Sangtorayan

Sangtorayan Galeri budaya dan adat suku Toraja

Tonton live tik-tok final mobile legend ,Piala Pongtiku (Timika)
05/10/2024

Tonton live tik-tok final mobile legend ,Piala Pongtiku (Timika)

TOURNAMENT MLBB. | Check out Queen✨ LIVE videos on TikTok! Watch, follow, and discover the latest content from Queen✨.

10/07/2024
14/06/2024
03/06/2024

Sediki’ lagi sampai di oegunungan himalaya 😭

Ini ada apah?
26/03/2024

Ini ada apah?

TORAJA TIMES.com – Toraja Utara | Pemerintah Kabupaten Toraja utara hari ini, Selasa 26 Maret...

Terjadi kemelud di depan gawang!!! Putra Toraja di Perantauan 😔
21/03/2024

Terjadi kemelud di depan gawang!!! Putra Toraja di Perantauan 😔

Timika, fajarpapua.com - Puluhan massa dari Aliansi gerakan masyarakat anti manip**asi pemilu lakukan aksi demo di Kantor KPU dan Bawaslu Mimika di Jalan Hasanudin Irigasi Timika, Rabu (20/3) sekira pukul 11.00 WIT. Aksi damai tersebut dilakukan untuk menyikapi hasil Pemilu yang dinilai banyak kecur...

Ada benarnya jg,,,nd usah berharap 🙁
08/03/2024

Ada benarnya jg,,,nd usah berharap 🙁

Disini kita harus paham dan teredukasi setidaknya tahu bahwa hampir semua yang kita alami,rasakan,dan laksanakan dalam keseharian itu semuah adalah KEPUTUSAN POLITIK

🙏🙏🙏
30/01/2024

🙏🙏🙏

Address

Londa-Toraja Utara
Rantepao

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Sangtorayan posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Sangtorayan:

