Janjikan Nilai Bagus ke Korban, Guru SMA di Bengkulu Diduga Perkosa Muridnya
BENGKULU, KOMPAS.TV - Salah seorang guru SMA Negeri di Kota Bengkulu yang menjadi pelaku persetubuhan muridnya sendiri, terancam dipecat.
Dalam melakukan aksinya terduga pelaku mengiming-imingi korban dengan memberikan nilai tinggi jika menuruti perintah pelaku.
Polresta Bengkulu menangkap pria berinisial SI yang berprofesi sebagai guru Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Bengkulu.
Pelaku ditangkap atas laporan terhadap muridnya sendiri dengan modus memberikan nilai tinggi jika korban mau mengikuti kemauannya.
Dipicu Sakit Hati, Pria di Deli Serdang Aniaya Tetangganya Hingga Tewas
SUMUT, KOMPAS.TV - Sakit hati disebut sebagai informan polisi, seorang pria di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara menganiaya tetangganya hingga tewas. Pelaku menganiaya korban dengan meminta bantuan rekan-rekannya. Pelaku diringkus, usai satu bulan lebih buron.
Peristiwa ini terjadi pada awal Bulan Mei lalu. Pelaku menganiaya tetangganya dengan dibantu oleh rekan-rekannya. Pelaku tidak hanya menganiaya korban hingga tewas, tetapi juga melakukan perusakan terhadap rumah korban.
Kata Kuasa Hukum Pegi Setiawan soal Kejati Kembalikan Berkas Perkara ke Penyidik Polda Jabar
CIREBON, KOMPAS.TV - Kuasa hukum Pegi Setiawan, Sugiyanti Iriani mengharapkan Polda Jawa Barat legowo dan berbesar hati untuk segera membebaskan Pegi Setiawan karena tidak ada bukti kuat.
Menurutnya, hal ini berdasarkan pengembalian berkas perkara yang dilakukan Kejati Jabar ke penyidik Polda Jawa Barat.
Tim jaksa menilai berkas kasus Pegi Setiawan tidak cukup bukti memenuhi unsur formil dan materil dalam penetapan Pegi sebagai tersangka.
"Kita sebagai tim kuasa hukum ya senang dengan dibalikinnya berkas Polda Jabar dengan alasan P18 berarti memang bukti-bukti yang dikirim Polda Jabar lemah," ujar Iriani di Cirebon, Jumat (28/6/2024).
Sementara itu, ibu kandung Pegi, Kartini akan turut hadir di sidang praperadilan Pegi Setiawan pada 1 Juli mendatang.
Kuasa Hukum Liga Akbar Tunjukkan Foto Iptu Rudiana Main Badminton, Desak Muncul ke Publik
CIREBON, KOMPAS.TV - Kuasa hukum Liga Akbar, Yudia Alamsyah mengaku kaget melihat Iptu Rudiana ayah Eky korban di kasus Vina Cirebon hadir dalam acara lomba bulu tangkis atau badminton Polres Cirebon Kota.
Yudia Alamsyah menyayangkan kehadiran Iptu Rudiana dalam acara tersebut dan tidak tampil di hadapan publik di tengah upaya penanganan kasus yang melibatkan dirinya sebagai pelapor.
"Main badminton bisa muncul sedangkan untuk publikasi untuk proses hukum tidak berani untuk muncul," ujar Yudia di Cirebon, Kamis (27/6/2024).
Jelang Praperadilan Pegi di Kasus Vina, Dijenguk Orangtua hingga Pengadilan Kembalikan Berkara
KOMPAS.TV - Menghadapi sidang praperadilan pekan depan, kedua orangtua Pegi mendatangi Polda Jawa Barat untuk menjenguk anaknya di tahanan.
Sementara, Kejaksaan Tinggi Jawa Barat menyatakan berkas Pegi Setiawan tersangka kasus pembunuhan Vina dan Eky Cirebon belum lengkap, sehingga dikembalikan ke Penyidik Polda Jawa Barat.
Penyelidikan Kebakaran Rumah Wartawan yang Sebabkan 4 Orang Meninggal, Polisi Gelar Olah TKP
SUMUT, KOMPAS.TV - Rumah seorang wartawan tv, bernama Sempurna Pasaribu di Jalan Nabung Surbakti, Kabupaten Karo Sumatera Utara, terbakar Kamis (27/06/2024) kemarin. Empat orang anggota keluarga, termasuk sang wartawan meninggal dalam kebakaran.
Rumah seorang wartawan tv bernama Sempurna Pasaribu di Jalan Nabung Surbakti, Kabupaten Karo Sumatera Utara terbakar Kamis (27/06/2024) kemarin.
