Redaksi Fiksi Islami

Redaksi Fiksi Islami Fiksi Islami: lembutkan nurani! Simak yuk, sajian kami!
(1)

Fiksi Islami (Filmi) fiksiislami.com adalah website nirlaba yang menayangkan novel, cerpen, puisi dan artikel-artikel Islami berkualitas.

Assalamu'alaikum wr. wb.Halo Sobat Filmi! 🥰S**a menulis? Ingin mengubah karya tulis itu menjadi cuan? Lumayan kan untuk ...
23/08/2024

Assalamu'alaikum wr. wb.
Halo Sobat Filmi! 🥰
S**a menulis? Ingin mengubah karya tulis itu menjadi cuan? Lumayan kan untuk biaya hidup sehari-hari. Bagaimana caranya? Nah, semua akan dibahas di webinar online ini!
Dalam webinar online "Meraih Cuan dari Tulisan", kalian akan dapat banyak ilmu dari kedua narasumber istimewa kita, yaitu:
🌱 Riawani Elyta (Penulis), dan
🌱 Afifah Afra (CEO Indiva Media Kreasi)
Seru, kan? Jika berminat, Sobat Filmi bisa bergabung dengan kami pada:
🗓️ Sabtu, 24 Agustus 2024
🕐 Pukul 09.00-11.00 WIB
📍 Zoom Meeting
Untuk mengikuti acara ini, yuk infak seikhlasnya ya Sobat. Infak dari Sobat akan kami manfaatkan untuk pengembangan literasi Islami dan pengelolaan fiksiislami.com.
Tunggu apa lagi? Ayo segera daftar!
Informasi Pendaftaran:
wa.me/6282136089269
See you there~ 🔥

⭐ [WEBINAR ONLINE: MERAIH CUAN DARI TULISAN] ✒️💸

Assalamu'alaikum wr. wb.
Halo Sobat Filmi! 🥰

S**a menulis? Ingin mengubah karya tulis itu menjadi cuan? Lumayan kan untuk biaya hidup sehari-hari. Bagaimana caranya? Nah, semua akan dibahas di webinar online ini!

Dalam webinar online "Meraih Cuan dari Tulisan", kalian akan dapat banyak ilmu dari kedua narasumber istimewa kita, yaitu:
🌱 Riawani Elyta (Penulis), dan
🌱 Afifah Afra (CEO Indiva Media Kreasi)

Seru, kan? Jika berminat, Sobat Filmi bisa bergabung dengan kami pada:
🗓️ Sabtu, 24 Agustus 2024
🕐 Pukul 09.00-11.00 WIB
📍 Zoom Meeting

Untuk mengikuti acara ini, yuk infak seikhlasnya ya Sobat. Infak dari Sobat akan kami manfaatkan untuk pengembangan literasi Islami dan pengelolaan fiksiislami.com.
Tunggu apa lagi? Ayo segera daftar!

Informasi Pendaftaran:
0821 3608 9269

See you there~ 🔥

⭐ [WEBINAR ONLINE: MERAIH CUAN DARI TULISAN]  ✒️💸Assalamu'alaikum wr. wb.Halo Sobat Filmi! 🥰S**a menulis? Ingin mengubah...
29/07/2024

⭐ [WEBINAR ONLINE: MERAIH CUAN DARI TULISAN] ✒️💸

Assalamu'alaikum wr. wb.
Halo Sobat Filmi! 🥰

S**a menulis? Ingin mengubah karya tulis itu menjadi cuan? Lumayan kan untuk biaya hidup sehari-hari. Bagaimana caranya? Nah, semua akan dibahas di webinar online ini!

Dalam webinar online "Meraih Cuan dari Tulisan", kalian akan dapat banyak ilmu dari kedua narasumber istimewa kita, yaitu:
🌱 Riawani Elyta (Penulis), dan
🌱 Afifah Afra (CEO Indiva Media Kreasi)

Seru, kan? Jika berminat, Sobat Filmi bisa bergabung dengan kami pada:
🗓️ Sabtu, 24 Agustus 2024
🕐 Pukul 09.00-11.00 WIB
📍 Zoom Meeting

Untuk mengikuti acara ini, yuk infak seikhlasnya ya Sobat. Infak dari Sobat akan kami manfaatkan untuk pengembangan literasi Islami dan pengelolaan fiksiislami.com.
Tunggu apa lagi? Ayo segera daftar!

Informasi Pendaftaran:
0821 3608 9269

See you there~ 🔥

[CERPEN]Kisah Satu Kilometer..Sepanjang jalan sejauh satu kilometer itu, adalah satu-satunya jalan yang menghubungkan ru...
26/07/2024

[CERPEN]
Kisah Satu Kilometer
..
Sepanjang jalan sejauh satu kilometer itu, adalah satu-satunya jalan yang menghubungkan rumahku dengan jalan besar. Meskipun bukan di daerah terpencil, nyatanya jalan itu sering rusak. Lubang di sana – sini. Itulah kenapa, aku jarang mencuci mobilku di musim hujan sebab percuma kalau sudah kena cipratan air.

