Katolik Channel

Katolik Channel doa katolik, doa devosi, rosario, novena , doa mukjizat , renungan harian . kesaksian

Jumat, 27 Desember 2024Pesta St. Yohanes Rasul dan penulis Injil 1Yoh. 1:1-4; Mzm. 97:1-2,5-6,11-12; Yoh. 20:2-8.Warna l...
27/12/2024

Jumat, 27 Desember 2024
Pesta St. Yohanes Rasul dan penulis Injil
1Yoh. 1:1-4; Mzm. 97:1-2,5-6,11-12; Yoh. 20:2-8.
Warna liturgi Putih
*Melihat dan Percaya: Kasih yang Menghidupkan*
Perjalanan iman St. Yohanes menggambarkan bagaimana kasih Allah dapat mengubah hidup manusia. Dalam Injil hari ini, Yohanes berlari ke kubur Yesus bersama Petrus. Meski kubur itu kosong, Yohanes melihat dan percaya. Apa yang membuat Yohanes percaya? Bukan hanya tanda-tanda fisik, tetapi kasih yang telah dialaminya sepanjang hidup bersama Yesus. Kasih itu memampukan Yohanes untuk mengenali kehadiran Allah bahkan dalam kekosongan, menguatkannya untuk berdiri di bawah kaki salib, dan memotivasinya mewartakan kasih hingga akhir hidupnya. Kasih Allah yang diterima Yohanes mengajarkan kita bahwa iman tidak hanya datang dari bukti-bukti lahiriah, tetapi dari pengalaman batiniah yang mendalam akan kasih Allah. Kasih ini mendorong kita untuk menjadi saksi-Nya, mewartakan kabar baik kepada dunia, dan hidup dalam sukacita sejati.
*Apakah aku telah membuka hati untuk melihat dan percaya pada kasih Allah dalam setiap peristiwa hidupku, baik yang menyenangkan maupun yang penuh tantangan?*
Seperti Yohanes, kita dipanggil untuk hidup dalam kasih Allah yang tak berkesudahan. Kasih ini memberi kita kekuatan untuk percaya, bahkan ketika keadaan tampak kosong atau sulit dimengerti. Kasih itu menghidupkan iman kita dan memampukan kita untuk mewartakan kasih yang sama kepada sesama. Dengan kasih Allah, hidup kita akan menjadi sumber sukacita sejati dan tanda kehadiran-Nya di dunia.
Tuhan memberkati.


Kamis, 26 Desember 2024Hari kedua dalam Oktaf NatalPesta St. Stefanus Martir pertama.Kis. 6:8-10; 7:54-59; Mzm. 31:3cd-4...
26/12/2024

Kamis, 26 Desember 2024
Hari kedua dalam Oktaf Natal
Pesta St. Stefanus Martir pertama.
Kis. 6:8-10; 7:54-59; Mzm. 31:3cd-4,6,8ab,16bc,17; Mat. 10:17-22.
Warna liturgi Merah
*Kesetiaan dalam Iman yang Menginspirasi*
Dalam perayaan pesta St. Stefanus, martir pertama, kita diundang untuk merenungkan makna keberanian, kesetiaan, dan kasih yang mendalam kepada Kristus, bahkan di tengah penderitaan dan penganiayaan. Bacaan pertama menggambarkan bagaimana Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menjadi saksi iman sejati melalui pelayanan dan pewartaannya. Meskipun menghadapi tuduhan palsu dan amarah yang membara, ia tetap bersaksi dengan tegas dan menyerahkan hidupnya kepada Tuhan.
*1) Iman yang Tak Tergoyahkan*
Stefanus mengajarkan kita untuk tetap berpegang pada iman, meskipun menghadapi ancaman dan tantangan. Dalam Kisah Para Rasul, Stefanus memandang surga terbuka dan menyaksikan kemuliaan Allah. Pandangannya tertuju pada kekekalan, bukan pada penderitaan duniawi. Ini menjadi pengingat bagi kita bahwa iman sejati tidak diukur oleh kenyamanan hidup, tetapi oleh keteguhan hati dalam menghadapi cobaan.
*2) Mengasihi Musuh dengan Tulus*
Dalam saat-saat terakhirnya, Stefanus meneladani Yesus dengan berdoa untuk pengampunan mereka yang merajamnya: “Tuhan, jangan tanggungkan dosa ini kepada mereka” (Kis. 7:60). Doa ini mencerminkan kasih yang melampaui luka dan dendam, kasih yang menginspirasi kita untuk mempraktikkan belas kasih, bahkan kepada mereka yang melukai kita.
(3) Kesetiaan yang Menghasilkan Buah
Kematian Stefanus bukanlah akhir, melainkan awal dari banyak jiwa yang terinspirasi untuk mengenal Kristus, termasuk Saulus yang kelak menjadi Rasul Paulus. Martir seperti Stefanus mengajarkan kita bahwa kesetiaan kepada Kristus dapat menghasilkan buah yang melampaui pemahaman manusia.
(4) Panggilan untuk Tidak Takut Bersaksi
Dalam Injil hari ini, Yesus mengingatkan para murid: “Jangan takut kepada mereka yang membunuh tubuh tetapi tidak dapat membunuh jiwa” (Mat. 10:28). Perkataan ini menguatkan kita untuk tetap berani bersaksi tentang kasih dan kebenaran Tuhan dalam hidup kita, meskipun dunia menolak atau melawan.
*Apakah saya tetap setia kepada Tuhan dalam kesulitan dan tantangan hidup?: Apakah saya mampu mengampuni mereka yang telah menyakiti saya?: Bagaimana saya bisa menjadi saksi kasih Allah di tengah dunia yang penuh tantangan?
"Jadilah seperti Stefanus, memandang kemuliaan Allah di tengah badai kehidupan, karena kasih dan kesetiaan kepada Tuhan akan selalu menghasilkan buah yang kekal.”
Tuhan memberkati.


