maret 1965. Keduanya dibawa kembali ke Singapura untuk diadili. Pengadilan Singapura akhirnya menjatuhkan vonis hukuman mati.

Jenazahnya kemudian dibawa ke Indonesia dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan. Pada hari yang sama di mana Usman dan Harun digantung untuk kejayaan bangsa ini,

Rasa rindu ini selalu sesak menyelimuti diriku. Selalu aku hitung berapa hari lagi dirimu akan kembali. Teruslah berjuan...
16/05/2024

Rasa rindu ini selalu sesak menyelimuti diriku. Selalu aku hitung berapa hari lagi dirimu akan kembali. Teruslah berjuang duhai perwira hati ini, penuhi kewajibanmu sebagaimana kau memenuhi kewajibanmu kepadaku

Prajurit sejati bertempur bukan karena dia membenci apa yang ada di depannya, namun karena dia mencintai apa yang ada di...
15/05/2024

Prajurit sejati bertempur bukan karena dia membenci apa yang ada di depannya, namun karena dia mencintai apa yang ada di belakangnya

SANG PATRIOT PIERRE TENDEAN SAAT OPERASI DWIKORA Dalam buku Sang Patriot Kisah Seorang Pahlawan Revolusi: Biografi Resmi...
15/05/2024

SANG PATRIOT PIERRE TENDEAN SAAT OPERASI DWIKORA

Dalam buku Sang Patriot Kisah Seorang Pahlawan Revolusi: Biografi Resmi Pierre Tendean dijelaskan, Letnan Dua Pierre Tendean dinilai memiliki kemampuan dan kecakapan untuk melaksanakan tugas secara maksimal. Maka dari itu, dalam usianya yang masih muda dia mendapatkan panggilan untuk masuk sekolah intelijen TNI AD pada tahun 1963 di Bogor.

Boleh dikatakan dia menjadi murid dengan usia dan pengalaman termuda dalam sekolah itu. Pada pertengahan tahun 1963, Pierre Tendean bersama salah satu rekannya dipanggil untuk bersekolah di sekolah intelijen. Namun, keduanya justru kebingungan karena tidak ada instruksi yang jelas dalam surat itu.

Tendean kembali ke Markas Zeni Pusat untuk menanyakan kejelasan surat tersebut. Lalu diketahui bahwa keduanya ditugaskan melakukan penyusupan ke Malaysia dalam rangka Operasi Dwikora.

Pierre Tendean menjalani kursus intelijen di Bogor selama kurang lebih tiga bulan. Kursus tersebut berhasil diselesaikan dengan baik. Hal ini terbukti dengan Tendean yang langsung mendapat tugas berat melakukan penyusupan ke Malaysia. Melalui surat perintah Dirzi No. SP 507/11/1963, Tendean ditugaskan memimpin pasukan gerilya sukarelawan yang akan menyusup ke Negara Federasi Malaysia

Sebagai persiapan operasi, Tendean dan pasukannya diperbantukan kepada Dinas Pusat Intelijen Angkatan Darat (Dipiad) dan ditempatkan di garis depan. Pierre Tendean dan rekannya ditempatkan di Kawasan basis A tepatnya di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau dan operasi dilakukan dengan menggunakan perahu kecil.

Dalam sumber lain yakni, buku Spesialis Pertempuran Laut Khusus disebutkan, Pierre Tendean juga bertugas sebagai Komandan Basis Y yang terletak di daerah Pasir Panjang, Kep**auan Karimun, Riau.

Pada saat Operasi Dwikora, Kopaska diberi tugas maju ke Kep**auan Riau untuk melaksanakan misi intelijen dan pengamanan. Selain itu, Kopaska diberi tugas mendirikan titik-titik pengintaian di Tarakan, Nunukan, dan Sebatik di wilayah Kalimantan Timur.

Tugas dari empat tim pasukan katak yang dikerahkan adalah untuk melaksanakan intelijen dan sabotase di sejumlah wilayah strategis Federasi Malaysia. Sesuai rencana yang telah ditetapkan, aksi sabotase akan dilaksanakan pada 15 Maret 1964. Apabila misi tersebut berhasil, maka akan timbul kesan bahwa pendirian Federasi Malaysia tidak dikehendaki oleh warganya.

Basis Y yang dipimpin Pierre Tendean merupakan Tim Kedua dari Kopaska yang menyusup ke daerah Malaka dan Johor. Komandan dari tim tersebut adalah Serda Wawa Winowoda. Operasi penyusupan berhasil dilakukan Tim Dua pada awal Maret 1964.

Akan tetapi, sabotase belum berhasil dilakukan lantaran beberapa anggota tim ditangkap aparat Malaysia. Salah satunya adalah Kelasi Dua Pelaut So’eh yang tertangkap dan harus menjalani hukuman di Malaysia.
Pierre Tendean kerap kali mendapatkan tugas penyusupan ke Malaysia dari Selat Panjang, Kep**auan Meranti, Riau. Setiap melakukan operasi penyusupan, Pierre Tendean terlebih dahulu melewati Pekanbaru, Riau Daratan.

