Erna Risty

Erna Risty Assalamu'alaikum ��

Jangan percaya sama postingan para tkw yang enak main tiktok setiap hari ya guys. ataw Facebook aktif terusssss dibalik ...
12/04/2024

Jangan percaya sama postingan para tkw yang enak main tiktok setiap hari ya guys. ataw Facebook aktif terusssss dibalik itu banya derita dan air mata yang harus keluar demi menahan sakitnya hati dan perasaan yang telah terkorban kan 😌😌
semangat pejuang devisaaa you are the best 🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳

Selamat malam semuanya.......
11/04/2024

Selamat malam semuanya.......

Majikanku pamer ktanya aku juga punya mesjid di Indonesia dan sekarang lagi pad buka bersama 🤗🤗😁😁😁
02/04/2024

Majikanku pamer ktanya aku juga punya mesjid di Indonesia dan sekarang lagi pad buka bersama 🤗🤗😁😁😁

09/03/2024

Masya Allah kalo pake Fanspage lebih sulit ya bun 😅😅

Assalamu'alaikum ❤
13/02/2024

Assalamu'alaikum ❤

24/01/2024

Selamaaaat pagi.....

jangan pernah merasa bangga dengan apa yang kamu punya....
23/01/2024

jangan pernah merasa bangga dengan apa yang kamu punya....

Awali pagi dengan secangkir kopi, meskipun sudah setengah lagi 😅😅
21/01/2024

Awali pagi dengan secangkir kopi, meskipun sudah setengah lagi 😅😅

21/01/2024

PSIKOPAT 1  "Aaaaaaaaa!" Gadis dengan rambut panjang hitam berponi ala cina itu menjerit mundur membentur tembok saat ma...
29/08/2023

PSIKOPAT 1

"Aaaaaaaaa!" Gadis dengan rambut panjang hitam berponi ala cina itu menjerit mundur membentur tembok saat matanya terbelalak melihat dar-ah berceceran disebelah kamar kost nya. Ketika ia hendak ke kamar mandi sekitar pukul 4 pagi.

Pintu kamar yang terbuka dengan bekas telapak kaki dari darah, dan gadis yang sekarang sudah meregang nyawa dengan memegang pisau yang menancap dikepala kirinya. Dia seperti menusuk kepala otaknya sendiri.

Sesaat membuat penghuni kost berlarian kearahnya karena teriakan histeris gadis berponi itu.
Gadis itu syok, nafasnya terlihat sesak begitu juga dengan rekannya yang lain. Sungguh peristiwa diluar nalar. Salah satu dari mereka segera melaporkan peristiwa naas yang menimpa teman kostnya itu kepada pemilik khost. Bu Patmi.

"Bu Patmi... tolongin!" teriak Mawar setelah sampai didepan rumah pemilik khost, tidak lama pintu terbuka.

"Ada apa, Mawar?" tanya bu Patmi sembari membenarkan rambutnya yang tergerai, wajahnya panik melihat Mawar yang gemetar ketakutan.

"Ada apa, Maw?" tanya bu Patmi sekali lagi, karena dia melihat bibir Mawar yang bergetar seperti orang kedinginan.

"I-i-i-i-itu," Tangannya menunjuk kearah rumah khost, nafasnya ngos-ngosan, bu Patmi masih diam menunggu kelanjutan ucapan Mawar, "A-a-ada yang, ma-ma-mati, bu Pat." jawab Mawar gugup.

Bu Patmi kemudian langsung menutup pintu dan menyusul kekhostan miliknya, ia sedikit berlari cepat mendahului Mawar, namun terlihat santai. Diikuti Mawar yang mengekor panik dibelakang bu Patmi, tangan kanan dan kirinya terus ia padukan seperti orang bingung.

Setelah sampai, bu Patmi berlari kearah para anak khost-nya yang menangis dan menjerit ketakutan. Tidak ada yang berani mendekati maya* gadis itu. Semua menjauh.

Bu Patmi berdiri tepat didepan pintu kamar gadis itu. Ia tercengang saat melihat kondisinya. Posisinya yang menyender tembok dengan dar-ah berceceran dari bawah rok mininya hingga depan pintu dengan tapak kaki seseorang dilantai kamarnya, dan tangan yang memegangi pisau yang menancap dikepalanya.

