ABAH ALWY

ABAH ALWY Media dakwah islami
Video religi
Pecinta Ulama' & Habaib
https://youtube.com/

โ๐‘๐š๐ญ๐ข๐› ๐€๐ฅ-๐€๐ญ๐ก๐š๐ฌ, ๐€๐ง๐ฎ๐ ๐ž๐ซ๐š๐ก ๐˜๐š๐ง๐  ๐๐ž๐ฌ๐š๐ซ ๐๐š๐ ๐ข ๐”๐ฆ๐š๐ญ ๐ˆ๐ฌ๐ฅ๐š๐ฆโžโžฅMakna Ratib Kata Ratib diambil dari kata Rotaba Yartubu Rotban Rut...
26/08/2024

โ๐‘๐š๐ญ๐ข๐› ๐€๐ฅ-๐€๐ญ๐ก๐š๐ฌ, ๐€๐ง๐ฎ๐ ๐ž๐ซ๐š๐ก ๐˜๐š๐ง๐  ๐๐ž๐ฌ๐š๐ซ ๐๐š๐ ๐ข ๐”๐ฆ๐š๐ญ ๐ˆ๐ฌ๐ฅ๐š๐ฆโž

โžฅMakna Ratib Kata Ratib diambil dari kata Rotaba Yartubu Rotban Rutuuban atauTarottaba Yatarottabu Tarottuban, yang berarti tetap atau tidak bergerak.
Jadi kataratib menurut lughah (bahasa) artinya kokoh atau yang tetap. Sedangkan menurut istilah, Ratib diambil dari kata Tartiibul-Harsi Lil-Himaayah (penjagaan secara rutin untuk melindungi sesuatu atau seseorang).

โžฃ Apabila disebuah tempat ada bala tentara yang berjaga guna melindungi masyarakat, maka mereka disebut Rutbah, dan jika yang berjaga satu orang maka disebut Ratib, para ulama berpendapat makna Ratib adalah kump**an atau himpunan ayat-ayat Al-qurโ€™an dan untaian kalimat-kailmat dzikir yang lazim diamalkan atau dibaca secara berulang-ulang sebagai salah satu cara untuk bertaqorrub (mendekatkan diri kepada Allah SWT).

โžฃDiantara Ratib yang terkenal dan banyak diamalkan umat Islam di seluruh dunia adalah Ratin Al-Athas yang dikarang oleh al-Habib Umar bin Abdurrahman al-Atthas. Sekarang ratib ini diperkirakan sudah berumur 400 tahun.

โžฅKeberkahan Ratib ๐€๐ฅ-๐€๐ญ๐ญ๐ก๐จ๐ฌ
Ratib Habib Umar yang dibari nama Azizul Manl Wafathul Babil Wishol seperti dikatakan oleh Al-Habib Ali bin Hasan AL-Atthos di dalam kitab Al-Qirthos bagian kedua Juz pertama : โ€œRatib Habib Umar merupakan hadiah yang tertinggi dari Allah bagi umat Islam melalui Habib Umar. Ketahuilah bahwa Ratib yang besar dan Hizib yang kokoh dan sumber yang murni ini, yaitu Ratib Habib Umar Al-Atthos terkandung didalamnya rahasia-rahasia dan nur-nur, manfaat yang besar, faedah-faedah yang luar biasa tinggi nilainya, dan tak dapat diperkirakan batas kekuatan pemeliharaanya.

โžฃAl-Habib Ali bin Hasan Al-Atthos mengatakan sepengetahuan kami Al-Habib Umar tidak ada sesuatu yang di tinggalkannya berupa bekas peninggalan (seperti kitab atau masjid terkecuali Ratib ini) maka dengan jelas Ratib ini diintisabkan kepada pribadinya langsung.

โžฃAs-Sayyid Al-Imam Isa bin Muhammad Al-Habsyi berkata: โ€œBahwa sering kami mendengar Al-Habib Umar dalam pembicaraan-pembicaraanya selalu menyebutkan kelebihan dan kebesaran Ratib ini dan beliau mengtakan banyak orang yang datang kepadanya mengeluhkan tentang kesempitan penghidupan mereka, maka mereka disuruhnya membaca dengan zikir Tauhid sesudahnya Ratib, mereka pun mengamalkannya dan Allah Taโ€™ala lepaskan semua kesulitan mereka, dengan berkat beliau dan Ratibnyaโ€.

โžฃAs-Sayid Isa pun mengatakan bahwa ada orang dipercayai mengabarinya bahwa dia mendengar dari Syeikh Ali bin Abdullah Ba-ross (beliau adalah murid terdekat merangkap Khodam Habib Umar) berkata: โ€œSaya melihat sebuah kitab tertulis disitu bahwa barang siapa yang merutinkan membaca Ratib ini diharapkan akan terampuni semua dosa-dosanyaโ€.

โžฃAda p**a jamaโ€™ah dari Al-Mukhtamadun (yang dipercaya) mereka mengkisahkan apa yang mereka ketahui mengenai apa yang terjadi atas diri As-Sayid Alwy bin Alwy bin Abdullah ibn Al-Musawwa, yaitu pada tahun terakhir hayatnya beliau berziarah ke kota Tarim, Sayid Alwy jatuh sakit, sakit yang membawa kepada ajalnya, sehingga nyaris terjadi pada saat itu juga, melihat keadaan itu maka Al-Habib Abdullah bin Alwy Al-Haddad berkata kepadanya: โ€œWahai Sayid Alwy, ketahuilah bahwa ajalmu telah tiba saatnya dan tidak diragukan lagiโ€. Maka dijawab oleh Sayid Alwy : โ€œWahai Habib Abdullah doโ€™akan saya agar saya dapat penundaan umur sehingga saya bisa sampai kerumah saya dikota Amed dan berkesempatan melihat anak-anak saya dan berkumpul bersama keluarga sayaโ€. Dijawab oleh Habib Abdullah bin Alwy Al-Haddad : โ€œEngkau perbanyaklah mengucapkan apa yang diucapkan oleh Al-Habib Umar Al-Atthos dalam Ratibnya yaitu :

