๐“Ÿ๐“พ๐“ณ๐“ช ๐“š๐“ธ๐“ฎ๐“ผ๐“พ๐“ถ๐“ช ๐“ž๐“ฏ๐“ฏ๐“ฒ๐“ฌ๐“ฒ๐“ช๐“ต

  • Home
  • Indonesia
  • Medan
  • ๐“Ÿ๐“พ๐“ณ๐“ช ๐“š๐“ธ๐“ฎ๐“ผ๐“พ๐“ถ๐“ช ๐“ž๐“ฏ๐“ฏ๐“ฒ๐“ฌ๐“ฒ๐“ช๐“ต

๐“Ÿ๐“พ๐“ณ๐“ช ๐“š๐“ธ๐“ฎ๐“ผ๐“พ๐“ถ๐“ช ๐“ž๐“ฏ๐“ฏ๐“ฒ๐“ฌ๐“ฒ๐“ช๐“ต Contact information, map and directions, contact form, opening hours, services, ratings, photos, videos and announcements from ๐“Ÿ๐“พ๐“ณ๐“ช ๐“š๐“ธ๐“ฎ๐“ผ๐“พ๐“ถ๐“ช ๐“ž๐“ฏ๐“ฏ๐“ฒ๐“ฌ๐“ฒ๐“ช๐“ต, Video Creator, Jalan, Medan.
(1)

Selamat Datang Di Halaman FansPage
๐“Ÿ๐“พ๐“ณ๐“ช ๐“š๐“ธ๐“ฎ๐“ผ๐“พ๐“ถ๐“ช ๐“ž๐“ฏ๐“ฏ๐“ฒ๐“ฌ๐“ฒ๐“ช๐“ต
Konten ini Berisi Tentang
Konten Cover Lagu
Konten Keseharian Daily Vlog
Konten Gamers
editor Foto Ai
ENDORSE/PROMOSI CHAT WHATSAPP ๐Ÿ‘‡
087732994944

Lihat apa kalian woii?
29/12/2024

Lihat apa kalian woii?

Hilang duluh gak sihh
29/12/2024

Hilang duluh gak sihh

Akibat rem tibaยฒ
29/12/2024

Akibat rem tibaยฒ

Mempersulit hidup ๐Ÿ˜ฑ
29/12/2024

Mempersulit hidup ๐Ÿ˜ฑ

Kelapatul๐Ÿ˜‚
29/12/2024

Kelapatul๐Ÿ˜‚

DIAM-DIAM SELINGKUH Bab 1Suara deru mesin mobil membuatku cepat-cepat mengakhiri panggilan. Tanpa berpamitan pada Mas Sa...
28/12/2024

DIAM-DIAM SELINGKUH

Bab 1

Suara deru mesin mobil membuatku cepat-cepat mengakhiri panggilan. Tanpa berpamitan pada Mas Satya. Aku, yakin lelaki itu pasti sudah tau alasannya.

Cepat aku meringkuk di atas pembaringan. Tidak lupa menutup tubuhku dengan selimut. Pura-pura tidur sebelum Mas Angga masuk ke kamar.

Aku mendengar suara derit pintu kamar terbuka. Aku tidak berani membuka mata. Hanya saja, telingaku menaj4m menangkap setiap suara yang terdengar. Hingga Mas Angga membaringkan tubuhnya di sampingku. Lama kelamaan aku mendengar dengkuran halus Mas Angga yang sudah tidur.

Entah mengapa, udara dingin malam ini membuatku sadar jika sudah lama sekali aku dan Mas Angga tidak pernah melakukan kewajiban kami. Mengenal Mas Satya membuatku lupa untuk menuntut hakku pada Mas Angga.

____

Hari-hari aku lalui seperti biasanya. Menyembunyikan perselingkuh4nku dengan Mas Satya dari suamiku. Aku tetap melayani kebutuhan Mas Angga juga putriku seperti biasanya. Tidak ada yang berubah. Menyiapkan makan, menemani Sifa belajar dan mengurus rumah tentunya.

Hari itu Mas Satya menelponku. Ia merengek ingin bertemu denganku. Tentunya, jika aku mengiyakannya, ini akan jadi pertemuanku dengan Mas Satya untuk yang pertama kalinya. Tapi bagaimana dengan Sifa? Di tanah rantau ini aku tidak memiliki siapapun. Tidak mungkin juga aku membawa Sifa bertemu Mas Satya. Yang ada dia pasti akan mengadu pada Mas Angga. Tidak, itu tidak boleh terjadi.