"Mayang--" ucap lirihnya.

Ya, gadis yang sekarang meregang nyawa itu bernama Mayang Sari. Usianya 20 tahun. Ia baru beberapa bulan ngekost ditempat miliknya.

Bu Patmi merogoh kantong, untuk mengambil ponsel guna menelpon polisi agar segera mengevakuasi korban pembu--nuhan dikostan miliknya.

Tidak berapa lama polisi datang untuk segera mengevakuasi maya* itu dan menggariskan tempat kejadian peristiwa. Agar tidak ada yang berani masuk.

Bu Patmi juga mengabari orang tua Mayang yang berada diluar kota, karena Mayang ini adalan anak rantauan dari Sumatera yang sengaja kuliah di Jakarta.

Semua para anak kost saling berpelukan satu sama lain, karena ketakutan saat melihat para polisi mengevakuasi. Bahkan gadis yang pertama kali melihat kondisi Mayang pun kini masih syok dan dibawa kerumah bu Patmi, ditemani teman sekamar nya.

Setelah urusan Mayang selesai, polisi menyuruh bu Patmi agar para anak kost nya untuk dilarang mendekat apalagi masuk ke TKP. Guna mempermudah polisi menyelidiki siapa dalang dari pembu--nuhan sadis ini. Karena menurut pihak polisi, Mayang tidak bunuh diri, melainkan dibunuh seseorang namun dibuat-buat seperti bundir. Polisi benar-benar curiga dengan tapak kaki darah itu, meskipun telapak kaki Mayang terdapat banyak darah. Tapi polisi menduga, itu hanya tipuan si pembu--nuh

"Nin, apa yang terjadi?" tanya bu Patmi sembari mencondongkan tubuhnya lebih dekat kearah Nina, sesekali bu Patmi melirik kearah Zahra.

Nina, hanya diam sembari menunduk. Tubuhnya gemetar, dan dipeluk erat oleh teman sekamar nya.

"Bu, Nina masih syok. Belum saatnya kita menanyakan apa yang terjadi. Karena yang Zahra tau, Nina tidur dari sore, terus dia bangun sudah menjerit-jerit." ucap Zahra. Gadis tomboy yang selalu memakai topi hitam dengan gambar bordelan X berwarna merah.

Bu Patmi kembali terdiam dan duduk dikursi sembari menyenderkan punggungnya. Ia memijit keningnya yang pusing. Karena ini bukan kali pertama, tapi sudah sering anak kostnya meninggal. Dan semuanya karena terbun-uh.

______________

-Kenapa kamu baru mengabarinya sekarang, Pat?- kata seseorang dari sebrang telpon milik bu Patmi

Bu Patmi terlihat panik, sesekali menengok kanan kiri takut ada yang mendengar, lalu menjawab dengan sangat pelan, -Aku benar-benar syok dengan kejadian ini, mbak. Ini sangat sadis dari sebelumnya. Dia sudah benar-benar berdarah dingin.-

-Baiklah, saya akan kirim uang untuk menyelesaikan semua urusannya. Maafkan aku yang selalu merepotkan kamu, Pat.- ucap seseorang itu lagi.

"Iya mbak. Ya sudah. Aku mau lanjut kerja."

Sambungan telpon terputus begitu saja. Patmi menghela nafas berat. Ia benar-benar sudah tak tahan, karena jika terus seperti ini, kostan nya nggak akan laku. Apalagi dirinya seorang janda, dan hanya ini, usaha kostannya-lah tempat ia
mendapatkan rejeki.

Kostan mewah, yang berada didalam gang. Suasana kostan yang asri, adem, sejuk dan damai. Lapangan nya yang luas. Patmi memiliki 30 pintu kost dengan biaya perbulan yang berbeda dan fasilitas yang berbeda sesuai harga. Ada yang 500 perbulan, hanya sepetak dengan fasilitas yang tersedia kasur busa, lemari baju, dan kipas angin. Ada juga yang satu juta, dua petak dengan fasilitas springbed, lemari baju, TV, AC. Sedangkan yang paling mahal satujuta setengah perbulan sudah jelas lebih enak dan nyaman. Terdapat kursi empuk dipetak pertama, kasur komplit seperti hotel. Membuat para anak sultan betah ngekost ditempatnya.

