𝐒𝐄𝐉𝐀𝐑𝐀𝐇 πŒπ€πŠπ€π’π’π€π‘

  • Home
  • Indonesia
  • Makassar
  • 𝐒𝐄𝐉𝐀𝐑𝐀𝐇 πŒπ€πŠπ€π’π’π€π‘

𝐒𝐄𝐉𝐀𝐑𝐀𝐇 πŒπ€πŠπ€π’π’π€π‘ Contact information, map and directions, contact form, opening hours, services, ratings, photos, videos and announcements from 𝐒𝐄𝐉𝐀𝐑𝐀𝐇 πŒπ€πŠπ€π’π’π€π‘, Makassar.

Makassar ditanah RantauπŸ’ͺπŸ’ͺπŸ’ͺπŸ“ŒπŸ“ŒπŸ“Œ
26/08/2022

Makassar ditanah Rantau
πŸ’ͺπŸ’ͺπŸ’ͺπŸ“ŒπŸ“ŒπŸ“Œ

23/07/2022

LOE

LOE atau banyak, adalah kata yang sangat populer di Butta Gowa dan Tallo dimasa lalu, terlebih lagi nama tokoh semacam Karaeng Loe ri Sekro maupun Topinimi semacam Parangloe, Moncongloe dst. Kini, menjadi hal asing ditelinga khusunya penutur Lakiung. Daat ini sangat populer dibutta Turatea, Konjo maupun Selayar [Loe, Lohe, dan Lowe] .

COTO MAKASSAR Yang begitu Melegenda dan menjadi makanan terpopuler dikota Makassar...
20/07/2022

COTO MAKASSAR

Yang begitu Melegenda dan menjadi
makanan terpopuler dikota Makassar...

14/06/2022

KANRE JAWA, bukanlah kue yang berasal dari Pulau Jawa, yang kemudian populer di Butta Mangkasara saat ini. Kue ini adalah khas Makassar yang artinya kurang lebih 'Makanan ringan, kudapan, bukan makanan pokok seperti Nasi". Selain Kanre Jawa, ada juga Kanre Maudu, Kanre Apia [Topinimi], Kanre Palikang [semacam penyakit] dst...

KAMPUNG GANRANG Kampung Ganrang ini terletak disebelah barat Pakatto. Selain Kampung Ganrang, ada juga Kampung Lompo Gan...
14/06/2022

KAMPUNG GANRANG

Kampung Ganrang ini terletak disebelah barat Pakatto. Selain Kampung Ganrang, ada juga Kampung Lompo Ganrang [gendang besar] di pesisir kota Makassar dan Ganrang Jawaya [gendang biasa] di Pattalassang Gowa.

TULOLONNA BUTTA GOWASikali le'ba' kucini'TULOLONNA Butta GowaNania' cinnaTa'benrong ribina'bakkuTenaja naga'ga DuduMingk...
14/06/2022

TULOLONNA BUTTA GOWA

Sikali le'ba' kucini'
TULOLONNA Butta Gowa
Nania' cinna
Ta'benrong ribina'bakku

Tenaja naga'ga Dudu
Mingka baji'ki ada'na
Tuna rikana
Sombere' siitaba Taba

Sukku' rannunna nyawaku
Natarima pangngaingku
Nakate'neang
Empo tuna kamaseku

BAKU'NA kupariati
Kupaempo ripa'mai'
Simpung nyawaku
Resseng lonna takucini'

Naku boyamo ribaji'
TULOLONNA Butta Gowa
Kummempo bunting
Rilandangang mate'neta

Ukiri' : Mangngassai Daeng Djiwa

https://youtu.be/7O4AntTBJ-8
12/06/2022

https://youtu.be/7O4AntTBJ-8

Makassar Punya Cerita Official adalah saluran resmi fanpage makassar punya cerita. Saluran ini menyajikan video-video sejarah, adat dan budaya Makassar serta...

Kapal Banawa"Armada Khusus Angkutan Ternak" Banawa atau benawa adalah suatu jenis kapal dari Gowa, sebuah kerajaan tua d...
05/06/2022

Kapal Banawa
"Armada Khusus Angkutan Ternak"

Banawa atau benawa adalah suatu jenis kapal dari Gowa, sebuah kerajaan tua di sudut barat daya Sulawesi, Indonesia. Catatan paling awal dari kapal ini adalah dari Hikayat Banjar, yang telah ditulis secara bertahap dari abad ke-14 sampai 17. Saat ini, jenisnya sudah punah; pelari dan paduwakan, kapal dengan lambung serupa, telah menggantikan tempatnya.