"Ayolah Mit! Aku benar-benar kacau. Aku cape sama Lidya." Suara berat di seberang telepon terdengar gusar. Aku bisa merasakannya.

"Mas bisa cerita padaku sekarang. Aku akan mendengarkannya," bujukku. Untuk bertemu dengan Mas Satya, aku butuh banyak sekali keberanian. Karena jujur, ini adalah pertama kalinya aku berselingkh.

Terdengar suara helaan nafas kasar di seberang telepon. "Ya sudahlah, kalau kamu nggak mau." Suara Mas Satya terdengar kecewa.

Tuh kan, aku jadi serba salah.

"Aku tutup teleponnya." Mas Satya bersuara lesu.

"Mas, tunggu!" Aku mencegah cepat. Aku tidak mau kekasihku itu merajuk. Sepertinya memang sudah saatnya kami bertemu secara langsung.

"Aku akan datang," ucapku ragu. Ada rasa takut yang diam-diam menyelinap di dalam dad4.

"Benarkah?" Aku bisa merasakan euforia Mas Satya di seberang telepon dan tidak terasa bibirku pun mengulas senyuman.

"Ya Mas. Kirimkan saja alamatnya," jawabku.

___

"Aku sudah jemput anak kamu. Kamu pulang jam berapa?"

Untung aku punya teman yang baik sekali. Dia adalah salah' satu wali murid siswa di tempat Sifa bersekolah. Sengaja' aku menitipkan Sifa pada temanku yang kebetulan tinggalnya juga satu kompleks denganku. Hanya saja berbeda RT. Agar nanti aku tidak perlu jauh-jauh untuk menjemput Sifa. Lagian putrinya dan putriku berteman baik. Pasti Sifa tidak akan rewel kalau berada di sana.

"Nggak lama kok, Santi. Nanti kalau urusanku sudah selesai aku akan segera pulang," jawabku senang. Kalau begitu aku bisa tenang bertemu dengan Mas Satya.

"Hem!" Santi berdehem di seberang telepon dan sesudah itu panggilan terputus.

Taksi yang membawaku tiba di depan sebuah cafe. Setelah memastikan penampilanku sempurna dan membayar ongkos taksi, aku turun dari dalam mobil itu. Berjalan cepat masuk ke dalam cafe takut ada yang melihat apalagi mengenaliku.

Pandanganku menyapu ke sekeliling. Mencari sosok yang aku cari dan ...

Astaga, jantungku berdegup semakin cepat. Lelaki berkemeja biru yang duduk di sudut cafe bernuansa klasik itu menatap padaku dengan senyuman mempesona. Tangannya melambai seolah memberikan isyarat agar aku datang mendekat.

"Paramita!" ucapnya saat aku tiba di meja. Aku gugup bercampur senang. Aku benar-benar sedang jatuh cinta. Ternyata Mas Satya jauh lebih tampan jika dilihat secara langsung. Hatiku melambung tinggi jauh ke nirwana.

"Mas Satya," ucapku lembut. Berbeda sekali dengan ketika aku sedang marah pada Sifa.

"Duduk!"

Aku begitu kikuk, tidak bisa melukiskan perasaanku saat ini. Pelan aku mendaratkan tubuhku duduk pada bangku yang ada di depan Mas Satya.

"Istriku!"

Alamak! Jantungku nyaris melompat. Mas Satya memanggilku dengan panggilan kesayangannya padaku. Ia meraih tanganku dan menggenggamnya. Bibir tipisnya mengulas senyuman menggoda yang membuatku klepek-klepek.

"Kamu cantik banget, beda sama yang di media sosial," ucap Mas Satya penuh goda. Aku pun tersenyum malu-malu. Pujian yang sudah jarang sekali aku denger dari Mas Angga. Bahkan bisa di bilang sudah tidak pernah.

"Baru kali ini aku melihat wanita secantik kamu, Mit!" Lagi Mas Satya memuji. Aku semakin tersipu malu. Pipiku rasanya memanas.

Awalnya aku sangat malu-malu di depan Mas Satya. Apalagi ini adalah pertemuan pertama kami. Aku sangat menjaga image, jangan sampai melakukan hal yang membuat Mas Satya ilfeel. Tapi lama kelamaan kami semakin akrab. Dia adalah laki-laki yang pandai sekali mencairkan suasana. Begitu humble, sama seperti saat pertama kali aku mengenalnya di sebuah media sosial.