ูŠูŽุง ู„ูŽุทููŠู’ูู‹ุง ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุฒูŽู„ู’ ุงูู„ู’ุทููู’ ุจูู†ูŽุง ูููŠู’ู…ูŽุง ู†ูŽุฒูŽู„ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ู„ูŽุทููŠู’ููŒ ู„ูŽู…ู’ ุชูŽุฒูŽู„ู’ ุฃูู„ู’ุทููู’ ุจูู†ูŽุง ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ๐Ÿ“š

โžฃUcapkanlah terus sampai engkau tiba ditempatmuโ€. Maka mulai saat itu juga Sayid Alwy mengulang-ulangi ucapan itu dan beliau berkata : โ€œ Saat itu juga saya mendapat kesembuhan dan bertolak p**ang dari Tarim sambil mengulang-ulangi disepanjang perjalanan, sampai saya tiba di kota Amed dengan selamat, beliau sempat tinggal bersama keluarganya selama dua bulan terhitung dari waktu tibanya di rumahnya, setelah itu wafat ke rohmatulloh di rumahnya.

โžฃAl-Habib Ali Hasan Al-Atthos menceritakan bahwa ada penduduk satu dusun yang terkenal dengan sebutan โ€œAl-Masโ€™udโ€ yaitu satu kabilah dari kabilah Nawwah, mereka ini memiliki keyakinan yang kuat dan mencintai Al-habib Umar ( Shohibur Ratib ), mereka juga memiliki kebiasaan membaca Ratib dimana pun mereka berada, begitu p**a saat-saat mereka turun gunung, baik laki-lakinya maupun wanitanya, malah termasuk anak-anak mereka pun turut membacanya, dan saya sendiri pernah turun ketempat mereka dan saya lihat kebanyakan mereka menghapalnya diluar kepala, benar keadaannya seperti apa yaang disampaikan dan dicertitakan orang-orang itu kepada saya.

โžฃKemudian ada p**a yang memberitahu saya bahwa, pada sewaktu kunjungan saya kedusun Al-Masโ€™ud bertepatan mereka akan diserang oleh musuh mereka dari dusun yang lain dengan jumlah yang besar, dan mereka (Al-Masโ€™ud) tidak menyadari akan ancaman itu dan mereka tetap dengan kebiasaan mereka yaitu tiap malam membaca Ratib ini, dan pada suatu malam, ada yang mengintai mereka, beberapa orang mata-mata dari pihak musuh itu, untuk memperhatikan keadaan Al-Masโ€™ud itu dan situasi setempat, pada saat pengintaian itu mereka mendengar penduduk Al-Masโ€™ud sedang membaca :

ุจูุณู’ู…ู ุงู„ู„ู‡ู ุขู…ูŽู†ู‘ูŽุง ุจูุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูŠูุคู’ู…ูู†ู’ ุจูุงู„ู„ู‡ู ู„ูŽุง ุฎูŽูˆู’ููŒ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู

โžฃMendengar itu salah seorang dari mata-mata itu, dan rupanya dialah ketuanya, maka dia berkata kepada kawan-kawannya: โ€œAku kasihan kepada kalian (yaitu kawan-kawannya sendiri) jika kamu menggangu mereka kamu sendirilah yang akan binasaโ€. Kemudian dia berkata lagi kepada teman-temannya itu: โ€œJangan kamu ganggu lagi mereka itu untuk selamanyaโ€. Mereka pun lalu kembali ke rombongan mereka dan membatalkan rencana mereka semula.

โžฃMenurut sebagian ulama diantara keutamaan ratib ini bagi mereka yang selalu mengamalkannya, adalah dipanjangkan umur, mendapat Husnul-Khatimah, dilindunginya apa yang menjadi miliknya baik di laut atau di bumi. Bagi mereka yang mempunyai hajat yang tertentu, membaca ratib ini di tempat yang sepi, dengan berwudluโ€™, mengadap kiblat dan berniat apa yang menjadi keinginan, Insya-Allah dimustajabkan Allah. Para salaf berkata ia amat mujarrab dalam menyampaikan segala permintaan jika dibacanya sebanyak 41 kali.

โžฃKelebihan lain ratib ini adalah, dapat menjaga rumah pembacanya dan 40 rumah-rumah jirannya dari kebakaran, pencurian dan sihir. As-Syeikh Ali Baras berkata: โ€œApabila dibaca dalam suatu kampung atau suatu tempat, maka ia akan mengamankan penduduknya seolah dijaga oleh 70 tentara bekuda. Ratib ini juga mengandungi rahasia-rahasia yang bermanfaat. Mereka yang tetap mengamalkannya akan diampunkan Allah dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan.โ€

โžฅKapan Waktu Membaca Ratib al-Attas

โžฃDisebutkan di dalam kitab al-Qirtas: โ€œTelah menjadi tradisi bagi para sesepuh kami, khususnya tradisi dari al-Habib Husein bin Umar membaca Ratib al-Attas adalah setelah solat Isyaโ€™. Kebiasaan itu dilakukan oleh Habib Husein beserta pengikut-pengikutnya secara turun-temurun kecuali di bulan Ramadhan. Adapun di bulan Ramadhan bacaan ratib itu dibaca sebelum shalat Isyaโ€™. Tetapi bagi yang gemar berzikir banyak yang membaca ratib al-Attas ini di waktu pagi dan di waktu sore, sebab di antara kalimat-kalimat yang dizikirkan ada zikir-zikir yang disunnahkan untuk membacanya di waktu pagi dan di waktu sore seperti tertera di dalam hadis-hadis Nabi SAW.

Semoga bermanfaat.