Penganiayaan yang akan datang dan pengakuan akan Yesus | Matius 10:16-33 | Perjanjian BaruPembacaan Kitab Suci secara online ini bertujuan memudahkan kita se...

Rabu, 25 Desember 2024Natal PagiYes. 52:7-10; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4,5-6; Ibr. 1:1-6; Yoh. 1:1-18 (Yoh. 1:1-5,9-14).Warna...
25/12/2024

Rabu, 25 Desember 2024
Natal Pagi
Yes. 52:7-10; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4,5-6; Ibr. 1:1-6; Yoh. 1:1-18 (Yoh. 1:1-5,9-14).
Warna liturgi Putih
*Allah Telah Datang di Tengah Kita*
Dalam keheningan dunia yang seringkali dibayangi kegelapan, Allah berbicara kepada umat-Nya dengan cara yang paling mendalam dan penuh kasih.
Bacaan hari ini menegaskan kasih Allah yang nyata melalui kehadiran Yesus, Sang Firman yang menjadi manusia. Yesus hadir membawa terang untuk menghalau kegelapan, damai bagi yang gelisah, dan keselamatan bagi dunia.
Nabi Yesaya mengingatkan bahwa Allah adalah sumber pengharapan yang tak pernah meninggalkan umat-Nya. Mazmur 98 mengajak kita memuji kasih setia Allah yang menyelamatkan. Surat kepada orang Ibrani menegaskan Yesus sebagai penyataan Allah yang sempurna. Injil Yohanes mengungkapkan misteri Firman yang menjadi daging dan tinggal di antara kita. Inkarnasi Yesus adalah undangan bagi kita untuk membuka hati, bersyukur atas karya-Nya, dan menjadi pembawa terang bagi sesama. Allah hadir di tengah kita, memberi damai dan sukacita sejati.
Dalam setiap perjalanan hidup kita, seringkali kita mencari terang di tempat yang salah. Kita tergoda oleh janji-janji duniawi yang fana. Namun, hanya dalam Yesus kita menemukan terang sejati. Firman yang menjadi daging mengajarkan kita untuk rendah hati, menerima Allah, dan menjadi terang bagi sesama.
Maka, bacaan hari ini adalah sebuah undangan bagi kita. Undangan untuk bersyukur atas kehadiran Allah yang nyata, untuk menjadi pembawa terang di tengah kegelapan, dan untuk terus berharap bahwa kasih Allah selalu menyertai kita. Allah telah datang di tengah kita, dan bersama-Nya, hidup kita akan dipenuhi damai dan sukacita sejati.
*Tuhan Yesus, Firman yang hidup, terangilah jalan hidup kami. Jadikan kami alat-Mu untuk menyampaikan kasih dan kabar gembira kepada sesama, Amin*
SELAMAT NATAL

Selamat Natal ❤️🎄🎄
25/12/2024

Selamat Natal ❤️🎄🎄

Terima kasih sudah menjadi orang yang paling banyak berinteraksi dan masuk ke daftar interaksi mingguan saya! 🎉 Maria As...
23/12/2024