"Memang ada masalah apa, Mas?" tanyaku Pada Mas Satya. Karena tujuan awalku menemuinya adalah untuk mendengarkan keluh kesahnya yang tidak bisa ia sampaikan lewat telepon.

Mas Satya menegakkan tubuhnya. Menghela nafas panjang. Senyuman yang semula menghiasi bibirnya, mendadak sirna. Candaan yang terlontar beberapa saat lalu berubah keheningan.

"Aku sudah lelah dengan pernikahanku dan Lidya, Mit." Ada lelah yang menghiasi netra Mas Satya. "Dia sama sekali tidak menghargaiku sebagai suaminya." Lanjutnya. Aku diam dan menyimak. Membiarkan Mas Satya memainkan jemari lentikku yang ada dalam genggamannya. Begitu romantis, bukan? Sekalipun dia sedang menceritakan tentang istrinya.

"Dia pergi ses**a hatinya bersama teman-temannya. Liburan, jalan-jalan. Alasannya klise, mempromosikan toko rotinya. Kerja, kerja, kerja. Tapi nyatanya?" Mas Satya membuang nafas berat. Wajahnya frustasi.

"Aku muak dengan alasan-alasan itu, Mit." Mas Satya menatapku lekat. "Dan sekarang anak semata wayang kami akan di kirim ke kampung untuk diurus ibunya." Wajah Mas Satya berubah sedih. Aku tau jika lelaki itu sangat menyayangi putranya. Beberapa kali Mas Satya pernah bercerita tentang putranya yang bernama Aska itu.

"Pasti agar dia bisa semakin bebas keluyuran seperti anak ABG." Mas Angga mendengus lelah.

"Memangnya sudah tidak bisa dibicarakan baik-baik Mas?" Aku mencoba bersikap bijak. Padahal rumah tanggaku saja tidak kalah rumitnya. Hidup bersama lelaki dingin yang membuatku muak.

Mas Satya menggelengkan kepalanya. Menatap sedih' padaku. Ia menggenggam semakin erat tanganku.

"Mit, harusnya aku menikahi kamu. Aku ingin memiliki istri seperti kamu, Mit."

Aku tercengang. Tidak tau harus merespon apa. Yang dikatakan Mas Satya adalah sesuatu hal yang mustahil sekali untukku dan untuknya. Karena kami saling memiliki pasangan.

Aku tersenyum paksa. Tapi entah kenapa hatiku senang mendengarnya.

"Itu tidak mungkin Mas. Kita sama-sama saling terikat pernikahan," jawabku rasional. Karena memang kenyataannya seperti itu.

Ada kecewa terlukis dari wajah Mas Satya. "Tapi kamu mencintaiku, kan?" ucapnya seolah menegaskan perasaanku padanya.

Aku mengangguk. Karena pada kenyataannya Mas Satya mampu membuatku bahagia. Hingga perlahan aku melupakan Mas Angga.

"Aku ingin hidup bersama kamu, Mit. Punya istri seperti kamu." Mas Satya menatap penuh harap padaku.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore. Ternyata aku sudah lama sekali berada di cafe itu. Aku dan Mas Satya memutuskan berpisah dan berjanji besok akan bertemu lagi. Kami sama-sama pulang dengan hati berbunga-bunga. Layaknya pasangan yang sedang jatuh cinta. Mas Satya sempat berniat untuk mengantarkan aku pulang. Tapi aku menolak. Aku tidak mau mengambil resiko.

Grab yang mengantarkan aku tiba di depan rumah pukul setengah empat sore. Masih ada waktu untuk menjemput Sifa sebelum Mas Angga pulang. Itupun kalau dia tidak lembur.

Aku menuju rumah, rencananya untuk berganti pakaian yang lebih santai agar Santi tidak curiga, apalagi banyak tanya. Baru saja tanganku hendak menyentuh gagang pintu, pintu yang ada di depanku terbuka.

"Mas Angga!" Aku memekik terkejut. Kedua matanya membulat sempurna melihat sosok yang muncul dari balik pintu.

"Dari mana? Di mana Sifa?"

Persendianku mendadak lemah. Detak jantungku berpacu menggila. Bagaimana bisa Mas Angga ada di rumah?

____

Bersambung ....