____________________________________________________________________________

Media dakwah islami
Video religi
KISAH PARA WALI
Pecinta Ulama' & Habaib
Pecinta Sholawat
https://www.youtube.com/
https://twitter.com/AbahAlwy
https://tiktok.com/
https://instagram.com/abahalwy_official

____________________________________________________________________________



โ๐๐ˆ๐Ž๐†๐‘๐€๐…๐ˆ ๐’๐˜๐„๐Š๐‡ ๐ˆ๐๐๐” ๐€๐“๐‡๐€โ€™๐ˆ๐‹๐‹๐€๐‡โžSyekh Ibnu Athaโ€™illah atau syekh ibnu Muhammad Ibnu Athaโ€™illah As-Sakandari lahir di isk...
26/08/2024

โ๐๐ˆ๐Ž๐†๐‘๐€๐…๐ˆ ๐’๐˜๐„๐Š๐‡ ๐ˆ๐๐๐” ๐€๐“๐‡๐€โ€™๐ˆ๐‹๐‹๐€๐‡โž

Syekh Ibnu Athaโ€™illah atau syekh ibnu Muhammad Ibnu Athaโ€™illah As-Sakandari lahir di iskandariah Mesir pada 648 / 1250 M.

WAFAT
Syekh Ibnu Athaโ€™illah wafat pada tahun 709 H. Beliau dimakamkan di pemakaman Al-Qorrofah Al-Kubra.

SANAD ILMU DAN PENDIDIKAN BELIAU

1. PERJALANAN MENUNTUT ILMU
Sejak kecil, Ibnu โ€˜Athaโ€™illah dikenal gemar belajar. Ia menimba ilmu dari beberapa syekh secara bertahap. Gurunya yang paling dekat adalah Abu Al-Abbas Ahmad ibnu Ali Al-Anshari Al-Mursi, murid dari Abu Al-Hasan Al-Syadzili, pendiri tarikat Al-Syadzili. Dalam bidang fiqih ia menganut dan menguasai Mazhab Maliki, sedangkan di bidang tasawuf ia termasuk pengikut sekaligus tokoh tarikat Al-Syadzili.

2. GURU BELIU
Guru-guru Syekh Ibnu Atha'illah:
Abu Al-Abbas Ahmad ibnu Ali Al-Anshari Al-Mursi

3. KITAB AL-HIKAM IBNU โ€˜ATHAโ€™ILLAH
Kitab ini dikenali juga dengan nama al-Hikam alAtaโ€™illah untuk membedakannya daripada kitab-kitab lain yang juga berjudul Hikam. Syekh Ibnu Athaโ€™illah menghadirkan Kitab Al-Hikam dengan sandaran utama pada Al-Qurโ€™an dan As-Sunnah. Guru besar spiritualisme ini menyalakan pelita untuk menjadi penerang bagi setiap salik, menunjukkan segala aral yang ada di setiap kelokan jalan, agar kita semua selamat menempuhnya.

Kitab Al-Hikam merupakan ciri khas pemikiran Ibnu Athaโ€™illah, khususnya dalam paradigma tasawuf . Di antara para tokoh sufi yang lain seperti Al-Hallaj, Ibnul Arabi, Abu Husen An-Nuri, dan para tokoh sufisme falsafi yang lainnya, kedudukan pemikiran Ibnu Athaโ€™illah bukan sekedar bercorak tasawuf falsafi yang mengedepankan teologi. Tetapi diimbangi dengan unsur-unsur pengamalan ibadah dan suluk, artinya di antara syariโ€™at, tarikat dan hakikat ditempuh dengan cara metodis. Corak Pemikiran Ibnu Athaโ€™illah dalam bidang tasawuf sangat berbeda dengan para tokoh sufi lainnya. Ia lebih menekankan nilai tasawuf pada maโ€™rifat.

Kitab Al-Hikam adalah sebuah bentuk perlawanan terhadap realitas dunia yang terjadi saat ini. Di era globalisasi seperti sekarang, kita tidak bisa lepas dari pergaulan global yang keras, saling sikut sana-sini. Dan dunia, yang konon dapat menjauhkan diri dari Tuhan, oleh sebagian orang (terutama dari kalangan sufi), sebisa mungkin untuk dijauhi dan ditinggalkan, yakni dengan melakukan suluk zuhud (meninggalkan dunia).

Namun, disatu sisi, masyarakat kita dituntut agar mampu bersaing di ranah kancah dunia. Umat Islam selama ini jauh tertinggal dari umat-umat yang lain, dengan alasan melakukan zuhud tadi. Hatinya tidak ingin tercampur dengan urusan duniawi. Dunia yang dapat melengahkan dan memperbudak manusia. Namun, bagi Ibnu โ€˜Athaโ€™illah, profesi dan mencari dunia (sandang, pangan, dan papan) itu penting. Sebagai kendaraan (washilah) untuk menuju rasa syukur kepada Allah. Pemahaman-pemahaman seperti inilah yang perlu diluruskan, supaya umat Islam tidak gagal paham, kemudian mengasingkan diri sepenuhya kepada dunia.

4. PEMIKIRAN THARIQAT IBNU โ€˜ATHAILLAH
Adapun pemikiran-pemikiran tarikat Ibnu โ€˜Athaโ€™illah adalah:

Tidak dianjurkan kepada para muridnya untuk meninggalkan profesi dunia mereka. Dalam hal pandangannya mengenai pakaian, makanan, dan kendaraan yang layak dalam kehidupan yang sederhana akan menumbuhkan rasa syukur kepada Allah dan mengenal rahmat Illahi. โ€œMeninggalkan dunia yang berlebihan akan menimbulkan hilangnya rasa syukur. Dan berlebih-lebihan dalam memanfaatkan dunia akan membawa kepada kezaliman. Manusia sebaiknya menggunakan nikmat Allah SWT dengan sebaik-baiknya sesuai petunjuk Allah dan Rasul-Nya,โ€ kata Ibnu Athaโ€™illah.