Ia berharap, semuanya akan segera berakhir. Ia tidak mau usaha nya yang sudah dia bangun susah payah hancur begitu saja dengan terjadinya tragedi-tragedi pembu--nuhan.

Kling kling.
Suara ponsel bu Patmi yang tergeletak dimejanya, sebuah pesan masuk, bu Patmi segera membuka pesan itu,

_Aku masih belum puas._

Bu Patmi meremas ponsel miliknya setelah membaca pesan masuk diponsel nya, nyaris ia banting karena kesal akan teror pesan setelah terjadi pembu--nuhan ditempat kostnya.

Tok
Tok
Tok

Suara ketukan pintu
Bu Patmi melirik kearah pintu, kemudian pintu terbuka perlahan. "Santi?"

Santi adalah salah satu anak kost yang menyewa dengan fasilitas mahal. Ia salah satu anak sultan konglomerat di Jakarta.

Santi menunduk, kemudian ia masuk dan duduk di depan meja Patmi. Lantas bicara perlahan, "Santi ... mau pamit keluar dari kost, bu."

"Lho, kenapa memangnya, San?" Patmi terlihat syok.

"Ayah sama ibu sudah mendengar tragedi kemarin, bu. Dari berita yang tersebar lewat sosmed. Mereka menyuruh Santi untuk pulang dan tinggal dirumah biar lebih aman," tuturnya, "Padahal, Santi sudah sangat betah disini. Mungkin yang kemarin hanya kecelakaan untuk Mayang. Semua ini nggak akan terjadi lagi kan, bu?" imbuhnya mencoba mencari kejelasan dari pemilik kostnya ini.

Bu Patmi menarik nafas dalam, ia mencoba tersenyum, "Nggak akan terjadi lagi, San. Ini pasti yang terakhir. Mungkin almarhumah Mayang sewaktu hidup memiliki musuh."

"Iya bu, Santi juga berfikir seperti itu. Tapi, ayah tetap kekeh minta Santi untuk pulang."

"Baiklah San, ikuti kata orang tuamu, ya." Patmi berdiri melangkah mendekati Santi. Lantas memeluk gadis itu penuh sayang.

"Kalo begitu, Santi pamit ya, bu." Patmi mengangguk, ia tersenyum getir. Sedih melihat salah satu anak kostnya pulang.

Malam menjelang, Patmi keluar dari ruangannya hendak pulang ke rumah. Tiba-tiba dia mendengar suara anak kostnya menjerit-jerit. Ia segera lari menghampiri asal suara itu.
Tapi, sebelum ia menuju ke asal suara itu, Patmu melihat sekelebat bayangan. Dari arah belakang ruangan kost, bukan bayangan hantu. Tapi seseorang yang berpakaian serba hitam dan mekai topi hitam.

Siapa dia??

Novel ini udah lama banget 😁😁

Jangan main sayang sayangan.. nanti sayang benera  bisa bahaya 🤣
21/08/2023

Jangan main sayang sayangan.. nanti sayang benera bisa bahaya
🤣

15/08/2023

bocil tunggu mama pulang 😍😍😍

14/08/2023
😂😂😂
13/08/2023

😂😂😂

kuhh mantak gah 😂😂
13/08/2023

kuhh mantak gah 😂😂

ini orang yaa ngirim vidio lagi mastur--basi teruss. kayanya ni orang urat malunya putus dah di blokir gonta ganti fb tr...
13/08/2023

ini orang yaa ngirim vidio lagi mastur--basi teruss. kayanya ni orang urat malunya putus dah di blokir gonta ganti fb truss krim2 vidio burung nya 🤣🤣🤣🤣 ngeri amat ya jomblo begini 😂😂😂

Hayoh sapa kunuh yaa 🤣
12/08/2023

Hayoh sapa kunuh yaa 🤣

meski tak sesuai keinginan, masih diberi sehatpun alhamdulillah 😌😌😌
09/08/2023

meski tak sesuai keinginan, masih diberi sehatpun alhamdulillah 😌😌😌

07/08/2023

akan ku ceritakan oada anakku nanti... betapa sulit nya bertahan di negara orang lain.....

Address

Subang

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Erna Risty posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Erna Risty:

Videos

Share

Nearby media companies



You may also like