16/12/2023
Pagi yang cerah menyambut datang nya hari dengan riang, namun tidak denganku. Hari ini aku berangkat ke sekolah dengan perasaan yang tidak karuan. tahun tahun sebelumnya setiap usai libur panjang semester aku selalu dengan gembira menyambut datang nya hari keberangkatan sekolah karena bisa betemu dengan teman teman yang absurd tingkah nya dan juga bertemu kekasih yang paling ku damba dambakan. Namun tidak kali ini, hanya luka dan kesedihan yang menyelimuti hati. Aku Zeeyana Paula Dirgantara anak kedua dari dua bersaudara, saat ini aku masih menduduki bangku kelas dua di sebuah SMA negeri di kota kami..
Hari ini aku mengendarai sepeda motor matic ku dengan penuh kegundahan, segala pikiran berkecamuk di dalam sana, siap kah aku menatap ke depan, siap kah aku dengan yang akan aku hadapi nantinya. Namun tiba tiba lamunanku buyar ketika pengendara di belakang terus mengklakson dan menggeber geber kan motornya, tepat bersamaan dengan bulir bening yang jatuh di p**i.
Tinnnnn....tinnnnn...tinnnnn... bremmmm...bremmmm..
Arghhh siall siapa sih yang tidak sabaran di belakang hampir aja aku oleng, seketika aku membelokkan setang sepeda motorku untuk menepi dan berhenti, terdengar juga deruan sepeda motor di belakang yang ikut berjalan pelan dan menepi sepertinya itu motor sport dapat di dengar dari deruan knalpotnya.
Ku buka kaca helm ku dan ku tatap dengan seksama siapa yang telah mengagetkan ku..
“hai nona, apa kamu tidak becus mengendarai sepeda motormu?? kalau mau naik motor pelan itu di pinggir jangan di tengah tengah menghalangi jalan orang lain tau tidak” teriak lelaki muda yang ku taksir usianya hampir sama dengan ku karena ia juga mengenakan celana sekolah abu abu namun tidak ku ketahui ia anak sekolah mana karena memakai sweater sehingga tidak terlihat bad di baju seragam nya,
Dan ia berhasil membuat ku melongo mendengar penuturan yang tiada sopan itu, kemudian ia berlalu dan aku hanya diam menatap punggung nya hingga menjauh.
Ku usap perut ku yang masih rata dan ku berkata “amit amit ya nak semoga kamu kelak tidak seperti pemuda angkuh itu” pikiranku kembali ke masa dua bulan yang lalu dimana di perutku bisa tumbuh janin yang mulai berkembang.
flashback on
Malam ini langit terasa redup tanpa di temani rembulan dan bintang, mendung menyelimuti dan menelan terangnya bulan bintang suara gemericik air hujan mulai turun membasahi dedaunan.
Aku yang sedang menemani Alan kekasihku menghadiri undangan ulang tahun sahabatnya di villa di salah satu puncak terpaksa harus menginap karena saat kondisi hujan seperti ini di puncak pasti jalannya gelap berkabut untuk menghindari hal hal yang tidak di inginkan maka kami memutuskan untuk menginap, Alan terlahir dari keluarga yang cukup kaya di kota ini jadi circle pertemanannya juga orang orang berada sehingga hanya acara ulang tahun di rayakan besar besaran di sebuah villa.
Sebenernya Di villa tersebuut terdapat banyak kamar namun karena ada nya banyak tamu undangan yang harus menginap terpaksa aku dan alan menempati di satu kamar yang sama..
Hujan semakin lebat disertai angin dan juga guntur membuatku merasa takut, biasanya saat saat seperti ini aku memilih tidur bersama dengan kakak ku namun kali ini hanya ada Alan jadi Alan memelukku mencoba menenangkanku..
dan benar kata orang jika lelaki dan perempuan berduaan maka yang ke tiga hadirlah se*an, enttah dapat dorongan dari mana aku dan alan melakukan hubungan terlarang ini, sayangnya aku dan alan menikmati semua yang kami lakukan malam ini.
Hingga di bulan berikutnya aku mulai menyadari kalau aku tidak kedatangan tamu di bulan kemarin, rasa takut menyelimuti.. takut dengan semuanya, takut apa yang harus aku lakukan nanti, takut bagaimana aku menjelaskan ke orangtua ku dan bagaimana menghadapi kemarahan mereka nanti, takut bagaimana masa depanku kelak, bagaimana kehidupan bayi ku kelak.. semua berkecamuk
Namun, aku tidak boleh menduga duga, aku diam diam pergi ke apotik yang agak jauh dari rumah yang pegawainya tidak mengenaliku tentunya, dan aku membeli alat tes kehamilan kemudian ku gunakan saat sudah sampai rumah..
Kakiku terasa lemas, aku ambruk di lantai kamar mandi kamar ku melihat tanda yang terpampang yaitu garis dua biru. Tak terasa bulir bening sudah membasahi p**i ku, apa yang harus aku lakukan, aku tidak siap masa depanku hancur, aku masih duduk di bangku kelas dua SMA.. kemudian tangisanku ku paksa berhenti ketika pintu kamar ku di ketuk dari luar oleh seseorang
flashback off
“Zee ngapain berhenti disini udah siang ayok nanti telat” ucap seseorang yang sudah berada di depan ku.
Mata ku melotot begitu kaget nya aku tiba tiba Nia sudah berada disini aja semoga ia tidak melihatku yang sedang mengelus perut dan tidak mendengar ku berbicara dengan calon bayiku ini..