Tidak mengabaikan penerapan syariโ€™at Islam. Ia adalah salah satu tokoh sufi yang menempuh jalur tasawuf hampir searah dengan Al-Ghazali, yakni suatu tasawuf yang berlandaskan kepada Al-Qurโ€™an dan Sunnah. Mengarah kepada asketisme, pelurusan dan penyucian jiwa (tazkiyah an-nafs), serta pembinaan moral (akhlak), suatu nilai tasawuf yang dikenal cukup moderat.
Zuhud tidak berarti harus menjauhi dunia karena pada dasarnya zuhud adalah mengosongkan hati selain daripada Tuhan. Dunia yang dibenci para sufi adalah dunia yang melengahkan dan memperbudak manusia. Kesenangan dunia adalah tingkah laku syahwat, berbagai keinginan yang tak kunjung habis, dan hawa nafsu yang tak kenal puas.

โ€œSemua itu hanyalah permainan (al-laโ€™b) dan senda gurau (al-lahwu) yang akan melupakan Allah. Dunia semacam inilah yang dibenci kaum sufi,โ€ ujarnya.
Tidak ada halangan bagi kaum salik untuk menjadi miliuner yang kaya raya, asalkan hatinya tidak bergantung pada harta yang dimiliknya. Seorang salik boleh mencari harta kekayaan, namun jangan sampai melalaikan-Nya dan jangan sampai menjadi hamba dunia. Seorang salik, kata Athaโ€™illah, tidak bersedih ketika kehilangan harta benda dan tidak dimabuk kesenangan ketika mendapatkan harta.

Berusaha merespons apa yang sedang mengancam kehidupan umat, berusaha menjembatani antara kekeringan spiritual yang dialami orang yang hanya sibuk dengan urusan duniawi, dengan sikap pasif yang banyak dialami para salik.
Tasawuf adalah latihan-latihan jiwa dalam rangka ibadah dan menempatkan diri sesuai dengan ketentuan Allah. Bagi Syekh Athaโ€™illah, tasawuf memiliki empat aspek penting yakni berakhlak dengan akhlak Allah SWT, senantiasa melakukan perintah-Nya, dapat menguasai hawa nafsunya serta berupaya selalu bersama dan berkekalan dengan-Nya secara sunguh-sungguh.

Dalam kaitannya dengan maโ€™rifat Al Syadzili, ia berpendapat bahwa maโ€™rifat adalah salah satu tujuan dari tasawuf yang dapat diperoleh dengan dua jalan; mawahib, yaitu Tuhan memberikannya tanpa usaha dan Dia memilihnya sendiri orang-orang yang akan diberi anugerah tersebut; dan makasib, yaitu maโ€™rifat akan dapat diperoleh melalui usaha keras seseorang, melalui ar- riyadhah, dzikir, wudhu, puasa ,sahalat sunnah dan amal shalih lainnya.

5. TINGKATAN MAQAM SUFI MENURUT IBNU ATHAโ€™ILLAH

Mengenai konsep maqm Ibn Athaโ€™illah memiliki pemikiran yang berbeda, dia memandang bahwa suatu maqam dicapai bukan karena adanya usaha dari seorang salik, melainkan semata anugerah Allah SWT. Karena jika maqam dicapai karena usaha salik sendiri, sama halnya dengan meyakini bahwa salik memiliki kemampuan untuk mencapai suatu maqam atas kehendak dan kemampuan dirinya sendiri. Ibn Athaโ€™illah membagi tingkatan maqam sufi menjadi 9 tahapan:

1. Maqam taubat

Taubat adalah maqam awal yang harus dilalui oleh seorang salik. Sebelum mencapai maqam ini seorang salik tidak akan bisa mencapai maqam-maqam lainnya. Karena sebuah tujuan akhir tidak akan dapat dicapai tanpa adanya langkah awal yang benar. Cara taubat sebagaimana pandangan Ibn Athaโ€™illah adalah dengan bertafakkur dan berkhalwat. sedang tafakkur itu sendiri adalah hendaknya seorang salik melakukan instropeksi terhadap semua perbuatannya di siang hari. Jika dia mendapati perbuatannya tersebut berupa ketaatan kepada Allah, maka hendaknya dia bersyukur kepada-Nya. Dan sebaliknya jika dia mendapati amal perbuatannya berupa kemaksiatan, maka hendaknya dia segera beristighfar dan bertaubat kepada-Nya.

2. Maqam Zuhud

Dalam pandangan Ibn โ€˜Aลฃaโ€™illah, zuhd ada 2 macam yaitu zuhd zahir Jali seperti zuhud dari perbuatan berlebih-lebihan dalam perkara halal, seperti: makanan, pakaian, dan hal lain yang tergolong dalam perhiasan duniawi, dan zuhud baลฃin Khafi seperti zuhud dari segala bentuk kepemimpinan, cinta penampilan zahir, dan juga berbagai hal maknawi yang terkait dengan keduniaan.

Hal yang dapat membangkitkan maqฤam zuhud adalah dengan merenung (taโ€™ammul). Jika seorang salik benar-benar merenungkan dunia ini, maka dia akan mendapati dunia hanya sebagai tempat bagi yang selain Allah, dia akan mendapatinya hanya berisikan kesedihan dan kekeruhan. Jikalau sudah demikian, maka salik akan zuhud terhadap dunia.

3. Maqam Sabar

Ibn โ€˜Ataโ€™illah membagi sabar menjadi tiga macam yaitu sabar terhadap perkara haram, sabar terhadap kewajiban, dan sabar terhadap segala perencanaan (angan-angan) dan usaha.

