Ngehudhud atau beesih bersih dilakukan di sejumlah Pura yang ada di Desa Sembiran. Salah satunya Pura Dalem. Ngehudhud ini dilakukan sebelum Menging tiba yang akan berlangsung untuk beberapa waktu kedepan ( kurang lebih sampai bulan Juni). Menging adalah situasi dimana tidak diperkenankan membunyikan suara atau berkegiatan upacara upakara di Pura.
#karmabertaut
#sembiranbalimula
@penggemar berat
DESA "BALI MULA" Sembiran
Salah satu rumah tua autentik Desa Sembiran yang masih terjaga keasliannya.
#desabalimulasembiran
Lomba nguling tes kriuk
@pengikut
@pengikut
DESA "BALI MULA" Sembiran
Pesona rumah tua DESA "BALI MULA" Sembiran
@pengikut
MEPATUNG
Saat Galungan tiba, ritual Penampahan merupakan tradisi unik yang dilakukan sehari sebelum hari raya Galungan. Dengan tetap menjaga tradisi warisan leluhur, Mepatung di Dadia Bali Mula masih menggunakan alat timbang sederhana yang terbuat dari keranjang kecil dan digantung dengan seutas tali. Seiring perkembangan jaman, bisa saja alat timbang diganti dengan timbangan digital, namun dengan semangat kebersamaan dan gotong royong, krama tetap menggunakan alat timbang konvensional. Adapun maksud dan tujuan menggunakan alat timbang tradisional adalah sebagai "timbang rasa" atau penerimaan akan suatu keadaan dan situasi antar sesama krama. Tentu saja isi dari timbangan jadul ini tidak presisi dan tepat, namun disinilah setiap krama diajarkan kesungguhan penerimaan bahwasanya, yang adil itu bukan selalu tentang mendapat bagian yang sama, namun bagaimana sebuah proses yang dilakukan bersama sama tanpa adanya beban dan seiring sejalan serta dapat diterima dengan hati secara lapang dada. Bahwa hidup selalu berputar, terkadang diatas dan kadang dibawah. Terkadang kita mendapat lebih dan kadang mendapat kurang. Intinya menerima dan memahami dengan rasa dan hati.
#sembiranbalimula
#karmabertaut
#penampahangalungan
#reelsindonesia
Pura Ponjok Batu adalah salah satu pura terkenal di Bali. Pura ini dipercaya sebagai tempat petilasan Dang Hyang Nirarta atau Ida Pedanda Sakti Wawu Rawuh. Pura Ponjok Batu memiliki Panca Tirta yang berada tepat di areal pesisir pantai, yang juga disebut campuhan. Campuhan artinya percampuran atau pertemuan lima mata air yang berasal dari sumber yang berbeda yang mewakili lima penjuru mata angin yakni Gunung Batur, Gunung Beratan Tamblingan, Gunung Rinjani, Gunung Agung, serta satu di antaranya berasal dari air laut. Sehingga, Pura Ponjok Batu sangat ramai didatangi pemedek yang ingin melukat. Sebelum melukat, pemedek harus sembahyang dulu, menggunakan banten pejati. Selain panca tirta, di Pura Ponkok Batu juga ada toya kelebutan yang disebut tirta pasupati yang digunakan untuk prosesi upacara seperti membersihkan pratima, serta upacara setelah ngaben. Salah satu ikon Pura Ponjok Batu adalah adanya pelinggih berbentuk perahu di tengah pantai.
#puraponjokbatu
#karmabertaut
#sembiranbalimula
#reelsindonesia
#sembiranbalimula
#piodalanpuramelaka
#karmabertaut
Salah satu Pura eksotis yang ada di Desa Sembiran adalah Pura Kayehan Kangin. Dipercaya bahwa Pura Kayehan Kangin adalah salah satu tempat yang pernah dikunjungi oleh seorang Maha Patih yang terkenal sakti bernama Patih Kebo Iwa. Kebo Iwa adalah seorang Patih dari Bali yang sangat sakti. Diceritakan, pada saat ekspedisi Patih Gajah Mada ke Bali yang terjadi saat Bali diperintah oleh kerajaan Bedahulu dengan Raja Astasura Ratna Bumi Banten dan Patih Kebo Iwa. Dengan terlebih dahulu mengalahkan Kebo Iwa (yang kemudian dia lari ke Desa Sembiran dan bersembunyi di bukit tempat pura Kahyangan Kangin dibangun), Gajah Mada memimpin ekspedisi bersama Panglima Arya Damar dengan dibantu oleh beberapa orang Arya. Penyerangan ini mengakibatkan terjadinya pertempuran antara pasukan Gajah Mada dengan kerajaan Bedahulu. Pertempuran mengakibatkan raja Bedahulu dan putranya wafat. Setelah Pasung Grigis menyerah terjadi kekosongan pemerintahan di Bali. Untuk itu, Majapahit menunjuk Sri Kresna Kepakisan memimpin pemerintahan di Bali dengan pertimbangan, bahwa Sri Kresna Kepakisan memiliki hubungan darah dengan penduduk Bali Aga. Pada saat bertempur Kebo Iwa kalah dan berlari ke daerah Sembiran. Bukti otentik mengenai singgahnya Patih Kebo Iwa dapat dilihat dengan tapak kaki yang dipercaya adalah tapak kaki Kebo Iwa, namun sayangnya, pada tahun 2011, tapak kaki Kebo Iwa tertutup dengan adonan semen pasir saat pengecoran/pengerasan jalan setapak menuju Pura Kayehan Kangin sehingga bekas tapak kaki Kebo Iwa tersebut tidak bisa dilihat lagi.
Salah satu hal yang menarik di pura Kayehan Kangin adalah dengan adanya aliran air terjun yang apabila musim kemarau mengering dan ketika musim hujan maka air akan mengalir kembali. Sehubungan dengan itu maka air terjun yang terdapat di sekitar Pura Kayahan Kangin merupakan air terjun yang sekarang merupakan air terjun musiman. Hal tersebut dikarenakan hutan di sekitar Desa Sembiran mulai gundul. Air terjun tersebut hanya dialiri air ketika musim huja
#Balimula
#maliksumpah
#karmabertaut
#sembiran
Nyuang Wayah/Leluhur adalah prosesi awal sebelum Ritual Ngaturin dilaksanakan. Wayah di representasikan dengan Wakul dan bambu. Wakul yang ada keris melambangkan Wayah/Leluhur pria dan disebelahnya adalah Wayah/Leluhur perempuan. Setiap pagi, disediakan kopi, roko, tampilan (soda) sebagai rasa hormat dan jamuan.
#Balimula
#ritualNgaturindesasembiran
Ngamblangin ring Pura Desa Sembiran
Suasana "Plukayu" (perempuan) sedang Nunas di Pura Desa. Dengan nampan besar berisikan nasi, sate dan lawar ditemani jukut ares dalam wadah kahu (sejenis mangkok dari batok kelapa yang sudah dibersihkan).
Intinya menikmati bersama anugrah dari Ida Sesuhunan.
Rahayu
Pembuatan Klongkang, salah satu sarana yang digunakan pada prosesi mecaru di desa Sembiran...
Terima kasih sudah menjadi orang yang paling banyak berinteraksi dan masuk ke daftar interaksi mingguan saya! ๐
I Gede Widana,
Man Wi Jo,
Mangku Asih,
Bengkel Las Sari Murti
DESA "BALI MULA" Sembiran