Terima kasih sudah menjadi orang yang paling banyak berinteraksi dan masuk ke daftar interaksi mingguan saya! 🎉 Maria Astu Kanya, Maria Fenan, Jayana Aditya, Bang Helmy Paulus, Sella Usfomeny Udak, Meliana Funan, Neni Reni Herry Palar, Lilik Mulyono, Katarina Pagiling, Sonny Ciang

DEKOLONISASI NATAL  #2: Kelahiran Juruselamat yang Tak Masuk HitunganNatal yang sering kita rayakan hari ini penuh denga...
23/12/2024

DEKOLONISASI NATAL #2: Kelahiran Juruselamat yang Tak Masuk Hitungan

Natal yang sering kita rayakan hari ini penuh dengan kemeriahan pesta, gemerlap lampu, dan kemegahan. Perayaan ini adalah warisan Natal versi Barat, sebuah Natal Kolonial yang secara historis dipengaruhi budaya imperialisme dan kapitalisme.

Akan tetapi, jika kita kembali ke narasi Natal yang ditulis dalam Alkitab, pesan Natal justru kontras secara radikal dengan gambaran tersebut. Natal dalam konteks imperium Roma adalah kisah penindasan, ketidakadilan, dan pengabaian. Ini adalah kisah Tuhan yang hadir di tengah dunia yang dikuasai oleh kekuatan yang menindas, bukan sebagai pahlawan dalam kemenangan budaya triumphalism, tetapi sebagai seorang bayi yang tidak masuk hitungan, tidak dianggap, dan lahir di kandang hewan.

Ketika Kaisar Augustus menghitung seluruh penduduk kerajaannya dalam sebuah sensus, Yesus tidak termasuk di antara mereka. Dia dihitung bersama hewan, lahir di tempat yang jauh dari yang namanya "layak." Mereka yang menyambut-Nya pertama kali bukanlah orang-orang terhormat atau penguasa-penguasa, melainkan para gembala, kelompok yang juga tidak dihitung oleh masyarakat. Saat yang lain berada di rumah mereka, nyaman dan terdaftar dalam struktur sosial Roma, para gembala berada di ladang, di pinggiran masyarakat. Sang Juruselamat yang tidak dihitung ini lahir untuk mereka yang juga tak dihitung dan menghitung mereka yang tak masuk hitungan.

Tak lama setelah kelahiran-Nya, orang-orang majus dari Timur, mereka yang dianggap sebagai "kafir" oleh standar Yudaisme, datang untuk menyembah-Nya. Mereka yang jauh secara geografis dan p**a jauh secara teologis justru mengenali terang itu, sementara para pemimpin agama Yahudi yang merasa diri sebagai pemegang kebenaran malah tidak peduli. Bahkan, mereka bersama dengan Herodes yang penuh iri hati, bersekongkol untuk menolak-Nya.

Dan kisah Natal tidak berhenti dengan sukacita. Ratapan yang menggema memenuhi Betlehem ketika Herodes memerintahkan pembunuhan anak-anak kecil dalam upayanya membunuh Yesus. Tangisan para ibu di Betlehem menggambarkan bahwa Natal, sejak awal, sangat dekat dengan penderitaan, pengabaian, dan ketidakadilan.

Dekolonisasi Natal adalah panggilan untuk kembali kepada akar Natal yang sejati. Natal bukanlah tentang kemegahan atau pesta yang gemerlap, tetapi tentang solidaritas dengan mereka yang tertindas, yang termarginalkan, dan yang terabaikan.
Sang Bayi Kudus tidak lahir di istana atau di tempat-tempat yang mewah, tetapi di kandang, di antara hewan, di tempat yang jauh dari layak.

Oleh karena itu, dalam minggu-minggu advent ini, kita dipersiapkan dan dipanggil untuk merayakan Natal bukan dalam kemewahan dan gemerlap dunia, tetapi di jalan-jalan, di gang-gang kumuh, di tempat-tempt sederhana yang seringkali diabaikan. Di sanalah kita akan menemukan Yesus, yang terus membaringkan kepala-Nya di antara mereka yang menderita.

Sang Bayi Kudus yang tak masuk hitungan itu mengajak kita meninggalkan budaya triumphalism dan kapitalisme Natal yang mendominasi, dan kembali kepada pesan Natal yang sejati. Sebuah pesan solidaritas, kerendahan hati, dan kasih yang melintasi batas-batas sosial.