4. Maqam Syukur

Syukur dalam pandangan Ibn โ€˜Ataโ€™illah terbagi menjadi 3 macam yaitu:

Syukur dengan lisan, yaitu mengungkapkan secara lisan, menceritakan nikmat yang didapat.
Syukur dengan anggota tubuh, yaitu syukur yang diimplementasikan dalam bentuk ketaatan.
Syukur dengan hati, yaitu dengan mengakui bahwa hanya Allah Sang Pemberi Nikmat, segala bentuk kenikmatan yang diperoleh dari manusia semata-mata dari-Nya
Sebagaimana diungkapkan oleh Ibn โ€˜Ataโ€™illah: โ€œdalam syukur menurut Ibn โ€˜Ataโ€™illah terdapat tiga bagian; syukur lisan yaitu memberitakan kenikmatan (pada orang lain), syukur badan adalah beramal dengan ketaatan kepada Allah, dan syukur hati adalah mengakui bahwa Allah semata Sang Pemberi nikmat. Dan segala bentuk kenikmatan dari seseorang adalah semata-mata dari Allah.โ€

5. Maqam khauf

Seorang salik dapat mencapai derajat maqam khauf apabila dia merasa takut atas sirnanya hal dan maqamnya, karena dia tahu bahwa Allah memiliki kepastian hukum dan kehendak yang tidak dapat dicegah. Ketika Allah berkehendak untuk mencabut suatu maqam dan hal yang ada pada diri salik, seketika itu juga Allah akan mencabutnya.

โ€œBukti dari makna ini mengharuskan maqam khauf bagi seorang hamba terwujud, ketika dia memiliki ucapan yang baik dan perilaku yang terpuji maka dia tak akan terputus maqam khauf ini, serta dia tidak terpedaya dengan urusan duniawi, karena hukum kepastian dan kehendak Allah terwujud.โ€

โ€Jika engkau ingin agar Allah membukakan bagimu pintu raja, maka lihatlah segala sesuatu yang diberikan Allah kepadamu. Dan jika engkau ingin agar Allah membukakan bagimu pintu khauf, maka lihatlah apa yang telah kau berikan kepada-Nya.โ€

6. Maqam Ridha dan Tawakkal

Rida dalam pandangan Ibnu โ€˜Ataโ€™illah adalah penerimaan secara total terhadap ketentuan dan kepastian Allah. Hal ini didasarkan pada QS. al-Maโ€™idah ayat 119:4 (Allah rida terhadap mereka, dan mereka rida kepada Allah), dan juga sabda Rasulullah SAW.: (Orang yang merasakan manisnya iman adalah orang yang rida kepada Allah). Maqam rida bukanlah maqam yang diperoleh atas usaha salik sendiri. Akan tetapi rida adalah anugerah yang diberikan Allah.

7. Maqam Mahabbah

Ibn โ€˜Aลฃaโ€™illah memiliki pandangan yang berbeda tentang konsep mahabbah bahwa dalam mahabbah seorang salik harus menanggalkan segala angan-angannya. Dia berpendapat demikian karena alasan bahwa salik yang telah sampai pada mahabbah (cinta) bisa jadi dia masih mengharapkan balasan atas cintanya kepada yang dicintainya. Dari sini tampak bahwa rasa cinta salik didasarkan atas kehendak dirinya untuk mendapatkan balasan cinta sebagaimana cintanya. Karena pecinta sejati adalah orang yang rela mengorbankan segala yang ada pada dirinya demi yang dicintainya, dan tidak mengharapkan imbalan apapun dari yang dicintainya, yang dalam konteks ini adalah Allah SWT.

โ€œMahabbah (cinta) kepada Allah adalah tujuan luhur dari seluruh maqam, titik puncak dari seluruh derajat. Tiada lagi maqam setelah mahabbah, karena mahabbah adalah hasil dari seluruh maqam, menjadi akibat dari seluruh maqam, seperti rindu, senang, rida dan lain sebagainya. Dan tiadalah maqam sebelum mahabbah kecuali hanya menjadi permulaan dari seluruh permulaan maqam, seperti taubat, sabar, zuhud dan lain sebagainyaโ€.

6. KARYA BELIAU
Ibn โ€˜Athaillah tergolong ulama yang produktif. Tak kurang dari 20 karya yang pernah dihasilkannya. Meliputi bidang tasawuf, tafsir, aqidah, hadits, nahwu, dan ushul fiqh. Dari beberapa karyanya itu yang paling terkenal adalah kitab al-Hikam. Buku ini disebut-sebut sebagai magnum opusnya. Kitab itu sudah beberapa kali disyarah. Antara lain oleh Muhammad bin Ibrahim ibn Ibad ar Rundi, Syaikh Ahmad Zarruq, dan Ahmad ibn Ajiba.

Beberapa kitab lainnya yang ditulis adalah Al-Tanwir fi Isqath al-Tadbir, โ€˜Unwan at-Taufiq fiโ€™dab al-Thariq, miftah al-Falah dan al-Qaul al-Mujarrad fil al-Ism al-Mufrad. Yang terakhir ini merupakan tanggapan terhadap Syaikhul Islam ibn Taimiyyah mengenai persoalan tauhid. Kedua ulama besar itu memang hidup dalam satu zaman, dan kabarnya beberapa kali terlibat dalam dialog yang berkualitas tinggi dan sangat santun. Ibn Taimiyyah adalah sosok ulama yang tidak menyukai praktek sufisme. Sementara ibn โ€˜Athaillah dan para pengikutnya melihat tidak semua jalan sufisme itu salah. Karena mereka juga ketat dalam urusan syariโ€™at.

7. REFERENSI
Jurnal Azizah Aryati dari Fakultas Tarbiyah dan Tadris IAIN Bengkulu yang berjudul โ€œPemikiran Tasawuf Syeikh Ibn โ€˜Athoillah As-Sakandari dalam Kitab Al Hikam (Kajian Tentang Rekonstruksi dan Kontribusi Nilai-nilai Tasawuf dalam Pendidikan Islam) dan dari beberapa sumber pendukung lainnya.

