Kompas TV Sukabumi

Kompas TV Sukabumi Selamat bergabung di Official Fanpage Kompas TV. Stasiun televisi berita Indonesia Independen Terper

28/06/2024

BENGKULU, KOMPAS.TV - Salah seorang guru SMA Negeri di Kota Bengkulu yang menjadi pelaku persetubuhan muridnya sendiri, terancam dipecat.

Dalam melakukan aksinya terduga pelaku mengiming-imingi korban dengan memberikan nilai tinggi jika menuruti perintah pelaku.

Polresta Bengkulu menangkap pria berinisial SI yang berprofesi sebagai guru Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Bengkulu.

Pelaku ditangkap atas laporan terhadap muridnya sendiri dengan modus memberikan nilai tinggi jika korban mau mengikuti kemauannya.

28/06/2024

SUMUT, KOMPAS.TV - Sakit hati disebut sebagai informan polisi, seorang pria di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara menganiaya tetangganya hingga tewas. Pelaku menganiaya korban dengan meminta bantuan rekan-rekannya. Pelaku diringkus, usai satu bulan lebih buron.

Peristiwa ini terjadi pada awal Bulan Mei lalu. Pelaku menganiaya tetangganya dengan dibantu oleh rekan-rekannya. Pelaku tidak hanya menganiaya korban hingga tewas, tetapi juga melakukan perusakan terhadap rumah korban.

28/06/2024

CIREBON, KOMPAS.TV - Kuasa hukum Pegi Setiawan, Sugiyanti Iriani mengharapkan Polda Jawa Barat legowo dan berbesar hati untuk segera membebaskan Pegi Setiawan karena tidak ada bukti kuat.

Menurutnya, hal ini berdasarkan pengembalian berkas perkara yang dilakukan Kejati Jabar ke penyidik Polda Jawa Barat.

Tim jaksa menilai berkas kasus Pegi Setiawan tidak cukup bukti memenuhi unsur formil dan materil dalam penetapan Pegi sebagai tersangka.

"Kita sebagai tim kuasa hukum ya senang dengan dibalikinnya berkas Polda Jabar dengan alasan P18 berarti memang bukti-bukti yang dikirim Polda Jabar lemah," ujar Iriani di Cirebon, Jumat (28/6/2024).

Sementara itu, ibu kandung Pegi, Kartini akan turut hadir di sidang praperadilan Pegi Setiawan pada 1 Juli mendatang.

28/06/2024

CIREBON, KOMPAS.TV - Kuasa hukum Liga Akbar, Yudia Alamsyah mengaku kaget melihat Iptu Rudiana ayah Eky korban di kasus Vina Cirebon hadir dalam acara lomba bulu tangkis atau badminton Polres Cirebon Kota.

Yudia Alamsyah menyayangkan kehadiran Iptu Rudiana dalam acara tersebut dan tidak tampil di hadapan publik di tengah upaya penanganan kasus yang melibatkan dirinya sebagai pelapor.

"Main badminton bisa muncul sedangkan untuk publikasi untuk proses hukum tidak berani untuk muncul," ujar Yudia di Cirebon, Kamis (27/6/2024).

28/06/2024

KOMPAS.TV - Menghadapi sidang praperadilan pekan depan, kedua orangtua Pegi mendatangi Polda Jawa Barat untuk menjenguk anaknya di tahanan.

Sementara, Kejaksaan Tinggi Jawa Barat menyatakan berkas Pegi Setiawan tersangka kasus pembunuhan Vina dan Eky Cirebon belum lengkap, sehingga dikembalikan ke Penyidik Polda Jawa Barat.

28/06/2024

SUMUT, KOMPAS.TV - Rumah seorang wartawan tv, bernama Sempurna Pasaribu di Jalan Nabung Surbakti, Kabupaten Karo Sumatera Utara, terbakar Kamis (27/06/2024) kemarin. Empat orang anggota keluarga, termasuk sang wartawan meninggal dalam kebakaran.

Rumah seorang wartawan tv bernama Sempurna Pasaribu di Jalan Nabung Surbakti, Kabupaten Karo Sumatera Utara terbakar Kamis (27/06/2024) kemarin.

