06/04/2024
ANEKDOT: ORANG AWAM JADI IMAM
Di kisahkan dalam sebuah perkampungan kecil terdapat mushola setempat bernama Mushola Aolia. Di sana terkenal dengan masyarakatnya yang sangat antusias dalam hal ibadah, nah terlebih lagi ketika memasuki bulan Ramadhan. Orang-orang di sana akan berbondong-bondong melakukan shalat Tarawih bersama, bahkan saking antusiasnya jam 7 malam saja se-isi mushola sudah full.
Namun, disayangkan di desa ini hanya ada satu orang ustadz. Saking sibuknya ustadz di Mushola Aolia ini tak jarang diundang sana-sini dalam hajatan warga di sana. Nah, kebetulan hari ini si ustadz diundang oleh salah satu warga untuk berbuka di rumah Pak Budi, seorang pemilik warung Mercon Setan. Warung Pak Budi yang menjual mercon itu sangat viral dijagad tiktok, kalau di hari-hari biasa orang mengantri hingga 100 meter tak habis-habis hanya ingin membeli Mercon Setan Warung Pak Budi, mungkin resep rahasia selama ini bisa laris selain enak merconnnya tapi juga dibumbui oleh setan.
Nah, singkat cerita. Warung Pak Budi itu selama Ramadhan memang tutup, di hari kesembilan Ramadhan Pak Budi berinisiatif mengundang Ustadz Mushola Aolia untuk berbuka puasa di rumahnya. Maka, diundanglah sang ustadz. Mereka bercengkrama, dan berbuka bersama. Tentu karena Pak Budi kalau di hari biasa jualan sambel mercon sudah dipastikan menu spesial buka saat itu adalah mercon setan.
Waktu menjelang jam 7 malam pun akan tiba, maka Pak Budi bersama sang ustadz bersama-sama pergi ke Mushola Aolia untuk berjamaah shalat Isya yang dilanjutkan dengan shalat Tarawih bersama. Jamaah di mushola pun tampak sudah penuh, seraya mereka menunggu sang ustadz untuk mengimami mereka. Sampai-sampai Pak Budi merasa tak enak karena gegara dirinya pak ustadz telat 20 menit sampai ke mushola.
Pak Budi yang sedari awal bersama ustadz langsung mengambil posisi dibelakang ustadz untuk shalat bersama. Ingat masyakarat di Mushola Aolia ini memang orangnya semangat-semangat dalam ibadah, tapi kebanyakan dari mereka dangkal soal ilmu agama. Di sini termasuk juga Pak Budi, maka tak ayal ustadz di sana menjadi tumpuan masyakarat, entah imam shalat dan lainnya.
Rakaat demi rakaat Tarawih mereka lakukan, hingga pada rakaat kedelapan sang ustadz merasa perutnya kelojotan. Seperti ada yang terbakar dalam perut, hingga membuat sang ustadz yang tadi bacaan suratnya merdu kok berubah nada suaranya. Walhasil, dirakaat kesepuluh sang ustadz tanpa kata-kata keluar dari mihrab imam menuju kamar mandi muhshola. Kata batin sang ustad, "Wah, ini mesti sebab Mercon Setan Pak Budi?!"
Posisi mihrab pun kosong tak ada imam. 10 menit ditunggu, pak ustadz juga tak kunjung datang. Bahkan, hampir 20 menit menunggu pak ustadz juga tak muncul-muncul. Hal ini membuat resah jamaah Mushola Aolia, sampai ada anggapan apa hari ini Tarawihnya hanya sampai 10 rakaat ya? Ada lagi yang bilang; mungkin kita disuruh melanjutkan Tarawih sendiri-sendiri seperti awal zaman Nabi?! Kata Pak Budi, "Waduh, ini bisa kacau."
Jamaah Mushola Aolia mulai sudah tidak kondusif, gerasak-gerusuk tak terhindarkan. Ocehan-ocehan dari jamaah pun tak terbendung, sebab lebih dari 30 menit pak ustadz juga tak muncul-muncul. Maka, di sini Pak Budi mulai menunjukkan perannya. Seketika dia berdiri pas dalam posisi mihrab, seraya mengambil alih imam dari pak ustadz. Pak Budi berdiri tegak menghadap kepada para jamaah seraya berkata, "Ayo, jamaah kita lanjutkan shalat Tarawih ini?!" Para jamaah Mushola Aolia pun akhirnya serentak menjawab, "Iyaa .. setuju .." Maka, Pak Budi yang bersemangat menggantikan sang ustadz itu pun bertakbir seraya memulai shalat dengan menghadap Jamaah Mushola Aolia, dan jamaah mushola pun menghadap Pak Budi. Tak ayal, mereka saling berhadap.
Sang Ustadz yang sedari awal buang air tak berhenti-henti sebab Mercon Setan, sekembali ke Mushola Aolia terkaget-kaget dengan Jamaahnya; ASTAGHFIRULLAH Pak Budi-Pak Budi, madzhab apa ini?! Tepok jidat!
*Kisah ini tersinpirasi dari mimpi. Hehe.