Empat orang anggota keluarga, yakni sang wartawan Sempurna, istri, seorang anak dan cucunya, meninggal karena tidak sempat menyelamatkan diri saat kebakaran.
Polisi masih mengumpulkan bukti untuk mengetahui penyebab kebakaran.
Afif Maulana Tewas saat Penertiban Tawuran, KPAI: Harapan Kami Tak Berhenti di Sidang Etik
KOMPAS.TV - Tujuh belas personel Direktorat Samapta Polda Sumatera Barat, terbukti melanggar kode etik saat menangani dan menangkap 18 remaja pelaku tawuran di Padang. Kini, mereka tak hanya melanggar etik tapi juga terancam hukuman pidana.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia pun akan terus memantau perkembangan kasus kematian Afif Maulana. KPAI berharap proses ini tak hanya berhenti di pelanggaran etik.
Seorang IRT Tewas Diduga Korban Kekerasan
SUKABUMI, KOMPAS.TV - Rekaman video amatir warga saat jasad Lilih, 50 tahun, ibu rumah tangga warga Cianjur ditemukan di Jalan Pasir Sireum, Desa Sukamanah, Kecamatan Geger Bitung, Kabupaten Sukabumi, jauh dari pemukimanan warga. Korban ditemukan dalam kondisi terlentang dengan menggunakan baju panjang berwarna putih dan celana jeans biru. Kepolisian Sektor Geger Bitung melakukan autopsi terhadap jasad korban di Rumah Sakit Umum Daerah Syamsudin Kota Sukabumi.
Dari hasil autopsi yang dilakukan oleh Kedokteran Forensik, selain ditemukan luka lecet, korban mengalami kekerasan tumpul pada bagian tangan dan wajah. Untuk penyebab kematian, Dokter Forensik telah menyerahkan kepada penyidik Kepolisian Sektor Geger Bitung untuk kepentingan penyelidikan. Kepolisian Sektor Geger Bitung pun langsung melakukan penyelidikan terhadap kasus temuan I-R-T tewas di jalan hutan ini.
Setelah dilakukan autopsi, jasad korban kemudian diambil oleh pihak keluarga untuk dimakamkan di Cianjur.
Sahabat Kompas TV Sukabumi! Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube Kompas TV Sukabumi, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.
Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.
Sosial Media Kompas TV Sukabumi:
YouTube : https://www.youtube.com/c/KompasTVSukabumi/videos
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvsukabumi
Facebook : https://www.facebook.com/redaksikompastvsukabumi
Twitter : @ktvsukabumi
TikTok : https://www.tiktok.com/@kompastvsukabumi
Polda Metro Jaya Sita Alat Cetak Uang Palsu Disebuah Vila
SUKABUMI, KOMPAS.TV - Dalam video amatir terlihat petugas Kepolisian Polda Metro Jaya mengamankan sejumlah mesin pembuat uang palsu di sebuah villa milik, S, mantan kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi di Desa Tegal Panjang/ Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi. Vila dengan luas hampir seribu meter persegi ini diduga sebagai tempat para tersangka mencetak uang palsu senilai 22 miliar yang beberapa waktu lalu diungkap oleh Polda Metro Jaya dari sebuah kantor akuntan di Srenseng Jaya, Jakarta Barat. Mesin diangkut menggunakan satu unit truk dan satu unit mobil pick up pada 18 Juni 2024 lalu.
Dari keterangan warga, para petugas dari Polda Metro Jaya ini mengangkut beberapa jenis mesin dari garasi besar vila. Tak hanya tertutup, ini pun dijaga ketat oleh seorang pria berperawakan tegap dengan mobil dinas berplat TNI di pinggir jalan.
Kepala Desa Tegal Panjang, Kecamatan Cireunghas. Dadang Priatna yang dikonfirmasi membenarkan bahwa vila yang diduga digunakan untuk mencetak uang palsu tersebut milik S, mantan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi.
Sahabat Kompas TV Sukabumi! Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube Kompas TV Sukabumi, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.
Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.
Sosial Media Kompas TV Sukabumi:
YouTube : https://www.youtube.com/c/KompasTVSukabumi/videos
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvsukabumi
Facebook : https://www.facebook.com/redaksikompastvsukabumi
Twitter : @ktvsukabumi
TikTok : https://www.tiktok.com/@kompastvsukabumi
Berniat Lerai Cekcok Pemuda dengan Kekasih, Pria Ini Malah Ditusuk!
KOMPAS.TV - Berniat melerai pemuda yang cekcok dengan kekasihnya, 5 orang pria di Palembang, Sumatera Selatan, justru jadi sasaran penganiayaan.