Empat orang anggota keluarga, yakni sang wartawan Sempurna, istri, seorang anak dan cucunya, meninggal karena tidak sempat menyelamatkan diri saat kebakaran.

Polisi masih mengumpulkan bukti untuk mengetahui penyebab kebakaran.

28/06/2024

KOMPAS.TV - Tujuh belas personel Direktorat Samapta Polda Sumatera Barat, terbukti melanggar kode etik saat menangani dan menangkap 18 remaja pelaku tawuran di Padang. Kini, mereka tak hanya melanggar etik tapi juga terancam hukuman pidana.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia pun akan terus memantau perkembangan kasus kematian Afif Maulana. KPAI berharap proses ini tak hanya berhenti di pelanggaran etik.

28/06/2024

SUKABUMI, KOMPAS.TV - Rekaman video amatir warga saat jasad Lilih, 50 tahun, ibu rumah tangga warga Cianjur ditemukan di Jalan Pasir Sireum, Desa Sukamanah, Kecamatan Geger Bitung, Kabupaten Sukabumi, jauh dari pemukimanan warga. Korban ditemukan dalam kondisi terlentang dengan menggunakan baju panjang berwarna putih dan celana jeans biru. Kepolisian Sektor Geger Bitung melakukan autopsi terhadap jasad korban di Rumah Sakit Umum Daerah Syamsudin Kota Sukabumi.

Dari hasil autopsi yang dilakukan oleh Kedokteran Forensik, selain ditemukan luka lecet, korban mengalami kekerasan tumpul pada bagian tangan dan wajah. Untuk penyebab kematian, Dokter Forensik telah menyerahkan kepada penyidik Kepolisian Sektor Geger Bitung untuk kepentingan penyelidikan. Kepolisian Sektor Geger Bitung pun langsung melakukan penyelidikan terhadap kasus temuan I-R-T tewas di jalan hutan ini.

Setelah dilakukan autopsi, jasad korban kemudian diambil oleh pihak keluarga untuk dimakamkan di Cianjur.

Sahabat Kompas TV Sukabumi! Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube Kompas TV Sukabumi, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.

Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.

Sosial Media Kompas TV Sukabumi:
YouTube : https://www.youtube.com/c/KompasTVSukabumi/videos
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvsukabumi
Facebook : https://www.facebook.com/redaksikompastvsukabumi
Twitter :
TikTok : https://www.tiktok.com/

28/06/2024

SUKABUMI, KOMPAS.TV - Dalam video amatir terlihat petugas Kepolisian Polda Metro Jaya mengamankan sejumlah mesin pembuat uang palsu di sebuah villa milik, S, mantan kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi di Desa Tegal Panjang/ Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi. Vila dengan luas hampir seribu meter persegi ini diduga sebagai tempat para tersangka mencetak uang palsu senilai 22 miliar yang beberapa waktu lalu diungkap oleh Polda Metro Jaya dari sebuah kantor akuntan di Srenseng Jaya, Jakarta Barat. Mesin diangkut menggunakan satu unit truk dan satu unit mobil pick up pada 18 Juni 2024 lalu.

Dari keterangan warga, para petugas dari Polda Metro Jaya ini mengangkut beberapa jenis mesin dari garasi besar vila. Tak hanya tertutup, ini pun dijaga ketat oleh seorang pria berperawakan tegap dengan mobil dinas berplat TNI di pinggir jalan.

Kepala Desa Tegal Panjang, Kecamatan Cireunghas. Dadang Priatna yang dikonfirmasi membenarkan bahwa vila yang diduga digunakan untuk mencetak uang palsu tersebut milik S, mantan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi.

Sahabat Kompas TV Sukabumi! Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube Kompas TV Sukabumi, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.

Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.

Sosial Media Kompas TV Sukabumi:
YouTube : https://www.youtube.com/c/KompasTVSukabumi/videos
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvsukabumi
Facebook : https://www.facebook.com/redaksikompastvsukabumi
Twitter :
TikTok : https://www.tiktok.com/

28/06/2024

KOMPAS.TV - Berniat melerai pemuda yang cekcok dengan kekasihnya, 5 orang pria di Palembang, Sumatera Selatan, justru jadi sasaran penganiayaan.