Tanpa menunggu responku nia sudah berlalu begitu saja melajukan sepeda motornya dengan kecepatan lumayan cepat dan aku mulai menyusul nia melajukan sepeda motorku dengan cepat ternyata benar jam yang melingkar di tangan ku sudah menunjukkan pukul 06.55 dan lima menit lagi bel sekolah akan berbunyi yang kemudian gerbang sekolah akan di tutup.
Nah kann.. benar saja saat aku sampai disana gerbang sudah mulai di tutup dan tinggal sedikit lagi tapi pak satpam berbaik hati mengijinkan ku masuk terlebih dahulu.
“nia cepet sekali sih, parkiran udah penuh gini” gumamku sembari bola mata ku memutar mencari dimana ada parkiran yang kosong akhirnya mata ku tertuju pada satu parkiran yang kosong di depan mushola sekolah, ku lajukan motorku pelan menuju tempat itu dan aku mulai memarkirkan.
Saat akan turun dari motor mataku terpana melihat motor sport yang terparkir di sebelahku.
“rasanya sepeti kenal motor ini dan helm nya juga” gumamku
“ayok Zee sudah telat ini kamu kok kayak orang ling lung apa libur seminggu membuatmu lupa jalan dan cara bersekolah” untuk kedua kalinya nia mengagetkanku,
Lagi lagi tanpa menunggu responku ia sudah menarikku hingga aku berjalan tersandung sandung sambil sesekali membenarkan hijab yang menempel di kepalaku.
Sudah biasa sikap nia seperti itu karena kami sejak kelas sepuluh sudah bersahabat dan dia emang orang nya blak blak an, absurd juga tidak ada urat malu.
“pelan d**g yaaa, sekarang kamu punya hobi baru ya ngagetin orang” gerutu ku kepada nia yang mulai jengah dengannya namun Nia tidak menghiraukan ocehanku dan masih terus saja menggandengku setengah menarik menuju kelas kami.
Seperti saat saat sebelumnya setiap usai dari libur panjang pasti sekolah kami mengadakan upacara, dan hari ini seperti itu juga.
Aku dan nia melemparkan tas begitu saja di bangku kami masing masing karena kebetulan kami tidak satu bangku kemudian kami berlari menuju lapangan dengan bergandengan dan salah satu tangan dari kami masing masing memegang topi sekolah.
Lapangan sekolah sudah sangat ramai semua siswa siswi sudah ada pada barisannya masing masing, nia terus menarikku menuju barisan paling tengah di bagian kelas ku karena nia tidak mau baris di paling belakang maupun didepan itu tempat rawan pantauan guru guru yang mengawasi.
Namun tiba tiba bruggg... tubuhku menabrak siswa kelas sebelah dan topi ku terjatuh..
“ehh sorry..” aku mengatupkn tangan ku meminta maaf kepada siswa yang telah aku tabrak dan ia hanya membalas dengan senyum.
“makanya tidak usah berlarian ini bukan hutan” ucap seseorang dari belakang dengan nada yang tidak enak di dengar oleh telinga kemudian ia menoyodorkan topi ku yang jatuh, aku segera meraihnya kasar.
“aku kan sudah minta maaf sama dia, lagian kamu kenapa ikut ikutan” ucapku tak kalah ketus membalas perkataannya tadi.
Ehhhh... tapi dia siapa ya, kenapa aku tidak mengenalnya. Kalau ia hanya siswa kelas sebelah pastilah aku mengenalnya ruangannya juga bersebelahan dengan ruang kelasku, tapi kok rasanya tak asing dengan mata yang metapku tajam ini..
“selamat pagi semua para siswa siswi upacara hari ini akan segera di mulai” tiba tiba suara mix upacara sudah berbunyi dan berhasil membuyarkan lamunan ku, aku segera memasuki barisan di sebelah nia begitu juga siswa yang tidak pernah ku lihat itu kembali ke barisannya semula.
Upacara pagi ini berjalan dengan khidmat tanpa suatu halangan apapun, saat pembina upacara mengakhiri upacara tersebut para siswa siswi berhamburan kembali ke kelas masing masing dan ada juga yang berlari menuju kantin sekolah
Aku dan nia memilih menuju kelas saja dan memilih istirahat di kursi depan kelas bersama dengan teman teman yang lain..
hari ini pelajaran sekolah belum di mulai karena baru hari pertama masuk sekolah jadi banyak para siswa yang memilih berkumpul kumpul di depan kelas maupun di taman sekolah..
Namun tiba tiba ada seseoarng yang berlarian menuju ke kelas sebelah semakin lama semakin banyak dan dengan hitungan menit kelas sebelah sudah sangat ramai bahkan ada yang mengintip dari jendela. Beberapa teman ku juga ikut berlarian karena saking penasarannya.
“ayookkk Zee kita lihat ada apa sih di kelas sebelah kenapa semua pada kesana... ayokkk lihat” rengek vanes yang juga salah satu sahabatku sembari menarik narik tanganku
“ahh aku males van apaan sih sebegitu heboh nya” tolakku halus “yaudah aku kesana sendiri” ucap vanes kemudian berlalu meninggalkan ku sendirian..
Saat sendiri seperti ini tiba tiba aku kembali teringat dengan mantan kekasihku, biasanya dia selalu menemaniku, apalagi di jam jam seperti ini dia pasti datang ke kelasku dan ikut ngobrol dan bercanda bersama ku juga para sahabatku.. namun sekarang aku merasa sendirian, banyak teman di sekelilingku tapi rasanya hatiku kosong.. saat saat sendiri seperti ini bayangan alan benar benar selalu menari nari di ingatan, entah kapan aku bisa melupakannya... seandainya...
Judul novel : Perut buncit di Masa SMA
novel bisa di lihat di : App Fizzo Novel
penulis: Denuarta_arta