____________________________________________________________________________

Media dakwah islami
Video religi
KISAH PARA WALI
Pecinta Ulama' & Habaib
Pecinta Sholawat
https://www.youtube.com/
https://twitter.com/AbahAlwy
https://tiktok.com/
https://instagram.com/abahalwy_official

____________________________________________________________________________

BIOGRAFI ASSYEIKH AS SAYYID JA'FAR BIN HASAN ALBARZANJI Mengenal Pengarang Maulid Al-Barzanji Sayyid Jaโ€˜far bin Hasan bi...
25/08/2024

BIOGRAFI ASSYEIKH AS SAYYID JA'FAR BIN HASAN ALBARZANJI

Mengenal Pengarang Maulid Al-Barzanji Sayyid Jaโ€˜far bin Hasan bin โ€˜Abdul Karim bin Muhammad bin Rasul Al-Barzanji, pengarang Maulid Barzanji, adalah seorang ulama besar keturunan Nabi SAW dari keluarga Sadah Al-Barzanji yang termasyhur, berasal dari Barzanj di Irak. Beliau lahir di Madinah Al-Munawwarah pada tahun 1126 H (1714 M).

Datuk-datuk Sayyid Jaโ€˜far semuanya ulama terkemuka yang terkenal dengan ilmu dan amalnya, keutamaan dan keshalihannya. Sayyid Muhammad bin โ€˜Alwi bin โ€˜Abbas Al-Maliki dalam Hawl al-Ihtifal bi Dzikra al-Mawlid an-Nabawi asy-Syarif pada halaman 99 menulis sebagai berikut: โ€œAl-Allamah Al-Muhaddits Al-Musnid As- Sayyid Ja`far bin Hasan bin `Abdul Karim Al-Barzanji adalah m***i Syafi`iyyah di Madinah Al-Munawwarah. Terdapat perselisihan tentang tahun wafatnya. Sebagian menyebutkan, beliau meninggal pada tahun 1177 H (1763 M). Imam Az-Zubaid dalam al-Mu`jam al-Mukhtash menulis, beliau wafat tahun 1184 H (1770 M). Imam Az-Zubaid pernah berjumpa beliau dan menghadiri majelis pengajiannya di Masjid Nabawi yang mulia. Beliau adalah pengarang kitab Maulid yang termasyhur dan terkenal dengan nama Mawlid al-Barzanji.

Sebagian ulama menyatakan nama karangannya tersebut sebagai โ€˜Iqd al-Jawhar fi Mawlid an-Nabiyyil Azhar. Kitab Maulid karangan beliau ini termasuk salah satu kitab Maulid yang paling populer dan paling luas tersebar ke pelosok negeri Arab dan Islam, baik di Timur maupun Barat. Bahkan banyak kalangan Arab dan non-Arab yang menghafalnya dan mereka membacanya dalam acara-acara (pertemuan-pertemuan) keagamaan yang sesuai. Kandungannya merupakan khulashah (ringkasan) sirah nabawiyyah yang meliputi kisah kelahiran beliau, pengutusannya sebagai rasul, hijrah, akhlaq, peperangan, hingga wafatnya.โ€ Kitab Mawlid al-Barzanji ini telah disyarahkan oleh Al-Allamah Al-Faqih Asy-Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Al-Maliki Al-Asyโ€˜ari Asy-Syadzili Al-Azhari yang terkenal dengan panggilan Baโ€˜ilisy dengan pensyarahan yang memadai, bagus, dan bermanfaat, yang dinamakan al-Qawl al-Munji โ€˜ala Mawlid al-Barzanji dan telah berulang kali dicetak di Mesir. Beliau seorang ulama besar keluaran Al-Azhar Asy-Syarif, bermadzhab Maliki, mengikuti paham Asyโ€˜ari, dan menganut Thariqah Syadziliyyah. Beliau lahir pada tahun 1217 H (1802 M) dan wafat tahun 1299 H (1882 M). Selain itu, ulama terkemuka kita yang juga terkenal sebagai penulis yang produktif, Syaikh Muhammad Nawawi Al-Bantani Al-Jawi, pun menulis syarahnya yang dinamakannya Madarijush Shuโ€˜ud ila Iktisa-il Burud. Kemudian, Sayyid Jaโ€˜far bin Ismaโ€˜il bin Zainal โ€˜Abidin bin Muhammad Al- Hadi bin Zain, suami anak satu-satunya Sayyid Jaโ€˜far Al-Barzanji, juga menulis syarah kitab Mawlid al-Barzanji tersebut yang dinamakannya al-Kawkabul-Anwar โ€˜ala โ€˜Iqd al-Jawhar fi Mawlidin-Nabiyyil-Azhar.


