26/08/2024
PETA ZONA SESAR/PATAHAN SUMBER GEMPA WILAYAH JAWA
(Bagian 2 : Jawa) *Harap dibaca sampai selesai
Pulau Jawa, seperti Sumatera, terletak di wilayah yang sangat aktif secara tektonik karena berada di pertemuan dua lempeng besar, yaitu Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. Di Jawa, aktivitas tektonik didominasi oleh interaksi subduksi antara kedua lempeng ini, yang menyebabkan adanya beberapa zona sesar yang menjadi sumber Gempa. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai beberapa zona sesar di Pulau Jawa:
1. Sesar Opak
Sesar Opak merupakan salah satu sesar aktif yang melintasi wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Sesar ini menjadi terkenal setelah Gempa Yogyakarta tahun 2006 yang memakan banyak korban jiwa dan merusak ribuan bangunan.
Karakteristik:
- Tipe Sesar : Sesar geser (strike-slip fault) dengan pergerakan mendatar.
- Aktivitas Gempa : Gempa Yogyakarta 2006 (magnitudo 6,3) adalah salah satu gempa besar yang dihasilkan oleh pergerakan Sesar Opak.
Dampak:
Gempa yang dihasilkan oleh Sesar Opak dapat menyebabkan kerusakan yang meluas, terutama di wilayah yang padat penduduk seperti Yogyakarta dan sekitarnya. Karena aktivitas sesar ini terjadi di darat, dampaknya terhadap infrastruktur dan korban jiwa bisa sangat besar.
2. Sesar Cimandiri
Sesar Cimandiri membentuk gawir sepanjang 100 km berarah Timur Laut - Barat Daya dari Padalarang hingga Pelabuhan Ratu di Jawa Barat dan menjadi perhatian beberapa peneliti (Katili dan Soetadi, 1971; Dardji dkk., 1994; Setiadji, 1997; Supartoyo dkk., 2005). Banyak gempa yang cukup besar terjadi di zona sesar ini antara lain M5,5 pada tahun 1982, M5,4 dan M5,1 pada tahun 2000, termasuk juga gempa dengan intensitas MMI VII yang terjadi pada tahun 1900. Slip rate geodetic dari sesar ini diperkirakan cukup kecil berkisar antara 0,4-1 mm/tahun (Sawitri, 2016). Zona sesar Cimandiri terdiri dari banyak sekali sesar naik dan sesar mendatar dengan arah orientasi barat-timur dan timur laut-barat daya, akan tetapi informasi lebih rinci dari sesar-sesar ini belum banyak diketahui.
Karakteristik:
- Tipe Sesar : Sesar geser dan kombinasi sesar dorong.
- Aktivitas Gempa : Sesar ini sering menyebabkan gempa bumi dengan magnitudo menengah, yang terasa di wilayah Jawa Barat.
Dampak:
Wilayah Sukabumi dan sekitarnya sering kali merasakan gempa akibat aktivitas Sesar Cimandiri. Gempa-gempa ini dapat merusak bangunan dan infrastruktur lokal, terutama di wilayah yang dekat dengan jalur sesar.
3. Sesar Lembang
Sesar Lembang terletak di sekitar Bandung, Jawa Barat, dan merupakan sesar aktif yang menjadi perhatian karena kedekatannya dengan wilayah perkotaan padat penduduk. Sesar Lembang tergambar dengan jelas di topografi sebagai gawir yang memanjang barat - timur terletak di utara Kota Bandung di Jawa Barat. Sesar ini merupakan terusan dari ujung utara sesar Cimandiri. Menurut catatan sejarah, gempa besar pernah tejadi di sepanjang sesar ini pada tahun 1699, 1834 dan 1900. Daryono (2016) meneliti secara detail sesar ini dengan menggunakan metode tektonik geomorfologi dan paleoseismology kemudian membagi sesar Lembang menjadi 6 bagian, yaitu Cimeta, Cipogor, Cihideng, Gunung Batu, Cikapundang, dan Batu Lenceng. Hasil pengukuran slip rate geologi dari Sesar Lembang berkisar antara 2 sampai 6 mm/tahun.
Karakteristik:
- Tipe Sesar : Sesar geser.