Natal adalah pengingat bahwa Allah tidak hadir di pusat kekuasaan, tetapi di pinggiran. Dan sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk membawa terang itu, bukan ke pusat-pusat politik, pusat-pusat eknomi, bahkan bukan ke pusat-pusat religiusitas, tetapi ke tempat yang sama saat Yesus lahir, yaitu di pinggiran kehidupan yang tak masuk hitungan kita sembari berharap dan membawa harapan bahwa kelak, Sang Juruselamat yang tak masuk hitungan itu, akan kembali sebagai Raja Agung untuk mendirikan keadilan sejati dan meruntuhkan setiap penindasan dengan cinta kasih yang tiada mengenal batas.

Selamat menyambut Natal
Tuhan Yesus memberkati
~Finki Rianto Kantohe



Pembantaian The massacre (or slaughter) of innocents is recounted in the natiivity narrative of the Gospel of Matthew (2:16-18) in which Herod the Great, Kin...

Senin, 23 Desember 2024Mal 3:1-4; 4:5-6;  Mzm. 25:4bc-5ab,8-9,10,14; Luk 1:57-66Warna Liturgi UnguRenungan Katolik*Mempe...
23/12/2024

Senin, 23 Desember 2024
Mal 3:1-4; 4:5-6; Mzm. 25:4bc-5ab,8-9,10,14; Luk 1:57-66
Warna Liturgi Ungu
Renungan Katolik
*Mempersiapkan Jalan bagi Tuhan*
Dalam bacaan hari ini, kita diajak untuk merenungkan karya Allah yang mempersiapkan umat-Nya menyambut kehadiran-Nya. Nabi Maleakhi berbicara tentang kedatangan utusan yang akan memurnikan umat seperti tukang logam memurnikan emas dan perak. Tuhan menginginkan hati kita bersih, siap untuk menerima kasih-Nya.
Mazmur hari ini menjadi doa yang menggema di hati kita: “Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tuntunlah aku dalam kebenaran-Mu.” Ketika kita menyerahkan hidup kita pada bimbingan Tuhan, kita membiarkan Dia memurnikan hati kita dan menuntun kita dalam kebenaran.
Dalam Injil Lukas, kelahiran Yohanes Pembaptis menggemakan pemenuhan janji Allah. Yohanes hadir untuk mempersiapkan jalan bagi Yesus, Sang Mesias. Peristiwa ini mengajarkan kita untuk melihat bagaimana karya Tuhan sering kali melampaui pemahaman manusia. Tindakan sederhana yang dipenuhi iman, seperti ketaatan Zakharia dan Elisabet dalam memberi nama Yohanes, adalah bagian dari rencana besar Allah.
*Apakah hati saya sudah bersih dan terbuka untuk menerima kedatangan Tuhan, serta siap menjadi jalan bagi-Nya di dunia ini?*
Mari kita memeriksa hidup kita, membiarkan Tuhan memurnikan hati kita, seperti emas yang dimurnikan oleh api. Jadilah pembawa damai dan kasih yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan kerendahan hati, serahkanlah semua rencana dan perjuangan kita pada kehendak Tuhan, karena Dia adalah penuntun sejati jalan hidup kita.
Tuhan memberkati.


Novena St. Anna & St. Joachim | Doa Untuk Mendapatkan Keturunan | Doa Mohon Keturunan | Doa untuk mendapatkan anak | Doa agar cepat hamil | Doa Katolik | Doa...

Minggu, 22 Desember  2024ADVEN IVMi. 5:1-4a; Mzm. 80:2ac,3b,15-16,18-19; Ibr. 10:5-10; Luk. 1:39-45.Warna liturgi Ungu*M...
22/12/2024