“Semprul!” umpatku. Kuinjak rem secara mendadak. Kulihat istri dan anakku memandang ke arahku.

“Ayah ngomong apa?” tanya anakku.
____

Sepanjang jalan sejauh satu kilometer itu, adalah satu-satunya jalan yang menghubungkan rumahku dengan jalan besar.

Yuk, baca cerpen anak karya Syahidah Dzakiyyatunissa (Anis) yang dimuat di fiksiislamidotcom. InsyaAllah bagus untuk dib...
24/07/2024

Yuk, baca cerpen anak karya Syahidah Dzakiyyatunissa (Anis) yang dimuat di fiksiislamidotcom. InsyaAllah bagus untuk dibaca ananda.

“Ih, lele?!” Seruan keras itu membuat Padi nyaris menjatuhkan kotak bekalnya ke lantai, saking kagetnya. Ia langsung menoleh dan melotot ke arah sumber suara. Dimas, si sumber suara, melihat ke dalam kotak bekal Padi dengan ekspresi jijik. Di dalam kotak bekal tersebut, telah tersusun rapi dua c...

Generasi Z yang lahir antara tahun 1996 – 2009 yang notabenenya sebagai pemuda masa depan bangsa, memang lekat dengan ke...
09/07/2024

Generasi Z yang lahir antara tahun 1996 – 2009 yang notabenenya sebagai pemuda masa depan bangsa, memang lekat dengan kebiasaan “mager” (malas gerak) dan kaum rebahan. Sungguh tidak produktif karena kebiasaan mager bisa dikatakan hanya membuang waktu sia-sia. Tak lain tak bukan karena yang dilakukan hanya scroll medsos atau nonton video berbagai konten sambil santai-santai rebahan.

Bagi kalian-kalian yang sudah terlanjur mageran dan masuk kategori kaum rebahan harus segera sadar dan memanaj ulang arah hidupnya. Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan agar bisa lepas dari kebiasaan mager dan kaum rebahan. Yuk, simak trik berikut ini.

Generasi Z yang lahir antara tahun 1996 – 2009 yang notabenenya sebagai pemuda masa depan bangsa, memang lekat dengan kebiasaan “mager” (malas gerak) dan kaum rebahan. Sungguh tidak produktif karena kebiasaan mager bisa dikatakan hanya membuang waktu sia-sia. Tak lain tak bukan karena yang dil...

MENULIS ADALAH TERAPIKeandalan menulis sebagai salah satu proses terapi untuk jiwa kembali mendapatkan dukungan dari par...
09/07/2024

MENULIS ADALAH TERAPI
Keandalan menulis sebagai salah satu proses terapi untuk jiwa kembali mendapatkan dukungan dari para ilmuwan. Salah satunya dari Dr. Eny Purwandari, S.Psi, M.Si. Sosok yang sehari-hari menjadi dosen di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) itu memaparkan sebuah fakta unik, bahwa menulis adalah sebuah terapi. Menulis bisa digunakan sebagai salah satu cara manajemen stres, bahkan juga bisa mengubah sebuah tantangan menjadi peluang. Misalnya, orang-orang yang ada permasalahan dalam hidupnya, biasanya dia akan tenggelam dalam kesedihan mendalam, bahkan berpeluang besar terkena depresi. Namun, dengan menulis, dia akan bisa menangani stres tersebut, dan jika kemampuan menulisya terus dilatih, lambat laun dia akan memiliki keterampilan kepenulisan yang sangat dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan.

https://fiksiislami.com/ilmuwan-psikologi-menulis-adalah-terapi/

Keandalan menulis sebagai salah satu proses terapi untuk jiwa kembali mendapatkan dukungan dari para ilmuwan. Salah satunya dari Dr. Eny Purwandari, S.Psi, M.Si. Sosok yang sehari-hari menjadi dosen di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) itu memaparkan sebuah fakta unik, bahw...

Tahun 2000an, fiksi-fiksi ini sangat berjaya
07/05/2024

Tahun 2000an, fiksi-fiksi ini sangat berjaya

[CERPEN]Tring tring tring … buru-buru Winda memeriksa ponselnya. Pesan masuk dari Wisnu, suaminya. Dahi Winda mengerut. ...
25/01/2024

[CERPEN]

Tring tring tring … buru-buru Winda memeriksa ponselnya. Pesan masuk dari Wisnu, suaminya. Dahi Winda mengerut. Hmm, tumben Wisnu kirim pesan saat jam kantor sedang sibuk-sibuknya begini.
‘Dik, ada pesan dari Ibu. Penting.’
Winda mengetik untuk membalas.
‘Pesan apa, Mas? Kok Ibu enggak menyampaikan apa-apa ke Winda, ya?’