Akibatnya satu orang tewas dan empat lainnya mengalami luka.
Kesal akibat tak terima ditegur, menjadi motif pelaku nekat melakukan penusukan.
Dari tangan pelaku polisi menyita barang bukti dua bilah senjata tajam.
Keduanya dijerat Pasal 351 KUHP dan Pasal 170 KUHP dengan ancaman kurungan di atas 5 tahun penjara.
Sahabat Kompas TV Sukabumi! Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube Kompas TV Sukabumi, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.
Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.
Sosial Media Kompas TV Sukabumi:
YouTube : https://www.youtube.com/c/KompasTVSukabumi/videos
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvsukabumi
Facebook : https://www.facebook.com/redaksikompastvsukabumi
Twitter : @ktvsukabumi
TikTok : https://www.tiktok.com/@kompastvsukabumi
Sakit Hati Ditinggal, Suami Bakar Pakaian Istri! Api Merembet dan Bakar 4 Rumah
KOMPAS.TV - Lantaran sakit hati, setelah ditinggal istri selama dua pekan; seorang pria mengakibatkan sejumlah rumah di kawasan Grogol Petamburan, terbakar.
Polisi telah menetapkan pelaku sebagai tersangka dan terancam hukuman 12 tahun penjara.
Kebakaran menghanguskan setidaknya 4 rumah di bawah jembatan penyeberangan orang di Jalan Semeru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Rabu (26/6) lalu.
Polisi juga menyita sejumlah barang bukti antara lain korek gas yang digunakan untuk membakar pakaian sang istri.
Sahabat Kompas TV Sukabumi! Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube Kompas TV Sukabumi, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.
Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.
Sosial Media Kompas TV Sukabumi:
YouTube : https://www.youtube.com/c/KompasTVSukabumi/videos
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvsukabumi
Facebook : https://www.facebook.com/redaksikompastvsukabumi
Twitter : @ktvsukabumi
TikTok : https://www.tiktok.com/@kompastvsukabumi
Terbaring Koma, Santriwati 13 Tahun di Lombok Barat NTT Diduga Alami Penganiayaan!
KOMPAS.TV - Santriwati berusia 13 tahun tersebut dalam kondisi koma dan diduga mengalami luka akibat benda tumpul, serta mata yang membengkak.
Ya,seorang santriwati Pondok Pesantrean Al Aziziyah, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, mengalami koma lantaran diduga dianiaya sesama santri.
Pihak pondok pesantren mengaku terbuka, jika ada investigasi lebih lanjut mengenai hal ini.
Orang tua korban menduga sang putri mengalami tindak kekerasan, lantaran santriwati terkait pernah mengatakan dirinya dipukul oleh temannya.
Sahabat Kompas TV Sukabumi! Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube Kompas TV Sukabumi, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.
Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.
Sosial Media Kompas TV Sukabumi:
YouTube : https://www.youtube.com/c/KompasTVSukabumi/videos
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvsukabumi
Facebook : https://www.facebook.com/redaksikompastvsukabumi
Twitter : @ktvsukabumi
TikTok : https://www.tiktok.com/@kompastvsukabumi
Datangi Sekolah, Puluhan Ibu-Ibu di Depok Tuntut Transparansi PPDB!
KOMPAS.TV - Puluhan ibu-ibu mendatangi SMA Negeri 4 Depok terkait dengan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Mereka menuntut untuk bertemu dengan Kepala Sekolah untuk mempertanyakan soal sejumlah siswa miskin yang tidak diterima saat PPDB, padahal jarak rumah berdekatan dengan sekolah.
Demonstran menyayangkan permasalahan ini terus berulang setiap tahunnya.
Warga menuntut transparansi penerimaan siswa dalam PPDB.
Sahabat Kompas TV Sukabumi! Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube Kompas TV Sukabumi, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.
Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.
Sosial Media Kompas TV Sukabumi:
YouTube : https://www.youtube.com/c/KompasTVSukabumi/videos
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvsukabumi
Facebook : https://www.facebook.com/redaksikompastvsukabumi
Twitter : @ktvsukabumi
TikTok : https://www.tiktok.com/@kompastvsukabumi
17 Polisi Terbukti Langgar Etik saat Tangkap 18 Remaja Tawuran di Padang
PADANG, KOMPAS.TV - 17 personel Direktorat Samapta Polda Sumater Barat, terbukti melanggar kode etik saat menangani dan menangkap 18 remaja pelaku tawuran di Padang, Sumatera Barat.