Videos

Share

Suku Toraya

Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Pop**asinya diperkirakan sekitar 600.000 jiwa. Mereka juga menetap di sebagian dataran Luwu dan Sulawesi Barat.Nama Toraja mulanya diberikan oleh suku Bugis Sidenreng dan dari Luwu. Orang Sidenreng menamakan penduduk daerah ini dengan sebutan To Riaja yang mengandung arti “Orang yang berdiam di negeri atas atau pegunungan”, sedang orang Luwu menyebutnya To Riajang yang artinya adalah “orang yang berdiam di sebelah barat”. Ada juga versi lain bahwa kata Toraya asal To = Tau (orang), Raya = dari kata Maraya (besar), artinya orang orang besar, bangsawan. Lama-kelamaan penyebutan tersebut menjadi Toraja, dan kata Tana berarti negeri, sehingga tempat pemukiman suku Toraja dikenal kemudian dengan Tana Toraja.Wilayah Tana Toraja juga digelar Tondok Lili’na Lapongan Bulan Tana Matari’ Allo arti harfiahnya adalah “Negri yang bulat seperti bulan dan matahari”. Wilayah ini dihuni oleh satu etnis (Etnis Toraja).MitosMenurut mitos, leluhur orang Toraja adalah manusia yang berasal dari nirwana, mitos yang tetap melegenda turun temurun hingga kini secara lisan dikalangan masyarakat Toraja ini menceritakan bahwa nenek moyang masyarakat Toraja yang pertama menggunakan “tangga dari langit” untuk turun dari nirwana, yang kemudian berfungsi sebagai media komunikasi dengan Puang Matua (Tuhan Yang Maha Kuasa - dalam bahasa Toraja).Lain lagi versi dari DR. C. CYRUT seorang anthtropolog, dalam penelitiannya menuturkan bahwa masyarakat Tana Toraja merupakan hasil dari proses akulturasi antara penduduk lokal yang mendiami daratan Sulawesi Selatan dengan pendatang yang notabene adalah imigran dari Teluk Tongkin (daratan Tiongkok). Proses akulturasi antara kedua masyarakat tersebut, berawal dari berlabuhnya Imigran Indochina dengan jumlah yang cukup banyak di sekitar hulu sungai yang diperkirakan lokasinya di daerah Enrekang, kemudian para imigran ini, membangun pemukimannya di daerah tersebut.AlukAluk adalah merupakan budaya/aturan hidup yang dibawa oleh kaum imigran dari dataran Indochina pada sekitar 3000 tahun sampai 500 tahun sebelum masehi.Aluk Sanda SaratuTokoh penting dalam penyebaran aluk ini antara lain: Tomanurun Tambora Langi’ yang merupakan pembawa aluk Sabda Saratu yang mengikat penganutnya dalam daerah terbatas yakni wilayah Tallu Lembangna.Aluk Sanda Pitunna (7777777)Wilayah baratTokoh penting dalam penyebaran aluk ini di wilayah barat Tana Toraja yaitu : Pongkapadang bersama Burake Tattiu’ yang menyebarkan ke daerah Bonggakaradeng, sebagian Saluputti, Simbuang sampai pada Pitu Ulunna Salu Karua Ba’bana Minanga, dengan memperkenalkan kepada masyarakat setempat suatu pranata sosial yang disebut dalam bahasa Toraja “to unnirui’ suke pa’pa, to ungkandei kandian saratu yakni pranata sosial yang tidak mengenal strata.Wilayah timurDi wilayah timur Tana Toraja, Pasontik bersama Burake Tambolang menyebarkannya ke daerah Pitung Pananaian, Rantebua, Tangdu, Ranteballa, Ta’bi, Tabang, Maindo sampai ke Luwu Selatan dan Utara dengan memperkenalkan pranata sosial yang disebut dalam bahasa Toraja : “To Unnirui’ suke dibonga, To unkandei kandean pindan”, yaitu pranata sosial yang menyusun tata kehidupan masyarakat dalam tiga strata sosial.Wilayah tengahTangdilino bersama Burake Tangngana menyebarkan aluk ke wilayah tengah Tana Toraja dengan membawa pranata sosial “To unniru’i suke dibonga, To ungkandei kandean pindan”. Kesatuan adat Seluruh Tondok Lepongan Bulan Tana Matari’ Allo ( wilayah Tana Toraja) diikat oleh salah satu aturan yang dikenal dengan nama Tondok Lepongan Bulan Tana Matari’ Allo yang secara harafiahnya berarti “Negri yang bulat seperti bulan dan Matahari”. Nama ini mempunyai latar belakang yang bermakna, persekutuan negeri sebagai satu kesatuan yang bulat dari berbagai daerah adat. Ini dikarenakan Tana Toraja tidak pernah diperintah oleh seorang penguasa tunggal, tetapi wilayah daerahnya terdiri dari kelompok adat yang diperintah oleh masing-masing pemangku adat dan ada sekitar 32 pemangku adat di Toraja. Karena perserikatan dan kesatuan kelompok adat tersebut, maka diberilah nama perserikatan bundar atau bulat yang terikat dalam satu pandangan hidup dan keyakinan sebagai pengikat seluruh daerah dan kelompok adat tersebut.Upacara adatDi wilayah Kab. Tana Toraja terdapat dua upacara adat yang amat terkenal , yaitu upacara adat Rambu Solo’ (upacara untuk pemakaman) dengan acara Sapu Randanan, dan Tombi Saratu’, serta Ma’nene’, dan upacara adat Rambu Tuka. Upacara-upacara adat tersebut di atas baik Rambu Tuka’ maupun Rambu Solo’ diikuti oleh seni tari dan seni musik khas Toraja yang bermacam-macam ragamnya.Rambu SoloAdalah sebuah upacara pemakaman secara adat yang mewajibkan keluarga yang almarhum membuat sebuah pesta sebagai tanda penghormatan terakhir pada mendiang yang telah pergi.Tingkatan upacara Rambu SoloUpacara Rambu Solo terbagi dalam beberapa tingkatan yang mengacu pada strata sosial masyarakat Toraja, yakni:


  • Dipasang Bongi: Upacara pemakaman yang hanya dilaksanakan dalam satu malam saja.

  • Dipatallung Bongi: Upacara pemakaman yang berlangsung selama tiga malam dan dilaksanakan dirumah almarhum serta dilakukan pemotongan hewan.

  • Dipalimang Bongi: Upacara pemakaman yang berlangsung selama lima malam dan dilaksanakan disekitar rumah almarhum serta dilakukan pemotongan hewan.