Sebagaimana mertuanya, Sayyid Jaโ€˜far ini juga seorang ulama besar lulusan Al-Azhar Asy-Syarif dan juga seorang m***i Syafiโ€˜iyyah. Karangankarangan beliau banyak, di antaranya Syawahid al-Ghufran โ€˜ala Jaliy al-Ahzan fi Fadha-il Ramadhan, Mashabihul Ghurar โ€˜ala Jaliyyil Qadr, dan Taj al-Ibtihaj โ€˜ala Dhauโ€™ al-Wahhaj fi al-Israโ€™ wa al-Miโ€˜raj. Beliau pun menulis manaqib yang menceritakan perjalanan hidup Sayyid Jaโ€˜far Al-Barzanji dalam kitabnya ar-Raudh al-โ€˜Athar fi Manaqib as-Sayyid Jaโ€˜far. Kembali kepada Sayyidi Jaโ€˜far Al-Barzanji. Selain dipandang sebagai m***i, beliau juga menjadi khatib di Masjid Nabawi dan mengajar di dalam masjid yang mulia tersebut. Beliau terkenal bukan saja karena ilmu, akhlaq, dan taqwanya, tetapi juga karena karamah dan kemakbulan doanya. Penduduk Madinah sering meminta beliau berdoa untuk mendatangkan hujan pada musim-musim kemarau. Diceritakan, suatu ketika di musim kemarau, saat beliau sedang menyampaikan khutbah Jumaโ€™tnya, seseorang meminta beliau beristisqaโ€™ memohon hujan. Maka dalam khutbahnya itu beliau pun berdoa memohon hujan. Doanya terkabul dan hujan terus turun dengan lebatnya hingga seminggu, persis sebagaimana yang pernah terjadi pada zaman Rasulullah SAW dahulu. Sayyidi Jaโ€˜far Al-Barzanji wafat di Madinah dan dimakamkan di Jannatul Baqiโ€˜. Sungguh besar jasa beliau. Karangannya membawa umat ingat kepada Nabi SAW, membawa umat mengasihi beliau, membawa umat merindukannya. Sayyid Jaโ€™far Al-Barzanji adalah seorang ulamaโ€™ besar keturunan Nabi Muhammad saw dari keluarga Saโ€™adah Al Barzanji yang termasyur, berasal dari Barzanj di Irak. Datuk-datuk Sayyid Jaโ€™far semuanya ulama terkemuka yang terkenal dengan ilmu dan amalnya, keutamaan dan keshalihannya. Beliau mempunyai sifat dan akhlak yang terpuji, jiwa yang bersih, sangat pemaaf dan pengampun, zuhud, amat berpegang dengan Al-Quran dan Sunnah, waraโ€™, banyak berzikir, sentiasa bertafakkur, mendahului dalam membuat kebajikan bersedekah,dan pemurah. Nama nasabnya adalah Sayid Jaโ€™far ibn Hasan ibn Abdul Karim ibn Muhammad ibn Sayid Rasul ibn Abdul Sayid ibn Abdul Rasul ibn Qalandar ibn Abdul Sayid ibn Isa ibn Husain ibn Bayazid ibn Abdul Karim ibn Isa ibn Ali ibn Yusuf ibn Mansur ibn Abdul Aziz ibn Abdullah ibn Ismail ibn Al-Imam Musa Al-Kazim ibn Al-Imam Jaโ€™far As-Sodiq ibn Al-Imam Muhammad Al-Baqir ibn Al-Imam Zainal Abidin ibn Al-Imam Husain ibn Sayidina Ali r.a. Semasa kecilnya beliau telah belajar Al-Quran dari Syaikh Ismail Al-Yamani, dan belajar tajwid serta membaiki bacaan dengan Syaikh Yusuf As-Soโ€™idi dan Syaikh Syamsuddin Al-Misri.Antara guru-guru beliau dalam ilmu agama dan syariat adalah : Sayid Abdul Karim Haidar Al-Barzanji, Syeikh Yusuf Al-Kurdi, Sayid Athiyatullah Al-Hindi. Sayid Jaโ€™far Al-Barzanji telah menguasai banyak cabang ilmu, antaranya: Shoraf, Nahwu, Manthiq, Maโ€™ani, Bayan, Adab, Fiqh, Usulul Fiqh, Faraidh, Hisab, Usuluddin, Hadits, Usul Hadits, Tafsir, Hikmah, Handasah, Aโ€™rudh, Kalam, Lughah, Sirah, Qiraat, Suluk, Tasawuf, Kutub Ahkam, Rijal, Mustholah. Syaikh Jaโ€™far Al-Barzanji juga seorang Qodhi (hakim) dari madzhab Maliki yang bermukim di Madinah, merupakan salah seorang keturunan (buyut) dari cendekiawan besar Muhammad bin Abdul Rasul bin Abdul Sayyid Al-Alwi Al-Husain Al-Musawi Al-Saharzuri Al-Barzanji (1040-1103 H / 1630-1691 M), M***i Agung dari madzhab Syafiโ€™i di Madinah. Sang m***i (pemberi fatwa) berasal dari Shaharzur, kota kaum Kurdi di Irak, lalu mengembara ke berbagai negeri sebelum bermukim di Kota Sang Nabi. Di sana beliau telah belajar dari ulamaโ€™-ulamaโ€™ terkenal, diantaranya Syaikh Athaallah ibn Ahmad Al-Azhari, Syaikh Abdul Wahab At-Thanthowi Al-Ahmadi, Syaikh Ahmad Al-Asybuli. Beliau juga telah diijazahkan oleh sebahagian ulamaโ€™, antaranya : Syaikh Muhammad At-Thoyib Al-Fasi, Sayid Muhammad At-Thobari, Syaikh Muhammad ibn Hasan Al Aโ€™jimi, Sayid Musthofa Al-Bakri, Syaikh Abdullah As-Syubrawi Al-Misri. Syaikh Jaโ€™far Al-Barzanji, selain dipandang sebagai m***i, beliau juga menjadi khatib di Masjid Nabawi dan mengajar di dalam masjid yang mulia tersebut.

Beliau terkenal bukan saja karena ilmu, akhlak dan taqwanya, tapi juga dengan kekeramatan dan kemakbulan doanya. Penduduk Madinah sering meminta beliau berdoโ€™a untuk hujan pada musim-musim kemarau. Setiap kali karangannya dibaca, shalawat dan salam dilatunkan buat junjungan kita Nabi Muhammad SAW, selain itu juga tidak lupa mendoakan Sayyid Jaโ€˜far, yang telah berjasa menyebarkan keharuman pribadi dan sirah kehidupan makhluk termulia di alam raya. Semoga Allah meridhainya dan membuatnya ridha.