- Aktivitas Gempa : Sesar ini diperkirakan dapat memicu gempa dengan magnitudo hingga M6,8 (PUSGEN 2017). Meskipun gempa besar belum pernah terjadi di sesar ini dalam sejarah modern, namun potensi aktivitasnya tetap menjadi perhatian para ahli.
Dampak:
Karena dekat dengan wilayah Bandung yang padat, gempa dari Sesar Lembang bisa berdampak sangat merusak, terutama bagi infrastruktur dan penduduk di sekitar Kota Bandung. Mitigasi risiko gempa sangat penting bagi wilayah ini.
4. Sesar Baribis
Sesar Baribis di Jawa Barat bagian Utara, memanjang dari sekitar Majalengka/Cirebon sampai Subang, merupakan ujung utara dari imbrikasi belakang busur di Jawa Barat. Sesar ini teridentifikasi sebagai sesar naik yang dapat diamati dari topografi dan seismik refleksi. Sesar Baribis terhubung dengan aktivitas tektonik di bagian utara Pulau Jawa.
Karakteristik:
- Tipe Sesar : Sesar naik/dorong (reverse fault) .
- Aktivitas Gempa : Meskipun belum ada gempa besar yang dikaitkan dengan sesar ini, penelitian menunjukkan bahwa Sesar Baribis berpotensi menghasilkan gempa yang signifikan di masa mendatang.
Dampak:
Karena lokasinya dekat dengan wilayah perkotaan seperti Subang dan Cirebon, gempa dari Sesar Baribis dapat berdampak pada infrastruktur dan keselamatan penduduk.
5. Sesar Kendeng
Sesar Kendeng merupakan zona sesar yang memanjang mengarah barat timur dari Jawa Tengah hingga bagian barat Jawa Timur. Sesar ini terdiri dari kumpulan sesar-sesar naik dan lipatan-lipatan (blind faults) yang dapat diamati dari adanya anomali Bouguer di daerah ini. Di bagian barat sesar kendeng ini terlihat menyambung ke dalam sistem Sesar Semarang dan Baribis. Bukti pergerakan sesar ini dapat diamati dengan adanya teras-teras sungai yang terangkat seiring dengan pergerakan sesar-sesar di daerah ini (Marliyani, 2016). Hasil penelitian terakhir dan juga hasil diskusi kelompok tim revisi zonasi gempa menunjukkan bahwa Sesar Baribis merupakan bagian dari satu kesatuan jalur sesar naik belakang busur, termasuk di dalamnya Sesar Semarang dan sesar-sesar naik di zona Kendeng, Jawa Timur (Natawidjaja dan Daryono, 2016).
Karakteristik:
- Tipe Sesar : Sesar dorong (reverse fault) yang menyebabkan pergerakan vertikal.
- Aktivitas Gempa : Sesar ini dapat menghasilkan gempa bumi dengan kekuatan menengah hingga besar.
Dampak:
Sesar Kendeng dapat menyebabkan gempa yang terasa di wilayah-wilayah padat penduduk seperti Surabaya, Bojonegoro, dan Madiun, sehingga memiliki potensi risiko yang tinggi terhadap infrastruktur dan keselamatan warga.
________________
Kesiapsiagaan :
Pulau Jawa, sebagai pulau terpadat di Indonesia, sangat rentan terhadap gempa bumi dari berbagai zona sesar aktif. Sangat diperlukan mitigasi bencana dan kesiapsiagaan, selain itu diperlukan juga upaya-upaya lebih lanjut dalam perencanaan tata ruang, pembangunan infrastruktur tahan gempa, serta edukasi publik mengenai tindakan darurat ketika terjadi gempa atau tsunami.
_________________
[Cara Membaca/Mengartikan Informasi Pada Peta]
Contoh: pada peta dibawah terdapat Sesar Lembang M6.8; 2.0mm/yr
(Artinya SESAR LEMBANG memiliki potensi gempa maksimum sekitar Magnitudo 6.8; dengan laju pergerakan sesar setiap tahunnya sebesar 2.0 mm)
*Perbesar/zoom peta untuk melihat lebih jelas jalur sesar & garis Pulau Jawa.
========================
Sumber Peta: PUSAT STUDI GEMPA NASIONAL 2017 (PUSGEN 2017)