02/08/2024
1920-an s.d. 1960-an
Surealisme
Pada 1919, psikoanalis Sigmund Freud (1856–1939), mendefinisikan konsepsi mengenai ‘the uncanny’ dalam esainya The Uncanny, untuk menggambarkan suatu kondisi mental tak nyaman yang dialami bila sesuatu yang lazim tiba-tiba berubah menjadi tak lazim, bahkan ganjil. Analisisnya atas alam sadar (conscious mind) dan bawah sadar (unconscious mind) ini kemudian menjadi basis pergerakan Surealisme. Walau dikenal terutama sebagai pergerakan seni visual, pengaruh Surealisme menjalar hingga ke desain grafis.
Desain poster Polandia dari periode akhir 1950-an paling banyak memperoleh pengaruh dari seniman-seniman Surealis, bisa ditelusuri misalnya pada karya-karya Jan Lenica (1928–2001), Roman Cieslewicz (1930–1996), Bronislaw Zelek, Franciszek Starowieyski (1930–2009), dan Andrzej Klimowsk (lahir: 1949). Meski tidak begitu dikenal di luar negaranya, banyak desainer Cekoslowakia yang pada masa 1960-an menciptakan poster menggunakan simbol, motif, serta strategi visual Surealisme (misalnya: kolase, fotomontase).
Karakteristik Surealisme pada desain grafis: membebaskan diri dari batasan-batasan yang menghasilkan keteraturan (metode grid, pemahaman mengenai struktur, selera yang baik), mengikuti impuls-impuls untuk memberontak, mengikuti logika mimpi, bersifat subjektif, demi menciptakan bentuk dan keseimbangannya sendiri— menunjukkan bahwa desain grafis pun bisa menjadi tempat untuk mengalami hal-hal ganjil, fantastik dan luar biasa, menemukan kembali misteri, dan mengalami keindahan yang menggetarkan serta kemampuan untuk merasakan pesona dan ketakjuban yang oleh kaum Surealisme disebut sebagai ‘The Marvellous’.
Artikel mengenai Surealisme ini berasal dari buku berjudul 'Desain Grafis Indonesia Dalam Pusaran Desain Grafis Dunia' (DGIDPDGD) yang ditulis oleh Hanny Kardinata, Hanya tersedia total 2000 eksempler dan kini stock semakin menipis, beli sekarang atau kamu akan terlewat,
Kunjungi alamat dibawah ini untuk membeli buku DGIDPDGD
✔ Tokopedia.com/dgistore
✔ Shopee.co.id/dgistore