Minggu, 22 Desember 2024
ADVEN IV
Mi. 5:1-4a; Mzm. 80:2ac,3b,15-16,18-19; Ibr. 10:5-10; Luk. 1:39-45.
Warna liturgi Ungu
*Membawa Kehadiran Allah dalam Hidup Sehari-hari*
*Adven IV adalah masa untuk merenungkan bagaimana Allah hadir dalam dunia melalui kesederhanaan, ketaatan, dan pelayanan*. Setiap bacaan hari ini menyampaikan pesan yang saling melengkapi: Kesederhanaan Betlehem
Nabi Mikha menegaskan bahwa harapan besar akan datang dari tempat yang kecil dan sederhana, yakni Betlehem, mengajarkan kita bahwa Allah sering bekerja melalui hal-hal yang sederhana.
Kesetiaan Maria: Dalam Injil Lukas, Maria menjadi contoh nyata ketaatan kepada Allah. Ia mengunjungi Elisabet dengan penuh kasih, membawa sukacita dan berkat Allah dalam kandungannya. Kehadirannya menjadi simbol nyata dari kehadiran Allah di tengah dunia. Kurban Yesus. Surat Ibrani mengingatkan kita akan ketaatan Yesus yang total kepada kehendak Bapa, yang menjadi teladan bagi kita dalam melakukan kehendak Allah. Adven mengajarkan kita untuk menjadi pembawa kehadiran Allah, sebagaimana Maria. Kehadiran kita yang dipenuhi kasih, perhatian, dan doa dapat membawa sukacita, damai, dan harapan bagi sesama.
*Makna Lilin Adven IV: Lilin Cinta (Kasih)*
Lilin keempat melambangkan cinta sejati dari Allah yang dinyatakan melalui kelahiran Yesus Kristus. Maria membawa cinta Allah ke dalam kehidupan Elisabet dan menjadi teladan bagaimana kasih dapat mengubah suasana hati dan iman seseorang. Kita juga dipanggil untuk menghadirkan cinta Allah kepada dunia melalui tindakan sederhana yang mencerminkan kasih sejati.
Lilin ini mengingatkan kita bahwa kasih adalah inti dari semua pelayanan dan panggilan hidup kita sebagai umat Allah.
*Mari kita menjadikan hidup kita sarana cinta Allah, menjadi cahaya kasih bagi dunia yang sering kali haus akan pengharapan: Dengan cinta yang nyata, kita dapat menyambut Kristus di hati kita dan membawa-Nya ke dalam hidup sesama*.
Tuhan memberkati.


Doa Katolik Untuk Anak mohon penyertaan dan perlindungan Tuhan - Doa ibu untuk anak - doa orangtua untuk anak ...

Sabtu, 21 Desember 2024Kid. 2:8-14 atau Zef. 3:14-18a; Mzm. 33:2-3,11-12,20-21; Luk. 1:39-45.Warna liturgi Ungu*Sukacita...
21/12/2024

Sabtu, 21 Desember 2024
Kid. 2:8-14 atau Zef. 3:14-18a; Mzm. 33:2-3,11-12,20-21; Luk. 1:39-45.
Warna liturgi Ungu
*Sukacita yang Melampaui Batas*
Maria, setelah menerima kabar luar biasa dari Malaikat Gabriel, segera pergi mengunjungi Elisabet. Dalam perjumpaan mereka, terjadi peristiwa yang sarat makna: bayi dalam kandungan Elisabet melonjak kegirangan. Kisah ini menjadi simbol dari sukacita yang melampaui batas-batas manusiawi. Sukacita itu muncul bukan karena hal-hal duniawi, tetapi karena karya Allah yang besar sedang dinyatakan. Maria mengajarkan kepada kita sebuah pelajaran penting: ketika kita menyadari kehadiran Tuhan dalam hidup kita, respon yang alami adalah sukacita dan syukur yang mendalam. Sukacita Maria tidak datang dari kenyamanan hidup, tetapi dari iman bahwa Allah sedang berkarya dalam dirinya.
Zefanya dan Kidung Agung menggemakan pesan yang sama: Tuhan adalah penyelamat kita, dan kehadiran-Nya mengubah dukacita menjadi sukacita. Mazmur hari ini mengajak kita untuk bersyukur dan berharap pada kasih setia Tuhan yang tidak pernah gagal.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering terbebani oleh masalah, kekhawatiran, dan ketidakpastian. Namun, bacaan hari ini mengingatkan kita untuk melihat melampaui situasi kita dan menemukan sukacita sejati dalam kehadiran Allah. Ia hadir melalui sakramen, sabda-Nya, dan kasih yang kita alami dalam komunitas.
*Apakah saya mampu melihat kehadiran Tuhan dalam hidup saya, terutama di tengah situasi yang sulit, sehingga saya dapat merasakan sukacita yang melampaui batas?*
Mari kita membuka hati untuk merasakan kehadiran Allah yang membawa sukacita sejati, dan menjadi pembawa kasih serta damai-Nya kepada sesama di sekitar kita.
Tuhan memberkati.


Doa Angelus | Doa Malaikat Tuhan | Doa Malaikat dan Makna Angelus...