Akibatnya satu orang tewas dan empat lainnya mengalami luka.

Kesal akibat tak terima ditegur, menjadi motif pelaku nekat melakukan penusukan.

Dari tangan pelaku polisi menyita barang bukti dua bilah senjata tajam.

Keduanya dijerat Pasal 351 KUHP dan Pasal 170 KUHP dengan ancaman kurungan di atas 5 tahun penjara.

Sahabat Kompas TV Sukabumi! Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube Kompas TV Sukabumi, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.

Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.

Sosial Media Kompas TV Sukabumi:
YouTube : https://www.youtube.com/c/KompasTVSukabumi/videos
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvsukabumi
Facebook : https://www.facebook.com/redaksikompastvsukabumi
Twitter :
TikTok : https://www.tiktok.com/

28/06/2024

KOMPAS.TV - Lantaran sakit hati, setelah ditinggal istri selama dua pekan; seorang pria mengakibatkan sejumlah rumah di kawasan Grogol Petamburan, terbakar.

Polisi telah menetapkan pelaku sebagai tersangka dan terancam hukuman 12 tahun penjara.

Kebakaran menghanguskan setidaknya 4 rumah di bawah jembatan penyeberangan orang di Jalan Semeru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Rabu (26/6) lalu.

Polisi juga menyita sejumlah barang bukti antara lain korek gas yang digunakan untuk membakar pakaian sang istri.

Sahabat Kompas TV Sukabumi! Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube Kompas TV Sukabumi, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.

Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.

Sosial Media Kompas TV Sukabumi:
YouTube : https://www.youtube.com/c/KompasTVSukabumi/videos
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvsukabumi
Facebook : https://www.facebook.com/redaksikompastvsukabumi
Twitter :
TikTok : https://www.tiktok.com/

28/06/2024

KOMPAS.TV - Santriwati berusia 13 tahun tersebut dalam kondisi koma dan diduga mengalami luka akibat benda tumpul, serta mata yang membengkak.

Ya,seorang santriwati Pondok Pesantrean Al Aziziyah, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, mengalami koma lantaran diduga dianiaya sesama santri.

Pihak pondok pesantren mengaku terbuka, jika ada investigasi lebih lanjut mengenai hal ini.

Orang tua korban menduga sang putri mengalami tindak kekerasan, lantaran santriwati terkait pernah mengatakan dirinya dipukul oleh temannya.

Sahabat Kompas TV Sukabumi! Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube Kompas TV Sukabumi, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.

Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.

Sosial Media Kompas TV Sukabumi:
YouTube : https://www.youtube.com/c/KompasTVSukabumi/videos
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvsukabumi
Facebook : https://www.facebook.com/redaksikompastvsukabumi
Twitter :
TikTok : https://www.tiktok.com/

28/06/2024

KOMPAS.TV - Puluhan ibu-ibu mendatangi SMA Negeri 4 Depok terkait dengan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

Mereka menuntut untuk bertemu dengan Kepala Sekolah untuk mempertanyakan soal sejumlah siswa miskin yang tidak diterima saat PPDB, padahal jarak rumah berdekatan dengan sekolah.

Demonstran menyayangkan permasalahan ini terus berulang setiap tahunnya.

Warga menuntut transparansi penerimaan siswa dalam PPDB.

Sahabat Kompas TV Sukabumi! Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube Kompas TV Sukabumi, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.

Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.

Sosial Media Kompas TV Sukabumi:
YouTube : https://www.youtube.com/c/KompasTVSukabumi/videos
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvsukabumi
Facebook : https://www.facebook.com/redaksikompastvsukabumi
Twitter :
TikTok : https://www.tiktok.com/

28/06/2024

PADANG, KOMPAS.TV - 17 personel Direktorat Samapta Polda Sumater Barat, terbukti melanggar kode etik saat menangani dan menangkap 18 remaja pelaku tawuran di Padang, Sumatera Barat.

17 personel tersebut akan segera disidangkan. Kapolda Sumatera Barat, Irjen Suharyono mengatakan hasil pemeriksaan dari 45 personel, 17 diantaranya terbukti bersalah melanggar kode etik.