Ganti Wisnu yang mengetik.
‘Mas tadinya mau tunda kasih kabar ke adik, tetapi kok nggak nyaman ya.’
‘Pesannya begini.’
‘Maaf, Ibu sengaja langsung menyampaikan ke Nak Wisnu. Kalau lewat Winda, dia pasti enggak setuju. Ibu ingin tukar tambah lemari kayu yang ada di kamar kalian dengan yang bahannya lebih bagus. Sudah dapat barangnya, sudah Ibu jadikan, tetapi masih kurang 8 juta karena lemari lama dihargai 4 juta. Jadi sebenarnya harganya 12 juta. Nanti tukang mebelnya datang. Apa bisa Nak Wisnu membantu melunasi?’

Tring tring tring … buru-buru Winda memeriksa ponselnya. Pesan masuk dari Wisnu, suaminya. Dahi Winda mengerut. Hmm, tumben Wisnu kirim pesan saat jam kantor sedang sibuk-sibuknya begini. ‘Dik, ada pesan dari Ibu. Penting.’ Winda mengetik untuk membalas. ‘Pesan apa, Mas? Kok Ibu enggak menya...

[CERPEN]Pukul Sembilan Malam, karya Kholi AbasWaktu di layar ponselku sudah menunjukkan pukul delapan malam. Aula Asrama...
04/01/2024

[CERPEN]
Pukul Sembilan Malam, karya Kholi Abas
Waktu di layar ponselku sudah menunjukkan pukul delapan malam. Aula Asrama Sylvasari–tempatku tinggal–sudah mulai ramai oleh penghuni asrama, baik laki-laki maupun perempuan. Asrama ini memang campuran, penghuninya adalah mahasiswa Fakultas Kehutanan. Walau bercampur dan berada di satu lingkungan, tapi gedung asrama laki-laki dan perempuan terpisah. Aula inilah yang menjadi pembatas sekaligus penghubung keduanya.

Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam. Aula Asrama sudah mulai ramai oleh penghuni asrama, baik laki-laki maupun perempuan.

Hujan terus meneteskan butir-butir kesejukan. Hawa malam membuat mata ini berat dan ingin pejam. Tapi, banyak tulisan ba...
04/01/2024

Hujan terus meneteskan butir-butir kesejukan. Hawa malam membuat mata ini berat dan ingin pejam. Tapi, banyak tulisan bagus di http://fiksiislami.com yuk tengokin bentar ... hingga saat ini, Filmi masih tetap konsisten memposting tulisan-tulisan keren dari para penulis Indonesia. Jadikan website ini "santapan harian" rutin, ya.

Fiksiislami.com adalah sebuah website yang menyajikan fiksi islami baik prosa maupun puisi. Juga artikel seputar gaya hidup dan literasi.

BismillahJUM'AT BerkahJangan Lewatkan Hari Tanpa Sedekah  “Sedekah itu dilipatgandakan pahalanya pada hari jumat (yakni ...
06/10/2023

Bismillah
JUM'AT Berkah
Jangan Lewatkan Hari Tanpa Sedekah

“Sedekah itu dilipatgandakan pahalanya pada hari jumat (yakni bila sedekah itu pada hari jumat maka pahala berlipat ganda dari hari-hari lain).” (HR. Abi Syaibah)

Yuk.. mengambil peluang kebaikan dengan mendukung kemajuan dakwah literasi bersama fiksiislami.com dan infakID.

Link donasi ada di bit.ly/fiksiislami

Konfirmasi donasi
wa.me/6285747980551
____________________________

Terima kasih, jazaakumulloh khoiron katsiro 🙏🏻

BismillahAlhamdulillah telah tayang neh, karya baru dari kontributor Filmi. Yuk, cus ke WEB. Salam Literasi
26/07/2023

Bismillah
Alhamdulillah telah tayang neh, karya baru dari kontributor Filmi. Yuk, cus ke WEB. Salam Literasi

25/07/2023

Bismillah
Meminta pertolongan dan bersyukur atas segala pemberian Allah, adalah kunci-kunci kebahagiaan. Menurut sahabat Filmi gimana?

Gulali adalah salah satu cerpen terbaik yang tayang di fiksiislami.com. Sebuah cerpen yang indah, sangat menyentuh, deng...
10/03/2023

Gulali adalah salah satu cerpen terbaik yang tayang di fiksiislami.com. Sebuah cerpen yang indah, sangat menyentuh, dengan pesan sangat lembut.

Afifah Afra, selaku Pimred fiksiislami.com akan membedah cerpen keren ini dalam acara Bedah Karya #2 Filmi. Hadir juga penulis cerpen tersebut, Ita Djamari.
Jangan lewatkan agenda keren ini ya...