Jumat, 20 Desember 2024Yes. 7:10-14; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; Luk. 1:26-38.Warna liturgi Ungu*Apakah Aku Berani Menjawab '...
20/12/2024

Jumat, 20 Desember 2024
Yes. 7:10-14; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; Luk. 1:26-38.
Warna liturgi Ungu
*Apakah Aku Berani Menjawab 'Ya' seperti Maria?*
Dalam bacaan hari ini, kita diajak merenungkan peristiwa besar dalam sejarah keselamatan manusia. Nabi Yesaya memberikan nubuat tentang kelahiran seorang Imanuel, tanda kehadiran Allah di tengah umat-Nya (Yes. 7:10-14). Mazmur hari ini menegaskan bahwa hanya orang yang murni hatinya yang dapat berdiri di hadapan Tuhan (Mzm. 24:3-4). Injil Lukas kemudian membawa kita kepada Maria, seorang gadis sederhana yang menerima kabar besar dari Malaikat Gabriel, menjadi ibu dari Sang Juruselamat (Luk. 1:26-38).
Maria adalah teladan sempurna dari ketaatan dan kerendahan hati. Ketika malaikat Gabriel menyampaikan berita yang mengubah seluruh hidupnya, Maria merasa takut dan bingung. Namun, dia tidak membiarkan rasa takut itu menguasainya. Dalam iman yang teguh, dia menyerahkan hidupnya kepada kehendak Allah dengan berkata, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu" (Luk. 1:38).
Maria mengajarkan kepada kita arti keberanian dalam iman. Ketika rencana Allah tampak sulit dipahami atau membawa kita kepada ketidakpastian, apakah kita memiliki hati yang siap berkata, "Ya"? Dalam setiap situasi hidup, Allah selalu bekerja untuk membawa kebaikan, tetapi seringkali kita ragu atau merasa terlalu kecil untuk dipakai oleh-Nya. Namun, seperti Maria, Allah memanggil kita untuk mempercayai-Nya dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada rencana-Nya. *Apakah aku berani berkata "ya" kepada panggilan Allah, meskipun itu mengubah rencana hidupku atau membuatku merasa tidak layak?*
Hidup Maria menunjukkan bahwa ketaatan pada kehendak Allah mendatangkan rahmat yang besar, bukan hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi dunia. Melalui "ya" Maria, keselamatan Allah dinyatakan kepada umat manusia. Hari ini, Allah juga memanggil kita untuk menjadi alat kasih dan keselamatan-Nya. Maukah kita, seperti Maria, berkata "ya" dengan sepenuh hati?
Tuhan memberkati.


Masih kurang ya keliling Bandungnya? Jangan khawatir, karena di video kali ini sobat tiket bakal dibawa untuk eksplor wisata kuliner di Bandung. Katanya kuli...

Kamis, 19 Desember 2024Hak. 13:2-7,24-25a; Mzm. 71:3-4a,5-6ab,16-17; Luk. 1:5-25. Warna liturgi Ungu*Allah yang Setia Me...
19/12/2024

Kamis, 19 Desember 2024
Hak. 13:2-7,24-25a; Mzm. 71:3-4a,5-6ab,16-17; Luk. 1:5-25.
Warna liturgi Ungu
*Allah yang Setia Menggenapi janji-Nya*
Dalam bacaan hari ini, kita diajak untuk merenungkan bagaimana Allah bekerja melalui janji-janji-Nya yang terkadang terlihat mustahil. Dalam Hakim-hakim 13, kita melihat campur tangan Allah dalam kehidupan Manoah dan istrinya, yang tidak memiliki anak. Allah menjanjikan seorang anak yang akan menjadi penyelamat Israel. Begitu p**a dalam Injil Lukas, Allah mengutus malaikat-Nya kepada Zakharia, yang istrinya Elisabet telah lama mandul. Janji Allah tentang kelahiran Yohanes Pembaptis menjadi tanda bahwa tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Mazmur menggemakan seruan kepercayaan dan pengharapan kepada Allah, yang selalu menjadi benteng bagi orang yang berharap kepada-Nya sejak masa mudanya. Dalam semua bacaan ini, kita diingatkan bahwa Allah bekerja bukan hanya sesuai waktu-Nya, tetapi juga dalam keheningan dan kesetiaan. Bagaimana dengan kita? Mungkin ada doa-doa yang belum terjawab, atau harapan yang terasa sulit terwujud. Tetapi Allah mengingatkan kita untuk tetap percaya bahwa Dia setia dan bekerja dalam cara-Nya yang penuh kasih.
*Apakah saya tetap percaya pada janji dan rencana Allah, meskipun jalan-Nya terlihat tidak sesuai dengan harapan saya?*
Allah adalah Allah yang setia dan tidak pernah gagal dalam menggenapi janji-Nya. Sama seperti kelahiran Simson dan Yohanes Pembaptis yang membawa pengharapan baru, Allah juga ingin menghadirkan harapan dan berkat dalam hidup kita. Mari kita terus percaya, bertekun dalam doa, dan menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. Dalam kesetiaan dan waktu-Nya, Allah akan menunjukkan bahwa tidak ada yang mustahil bagi-Nya.
Tuhan memberkati.


