12/10/2019
Ini 5 Kebiasaan yang Jadi Pemicu Anak Menderita Kanker dan Diabetes
-BAHAYA NASI DARI MAGIC COM
Ini adalah fakta pertama yang membuat saya shock. Tapi syukurlah kalimat tersebut hanya kalimat pembuka Pak Anto saja. Karena nyatanya nasi dari magic com boleh dimakan. Namun dengan syarat, tidak boleh lebih dari 12 jam di dalam magic com dengan kondisi terus terusan dihangatkan.
“Karena nasi yang terus dihangatkan dalam magic com, saat lebih dari 12 jam ia akan berubah menjadi *racun”*, kata Pak Anto memperingatkan. Sehingga ketika memasak nasi dan sudah matang , ia menyarankan untuk mengeluarkan nasi tersebut dari magic com dan dipindahkan saja di tempat nasi.
Ia melanjutkan, “Nasi yang baik adalah nasi yang dimakan saat sudah dingin, bukan nasi hangat. Karena nasi dingin memiliki kadar gula yang lebih rendah.”. Inilah mengapa sekarang banyak anak menderita diabetes. Karena mereka terbiasa makan nasi hangat dari magic com. Beda dengan orang zaman dahulu yang dimasak di langseng kemudian jika sudah matang akan di letakkan di tempat nasi. Dengan demikian nasi tidak terus menerus dihangatkan.
Saya ??? Wooww, saya dan keluarga sering makan di luar. Jadi kadang masak nasi tapi ngga ada yang makan, so magic com jalan teruuus. Besoknya kadang nasi baru terjamah. Hm … yang jelas saya sering sekali meletakkan nasi di magic com lebih dari 12 jam. Sekarang,… sejak ditatar Pak Anto, saya mulai melakukan : usai habis matang, magic com langsung saya matikan dan nasi saya dinginkan.
-HANDPHONE PENYEBAB BUTA WARNA
“Batasi anak anda maksimal 45 menit setiap kali bermain HP dan baru boleh bermain HP kembali setelah 2 jam. Itu pun harus dibatasi lagi, maksimal 45 menit dan seterusnya”, kata Pak Anto. Lanjutnya, “Efek dari bermain HP ini tak hanya membuat anak jadi sering gagal fokus pada kehidupan nyata, tapi juga memicu buta warna. Bisa dimulai dari gejala mata bengkak, hingga akhirnya rusak dan jadi susah melihat. Efek lainnya adalah anak tetap dapat melihat, namun jadi *buta warna”.*
-CIRI MAKANAN / MINUMAN YANG BERBAHAYA
Mungkin ini sering sekali kita dengar. Tapi sebagai orang tua kadang repot juga untuk melarang anak jajan. Seperti saya, saya memang berhasil melarang Zara makan banyak jajanan di luar sana yang saya anggap *‘racun’*. Tapi terkadang saya terlena oleh jajanan yang dikemas bagus dan terkesan tidak bahaya. Salah satunya adalah permen yang kenyul kenyul. Si Bapak Anto menyebut merek, tapi saya merasa resah kalau harus menyebut merek disini. Takut nanti kena undang undang IT.
“Permen yang kenyul kenyul itu tak hanya mengandung pemanis, tapi juga perasa, pengenyal, pengawet dan pewarna. Bayangkan, ada 5 unsur kimia dalam 1 gigitannya”, katanya penuh percaya diri. Hadeuh … saya langsung lemas. Itu adalah permen yang selalu saya belikan untuk Zara karena menganggap itu permen yang aman hihihi. Syukurlah sekarang sudah mengerti. Mungkin tidak bisa langsung berhenti, karena Zara s**a. Tapi akan mulai saya kurangi.
Kedua adalah Permen yang ketika dimakan, meninggalkan bekas warna. “Ini jelas perwarnanya sangat berbahaya. Sama juga dengan sosis yang ketika direbus, air langsung berubah warna menjadi merah, sebaiknya jangan makan sosis seperti ini”, terang Pak Anto. Hm,.. syukurlah permen / sosis semacam ini memang jarang kuberikan pada Zara (ngga pernah kayaknya).
Untuk minuman, “Jika ada rasa kesat dengan rasa yang menempel kuat, jangan lagi minum minuman itu. *"Bahaya”.* Lagi lagi disebutkan beberapa merek, tapi ngga mau sebut disini hihihi tatuuuuttt ah. Pokoknya ciri cirinya itu.
“Repotnya lagi, sekarang ini *formalin ada dimana mana. Bahkan pada makanan sehari hari kita, tahu dan tempe pun tak lepas dari *formalin*. Kita harus mencari suplier yang tepat, tapi tentu tak mudah. Sayur mayur dan buah buahan pun banyak yang tak sehat. Tapi setidaknya untuk meminimalkan, sebelum makan buah, cuci buah dengan garam, cuci dengan sabun untuk makanan dan kemudian bilas kembali dengan air bersih. Mungkin ini bisa mengurangi formalin yang menempel pada buah atau sayur”. Kata Pak Anto lagi, lagi prihatin dengan makanan disekitar kita.
-BAHAYA MAKANAN JUNK FOOD
Makanan Junkfood ini sudah jelas tidak baik untuk kesehatan. Sebut saja Mie Instan, Nugget, dst dst dst — duh saya pusing nulisnya karena menulis di media sosial ini kadang ngeri juga. Tapi pembaca sekalian juga pasti uda ngerti lah ya yang dimaksud dengan Junk Food. Menurut Pak Anto, jika ingin makan makanan seperti Mie, nugget, burger, makanan kaleng dll yang masuk dalam kategori Junk Food, mungkin bisa dengan cara mencari penjual yang homemade dan diketahui bahan bahannya atau membuat sendiri.
saya sendiri belajar bikin burger dan spaghetti karena memang menghindari beli instan. Kalau Katsu sih memang saya lebih s**a bikin sendiri, karena jarang yang jual Beef Katsu, di Indonesia kebanyakan jualnya Chicken Katsu. Padahal Beef Katsu itu enak sekaleeee
Hindari pengawet, pemanis buatan, dan bahan kimia lainnya. Inilah yang menyebabkan penderita kanker dan diabetes semakin banyak. Bahkan jika dulu kanker hanya ditemukan pada orang dewasa, lalu mulai pada remaja, kini kanker sudah mulai banyak di derita balita juga. Jadi Ibu Ibu tolong mulai sekarang perhatikan makanan dan gaya hidup anak kita”, nasihat Pak Anto diakhir ceramahnya.
————-
SOLUSI DAN PENCEGAHAN
Selain memberikan pengetahuan tentang bahaya Kanker dan Diabetes Usia Dini, Pak Anto juga memberikan solusi pencegahan. Disebutkan ada 3 alternatif tanaman yang efektif mencegah dan menyembuhkan kanker, namun salah satu yang direkomendasikan adalah Kunyit Putih. Karena kunyit putih aman untuk yang asam urat mau pun maag dan asam lambung. Cara minumnya pun tergolong mudah, bisa beli yang sudah dikemas dalam kapsul, minum sehari sekali selama 2 bulan dan anda akan terbebas dari kanker selama 10 tahun kedepan. Baru setelah itu minum kunyit putih lagi rutin setiap hari selama 2 bulan lagi dan bebas lagi dari kanker selama 10 tahun. (teorinya) namun tentunya semua kembali lagi pada gaya hidup kita, baik management makanan, stress dan juga pola tidur dan aktivitas.
Bu Ibu yang sudah membaca artikel ini. Saya ucapkan terima kasih dan semoga bermanfaat.