🗓️ Sabtu, 11 Maret 2023
⏰ pukul 20.00 - 21.45 WIB
💻📱Via Zoom

Kurator Cerpen :
Afifah Afra
(Pimred Fiksislami.com)

*Ada doorprize menarik

Cukup donasi literasi sukarela
👇🏻 klik link dibawah ini
bit.ly/fiksiislami

DAFTAR SEKARANG!

Ketik :
daftarbedahkarya_nama_domisili
kirim ke

http://wa.me/6285747980551

Salam literasi! 📚📚
https://fiksiislami.com/filmi-gelar-bedah-karya-2-cerpen-gulali/

Tujuh Tahun Cinta(Zam Alano) https://fiksiislami.com/tujuh-tahun-cinta/Bercerita cinta, entah ke mana muara sepasang hat...
12/01/2023

Tujuh Tahun Cinta
(Zam Alano)

https://fiksiislami.com/tujuh-tahun-cinta/

Bercerita cinta, entah ke mana muara sepasang hati usai terikat janji. Mungkinkah ijab kabul pria yang akan menikahiku besok pembuka terbaik soal cinta. Rupa-rupa cerita lanjutan seperti masih menunggu.

Malam ini aku mendapati Mama duduk di balkon belakang. Kutemani dirinya memandang lembut taburan bintang. Entah, seperti ada gemintang yang menariknya pada sebuah masa. Aku bertanya takzim, sembari menggenggam jemarinya yang mulai keriput ditelan renta.

“Ma, Fahimah nanti harus bagaimana setelah menjadi istri? Fahimah tak bisa masak yang enak, sering teledor, tidak pandai berdandan. Fahimah takut, Ma.”
Mama menarik nafas sejenak. Dari dalam rumah, terdengar keluarga besar kami bercengkerama. Riuh rendah penuh kegembiraan, menyiapkan perhelatan istimewa.

***

Malam pekat sekali. Gemintang Auriga membuatnya tampak lain. Bintang-bintang cantik merangkai sosok sais kereta perang. Dan memandang Auriga, aku tak ingin sama sekali ditemani pria itu. Bahkan aku berharap pada Auriga supaya dia lenyap.

“Tuhan, dia sosok asing bagiku. Bagaimana mungkin kini menjadi suamiku. Engkau tahu maksudku, bukan? Tolong kabulkanlah.” Demikian bait pengharapan tiap kali kutunggu sang sais melesakkan satu bintang jatuh ke bumi. Tak peduli pria itu ada di belakangku. Bergelut riang bersama dua putri bersuara manja. Bahkan bila dia mendengar sekali pun doaku, itu akan jauh lebih baik.

Aku tahu, mereka bertiga kerapkali melirikku berkutat sendiri di balkon belakang rumah. Ditemani kesetiaan tujuh tahun Auriga. Tiap malam selama Februari kubiarkan raga di sini. Berharap tahun ini Auriga berbaik hati. Tapi aku menelan kecewa, seiring pukul 21.00 terulur jauh, Auriga meredup. Tanpa memberiku apa-apa.

“Jangan ganggu Mama. Itu waktu terbaiknya menunggu untuk berdoa,” ujar lelaki yang wibawanya hanya mampu menenggelamkan dua orang anak di rumah ini. Seperti juga selera humor yang membuat fans kecilnya itu kerap tertawa.

“Pada bintang Papa?” kutangkap pertanyaan heran satu dari dua putriku, Rahimah.
“Bukan. Tetap pada Allah, tapi mungkin suasana seperti sekarang yang paling membuat Mama senang berdoa.” . .

Pria itu memang santun, pekerja keras, sekaligus bertanggungjawab. Tapi Pramono tak pernah kalah dari pria itu, kecuali dari sisi keyakinan.

https://fiksiislami.com/pendar-pendar-cahaya/
09/11/2022

https://fiksiislami.com/pendar-pendar-cahaya/

Cahaya. Aku selalu melihat cahaya di wajahnya. Bersih dan terang. Apalagi jika dia tersenyum. Ah, aku semakin jatuh hati. Kali ini pun aku melihatnya Kembali. Berjalan gagah dengan kemeja kotak-kotak yang lengannya sedikit digulung. Dan wajah redup tenang itu seakan berpijar di antara sisiran rambut...

https://fiksiislami.com/hujan/
04/11/2022

https://fiksiislami.com/hujan/

Parjo melenguh menatap sawah warisan kedua orangtuanya yang terletak di daerah Ged**gan, Colomadu itu. Tanah di persawahan yang merana itu sudah mulai merekah, retak di sana-sini. Tanda bahwa sudah beberapa hari ini air tak lagi mengaliri. Sumber irigasi dari waduk Cengklik yang biasa menjadi tumpua...

Teman2 yang pingin kenal lebih dekat dengan Fiksi Islami yuk join webinar ini.. Nanti ada juga sharing tentang tips asyi...
03/11/2022

Teman2 yang pingin kenal lebih dekat dengan Fiksi Islami yuk join webinar ini.. Nanti ada juga sharing tentang tips asyik menulis yang akan dipandu oleh para penulis handal kesayangan.