Doa Bersama Santo Yusuf Bapa Beriman, Bijaksana, dan Bertanggungjawab Hari raya Santo Yusup, suami Bunda Maria, merupakan saat tepat untuk merenungkan figur ...

BERITA DUKA Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa sejak semalam, Bapa Uskup Emeritus, Mgr. Michael C. Angkur OFM, sakit...
18/12/2024

BERITA DUKA

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa sejak semalam, Bapa Uskup Emeritus, Mgr. Michael C. Angkur OFM, sakit sehingga dibawa oleh para Saudara di Komunitas St. Fransiskus Gorontalo ke RS St. Yosef-Labuan Bajo pada pkl. 21.00 wita.

Kemudian pada pkl. 01.30 wita, dirujuk ke RS Siloam Labuan Bajo.

Perawatan intensif sudah dilakukan kepada Bapa Uskup Emeritus, akan tetapi Tuhan baru saja memanggil kembali Bapa Uskup ke pangkuanNya pada hari ini,
Rabu, 18 Desember 2024, pkl. 12.06 wib di RS Siloam-Labuan Bajo.

Informasi lanjutan berkaitan dengan Misa Requiem dan Pemakaman, masih dalam koordinasi antara Persaudaraan dengan pihak Keuskupan Bogor, dan akan kami sampaikan kemudian.

Mohon doa para Saudara untuk keselamatan jiwa Bapa Uskup Emeritus, Mgr. Michael C. Angkur, OFM.

Rabu, 18 Desember 2024Yer. 23:5-8; Mzm. 72:2,12-13,18-19; Mat. 1:18-24.*Percayakah Aku pada Rencana Allah yang Melampaui...
17/12/2024

Rabu, 18 Desember 2024
Yer. 23:5-8; Mzm. 72:2,12-13,18-19; Mat. 1:18-24.
*Percayakah Aku pada Rencana Allah yang Melampaui Akal Budi?*
Dalam bacaan pertama dari Yeremia 23:5-8, Allah menjanjikan seorang Raja yang akan datang dari keturunan Daud, seorang Raja yang memerintah dengan keadilan dan kebenaran. Janji ini menjadi pengharapan bagi umat Israel yang saat itu diliputi penderitaan dan ketidakpastian. Namun, janji Allah sering kali datang tidak sesuai dengan cara dan waktu yang kita pikirkan. Lalu, dalam Injil Matius 1:18-24, kita melihat bagaimana janji itu digenapi melalui peristiwa kelahiran Yesus Kristus. Namun, jalan menuju penggenapan ini bukanlah sesuatu yang mudah atau langsung dimengerti. Yusuf mengalami kebimbangan ketika mengetahui Maria,.tunangannya, mengandung. Rasa takut dan keraguannya begitu manusiawi, tetapi ia memilih untuk mendengarkan suara Allah melalui malaikat dalam mimpi. Yusuf mempercayai rencana Allah, meskipun itu melampaui pemahamannya. Di sini kita belajar bahwa rencana Allah sering kali tidak dapat dipahami sepenuhnya oleh logika manusia. Namun, Allah tidak pernah meninggalkan kita sendirian. Yusuf adalah teladan bagi kita: ketika kita dihadapkan pada pilihan sulit, akankah kita lebih memilih bersandar pada pemahaman kita sendiri atau taat pada kehendak-Nya?
Mazmur hari ini (Mzm. 72:2, 12-13, 18-19) menjadi doa pengharapan kita, bahwa Allah adalah Raja yang memerintah dengan adil dan peduli kepada orang miskin serta yang menderita. Penggenapan janji-Nya dalam Yesus Kristus memberi kepastian bahwa kasih dan keadilan Allah nyata bagi kita, jika kita berani berjalan dalam iman.
*Dalam pergumulan hidupku, sejauh mana aku berani mempercayai rencana Allah yang terkadang tidak sesuai dengan keinginanku atau logikaku?*
Allah setia pada janji-Nya dan rencana-Nya selalu baik bagi umat-Nya. Seperti Yusuf, kita dipanggil untuk taat dan percaya meskipun tidak selalu memahami segala sesuatu. Dengan iman yang teguh, kita akan melihat keajaiban kasih-Nya dinyatakan dalam hidup kita.
*Mari kita berani berkata seperti Yusuf: "Ya Tuhan, jadilah kehendak-Mu dalam hidupku.*
Tuhan memberkati.