Baca cerita selengkapnya di KBM
Judul: Ketika Aku Selingkuh
Penulis: Ayu_Kristin

Link cerita ada di kolom komentar

28/12/2024

TEAM SKYLAR 969 BANTAII PENJOKI, MAIN BETRIX DAPAT MANIAC๐Ÿ”ฅ

Masih M1 udahh bangga ๐Ÿ˜‚
28/12/2024

Masih M1 udahh bangga ๐Ÿ˜‚

Trophy
28/12/2024

Trophy

Ada yang mau?
28/12/2024

Ada yang mau?

Oala Ica ๐Ÿซฃ
28/12/2024

Oala Ica ๐Ÿซฃ

Gara-gara Nemu bayi dipinggir jalan aku disangka selingkuhHIDUPKU BERUBAH SAAT AKU MENEMUKAN BAYI DI SAMPING MAYAT IBUNY...
28/12/2024

Gara-gara Nemu bayi dipinggir jalan aku disangka selingkuh

HIDUPKU BERUBAH SAAT AKU MENEMUKAN BAYI DI SAMPING MAYAT IBUNYA. BERBAGAI MACAM HAL ANEH SELALU DATANG, SEPERTI MENEROR KU. SIAPA SEBENARNYA BAYI INI?

1

"Pak, tolong! Tolong anak saya!" Seorang wanita berdaster dengan rambut berantakan meski terkuncir kebelakang, menghentikan laju mobil yang pak Sugeng kendarai.

"Pak, hentikan mobilnya," titahku pada lelaki paruh baya yang sudah 10 tahun menjadi sopir pribadi keluarga.

Wanita tadi menggedor kaca. Aku sedikit terkejut karena mata ini baru saja berkedip tetapi posisi si wanita sudah berada di samping mobil, padahal jelas tadi ia berdiri di depan.

"Ada yang bisa saya bantu, Bu?" tanyaku setelah kaca turun setengah bagian.

"Tolong anak saya, Pak. Dia nangis terus, tidak ada yang mau menggendongnya," rengek wanita itu.

Entah apa yang ada dalam otakku, tanpa pikir panjang aku langsung turun dan mengikuti kemana langkah wanita. Pak Sugeng yang takut aku terkena hipnotis, mengekor.

Mata kami terbelalak tatkala menangkap sebuah kecelakaan. Sebuah motor hancur dan tubuh yang remuk tergeletak tak jauh, bagian kaki lebih jauh lagi, sementara tangan berlumur darah tampak menyilang di tubuh bayi diperkirakan berusia satu tahun.

"Pak kenapa bayi itu tidak digendong?" tanyaku padaku seorang pedagang kaki lima. Reflek aku menyingkirkan tangan penuh darah, lalu mendekap bayi yang sedari tadi menangis. Aneh, dalam gendonganku, si bayi langsung berhenti menangis. Aku menoleh ke belakang ingin menanyakan awal kejadian pada wanita tadi, namun sekali lagi aku dibuat terkejut, wanita berdaster tidak ada.

"Pak, lihat!" Pak Sugeng menunjuk ke arah tubuh yang remuk, corak dasternya sama kayak yang dipake wanita tadi.

Bulu kudukku berdiri. Kali pertama dalam hidup aku mendapati kejadian mistis yang sulit di percaya.

Menit, mobil polisi datang. Aku dan semua yang ada di tempat kejadian menjadi saksi. Diantara kami tidak ada yang meilhat mobil yang menabrak motor korban. Tidak ada KTP atau apapun yang bisa mengenali korban. Selain kondisi tubuh yang hancur, sepeda motornya pun sudah tak berbentuk. Karena data diri tidak di temukan, aku pun menawarkan diri menjadi penanggung jawab asalkan bayi yang ditemukan di samping mayat ibunya, bisa aku rawat. Pihak kepolisian setuju, mengambil uang di ATM dengan jumlah yang cukup besar, aku meminta pedagang kaki lima bernama pak Narto yang mengurus semuanya. Sementara aku dan pak Sugeng melanjutkan perjalanan pulang dengan membawa si bayi.

***

"Anak siapa ini, Mas?" tanya Kalila, istri tercintaku. Bayi yang tertidur digendongan, kini terbangun. Karena menangis, aku meminta mbok Surti menenangkannya dengan memberi sufor yang tadi aku beli di mini market.

"Bayi itu aku dapat nemu, Dek. Ibunya meninggal dalam kecelakaan," jelasku.

"Bohong! Jangan kamu kira aku sebodoh itu bisa percaya, mas."