Buruan join ke wa.me//+6282136089269

https://fiksiislami.com/wanita-undian/
29/10/2022

https://fiksiislami.com/wanita-undian/

“Yuk, emak di ICU. Kami menunggumu di rumah sakit,” suara Yunisa terdengar di seberang di HP Yusi. “Sebentar lagi, acara baru dimulai. Nanti aku menyusul,” Yusi beralasan, memberi sugesti di otaknya, emak akan baik-baik saja. “Emak terjatuh di kamar mandi. Darah di kepalanya masih menetes....

https://fiksiislami.com/mengemas-literasi-yang-asyik-di-sekolah/
28/10/2022

https://fiksiislami.com/mengemas-literasi-yang-asyik-di-sekolah/

Pada akhir 2016 saya berkunjung ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dan bertemu seorang kawan. Ia Direktur Pendidikan sebuah Sekolah Islam Terpadu yang menaungi jenjang PAUD, SD, SMP, dan SMA. Kepadanya saya berkata, “Ini kesempatan bagi sekolah untuk mengenalkan sirah nabawiyah dan mendekatkan pa...

27/10/2022
Dalam rangka peringatan bulan bahasafiksiislami.com dan DPRD Jawa Tengah menyelenggarakan:FGD (Focus Group Discussion)*T...
27/10/2022

Dalam rangka peringatan bulan bahasa
fiksiislami.com dan DPRD Jawa Tengah menyelenggarakan:
FGD (Focus Group Discussion)
*TRANSFORMASI LITERASI DI ERA DIGITAL*

Insyaa Allah dilaksanakan pada:
🗓️ Ahad, 30 Oktober 2022
⏰ pukul 12.30 -15.30 WIB
🏨 Hotel Sarila Solo
Jl. Kalilarangan No. 103 Solo

*Pembicara:*
*H. Quatly Alkatiri*
Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah

*Rianna Wati, S.S., M.A.*
Dosen Sastra Indonesia FIB UNS
Redaktur fiksiislami.com

*Fasilitas:*
✅ Silaturahmi Pekerja Kreatif di bidang literasi
✅ Makan Siang
✅ Coffee Break
✅ Uang Saku
✅ Kaos

Gratis 50 peserta
DAFTAR SEKARANG!
Klik Link dibawah ini 👇
s.id/FGDfilmi

https://fiksiislami.com/keranjang-buah-misterius/
26/10/2022

https://fiksiislami.com/keranjang-buah-misterius/

Sobar terjaga dari tidurnya saat mendengar suara lonceng jam yang ada di luar kamar berdentang tiga kali. Kelopak mata Sobar terbuka. Benaknya kembali disesaki kejadian yang barusan menyambangi alam mimpinya. Seumur hidup baru kali ini Sobar bermimpi sedang mengaji pada seorang kiai yang belum perna...

[Sudah Download Aplikasi Fiksi Islami?]Per 20 Oktober 2022 kemarin, aplikasi Fiksi Islami sudah bisa didownload di Googl...
25/10/2022

[Sudah Download Aplikasi Fiksi Islami?]

Per 20 Oktober 2022 kemarin, aplikasi Fiksi Islami sudah bisa didownload di Google Playstore, lho. Ada sejumlah keuntungan mendownload aplikasi ini.

✅Aplikasi tidak berat, cuma 15MB, jadi tidak akan membebani HP Sobat semua
✅Download gratis, prosesnya mudah, tanpa registrasi apapun
✅Membaca Fiksi Islami bisa lebih mudah dan praktis
✅Bentuk dukungan Sobat terhadap perkembangan literasi Islami di negeri ini

*Belum mau download?*
Tak apa, fiksikslami.com masih bisa diakses via browser kok, tanpa registrasi apapun.

*Mau ikutan menulis?*
Boleh banget. Silakan klik menu kirim tulisan, register sebagai penulis, dan kirim tulisan Sobat. Ada honor bagi yang dimuat. Semua naskah akan dicek editor dan hanya naskah yang lolos seleksi yang kami terbitkan.

*Mau donasi untuk kami?*
Dengan senang hati kami terima. Kami telah bekerja sama dengan Rumah Zakat, sebuah lembaga sangat kredibel dan terpercaya untuk menggalang donasi literasi, mulai dari Rp 1000. Silakan donasi ke bit.ly/fiksiislami

Salam literasi!



