28/02/2020
ENTIL/PESOR
Makanan khas Bali
Makanan Tradisional Seperti Lontong
Selain terkenal dengan buah durian, daerah Pupuan, Tabanan, Bali juga terkenal dengan satu makanan khasnya yaitu Entil. Mungkin masih banyak orang yang belum mengenal makanan ini. Makanan tradisional yang sederhana ini dapat kita jumpai di warung-warung tradisional Bali yang ada di kawasan Pupuan tersebut.
Entil sendiri hampir menyerupai lontong, namun makanan tradisional ini dibungkus dengan menggunakan daun Telengidi. Sepintas mirip daun kunyit teksturnya namun tidak berbau. Daun Telengidi dipercaya dapat membuat rasa Entilmenjadi makin enak. Pasalnya, zat warna hijau pada daun meresap kedalam beras saat dimasak, sehingga menghasilkan Entil dengan warna kehijau-hijauan. Membuat Entil membutuhkan waktu yang lama, terutama saat merebus hingga kurang lebih dua sampai tiga jam. Makin lama direbus, maka Entil yang dihasilkan akan makin baik. Dalam arti mampu bertahan selama beberapa hari dan tidak cepat basi.
Ketupat yang pembuatannya dibungkus pipih dengan daun ini, akan menghasilkan ketupat yang lembut. Entil yang tidak ada duanya di tempat lain ini juga dimasak dengan cara tradisional. Warga Pupuan hampir tidak ada yang menggunakan kompor gas atau kompor minyak tanah saat memasak Entil. Warga biasa merebus Entil di atas bara api yang berasal dari kayu bakar. Mereka pun tidak sembarang memilih kayu bakar. Biasanya yang paling sering dipakai adalah kayu dari pohon kopi karena lebih tahan lama dan mengeluarkan kobaran api besar. Dan aroma yang dihasilkan juga membuat makanan jadi lebih nikmat.
Penyajian Entil hampir serupa dengan bubur khas Bali yaitu terdiri dari sebungkus Entil, urap-urap Bali dengan kecambah, irisan bayam, dan irisan kacang panjang, sambal goreng, dan taburan sambal kelapa. Sebagai pelengkap diisi siraman kuah santan berbumbu membuat Entil makin nikmat dinikmati. Sungguh sebuah paduan citarasa khas di balik presentasi sederhananya dan mampu menarik pembeli dari berbagai kota di Bali