Selama setahun bertugas, Pierre Tendean telah berhasil menyusup ke daratan Malaysia sebanyak tiga kali. Pertama kali Ia menyamar sebagai turis dan berbelanja oleh-oleh di Malaysia untuk ayah, ibu, dan saudara-saudaranya. Kedua kalinya, Tendean dapat merebut senjata dan verrekijker (teropong) dari tentara lawan. Benda tersebut tersimpan di Museum Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Sewaktu melakukan operasi yang ketiga, nyawanya sempat berada di ujung tanduk. Ketika berada di tengah laut, Pierre dipergoki dan dikejar oleh kapal perang destroyer milik Inggris.

Dalam keadaan genting itu, Pierre memutuskan turun dari speadboatnya dan berenang menuju perahu nelayan terdekat. Selama berhari-hari dia memegang perahu nelayan dari belakang sembari berenang, sebelum dapat lolos dari kejaran tentara Inggris.

Tidak ada yang namanya kegagalan, yang ada hanyalah pengalaman belajar
15/05/2024

Tidak ada yang namanya kegagalan, yang ada hanyalah pengalaman belajar

Prajurit TNI harus berani terima resiko. Yang menentukan apakah seseorang itu ikhlas berjuang atau memerintah atau beran...
14/05/2024

Prajurit TNI harus berani terima resiko. Yang menentukan apakah seseorang itu ikhlas berjuang atau memerintah atau berani, harus terima resiko apa saja

DI KALA TNI  BERHADAPAN DENGAN TENTARA INGGRIS SAAT OPERASI DWIKORA Operasi 'Ganyang Malaysia' Dwikora sejak tahun 1964-...
14/05/2024

DI KALA TNI BERHADAPAN DENGAN TENTARA INGGRIS SAAT OPERASI DWIKORA

Operasi 'Ganyang Malaysia' Dwikora sejak tahun 1964-1966 memang luar biasa. Indonesia yang menentang pembentukan Federasi Malaysia bentukan Inggris harus bertempur melawan Inggris dan sekutunya dari Selandia Baru dan Australia. Pertempuran di Plaman Mapu, Sarawak, Malaysia adalah salah satu yang brutal, meski cuma 1 jam, dari beberapa pertempuran yang ada. Apa makna pertempuran di Mapu?

Dalam dokumen yang didapatkan dari Museum Pustaka Korps Baret Merah, disebutkan penyerangan di Mapu, mempunyai pengaruh besar terhadap pihak lawan, mencatat juga komentar dari juru bicara Pasukan Keselamatan Sarawak yang menyebut serangan ini sebagai 'determine attack' alias serangan yang menentukan yang telah berhasil menembus pertahanan melingkar kawat berduri dan menyerang ke atas bukit.

Dokumen juga mencatat siaran radio Sarawak di Kuching yang mengatakan bahwa tentara Inggris yang bertahan adalah prajurit yang baru lulus 10 bulan dari pendidikan, dan harian Strait Times pada 28 April 1965 menuliskan bahwa tentara Inggris yang diserang adalah "British Paratroops". Pasukan Para Inggris dikenal sangat elit dan seleksi untuk masuk ke Parachute Regiment sangat berat.

Kemudian, dari siaran radio Sarawak di Kuching pada 28 April 1965 pukul 22.00 Wita diketahui ada sekitar 150 penerbangan heli dari pihak tentara Inggris berseliweran, yang memperkuat dugaan Indonesia bahwa korban musuh sangat besar.

Berapa korban tentara Inggris?

Saksi hidup dan pelaku penyerangan di Mapu, Pelda (Purn) Soemadji mengatakan bisa mencapai sekitar 100-an tentara, dan mendengar dari siaran radio bahwa yang tewas adalah 72 tentara Selandia Baru. Sedangkan dalam catatan dokumen di Museum Pustaka Korps Baret Merah dituliskan, berdasarkan tafsiran sementara, paling sedikit 30 orang musuh ditewaskan.

Sedang dalam buku "Britain's Secret War: The Indonesian Confrontation, 1962-66" yang ditulis Will Fowler di halaman 21 dituliskan, saat penyerangan di Mapu itu, saat itu ada 34 tentara, terdiri dari B Coy HQ, Parachute Regiment termasuk satu peleton yang lemah karena prajuritnya baru lulus dari pendidikan. Dituliskan p**a korban serangan dari pihak Inggris adalah 2 tentara tewas dan 7 lainnya terluka.

Dituliskan p**a, keberhasilan serangan di Mapu karena strategi gerilya dengan serangan pendadakan total, faktor musuh yang lengah karena terlalu percaya akan sistem pertahanannya, faktor cuaca kabut dan hujan, doktrin-doktrin Komando RPKAD, serta moril prajurit yang tinggi juga keeratan hubungan antara pimpinan dan bawahan.

Sedangkan Soemadji mengenang, bahwa meski unggul dalam gerilya, sebenarnya persenjataan RPKAD kala itu kalah dibanding pihak musuh, terutama dalam perlindungan udara. Pihak tentara Inggris, imbuhnya, memiliki banyak helikopter dan pesawat yang bisa melindungi tentara darat dan menyisir musuh dari udara.