17 personel tersebut akan segera disidangkan. Kapolda Sumatera Barat, Irjen Suharyono mengatakan hasil pemeriksaan dari 45 personel, 17 diantaranya terbukti bersalah melanggar kode etik.
Pelanggaran terjadi di Mapolsek Kuranji Padang, saat menangani dan menangkap 18 remaja pelaku tawuran (9/06) lalu.
Saat ini 17 personel yang bersalah tersebut masih dalam proses pelengkapan berkas dan akan segera disidangkan.
Tak hanya pelanggaran etik, 17 personel tersebut juga berpotensi terancam hukuman pidana.
Sahabat Kompas TV Sukabumi! Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube Kompas TV Sukabumi, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.
Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.
Sosial Media Kompas TV Sukabumi:
YouTube : https://www.youtube.com/c/KompasTVSukabumi/videos
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvsukabumi
Facebook : https://www.facebook.com/redaksikompastvsukabumi
Twitter : @ktvsukabumi
TikTok : https://www.tiktok.com/@kompastvsukabumi
Rumah Wartawan di Karo Sumut Terbakar, 4 Orang Meninggal Dunia
KARO, KOMPAS.TV - Rumah seorang wartawan di Nabung Surbakti, Kecamatan Kabanjahe, Karo, Sumatera Utara terbakar Kamis (27/06) dini hari.
Satu keluarga, empat orang termasuk sang wartawan meninggal. Rumah yang terbakar adalah milik wartawan bernama Sempurna Pasaribu.
Sempurna, istri seorang anak dan cucunya tidak sempat menyelamatkan diri saat kebakaran.
Polisi masih menyelidiki penyebab kebakaran. Empat korban kebakaran dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Kota Medan.
Tim Forensik melakukan otopsi untuk mengetahui penyebab meninggal.
Adik korban mengatakan setibanya di lokasi kejadian api telah padam. Keempat jenazah akan segera dikebumikan.
Tim Laboratorium Forensik Polda Sumatera Utara beserta Inafis Polres Tanah Karo melakukan olah TKP di lokasi kebakaran untuk mengetahui penyebab kejadian.
Polisi juga menanyai tetangga korban soal kronologi kebakaran.
Sahabat Kompas TV Sukabumi! Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube Kompas TV Sukabumi, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.
Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.
Sosial Media Kompas TV Sukabumi:
YouTube : https://www.youtube.com/c/KompasTVSukabumi/videos
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvsukabumi
Facebook : https://www.facebook.com/redaksikompastvsukabumi
Twitter : @ktvsukabumi
TikTok : https://www.tiktok.com/@kompastvsukabumi
Begini Kata Pihak Istana Minta Maaf soal Ambulans Distop saat Rombongan Jokowi Melintas di Sampit
SAMPIT, KOMPAS.TV - Video ambulans pembawa pasien dan distop saat rombongan Presiden Jokowi melintas di Sampit, Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, viral.
Sopir ambulans merekam situasi saat kendaraannya dihentikan petugas karena rombongan Presiden Jokowi akan melintas, Selasa (25/06) lalu.
Sopir menunjukkan ada dua penumpang dan seorang pasien di dalam ambulans.
Sang sopir mengaku membuat video yang viral agar mendapatkan prioritas jalan karena sedang membawa pasien kritis.
Sementara, Kabid Humas Polda Kalimantan Tengah menyatakan sang sopir ambulans tidak menyalakan lampu rotator dan tidak memberitahu sedang membawa pasien.
Istana Presiden meminta maaf, usai viral video ambulans disetop saat rombongan Presiden Jokowi melintas di Sampit, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.
Melalui keterangan tertulis Deputi Protokol, Pers dan Media Setpres, Yusuf Permana menyatakan permintaan maaf.
Sahabat Kompas TV Sukabumi! Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube Kompas TV Sukabumi, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.
Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.
Sosial Media Kompas TV Sukabumi:
YouTube : https://www.youtube.com/c/KompasTVSukabumi/videos
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvsukabumi
Facebook : https://www.facebook.com/redaksikompastvsukabumi
Twitter : @ktvsukabumi
TikTok : https://www.tiktok.com/@kompastvsukabumi
Mencari Jejak Ketua RT Saksi Kasus Pembunuhan Vina, Tak Mau Jujur dan Malah Kabur?
KOMPAS.TV - Hari ini (27/6), Tim Peneliti Kejaksaan Tinggi Jawa Barat memastikan berkas Pegi belum lengkap dan akan mengembalikannya ke Penyidik Polda Jawa Barat.
Sebelumnya, foto Ayah Eky, Iptu Rudiana, yang sedang bermain bulutangkis bersama Kapolres Cirebon Kota disoroti sejumlah pihak.