Pelanggaran terjadi di Mapolsek Kuranji Padang, saat menangani dan menangkap 18 remaja pelaku tawuran (9/06) lalu.

Saat ini 17 personel yang bersalah tersebut masih dalam proses pelengkapan berkas dan akan segera disidangkan.

Tak hanya pelanggaran etik, 17 personel tersebut juga berpotensi terancam hukuman pidana.

Sahabat Kompas TV Sukabumi! Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube Kompas TV Sukabumi, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.

Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.

Sosial Media Kompas TV Sukabumi:
YouTube : https://www.youtube.com/c/KompasTVSukabumi/videos
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvsukabumi
Facebook : https://www.facebook.com/redaksikompastvsukabumi
Twitter :
TikTok : https://www.tiktok.com/

28/06/2024

KARO, KOMPAS.TV - Rumah seorang wartawan di Nabung Surbakti, Kecamatan Kabanjahe, Karo, Sumatera Utara terbakar Kamis (27/06) dini hari.

Satu keluarga, empat orang termasuk sang wartawan meninggal. Rumah yang terbakar adalah milik wartawan bernama Sempurna Pasaribu.

Sempurna, istri seorang anak dan cucunya tidak sempat menyelamatkan diri saat kebakaran.

Polisi masih menyelidiki penyebab kebakaran. Empat korban kebakaran dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Kota Medan.

Tim Forensik melakukan otopsi untuk mengetahui penyebab meninggal.

Adik korban mengatakan setibanya di lokasi kejadian api telah padam. Keempat jenazah akan segera dikebumikan.

Tim Laboratorium Forensik Polda Sumatera Utara beserta Inafis Polres Tanah Karo melakukan olah TKP di lokasi kebakaran untuk mengetahui penyebab kejadian.

Polisi juga menanyai tetangga korban soal kronologi kebakaran.

Sahabat Kompas TV Sukabumi! Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube Kompas TV Sukabumi, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.

Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.

Sosial Media Kompas TV Sukabumi:
YouTube : https://www.youtube.com/c/KompasTVSukabumi/videos
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvsukabumi
Facebook : https://www.facebook.com/redaksikompastvsukabumi
Twitter :
TikTok : https://www.tiktok.com/

28/06/2024

SAMPIT, KOMPAS.TV - Video ambulans pembawa pasien dan distop saat rombongan Presiden Jokowi melintas di Sampit, Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, viral.

Sopir ambulans merekam situasi saat kendaraannya dihentikan petugas karena rombongan Presiden Jokowi akan melintas, Selasa (25/06) lalu.

Sopir menunjukkan ada dua penumpang dan seorang pasien di dalam ambulans.

Sang sopir mengaku membuat video yang viral agar mendapatkan prioritas jalan karena sedang membawa pasien kritis.

Sementara, Kabid Humas Polda Kalimantan Tengah menyatakan sang sopir ambulans tidak menyalakan lampu rotator dan tidak memberitahu sedang membawa pasien.

Istana Presiden meminta maaf, usai viral video ambulans disetop saat rombongan Presiden Jokowi melintas di Sampit, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

Melalui keterangan tertulis Deputi Protokol, Pers dan Media Setpres, Yusuf Permana menyatakan permintaan maaf.

Sahabat Kompas TV Sukabumi! Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube Kompas TV Sukabumi, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.

Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.

Sosial Media Kompas TV Sukabumi:
YouTube : https://www.youtube.com/c/KompasTVSukabumi/videos
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvsukabumi
Facebook : https://www.facebook.com/redaksikompastvsukabumi
Twitter :
TikTok : https://www.tiktok.com/

28/06/2024

KOMPAS.TV - Hari ini (27/6), Tim Peneliti Kejaksaan Tinggi Jawa Barat memastikan berkas Pegi belum lengkap dan akan mengembalikannya ke Penyidik Polda Jawa Barat.

Sebelumnya, foto Ayah Eky, Iptu Rudiana, yang sedang bermain bulutangkis bersama Kapolres Cirebon Kota disoroti sejumlah pihak.