*Jangan Lewatkan Kesempatan Menarik*Webinar TIPS ASYIK MENULISDalam rangkaLaunching Fiksiislami🗓️ Ahad, 13 November 2022...
23/10/2022

*Jangan Lewatkan Kesempatan Menarik*

Webinar
TIPS ASYIK MENULIS

Dalam rangka
Launching Fiksiislami

🗓️ Ahad, 13 November 2022
⏰ pukul 09.00 -12.00 WIB
💻📱Via Zoom

Afra
Penulis, CEO Indiva

Wati
Penulis, Dosen FIB UNS

Istiqomah
Penulis, Trainer Motivasi

Mengapa Anda HARUS hadir dalam webinar ini?
* Ketiga pembicara adalah praktisi
* Penulis yang sudah malang-melintang di dunia literasi
* Full informasi tentang fiksiislami, kanal muslim dalam dunia literasi
* Ada doorprize menarik
* Bongkar tips cerpen/artikel/puisi layak terbit

Full Gratis
DAFTAR SEKARANG!

Ketik :
daftarwebinarfilmi_nama_domisili
kirim ke wa.me/6282136089269

https://fiksiislami.com/ayuning-dan-impiannya/Karya pertama mimin, ini teman-teman. Yuk, dibaca!
22/10/2022

https://fiksiislami.com/ayuning-dan-impiannya/
Karya pertama mimin, ini teman-teman. Yuk, dibaca!

“Keluargamu itu miskin jadi tidak perlu untuk kuliah dan pergi ke kota!” Begitu yang disampaikan oleh keluarga Ayuning. Bayangkan betapa hancurnya perasaan Ayuning pada saat mendengar perkataan dari keluarganya. Keluarga yang seharusnya mendukung tetapi malah menjadi orang yang meremahkan dan me...

Simfoni Bunga Rumput Part 1Pagi yang sibuk. Pagi yang meramalkan siang nan garang dan berkeringat. Seperti biasa di musi...
19/10/2022

Simfoni Bunga Rumput Part 1

Pagi yang sibuk. Pagi yang meramalkan siang nan garang dan berkeringat. Seperti biasa di musim kemarau. Sosok-sosok dengan wajah tegang, yang keluar dari rumah-rumah petak sempit dengan tatapan malas, menyusuri trotoar, menjejali halte, berharap mendapatkan tempat duduk cukup untuk beristirahat hingga tempat kerja masing-masing. Jangan bayangkan hanya lima atau sepuluh menit. Terkadang sampai dua jam. Apalagi jika jalanan macet. Karena itu, sebagian dari mereka, akhirnya nekad memilih berzig-zag di antara kendaraan-kendaraan roda empat yang merayap pelan dengan motor kreditan—yang juga dikredit dengan nekad p**a. Di sebuah jalan di daerah Jakarta Timur, kondisi tak kalah semerawut. Ibarat pembuluh yang dialiri darah melebihi kapasitas, dengan dinding-dinding yang ruangnya dikorupsi kolesterol.

Kinanti menghela napas panjang, menata kesabaran. Lampu merah telah berubah hijau, dan kembali merah, sedangkan ia masih belum memiliki kesempatan untuk meng-gas motor bututnya. Peluh mengucur, padahal belum ada satu jam ia membersihkan badan, tadi pagi. Matahari belum tinggi betul, tetapi panasnya sudah mulai menyengat

Inilah Jakarta! Salah sendiri, menceburkan diri di kota tempat bermuara segala jenis kesibukan. Bukan salah dia! Ia tak pernah merencanakan hidupnya bakal menjadi bagian dari kota megapolitan ini. Semua ini karena ….

Lampu hijau menyala. Kinanti menarik gas. Mobil buntutnya meluncur.Jadi, semua ini salah siapa? Bukan salah Bapak dan Ibu. Mereka pun tak ingin anaknya yang bungsu ini kuliah jauh-jauh di Jakarta. “Di dekat Wonogiri juga banyak perguruan tinggi yang bagus. Di Solo atau Yogya, atau Semarang. Tak harus ke Jakarta.”

Akan tetapi ….Sepasang mata Kinanti melebar. Seperti derap banteng pada pertunjukan matador yang tengah mabuk, sedan merah itu tiba-tiba nyelonong begitu saja di tengah lalu lintas pagi yang padat dan semerawut, melanggar marka jalan dengan sewenang-wenang dan melaju ke arahnya dengan kecepatan tinggi.

Gawat! “Astaghfirullah!” Kinanti berteriak kaget. Sontak ia menginjak rem, lalu membanting setang ke kiri. Namun tak ayal, benturan pun terjadi. “Daaar! Gubrakk!!” Lumayan keras.

Kinanti merasakan motornya bergoyang ala penyanyi dangdut, limbung, dan ia sendiri terpental membentur bahu trotoar. Untung tanaman hias yang tumbuh rimbun di trotoar itu mampu menjadi bantalan empuk yang cukup membuatnya terselamatkan. Coba jika ia terpental tepat di tepi saluran paceran dekat rumpun tanaman hias, yang aromanya jauh lebih busuk dibanding seratus ton terasi busuk (memang ada terasi yang nggak busuk?). Kejadiannya tentu akan jauh lebih menyeramkan. Mungkin ia akan bermetamorfosis menjadi memedi sawah dengan muka belepotannya, atau bahkan hantu yang muncul di siang hari karena lumpur busuk yang berwarna hitam itu melumuri sekujur tubuhnya.

