25/03/2023
Pernah kan bernafas? Kalau kamu mahluk hidup pasti pernah bernafas, setiap tarikan nafas kita, kita hirup udara setiap detik dengan sadar atau tidak sadar, kita bernafas menghirup udara itu tidak perlu bayar, gratis, selama kita hidup, ya kalau sudah mati, kita beli berapapun udara untuk nafas, gak akan di kasih, jadi nafas itu untuk orang hidup saja, di berikan cuma cuma, artinya Allah itu menanggung kita, ini contoh saja, ini misalkan, nafas kita di gunakan berlebih, kamu lari, atau naik gunung dengan berlari, jantung berdetak lebih cepat memompa nafas, nafas jadi boros, hirupan nafas harus cepat p**a, karena kamu berlari dan naik dari tempat rendah ke tempat tinggi dengan cepat, artinya kamu tidak menggunakan nafas dengan sewajarnya dan seperlunya, tapi berlebih, atau di gunakan neko neko, kamu jadi ngos ngosan, kalau jantungmu tdk kuat, aliran darah ke otakmu jadi lowat, kamu akan pingsan, atau jantungmu terlalu cepat memompa, dan tak kuat, putus urat ke jantung, kamu bisa kena sakit jantung, bahkan yang fatal kamu bisa meninggal karena serangan jantung.
Nafas itu saya gunakan contoh, jadi manusia itu sebenarnya apa saja, entah itu nafas, rizqi, kesempatan, kesehatan, kedudukan, dan apa saja di dunia ini, itu sudah di jamin oleh Allah, bukan manusia saja, tapi semua mahluk hidup di dunia ini sudah di jamin oleh Allah, untuk mendapatkan fasilitas kehidupan untuk hidup yang wajar, tapi ini contoh, kita di beri rizqi, sebagaimana nafas, jika kita di dunia ini hidup yang wajar sebagai kapasitas kita, rizqi itu tak akan kurang, manusia akan berkecukupan, tapi ketika manusia itu berpolah tingkah over, belagu, sok sokan, tidak hidup wajar, hidup penuh gaya hidup, dan tidak sewajarnya menjadi diri sendiri, itu seperti orang yang bernafas dan dia lari naik gunung, maka jantung ekonominya terpacu, kebutuhan hidupnya membengkak, berdetak lebih cepat dari sewajarnya, hidup mengikuti gaya hidup, ingin di lihat bergaya, pakaian harus gaya, akhirnya kapasitas kebutuhannya melebihi kapasitas rizqinya, ya ujungnya banyak hutang sana sini, padahal kalau kita hidup wajar, apa adanya, tidak neko neko, semua sudah di beri bagian rizqi oleh Allah, tapi karena melebihi kapasitas rizqinya, karena menuruti bergaya hidup, lantas hidupnya jadi sengsara.
Hidup saja yang wajar, apa adanya, gak usah neko neko, sederhanakan diri, bergaya di depan orang itu, mereka orang lain itu tak tau, pakaian yang kamu pakai itu mahal apa murah, jadi jangan gengsi memakai yang sederhana, orang itu s**a tidak s**a pada kita itu bukan pada pembungkus kita tapi pada hiasan budi pekerti kita yang mulia. Maka kalau ingin di s**ai orang berbudi pekerti saja yang mulia.
Untuk berbudi pekerti yang mulia itu bukan dengan nunduk nunduk jika lewat di depan orang, tapi dengan cara memperbaiki lahir batin sholat kita, sebab dengan sholat yang benar lahir batinnya, akan terbentuk pribadi kita yang mulia, sebab sholat itu bisa mencegah seseorang dari perbuatan keji dan mungkar, artinya dengan sholat yang benar lahir batinnya itu akan membentuk pribadi kita menjadi orang yang berbudi mulia. Tak akan melakukan ucapan, perbuatan, tindakan yang keji, tdk akan menyumpah serapah, tidak akan menghujad, tidak akan menghina, memfitnah, mengadu domba, dan tidak akan melakukan perbuatan yang mungkar, mengingkari agama, tidak akan syirik, munafik, kufur nikmat, iri, dengki, menghasut.
Artinya kok seseorang itu masih melakukan perbuatan keji, dan perbuatan mungkar, maka itu tandanya sholat orang itu belum benar.
Semua Orang