Pasalnya, Kuasa Hukum Teman Eky, Liga Akbar; Yudia Akbar kaget melihat Iptu Rudiana hadir dalam acara lomba bulutangkis di Polres Cirebon Kota beberapa hari lalu.

Pasarlnya, Iptu Rudiana tak pernah muncul ke publik dan memberikan pernyataan terkait tudingan sejumlah terpidana yang menyeret namanya di penyelidikan awal kasus pembunuhan Vina dan Eky.

Sahabat Kompas TV Sukabumi! Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube Kompas TV Sukabumi, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.

Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.

Sosial Media Kompas TV Sukabumi:
YouTube : https://www.youtube.com/c/KompasTVSukabumi/videos
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvsukabumi
Facebook : https://www.facebook.com/redaksikompastvsukabumi
Twitter :
TikTok : https://www.tiktok.com/

28/06/2024

MEDAN, KOMPAS.TV - Tidak terima anaknya tinggal kelas, diduga efek dari dilaporkannya kepala sekolah atas dugaan korupsi dan pungutan liar, orang tua siswi SMA Negeri 8 Medan mengadu ke Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

Orangtua siswi di SMA Negeri 8 Medan, mengadu ke Prabowo Subianto melalui Rumah Nalar Prabowo Subianto yang ada di Medan.

Pengaduan ke Rumah Nalar Prabowo ini atas sejumlah laporan dugaan korupsi dan pungutan liar di SMA Negeri 8 Medan.

Ia juga mengadukan nasib anaknya yang ditetapkan tinggal kelas oleh SMA Negeri 8 Medan, karena dugaan sentimen pribadi kepala sekolah.

Sahabat Kompas TV Sukabumi! Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube Kompas TV Sukabumi, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.

Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.

Sosial Media Kompas TV Sukabumi:
YouTube : https://www.youtube.com/c/KompasTVSukabumi/videos
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvsukabumi
Facebook : https://www.facebook.com/redaksikompastvsukabumi
Twitter :
TikTok : https://www.tiktok.com/

28/06/2024

KOMPAS.TV - Polda Jawa Barat mengirimkan surat panggilan kepada Liga Akbar untuk dimintai keterangan terkait dugaan perintangan penyidikan kasus pembunuhan Vina.

Namun, kuasa hukum bingung, kenapa polisi ingin memeriksa Liga Akbar di kasus dugaan perintangan penyidikan.

Sebab, Liga hanya memberikan kesaksian saat terakhir bertemu Eky sebelum ditemukan tewas di Jembatan Talun.

Pengacara Liga juga tidak mengetahui untuk terduga terlapor siapa Liga Akbar diperiksa sebagai saksi.

Sahabat Kompas TV Sukabumi! Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube Kompas TV Sukabumi, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.

Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.

Sosial Media Kompas TV Sukabumi:
YouTube : https://www.youtube.com/c/KompasTVSukabumi/videos
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvsukabumi
Facebook : https://www.facebook.com/redaksikompastvsukabumi
Twitter :
TikTok : https://www.tiktok.com/

28/06/2024

KOMPAS.TV - Kompolnas merekomendasikan penegakan hukum terhadap personel melakukan kekerasan pada pembubaran remaja di Padang.

Tak puas dengan pertemuan itu, LBH Padang akan melakukan upaya untuk membuktikan Afif tewas karena dianiaya.

Sementara itu Kapolda Sumbar, Irjen Suharyono bilang 17 personel yang telah terbukti melakukan pelanggaran akan disidang.

Sebelumnya, Kompolnas, dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menelusuri dugaan kekerasan polisi di Jembatan Kuranji, lokasi di mana Afif Maulana diduga melompat dan ditemukan meninggal.

Kapolda Sumatera Barat, Irjen Suharyono turut hadir dalam olah kejadian itu.

Sahabat Kompas TV Sukabumi! Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube Kompas TV Sukabumi, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.

Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.

Sosial Media Kompas TV Sukabumi:
YouTube : https://www.youtube.com/c/KompasTVSukabumi/videos
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvsukabumi
Facebook : https://www.facebook.com/redaksikompastvsukabumi
Twitter :
TikTok : https://www.tiktok.com/

28/06/2024

KOMPAS.TV - mbulans tak bisa langsung masuk area Rumah Sakit Dokter Murdjani Sampit, karena rombongan Presiden sudah akan melintas.