Tetapi, meski tidak harus menjadi memedi sawah atau hantu yang gentayangan di siang bolong, tetap saja sekujur tubuhnya terasa nyeri. Mungkin ada beberapa luka menggoresi tubuh terbungkus jilbab rapinya. Mungkin ada darah yang mengucur. Mungkin juga fraktur tulang. Mungkin ….

Uh, dasar sopir berandalan! desisnya jengkel, seraya mencoba tertatih bangkit. Nanar tatapannya mengarah pada sedan merah yang beringsut menepi. Pengemudinya, semula ia pikir seorang lelaki gondrong bertampang preman yang tengah mabuk berat, ternyata seorang gadis belia dengan pakaian supermodis, jeans ketat, kaos ngatung dan kacamata hitam. Ia keluar, menghampirinya, bukan untuk menolong, tetapi ….

“Brengsek! Kalau jalan lihat-lihat d**g! Mobil gue lecet, tahu nggak Lo?” Dih, bukannya minta maaf, malah marah-marah? Kinanti mengerutkan kening, seraya menggigit bibirnya, bengong. Kerumunan orang yang mencoba menolongnya pun terlongong. Begitu juga para sopir dan penumpang mobil yang terpaksa harus bersabar dengan kemacetan yang kembali terskesta.

“Hei, Non! Jaga sikap kamu! Bukannya kau yang melanggar marka jalan?” tanya seorang bapak dengan tampang gahar, tampak sebal dengan sikap tak ramah si kacamata hitam itu. “Makanya, kalau jalan … jangan asal jalan. Main kebut aje. Kalau mau kebut-kebutan, di sirkuit sono! Jangan di tempat umum kayak gini. Emang ini jalan milik nenek moyang kamu?”

Kinanti menoleh kearah si bapak, lalu mengacungkan ibu jarinya sembari tersenyum senang karena merasa dibela oleh si bapak itu. Namun si gadis rupanya tak mau terima. Melihat adanya kong kalikong yang tampak jelas antara si korban dengan para penolong, ia membuka kaca mata hitamnya, memperlihatkan sepasang mata bundarnya yang melotot garang.

“O, ya? Terus, apa mau kalian?” tantangnya seraya mengacungkan kaca mata hitamnya ke arah si bapak. “Mau melanggar marka, kek … mau nggak kek … itu urusan gue. Mestinya, lihat mobil bagus kayak gini lewat, semua motor butut kayak milik Lo ini harus tahu diri! Harus minggir, karena jelas nggak level, tahu nggak?! Lihat, mobil gue sekarang rusak. Semestinya Lo ngerti, mobil bagus kayak gini, kalau lecet saja biaya buat servisnya besar. Awas, akan kutuntut Lo nanti di pengadilan!” “Alaaaah …! Jangan banyak omong!” bentak seorang pemuda berkemeja putih, sambil turun dari atas motornya, tak sabar. “Belum pernah ngerasain enaknya minum lumpur busuk, ya?”

Kinanti diam-diam merinding. Riwayat penyakit bernama kecemburuan sosial di daerah ini konon telah sedemikian parahnya. Pernah ada kisah, seorang anak jenderal ditenggelamkan di paceran tepi jalan gara-gara memukul seorang anak kecil yang main-main di sekitar mobil mewahnya yang terparkir di tepi jalan, sehingga mengeluarkan bunyi sirine pengaman yang bising. Merasa terganggu, si anak jenderal memukuli anak itu sampai babak belur. Tentu saja masyarakat di sekitar situ yang karakternya memang berdarah panas tak mau terima. Si anak jenderal yang sok itu diangkat beramai-ramai dan dicemplungin ke paceran.

Katanya si anak jenderal itu tidak mau terima. Ia membawa belasan preman untuk menghajar beberapa warga yang menenggelamkannya ke paceran bau busuk itu. Tetapi tingkah reaktifnya justru semakin memancing kemarahan warga. Tawuran massal pun terjadi. Para preman babak belur, dan mobil Nissan Terano milik si anak jenderal hancur luluh digebukin massa.

Kasus itu berbuntut panjang. Sampai ke pengadilan segala. Mas Danu, kakak Kinanti yang dosen hukum sebuah universitas swastalah yang akhirnya pontang-panting mencarikan pengacara untuk membela warga. Alhamdulillah, hakim memenangkan pihak warga.

Saat itu, Kinanti masih tinggal di kampung, tetapi cerita mas Danu yang penuh semangat membuatnya seakan-akan ikut mengalami peristiwa itu. Sekarang, kalau si gadis itu terlalu banyak tingkah, BMW itu bisa hancur lebur diremuk massa. Bukan cerita yang menarik untuk dikonsumsi. Ia ingin berusaha keras agar drama konyol itu tak terjadi. Tapi, bagaimana caranya?