Kelahiran Yesus Kristus | Injil Matius 1:18-25 | Perjanjian Baru 1:18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada w...

RIP turut berduka cita untuk segenap Keluarga Bp Ign Jonan, atas wafatnya Bp Michael Jonan, semoga jiwa Pak Michael beri...
17/12/2024

RIP turut berduka cita untuk segenap Keluarga Bp Ign Jonan, atas wafatnya Bp Michael Jonan, semoga jiwa Pak Michael beristirahat dalam damai Tuhan di surga, seluruh kelg diberikan penghiburan oleh Tuhan🙏

RIP suster Francesco Marianti, OSU
17/12/2024

RIP suster Francesco Marianti, OSU

16/12/2024

Dengan MOTHER MARY – Saya baru saja diakui sebagai salah satu penggemar berat mereka! 🎉

Terima kasih sudah menjadi orang yang paling banyak berinteraksi dan masuk ke daftar interaksi mingguan saya! 🎉 Bang Hel...
16/12/2024

Terima kasih sudah menjadi orang yang paling banyak berinteraksi dan masuk ke daftar interaksi mingguan saya! 🎉 Bang Helmy Paulus, M'ario, Katarina Pagiling, Maria Astu Kanya, Sella Usfomeny Udak, Sisilia Ose Ose, Maria Fenan, Andy Harzank Donbosco, Damianus Adi, Sonny Ciang

Selasa ,17 Desember 2024Masa khusus AdvenKej. 49:2,8-10; Mzm. 72:1-2,3-4ab,7-8,17; Mat. 1:1-17. Warna liturgi Ungu*Janji...
16/12/2024

Selasa ,17 Desember 2024
Masa khusus Adven
Kej. 49:2,8-10; Mzm. 72:1-2,3-4ab,7-8,17; Mat. 1:1-17.
Warna liturgi Ungu
*Janji Keselamatan dan Pemenuhan Rencana Allah*
Bacaan hari ini mengingatkan kita pada kesetiaan Allah dalam memenuhi janji-Nya. Kejadian 49:2,8-10 menubuatkan Mesias yang akan datang dari keturunan Yehuda. Mazmur 72 melukiskan Raja yang adil dan pembawa damai. Matius 1:1-17 menunjukkan bagaimana janji itu terlaksana melalui silsilah Yesus Kristus.

Allah bekerja melalui kelemahan manusia—seperti Ruth, Rahab, dan Daud—untuk menghadirkan keselamatan. Hal ini menguatkan bahwa Allah dapat memakai siapa saja, termasuk kita, meski dengan segala keterbatasan. Adven mengajarkan kita untuk menanti dengan pengharapan, percaya bahwa rencana Allah selalu terbaik. Dalam masa penantian ini, marilah kita membuka hati, percaya pada karya-Nya, dan menjadi saksi kasih dan damai-Nya dalam hidup kita. *Bagaimana saya dapat lebih percaya pada rencana Allah dan membuka hati untuk karya-Nya, meskipun merasa lemah atau tidak layak?*
Allah setia dan bekerja melalui hidup kita. Adven adalah waktu untuk mempercayakan hidup kepada-Nya dan merayakan janji keselamatan yang telah digenapi dalam Kristus.
Tuhan memberkati.


Silsilah Yesus Kristus | Perjanjian Baru | Matius 1:1-17 Mari dukung dan bagikan !Tekan tombol SUBSCRIBE, LIKE, SHARE, dan nyalaka...

Address

South Jakarta

Opening Hours

Monday 00:00 - 23:45
Tuesday 00:00 - 23:45
Wednesday 00:00 - 23:45
Thursday 00:00 - 12:00
Friday 00:00 - 23:45
Saturday 00:00 - 12:00
Sunday 00:00 - 23:45

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Katolik Channel posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Katolik Channel:

Videos

Share