Pasalnya, Kuasa Hukum Teman Eky, Liga Akbar; Yudia Akbar kaget melihat Iptu Rudiana hadir dalam acara lomba bulutangkis di Polres Cirebon Kota beberapa hari lalu.
Pasarlnya, Iptu Rudiana tak pernah muncul ke publik dan memberikan pernyataan terkait tudingan sejumlah terpidana yang menyeret namanya di penyelidikan awal kasus pembunuhan Vina dan Eky.
Sahabat Kompas TV Sukabumi! Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube Kompas TV Sukabumi, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.
Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.
Sosial Media Kompas TV Sukabumi:
YouTube : https://www.youtube.com/c/KompasTVSukabumi/videos
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvsukabumi
Facebook : https://www.facebook.com/redaksikompastvsukabumi
Twitter : @ktvsukabumi
TikTok : https://www.tiktok.com/@kompastvsukabumi
Orangtua Siswa SMAN 8 Medan Laporkan Dugaan Pungli ke Prabowo
MEDAN, KOMPAS.TV - Tidak terima anaknya tinggal kelas, diduga efek dari dilaporkannya kepala sekolah atas dugaan korupsi dan pungutan liar, orang tua siswi SMA Negeri 8 Medan mengadu ke Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
Orangtua siswi di SMA Negeri 8 Medan, mengadu ke Prabowo Subianto melalui Rumah Nalar Prabowo Subianto yang ada di Medan.
Pengaduan ke Rumah Nalar Prabowo ini atas sejumlah laporan dugaan korupsi dan pungutan liar di SMA Negeri 8 Medan.
Ia juga mengadukan nasib anaknya yang ditetapkan tinggal kelas oleh SMA Negeri 8 Medan, karena dugaan sentimen pribadi kepala sekolah.
Sahabat Kompas TV Sukabumi! Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube Kompas TV Sukabumi, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.
Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.
Sosial Media Kompas TV Sukabumi:
YouTube : https://www.youtube.com/c/KompasTVSukabumi/videos
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvsukabumi
Facebook : https://www.facebook.com/redaksikompastvsukabumi
Twitter : @ktvsukabumi
TikTok : https://www.tiktok.com/@kompastvsukabumi
Dugaan Perintangan Penyidikan Kasus Pembunuhan Vina, Polda Jabar Panggil Liga Akbar!
KOMPAS.TV - Polda Jawa Barat mengirimkan surat panggilan kepada Liga Akbar untuk dimintai keterangan terkait dugaan perintangan penyidikan kasus pembunuhan Vina.
Namun, kuasa hukum bingung, kenapa polisi ingin memeriksa Liga Akbar di kasus dugaan perintangan penyidikan.
Sebab, Liga hanya memberikan kesaksian saat terakhir bertemu Eky sebelum ditemukan tewas di Jembatan Talun.
Pengacara Liga juga tidak mengetahui untuk terduga terlapor siapa Liga Akbar diperiksa sebagai saksi.
Sahabat Kompas TV Sukabumi! Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube Kompas TV Sukabumi, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.
Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.
Sosial Media Kompas TV Sukabumi:
YouTube : https://www.youtube.com/c/KompasTVSukabumi/videos
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvsukabumi
Facebook : https://www.facebook.com/redaksikompastvsukabumi
Twitter : @ktvsukabumi
TikTok : https://www.tiktok.com/@kompastvsukabumi
Kompolnas Olah TKP Tewasnya Afif Maulana di Jembatan Kuranji Padang
KOMPAS.TV - Kompolnas merekomendasikan penegakan hukum terhadap personel melakukan kekerasan pada pembubaran remaja di Padang.
Tak puas dengan pertemuan itu, LBH Padang akan melakukan upaya untuk membuktikan Afif tewas karena dianiaya.
Sementara itu Kapolda Sumbar, Irjen Suharyono bilang 17 personel yang telah terbukti melakukan pelanggaran akan disidang.
Sebelumnya, Kompolnas, dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menelusuri dugaan kekerasan polisi di Jembatan Kuranji, lokasi di mana Afif Maulana diduga melompat dan ditemukan meninggal.
Kapolda Sumatera Barat, Irjen Suharyono turut hadir dalam olah kejadian itu.
Sahabat Kompas TV Sukabumi! Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube Kompas TV Sukabumi, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.
Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.
Sosial Media Kompas TV Sukabumi:
YouTube : https://www.youtube.com/c/KompasTVSukabumi/videos
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvsukabumi
Facebook : https://www.facebook.com/redaksikompastvsukabumi
Twitter : @ktvsukabumi
TikTok : https://www.tiktok.com/@kompastvsukabumi