“Saksi disini banyak, bego!” lanjut si pemuda. Nah, tuh kan? “Nomor kendaraanmu pun sudah kami catat. Posisi motor ini jelas-jelas tidak salah. Yang nabrak itu kendaraan kamu. Kalau mau dituntut, silahkan! Jelas kau yang akan kalah di pengadilan. Jangan dikira kami ini buta hukum, ya? Meski rakyat kecil, kami ini nggak goblok, tahu! Mentang-mentang mobil mewah, mau belagu ya?!”

Melihat banyak orang berdiri di pihak Kinanti, yang semuanya berlomba-lomba memajang tampang garang, gadis itu rupanya keder juga. Maka sambil terus ngedumel, seperti kijang ia bergegas kencang menuju ke mobil. Syukurlah, bisa mengaca diri. Namun seorang ibu berbadan gemuk yang entah mengapa mampu mengeluarkan gerakan gesit, tiba-tiba saja menahan lengan gadis itu. “Hei, jangan kabur begitu saja! Selesaikan dulu urusannye!”

Duh, apa-apaan lagi nih? Kinanti mendadak merasa kepalanya berdenyut kencang. Memang ada beberapa luka yang terasa nyeri, mungkin berdarah dan harus sesegera diobati supaya tidak infeksi. Tetapi kondisi supergenting yang sangat mungkin terjadi, yang mirisnya—disebabkan oleh keberadaannya, membuatnya lupa pada rasa sakit akibat kecelakaan barusan.

“Urusan apa lagi?!” teriak si kacamata hitam sambil berkacak pinggang. “Gue nggak nuntut aja semestinya sudah harus kalian syukurin!” “Nuntut … nuntut! Kau ini yang harusnya kasih ganti rugi!” “Iya tuh! Ini anak kayak nggak pernah makan sekolahan.” “Bego banget. Tampang sih borju, tapi otak udang!”

“Ayo, selesaikan urusan ini, sekarang juga! Atau kami panggil polisi?!” ancam si pemuda berseragam karyawan sebuah perusahaan swasta itu, galak. Gadis itu tampak mulai panik. “Gue ada urusan penting di kampus! Gak ada waktu buat ngurusin orang-orang bego kayak kalian!” Itu sih urusan kamu! Kami nggak mau ngerti!”

“Tetapi kalau gue terlambat, gue bisa dihukum senior!” kini suara si gadis terdengar parau, seperti hendak menangis. Hehe, meski galaknya seperti macan, rupanya gadis itu cengeng juga. Barangkali ia mahasiswa baru. Diam-diam Kinanti tersenyum geli.

“Selesaikan dulu urusan, baru kau pergi. Itu namanya bertanggungjawab. Jangan asal kabur. Mentang-mentang kaya, mau bersikap seenak sendiri?” “Kagak bisa begitu! Noh! Korban kamu ini terluka dan motornya rusak. Kamu harus belajar bertanggungjawab!” Jelas sekali bahwa paras si gadis itu sekarang tampak merah padam. Kasihan juga, Kinanti nyengir kecut. Makanya, jangan berlagu! “Aku nggak bawa duwit! Ketinggalan. Tadi buru-buru!" “Yaah, orang kaya kok bokek!” ejek seorang pemuda. “Iye, tampangnya aja yang sok borju, padahal miskin ….”

“Nggak dapat jatah uang saku dari Babe ya?” olok yang lain. “Atau jangan-jangan Babe Lo lagi ngendon di tahanan gara-gara kasus korupsi lagi … sebentar lagi sedan mewah kamu akan disita, dan kemana-mana kamu harus naik bajaj seperti gue, haha … ha!”

“Diaaam!” bentak si gadis, semakin panik. “Yee … malah sewot!” “Kalau nggak bawa duit, kau bisa serahkan HP atau barang berharga lainnya! Atau kami terpaksa harus lapor polisi, heh?” ancam si bapak.

"https://fiksiislami.com/simfoni-bunga-rumput-02/" BERSAMBUNG KE BAGIAN DUA.

Belum baca bagian pertama? Silakan klik: Simfoni Bunga Rumput 01 Si gadis itu kini benar-benar menangis sesenggukan. Galak-galak tapi cengeng, ya. Tapi biar bagaimanapun, Kinanti akhirnya jatuh kasihan juga. Meski kadang tomboy dan sering seradak-seruduk, siapa pun tahu, jika Kinanti memiliki hati s...

Address

Jalan Pamugaran Hijau Jamrud 5B
Surakarta

Opening Hours

Monday 09:00 - 04:00
Tuesday 09:00 - 04:00
Wednesday 09:00 - 04:00
Thursday 09:00 - 04:00
Friday 09:00 - 04:00
Saturday 09:00 - 12:00

Telephone

+6282136089269

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Redaksi Fiksi Islami posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Redaksi Fiksi Islami:

Videos

Share


Other Media/News Companies in Surakarta

Show All