Sang sopir mengaku membuat video yang viral agar mendapatkan prioritas jalan karena sedang membawa pasien kritis.

Istana Presiden meminta maaf, usai viral video ambulans disetop saat rombongan Presiden Jokowi melintas di Sampit, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

Melalui keterangan tertulis; Deputi Protokol, Pers, dan Media Setpres, Yusuf Permana menyatakan permintaan maaf.

Sahabat Kompas TV Sukabumi! Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube Kompas TV Sukabumi, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.

Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.

Sosial Media Kompas TV Sukabumi:
YouTube : https://www.youtube.com/c/KompasTVSukabumi/videos
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvsukabumi
Facebook : https://www.facebook.com/redaksikompastvsukabumi
Twitter :
TikTok : https://www.tiktok.com/

28/06/2024

KOMPAS.TV - Foto Ayah Eky, Iptu Rudiana, yang sedang bermain bulutangkis bersama Kapolres Cirebon Kota disoroti sejumlah pihak.

Pasalnya, Kuasa Hukum Teman Eky, Liga Akbar; Yudia Akbar kaget melihat Iptu Rudiana hadir dalam acara lomba bulutangkis di Polres Cirebon Kota beberapa hari lalu.

Pasarlnya, Iptu Rudiana tak pernah muncul ke publik dan memberikan pernyataan terkait tudingan sejumlah terpidana yang menyeret namanya di penyelidikan awal kasus pembunuhan Vina dan Eky.

Hari ini (27/6), Tim Peneliti Kejaksaan Tinggi Jawa Barat memastikan berkas Pegi belum lengkap dan akan mengembalikannya ke Penyidik Polda Jawa Barat.

Sahabat Kompas TV Sukabumi! Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube Kompas TV Sukabumi, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.

Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.

Sosial Media Kompas TV Sukabumi:
YouTube : https://www.youtube.com/c/KompasTVSukabumi/videos
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvsukabumi
Facebook : https://www.facebook.com/redaksikompastvsukabumi
Twitter :
TikTok : https://www.tiktok.com/

28/06/2024

KOMPAS.TV - Hari ini (27/6), Tim Peneliti Kejaksaan Tinggi Jawa Barat memastikan berkas Pegi belum lengkap dan akan mengembalikannya ke Penyidik Polda Jawa Barat.

Lantas, bagaimana peluang pembuktian polisi terkait penetapan status tersangka Pegi, dan peluangnya bebas dari status sebagai tersangka?

KompasTV bahas bersama Kuasa Hukum Pegi, Muchtar Effendi; dan Guru Besar Fakultas Hukum Unsoed, Hibnu Nugroho.

Baca Juga Tak Pernah Respons Polemik Kasus Pembunuhan Vina dan Eky, Ke Mana Iptu Rudiana? di https://www.kompas.tv/video/518363/ta...

Sebelumnya, foto Ayah Eky, Iptu Rudiana, yang sedang bermain bulutangkis bersama Kapolres Cirebon Kota disoroti sejumlah pihak.

Pasalnya, Kuasa Hukum Teman Eky, Liga Akbar; Yudia Akbar kaget melihat Iptu Rudiana hadir dalam acara lomba bulutangkis di Polres Cirebon Kota beberapa hari lalu.Pasarlnya, Iptu Rudiana tak pernah muncul ke publik dan memberikan pernyataan terkait tudingan sejumlah terpidana yang menyeret namanya di penyelidikan awal kasus pembunuhan Vina dan Eky.

Sahabat Kompas TV Sukabumi! Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube Kompas TV Sukabumi, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.

Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.

Sosial Media Kompas TV Sukabumi:
YouTube : https://www.youtube.com/c/KompasTVSukabumi/videos
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvsukabumi
Facebook : https://www.facebook.com/redaksikompastvsukabumi
Twitter :
TikTok : https://www.tiktok.com/

27/06/2024

SUKABUMI, KOMPAS.TV - Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, bersama Pelaksana Harian Sekda dan Dinas Perdagangan Kabupaten Sukabumi, memantau harga bahan pokok di Pasar Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Wamen pun sempat berdialog mengenai harga akhir-akhir ini. Para pedagang berharap harga tetap stabil karena daya beli masyarakat saat ini menurun. mereka pun meminta agar pemberian bantuan tidak langsung beras.

