14/04/2024
Bismillah
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Penyimpangan dari aqidah yang benar adalah kehancuran dan kesesatan karena aqidah yang benar merupakan pendorong utama bagi amal yang bermanfaat. Tanpa aqidah yang benar, seseorang akan menjadi mangsa bagi persangkaan dan keraguan yang lama-lama mungkin menumpuk dan menghalangi dari pandangan yang benar terhadap jalan kehidupan yang bahagia. selanjutnya, hidupnya akan terasa sempit lalu ia ingin terbebas dari kesempitan tersebut dengan mengakhiri kehidupannya walaupun dengan bunuh diri titik hal ini sebagaimana yang terjadi udah banyak orang yang telah kehilangan hidayah aqidah yang benar.
Masyarakat yang tidak dipimpin oleh aqidah yang benar merupakan masyarakat Bahami (hewani) yang tidak memiliki prinsip-prinsip hidup bahagia. Meskipun mereka bergelimang materi, tetapi hal itu justru sering menyeret mereka pada kehancuran sebagaimana yang kita lihat pada masyarakat kafir titik karena sesungguhnya kekayaan materi memerlukan pengarahan dalam penggunaannya, dan tidak ada pemberi arahan yang benar kecuali aqidah yang benar Allah berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبٰتِ وَا عْمَلُوْا صَا لِحًـا ۗ اِنِّيْ بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ
"Wahai para rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 51)
وَلَقَدْ اٰتَيْنَا دَاوٗدَ مِنَّا فَضْلًا ۗ يٰجِبَا لُ اَوِّبِيْ مَعَهٗ وَا لطَّيْرَ ۚ وَاَ لَــنَّا لَـهُ الْحَدِيْدَ [١٠]اَنِ اعْمَلْ سٰبِغٰتٍ وَّقَدِّرْ فِى السَّرْدِ وَا عْمَلُوْا صَا لِحًـا ۗ اِنِّيْ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ[١١]وَلِسُلَيْمٰنَ الرِّيْحَ غُدُوُّهَا شَهْرٌ وَّرَوَا حُهَا شَهْرٌ ۚ وَ اَسَلْنَا لَهٗ عَيْنَ الْقِطْرِ ۗ وَمِنَ الْجِنِّ مَنْ يَّعْمَلُ بَيْنَ يَدَيْهِ بِاِ ذْنِ رَبِّهِ ۗ وَمَنْ يَّزِغْ مِنْهُمْ عَنْ اَمْرِنَا نُذِقْهُ مِنْ عَذَا بِ السَّعِيْرِ[١٢]يَعْمَلُوْنَ لَهٗ مَا يَشَآءُ مِنْ مَّحَا رِيْبَ وَتَمَا ثِيْلَ وَجِفَا نٍ كَا لْجَـوَا بِ وَقُدُوْرٍ رّٰسِيٰتٍ ۗ اِعْمَلُوْۤا اٰلَ دَاوٗدَ شُكْرًا ۗ وَقَلِيْلٌ مِّنْ عِبَا دِيَ الشَّكُوْرُ[١٣]
"Dan sesungguhnya telah kami berikan kepada Dawud karunia dari kami. (Kami berfirman),'hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbih berulang-ulang bersama Dawud', dan Kami telah melunakkan besi untuknya, (yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyaman; dan kerjakanlah amalan yang sholeh. Sesungguhnya aku melihat apa yang kamu kerjakan. Dan kami (tundukkan) angin pagi Sulaiman. Yang perjalanannya pada waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya pada waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (p**a) dan kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (dibawah kekuasaannya) dengan izin robnya. Dan siapa yang menyimpang diantara mereka dari perintah kami, kami rasakan kepadanya azab neraka yang api menyala-nyala. Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas Tungku). Bekerjalah hai keluarga Dawud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hambaku yang berterima kasih."(Saba':10-13)
Kekuatan aqidah tidak boleh dipisahkan dari kekuatan materi titik jika hal itu dilakukan dengan menyeleweng pada aqidah batil, maka kekuatan materi akan berubah menjadi sarana penghancur dan alat perusak, seperti yang terjadi di negara-negara kafir yang memiliki materi, tetapi tidak memiliki akidah yang benar.
Sebab-sebab penyimpangan dari aqidah yang benar yang harus kita ketahui ialah:
1. Kebodohan terhadap aqidah yang benar karena enggan mempelajari dan mengajarkannya, atau karena kurangnya perhatian terhadapnya akibatnya, tumbuh suatu generasi yang tidak mengenal aqidah yang benar dan juga tidak mengetahui apa yang menyelisihinya. Maka, mereka pun menyakiti yang hak sebagai sesuatu yang batil dan yang batil dianggap sebagai yang hak. Hal ini sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Umar radhiyallahu anhu berkata:
انما تنقض عر ى الاسلام عر وة إذا فى الإ سلام من لآ يعرف الجا هلية
"Sesungguhnya ikatan simpul Islam akan pudar satu demi satu tatkala di dalam Islam terdapat orang yang sembuh tanpa melarang kejahiliahan."
2. Fanatik pada tradisi yang diwariskan dari bapak dan nenek moyang meskipun hal itu batil dan meninggalkan apa yang menyalahinya sekalipun hal itu wajar. Hal ini sebagaimana yang difirmankan Allah:
وَاِ ذَا قِيْلَ لَهُمُ اتَّبِعُوْا مَاۤ اَنْزَلَ اللّٰهُ قَا لُوْا بَلْ نَـتَّبِعُ مَاۤ اَلْفَيْنَا عَلَيْهِ اٰبَآءَنَا ۗ اَوَلَوْ كَا نَ اٰبَآ ؤُهُمْ لَا يَعْقِلُوْنَ شَيْئًـا وَّلَا يَهْتَدُوْنَ
"Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab, "(Tidak!) Kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami (melakukannya)." Padahal, nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun dan tidak mendapat petunjuk."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 170).
3. Taklid buta dengan mengambil pendapat manusia dalam masalah aqidah tanpa mengetahui dalilnya dan tanpa menyelidiki kebenarannya. Hal ini sebagaimana yang terjadi pada golongan-golongan seperti mu'tazilah, jahmiyah, dan lainnya mereka bertaklid kepada para imam sesat sebelum mereka sehingga mereka juga sesat dan jauh dari akidah yang benar.
4. Berlebihan dalam mencintai para wali dan orang-orang Saleh serta mengangkat mereka di atas derajat yang semestinya yaitu meyakini bahwa mereka mampu melakukan sesuatu yang tidak mampu dilakukan kecuali Allah baik berupa mendatangkan pemanfaatan maupun menolak kemudharataan.
5. Kami terhadap renungan ayat-ayatkanyah yang terhampar dijagat raya ini dan ayat-ayat quraniyah (ayat-ayat dalam Alquran).
6. Kosongnya mayoritas rumah tangga sekarang ini dari pengarahan yang benar (menurut Islam). Padahal, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah bersabda:
"Setiap bayi itu dilahirkan atas dasar fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang kemudian membuatnya menjadi Yahudi ,Nasrani,atau majusi.(Hadits riwayat al-bukhari).
Jadilah orang tua mempunyai peranan besar dalam meluruskan jalan hidup anak-anaknya.
Semoga bermanfaat untuk kita semuanya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
barakallah fiikum.