Tawa Citra dan ibu menyela ucapan Kalila. Mereka mendekat dan menatap Kalila dari atas hingga bawah.

"Kamu harusnya nyadar, Kal. Sebagai istri kamu telah gagal karena belum memberi Nathan anak. Jadi jangan salahkan suamimu kalau menikah lagi dan memiliki anak," ejek ibu.

"Bu, tolong jangan memperkeruh suasana. Anak itu beneran bukan anakku."

"Kakak tidak usah bohong. Aku dan ibu pasti akan dukung, kok kalo kakak menikah lagi. Lagian rumah ini sepi tanpa adanya tangis bayi,"

"Stop Citra! Bisa gak kamu tidak usah ikut campur urusan orang dewasa!" Emosiku semakin naik.

Kalila berurai airmata, mengabaikan pembelaanku dan hinaan keluargaku, ia berlari menuju kamar.

Sekelibat, aku melihat sosok wanita itu lagi. Ia mengekori Kalila. Takut terjadi sesuatu, aku pun segera menyusul.

"Dek, mas berani sumpah. Bayi itu bukan anak mas. Kalau kamu tidak percaya, kamu bisa tanya pak Sugeng. Aku sangat mencintaimu. Meski kita belum dikaruniai anak, cintaku tidak pernah pudar." Panjang lebar aku berbicara, tetapi Kalila hanya diam sambil tertunduk. Rambutnya yang panjang menghalangi wajah cantiknya.

"Anggap anakku seperti anakmu, maka aku akan menjaga istrimu dari kedzoliman ibu dan adikmu," lirih Kalila. Aku tidak mengerti dengan apa yang dia ucapan.

Cklek!

Pintu kamar mandi terbuka aku berbalik, rupanya Kalila baru keluar dari kamar mandi. Menoleh ke samping. Wanita yang aku sangka dirinya sudah tidak ada lagi.

"Aku percaya, Mas. Aku juga tidak akan bertanya pada pak Sugeng. Biarlah Allah yang menghukummu kalau kamu salah."

Di tengah perasaan yang masih bingung, aku merasa bahagia karena Kalila termasuk wanita yang dewasa dan tidak mudah termakan hasud. Itu sebabnya aku tidak terlalu pusing memikirkan soal momongan, karena memiliki Kalila adalah anugrah yang sangat indah dan cukup membuatku bahagia.

Duduk di ranjang dengan kepala menyender di bahu. Aku pun menceritakan kejadian tadi, kejadian yang berhasil meluruhkan keberanian si gagah ini. Pertama kali nyaliku menciut oleh peristiwa mistis. Awalnya Kalila tidak percaya, tetapi melihatku yang ketakutan, ia pun yakin kalau di dunia ini memang ada alam gaib. Berdampingan dengan manusia.

"Siapa nama bayi itu?" tanya Kalila setelah selesai kujabarkan semuanya.

"Aku juga tidak tahu."

"Kalau gitu aku akan kasih nama Bunga."

"Nama yang bagus, aku s**a."

Daun pintu yang tidak tertutup sempurna, mendadak bergerak, seolah ada yang membuka lalu menutupnya dengan rapat. Pandangan kami beradu. Mungkin apa yang Kami pikirkan sama. Wanita itu masih berada diantara kami.

Kbm app_Ratingkem28
Judul: Bayi Yang Kutemukan Disamping Mayat Ibunya

Tips biar lakik kalian ga selingkuh
27/12/2024

Tips biar lakik kalian ga selingkuh

Cita cita proplayers Indonesia ๐Ÿ”ฅ
27/12/2024

Cita cita proplayers Indonesia ๐Ÿ”ฅ

10 goldlaners Terbaik ๐Ÿ”ฅ
27/12/2024

10 goldlaners Terbaik ๐Ÿ”ฅ

Bacotan M1 cuman teposs
27/12/2024

Bacotan M1 cuman teposs

Oh ini sebabnya guyss Viral ๐Ÿ”ฅ
26/12/2024

Oh ini sebabnya guyss Viral ๐Ÿ”ฅ

26/12/2024

Address

Jalan
Medan
20241

Telephone

+81234567891

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when ๐“Ÿ๐“พ๐“ณ๐“ช ๐“š๐“ธ๐“ฎ๐“ผ๐“พ๐“ถ๐“ช ๐“ž๐“ฏ๐“ฏ๐“ฒ๐“ฌ๐“ฒ๐“ช๐“ต posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Videos

Share

Category