AL MUQRI PRENDUAN
Pondok Pesantren AL MUQRI, Karangkapoh, Prenduan berada di jantung Desa Prenduan, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep. Sejatinya, pesantren ini merupakan pesantren dengan metode pengajaran salaf (traditional method). Namun, seiring dengan dinamika kehidupan masyarakat sekitarnya, pesantren ini mulai membuka jalur pendidikan formal dengan memasukkan unsur pelajaran non syar`ie
(atau sering diistilahkan sebagai ‘ilmu umum’), walau tetap menitikberatkan pada metode dasar yaitu salaf. Hal ini bisa diketahui dari keseriusan Pondok Pesantren Al-Muqri untuk tetap menjaga (dan -bi idzni-Llāh wa bi masyī-atiHī- berupaya terus meningkatkan) tradisi pesantren a la para sesepuh dengan memasukkan pelajaran-pelajaran fan tauhid, fiqh, tajwid, akhlak, dan ilmu ālat dengan referensi kitab-kitab klasik semacam ‘Aqīdah al-‘Awām, Sullam al-Taufīq, Safīnah an-Najāh, Ta`līm al-Muta`allim, Taqrīb dan sebagainya di setiap jenjang pendidikan formal sebagai mata pelajaran wajib. Sedangkan dalam aktifitas belajar-mengajar diniyah (pagi-sore-malam, di luar jam efektif formal), pesantren ini tetap menggunakan kitab-kitab klasik standar pesantren semacam ‘Aqīdah al-‘Awām berikut Nūr adz-Dzalām, Amtsilatus Tashrif, Jurmiyah-Imrithi-Alfiyah Ibni Mālik, Kaylāniy, Taqrib, Fath al-Qarīb, Fath al-Mu`īn, Safīnah an-Najā berikut Kāsyifah as-Sajā, Sullam at-Taufīq berikut Mirqāt Shu’ūd at-Tashdīq, Ta’līm al-Muta’allim, Tafsīr al-Jalālain, dengan tambahan kitab penunjang lain semacam Qawā’id al-I’lāl, Arba’īn Nawawiyah, Lubāb al-Hadīts, dan sebagainya. SEKILAS SEJARAH AL MUQRI
• Malam Ahad, 27 Syakban 1330 H/10 Agustus 1912 M:
KH. Ahmad Muqri (1296 H-1379H/1960M) menempati Roma Langgâr (mushalla sekaligus tempat tinggal) di Karangkapoh, Prenduan. Di sini, beliau mulai menerima santri mukim dari berbagai daerah termasuk dari luar p**au Madura. Pesantren (yang kelak dikenal dengan nama Pondok Pesantren Al Muqri) ini merupakan pesantren tertua di desa Prenduan, kecamatan Pragaan, kabupaten Sumenep.
• Senin Pagi, 17 J. Akhirah 1379 H/05 Desember 1960 M:
Sang Muassis, Kiai Ahmad Muqri wafat. Muhammad Ali Bakri (1908-1992), putera menantu beliau, melanjutkan amanah kepengasuhan. Di masa beliau ini, nama pesantren diresmikan dengan nama PONDOK PESANTREN AL MUQRI. Selain itu, Kiai Ali, dengan dibantu putera sulung beliau, Kiai Abdullah Hammam, juga membina jenjang pendidikan dasar formal, dimulai dari Madrasah Ibttidaiyah Islamiyah Al Muqri (setingkat SD) pada 1961, disusul Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Al Muqri (setara SMP) pada 1981 dan SMA Al Muqri di tahun 1987. Selanjutnya, pada pertengahan 1980-an, atas restu Kiai Ali, putera menantu beliau, KH. Hariri Rois (w. 2006) membina dan mengasuh secara otonom pesantren bermetode salaf murni yang kemudian dinamai PP. Lalu, pada awal 1990-an, putera ke lll Kiai Ali, KH. Umar Hamdan Ali (w. 2017), pun membuka dan mengasuh bagian otonom bercorak salaf p**a dan dinamai PP. Walau demikian, para santri kedua lembaga otonom tersebut yang ingin juga mengikuti sekolah tetap masuk di lembaga formal PP. Saat ini, PP. Al Muqri Assalafi diasuh oleh KH. Badruzzaman Hariri, dan PP. Al Muqri Al Hamdani diasuh secara kolektif oleh putera-puteri Kiai Umar.
• Ahad Pagi, 18 J. Akhirah 1413 H/13 Desember 1992 M:
Kiai Ali wafat. Putera sulung beliau, KH. Abdullah Hammam Ali (1938-2009) menerima tongkat estafet khidmah di PONDOK PESANTREN AL MUQRI. Pada periode ini, Kiai Hammam melengkapi jenjang pendidikan dasar-menengah formal di Pondok Pesantren AL MUQRI dengan mendirikan Raudhatul Athfal Al Muqri (setara TK) pada tahun 2000. Dan pada 2001, beliau juga memformalkan pendidikan diniyyah sore yang kemudian dinamai Madrasah Diniyah Al Muqri (MADINA) dan pengelolaannya dipasrahkan pada putera bungsu beliau, Kiai M. Zainur Rahman. Setelah 17 tahun mengasuh pesantren binaan Sang Kakek ini, Kiai Hammam pun menyusul menghadap Allah Azza wa Jalla, tepatnya pada:
• Malam Senin, 26 Syakban 1430 H/16 Agustus 2009 M:
Dan tepat di usia 1 abad PONDOK PESANTREN AL MUQRI ini, amanah berkhidmah pun terbebankan di pundak putera bungsu beliau, KH. Muhammad Zainur Rahman Hammam (lahir 1973) hingga saat ini, dengan jumlah santri kurang-lebih 500-an orang (Pa/Pi). Pada periode beliau ini terbentuk wadah resmi bagi para alumni, wali santri & simpatisan, yaitu FAHMAN (Forum Alumni-Muhibbin Ma’had Al Muqri Prenduan), organisasi khusus putra, yang dibentuk secara resmi pada malam Senin, 2 R. Awal 1437 H/13 Desember 2015 M., dengan kegiatan rutin Maulid, pembacaan Ratib al Haddad dan kajian kitab turats setiap Jumat Pahing; dan FAHMANi (Forum Alumni-Muhibbin Ma’had Al Muqri Prenduan - Putri), wadah khusus putri, yang diresmikan pada Selasa, 24 Syakban 1440 H/30 April 2019 M, dengan rutinan Maulid, pembacaan Ratib al Haddad dan kajian kitab turats setiap Jumat Manis. Sedangkan untuk even tahunan, FAHMAN memilih momen maulid sebagai temu akbar setiap bulan R. Awal, sedangkan FAHMANi mengemasnya dengan acara Haul Masyayikh & HARLAH Al Muqri setiap akhir Syakban. Untuk informasi dan berita aktual seputar Al Muqri, silahkan mengakses akun “Pondok Pesantren Al Muqri” di media sosial Facebook/Twitter/Intagram, dan ALMUQRI TV untuk kanal Youtube resmi pesantren.