Selain itu, harga Minyak Kita di pedagang dijual seharga 16 ribu perliter. Dengan harga dari distributor yakni 15 ribu per liter. Sedangkan di kemasan minyak 1 liter terpampang harga 14 ribu rupiah.

Sementara menurut Jerry Sambuaga, hal tersebut akan menyesuaikan harga, namun saat ini belum dilakukan. Untuk kedepannya akan ada ketetapan harga, khusus Minyak Kita dan bukan minyak Premium. Sebelum meninjau harga di Pasar Cisaat, Wamen juga memantau harga di Pasar Jubleg, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Sahabat Kompas TV Sukabumi! Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube Kompas TV Sukabumi, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.

Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.

Sosial Media Kompas TV Sukabumi:
YouTube : https://www.youtube.com/c/KompasTVSukabumi/videos
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvsukabumi
Facebook : https://www.facebook.com/redaksikompastvsukabumi
Twitter :
TikTok : https://www.tiktok.com/

27/06/2024

SUKABUMI, KOMPAS.TV - Tiga korban minuman racikan campuran alkohol 70 persen dan minuman energi meninggal dunia setelah kritis usai mendapatkan penangan medis di rumah sakit. Dua korban berinisial I-R dan D-Y-S warga Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, meninggal di rumah sakit, sementara salah seorang korban lainnya yang berinisial D meninggal dunia di rumahnya di Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi.

Peristiwa itu bermula saat ketiga korban berkumpul untuk membakar sate ayam di Kampung Kuta Kidul, Desa Kutasirna, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Para korban kemudian meracik alkohol 70 persen yang dicampur dengan air mineral dan minuman berenergi untuk di konsumsi. Usai menenggak minuman racikan tersebut, para korban dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis. Ketiga korban diduga meninggal dunia akibat keracunan alkohol.

Polisi yang datang ke tkp menemukan barang bukti berupa botol kosong alkohol 70 persen, botol bekas air mineral dan 3 bungkus minuman energi. Ketiga korban sudah dimakamkan di tempat pemakaman umum setempat, sementara saat ini kasus tersebut masih dalam penyelidikan Unit Reskrim Polsek Cisaat.

Sahabat Kompas TV Sukabumi! Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube Kompas TV Sukabumi, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.

Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.

Sosial Media Kompas TV Sukabumi:
YouTube : https://www.youtube.com/c/KompasTVSukabumi/videos
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvsukabumi
Facebook : https://www.facebook.com/redaksikompastvsukabumi
Twitter :
TikTok : https://www.tiktok.com/

27/06/2024

JAKARTA, KOMPAS.TV - Mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan mengapresiasi keputusan PKS yang mengusung dirinya menjadi bakal calon gubernur di Pilkada 2024.

Anies mengaku, segera berkomunikasi dengan PKS untuk membahas langkah berikutnya usai usungan tersebut.

Anies bilang akan ada parpol lain yang bergabung mengusungnya di Pilkada Jakarta.

Sebelumnya, Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengumumkan Anies berpasangan dengan Wakil Ketua Majelis Syura PKS Sohibul Iman dalam Pilkada Jakarta 2024.

Sahabat Kompas TV Sukabumi! Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube Kompas TV Sukabumi, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.

Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.

Sosial Media Kompas TV Sukabumi:
YouTube : https://www.youtube.com/c/KompasTVSukabumi/videos
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvsukabumi
Facebook : https://www.facebook.com/redaksikompastvsukabumi
Twitter :
TikTok : https://www.tiktok.com/

Address

Jalan Sukaraja, Griya Cimahpar Indah 1, Jl. Sedap Malam No. 1
Sukabumi
43192

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Kompas TV Sukabumi posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Kompas TV Sukabumi:

Videos

Share


Other Media/News Companies in Sukabumi

Show All

You may also like