____________________________________________________________________________

Media dakwah islami
Video religi
KISAH PARA WALI
Pecinta Ulama' & Habaib
Pecinta Sholawat
https://www.youtube.com/
https://twitter.com/AbahAlwy
https://tiktok.com/
https://instagram.com/abahalwy_official

____________________________________________________________________________

โ๐๐ˆ๐Ž๐†๐‘๐€๐…๐ˆ ๐€๐๐”๐˜๐€ ๐Œ๐”๐‡๐“๐€๐ƒ๐ˆ ๐ƒ๐ˆ๐Œ๐˜๐€๐“๐‡๐ˆ ๐๐€๐๐“๐„๐โžKH Abuya Muhtadi Dimyathi Al-Bantany yang bernama kecil Ahmad Muhtadi dilahirkan...
25/08/2024

โ๐๐ˆ๐Ž๐†๐‘๐€๐…๐ˆ ๐€๐๐”๐˜๐€ ๐Œ๐”๐‡๐“๐€๐ƒ๐ˆ ๐ƒ๐ˆ๐Œ๐˜๐€๐“๐‡๐ˆ ๐๐€๐๐“๐„๐โž

KH Abuya Muhtadi Dimyathi Al-Bantany yang bernama kecil Ahmad Muhtadi dilahirkan di Kampung Cidahu, Desa Tanagara, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Beliau terlahir dari pasangan KH Abuya Dimyathi bin KH M. Amin Al-Bantany dan Nyai Hj. Asma' binti KH โ€˜Abdul Halim Al-Makky pada 26 Desember 1953 M/ 28 Jumadal Ula 1374 H.

Pendidikan agama awal diperolehnya waktu masih sekolah di SR Tanagara dari ibundanya, karena ayahandanya, Abuya Dimyathi Amin pada waktu itu masih siyahah (berkelana) di pondok-pondok pesantren di nusantara sekaligus bersilaturahim, bertabarruk dan tholab (menuntut ilmu) pada para ulama sepuh kala itu.

Setelah tamat SR pada tahun 1965 M, beliau diajak oleh ayahandanya untuk ikut siyahah (merantau/mengembara) sambil terus menerus digembleng pendidikan agama dalam pengembaraan selama 10 tahun. Dan pada tahun 1975 M, beliau mengikuti ayahandanya iqomah di Kampung Cidahu, Desa Tanagara, Kec. Cadasari Kab. Pandeglang, Banten sambil merintis pondok pesantren.

Meski telah memimpin pesantren, bukan berarti beliau berhenti digembleng oleh ayahandanya, karena beliau masih terus menerus dihujani lautan ilmu oleh ayahanda beliau sampai akhir hayat ayahanda beliau pada 3 Oktober 2003 M/ 7 Syaโ€™ban 1424 H. Walhasil beliau badzlul wusโ€™i, mengerahkan seluruh kemampuannya dalam mendalami ilmu agama selama 38 tahun dan berhasil mengkhatamkan banyak kitab ulama salaf dari berbagai fan (cabang) sampai berulang ulang dan dikaji dengan sistem pendidikan pesantren salaf huruf demi huruf.

Dari fan ilmu tafsir, beliau mengkhatamkan Tafsir Ibnu Jarir Ath-Thabary (tafsir terbesar) dan Tafsir Ibnu Katsir. Dari fan qiro'ah, beliau tidak cuma ahli dalam Qiro'ah Sabโ€™ah tapi juga ahli dalam Qiro'ah โ€˜Asyaroh disamping juga Hafidz Al-Qur'an. Dari fan ilmu Al-Qur'an, beliau mengkhatamkan Al-Burhan, Al-Itqon dan lain-lain. Dari fan hadits ia mengkhatamkan Kutub As-Sittah, dari fan fiqih ia sampai mengkhatamkan Tuhfatul Muhtaj, Mughnil Muhtaj, Asnal Matholib, dan dari fan-fan lainnya yang ada 14 Fan.

Tidaklah berlebihan kalau beliau disebut dengan M***i Asy-Syafiโ€™iyyah karena sudah mengkhatamkan dan menguasai 4 Kitab pedoman Muta'akhkhirin As-Syafiโ€™iyyah (Tuhfatul Muhtaj, Mughnil Muhtaj, Nihayatul Muhtaj, Asnal Matholib) dan Kitab Raudlatut Tholibin (Pegangan Para M***i), dan disebut dengan Al-Mutafannin (Orang yang menguasai berbagai Fan Ilmu Agama), dan disebut dengan Al-Musnid karena sudah disahkan untuk mengijazahkan Kitab Sanad Kifayatul Mustafid karangan Syaikh Mahfudz At-Tarmasy, dan disebut dengan Al-Mursyid karena beliau juga menguasai 14 fan Thariqah dan menjadi Mursyid Thariqah Asy-Syadziliyyah, dan disebut dengan Syaikhul Masyasikh (Kyainya Para Kyai) karena di setiap hari terutama hari Sabtu, Ahad dan Senin di Majlis Taโ€™lim beliau berkumpul para kiai alim ulama seantero Banten untuk menyerap ilmu agama tingkat tinggi yang beliau ajarkan meneruskan Majlis Taโ€™lim yang diasuh oleh ayahanda beliau.

Dan pada saat ini, beliau membaca dan mengajarkan Kitab Raudlatut Tholibin, Mughnil Muhtaj, Tuhfatul Muhtaj, Nihayatul Muhtaj, Al-Ihkam Fi Ushulil Ahkam, Al-Ghunyah Li Tholibi Thariqil Haq, Ihya Ulumiddin, Shohih Muslim, An-Nasyr Fi Qiro'atil โ€˜Asyr dll. Dan yang sangat jarang dimiliki oleh orang lain adalah ketajaman Bashirah/Mata Bathin beliau, karena beliau adalah seorang ulama yang ahli tirakat, bahkan semenjak umur 18 tahun sampai sekarang beliau masih menjalani Shaumuddahri/ puasa setiap hari bertahun-tahun

____________________________________________________________________________

Media dakwah islami
Video religi
KISAH PARA WALI
Pecinta Ulama' & Habaib
Pecinta Sholawat
https://www.youtube.com/
https://twitter.com/AbahAlwy
https://tiktok.com/
https://instagram.com/abahalwy_official

____________________________________________________________________________

Address

Bener Wiradesa
Pekalongan
51152

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when ABAH ALWY posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to ABAH ALWY:

Videos

Share


Other Digital creator in Pekalongan

Show All