"Hanya semangat patriotisme yang sangat tinggi dan latihan yang keras kita bisa sukses melaksanakan tugas," tutur Soemadji.

Kamu bukanlah tentara sewaan tetapi prajurit yang berideologi, sanggup berjuang menempuh maut untuk kelahiran Tanah Airm...
14/05/2024

Kamu bukanlah tentara sewaan tetapi prajurit yang berideologi, sanggup berjuang menempuh maut untuk kelahiran Tanah Airmu

Seorang prajurit tidak boleh menyerah dalam pertempuran dengan alasan apa pun. Kalau pelurumu habis, pergunakan bayonetm...
13/05/2024

Seorang prajurit tidak boleh menyerah dalam pertempuran dengan alasan apa pun. Kalau pelurumu habis, pergunakan bayonetmu! Kalau bayonetmu patah, pergunakan tanganmu untuk memukul! Kalau tanganmu patah, pakailah gigimu untuk menggigit! Dan kalau gigimu patah, pergunakan matamu untuk mematahkan semangat musuh

TENTARA BELANDA YANG MEMBELOT KE INDONESIA Lelaki bernama lengkap Johannes Cornelis Princen ini lahir di Den Haag pada 2...
13/05/2024

TENTARA BELANDA YANG MEMBELOT
KE INDONESIA

Lelaki bernama lengkap Johannes Cornelis Princen ini lahir di Den Haag pada 21 November 1925. Latar belakang pendidikannya akrab dengan sekolah agama. Dibesarkan dalam keluarga liberal pemeluk Katolik, Poncke Princen bercita-cita menjadi pastor misionaris. Dia menempuh pendidikan di seminari pada 1939-1943.

Tetapi Princen tidak pernah menyelesaikan studinya untuk menjadi pastor tersebut karena merasa sulit menghilangkan hasrat terhadap perempuan. Kehidupan mudanya digambarkan sebagai seorang pemuja kebebasan. Tetapi secara ideologi dia tertarik pada sosialisme.

Saat perang dunia II pecah, Princen ingin bergabung dengan tentara Sekutu dan pergi ke Inggris pada tahun 1943. Sayangnya dia tertangkap tentara N**i Jerman yang telah menduduki Belanda. Princen dipenjara di lokasi yang berpindah-pindah dari Vaught, Utrecht, Amersfoort, dan akhirnya di Bocholt, Jerman.

Di dalam penjara itulah Princen mendapat julukan Poncke. Julukan ini diambil dari roman berjudul Leven en daden van Pastoor Poncke van Damme in Vlaanderen Pastoor Poncke (1941) karya Jan Eekhout (1900-1978) yang kerap dibacakan Princen kepada para tahanan lain.

Setelah perang berakhir, pada Mei 1945 Princen dibebaskan tentara sekutu dari penjara. Hanya beberapa bulan menghirup udara bebas, pada Desember 1945 Princen mendapat panggilan wajib militer dari Kerajaan Belanda ke Indonesia.

Princen menolaknya dan kabur ke Prancis. Namun dia kembali tertangkap dikirim ke kamp di Schoonhoven, tempat para penolak wajib militer ditampung. Di sinilah Princen berkenalan dengan seorang komunis bernama Piet van Staveren. Sebagai komunis, Piet van Staveren menolak kembalinya Belanda untuk menguasai Indonesia.

Sikap Piet van Staveren sejalan dengan pendirian Pricen yang memang ingin memperjuangkan kebebasan. Kelak, interaksi dengan Piet van Staveren ini berpengaruh besar pada sikap dan aktivitas Princen.

Pada 28 Desember 1946, Princen dan tahanan penolak wajib militer lain diberangkatkan ke Indonesia. Begitu sampai di Indonesia, vonis 12 tahun penjara dijatuhkan untuk Princen pada 22 Oktober 1947 atas penolakannya terhadap wajib militer Kerajaan Belanda. Tetapi hukuman itu menjadi 4 bulan penjara tanpa syarat.

Pricen ditahan di Cipinang lalu dipindah ke Cisarua. Di kamp tahanan ini Princen mendengar kabar bahwa Piet van Staveren berhasil kabur dan bergabung dengan tentara Indonesia. Setelah empat ulan lewat, Princen akhirnya bebas dan kembali ke dinas militer dengan jabatan kopral bagian medikasi satu dalam Divisi 7 Desember.

Dari sini, keyakinan Princen terhadap pilihan untuk tidak mendukung kembalinya Belanda menjajah Indonesia semakin kuat. Dia melihat dengan mata kepala sendidri kekejaman tentara Belanda kepada orang Indonesia. Princen pun memutuskan harus kabur.

Menyerah adalah satu-satunya cara pasti untuk gagal
13/05/2024

Menyerah adalah satu-satunya cara pasti untuk gagal

Address

Jalan Sinarmas Boulevard Situ Gadung Kec. Pagedangan, Kabupaten Tanggerang
Tanggeran
15338

Website

https://sapuant.blogspot.com/?m=1

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when IndMilitary posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to IndMilitary:

Videos

Share


Other Tanggeran media companies

Show All