Etimologi
Kata benawa atau banawa berasal dari bahasa Jawa kawi, yang berarti perahu atau kapal. Dalam bahasa Jawa kuno dan bahasa Melayu artinya kurang lebih sama. Dalam bahasa yang berbeda, kata tersebut dapat merujuk pada jenis kapal dan perahu yang berbeda, tergantung pada konteks kalimatnya.

Deskripsi
Benawa dibuat khusus untuk transportasi kuda dan kerbau. Lambungnya lebar dengan lunas cembung, dengan linggi depan dan belakang yang menjulang tinggi. Di kedua sisinya ada jalan kecil yang menempel pada sejumlah balok melintang yang menyatu ke sokongan. Fungsi sekunder dari balok ini adalah untuk membagi ruang geladak menjadi kompartemen yang sama untuk hewan ternak. Geladak di atas "kandang" tersebut terbuat dari kisi bambu.

Kapal ini dikemudikan dengan 2 kemudi samping, yang dipasang pada pasangan balok silang yang berat dengan cara sedemikian rupa sehingga memungkinkan pelepasan darurat yang cepat. Para juru mudi berdiri di bagian samping kapal. Ada kabin sempit untuk kapten di bawah dek belakang (p**p deck).

Kapal ini memiliki 2 hingga 3 tiang, keduanya adalah tiang berkaki tiga dengan kaki belakang dipasang pada "kemah" yang berat melalui spar horizontal yang dapat berputar. Jika kaki depannya keluar dari kait yang menahannya, tiang dapat diturunkan dengan mudah. Layarnya adalah layar tanja dan terbuat dari anyaman tikar karoro.

Dengan pengaruh Eropa pada abad-abad terakhir, layar bergaya barat juga dapat digunakan. Di masa lalu, pelaut Makassar dapat berlayar sejauh Papua Nugini dan Singapura.

Referensi
1. Johannes Jacobus Ras (1968). Hikajat Bandjar. A study in Malay historiography. OCLC 38909.
2. H. H. Frese. (1956). Small Craft in the Rijksmuseum voor Volkenkunde, Leiden. The Mariner's Mirror. 42 : 2, 101-112.
3. Maharsi (2009). Kamus Jawa Kawi Indonesia. Yogyakarta: Pura Pustaka.
4. Petrus Josephus Zoetmulder, 1982, Old Javanese – English Dictionary, The Hague: Martinus Nijhoff. 2 v. (###i, 2368 p.) In collaboration with S.O. Robson.
5. Rafiek, M. (December 2011). "Ships and Boats in the Story of King Banjar: Semantic Studies". Borneo Research Journal. 5: 187–200.
6. G. E. P. Collins, East Monsoon (London, I936); Makassar Sailing (London, 1937); 'Seafarers of South Celebes', The National Geographic Magazine, Washington, January I945Β·

🌢 TOPPA LADA KHAS MAKASSAR 🌢Bahan & Bumbu :β€’Daging sapi 1 kilo iris tipisβ€’Lombok (cabe) besar 1/2kilo haluskanJK ingin a...
04/06/2022

🌢 TOPPA LADA KHAS MAKASSAR 🌢

Bahan & Bumbu :

β€’Daging sapi 1 kilo iris tipis
β€’Lombok (cabe) besar 1/2kilo haluskan
JK ingin agak pedas boleh dicampur cabe keriting
β€’Bawang merah 22 siung haluskan
β€’Bawang putih 16 siung haluskan
β€’Serei 6 batang ambil putihnya haluskan
β€’Lengkuas 2 buah haluskan
β€’ketumbar 3 sendok haluskan
β€’Daun salam 6 lembar
β€’Garam secukupnya
β€’Gula merah secukupnya
β€’dua sendok air asam
β€’Royco sapi (Penyedap Rasa ) Jika s**a secukupnya

Catatan :
semua bumbu di satukan sebelum dihaluskan dan di blender dengan tambahan minyak goreng
β€’kecuali ketumbar haluskan tersendiri

Cara Buat :

1).Tumis semua bumbu halus hingga wangi
2).Masukkan daun salam
Tambahkan gula merah
3).Masukkan daging aduk hingga tercampur rata dengan bumbu
4).Tambahkan air
5). masukkan garam dan Royco jika sudah empuk
6).Tambahkan perasan air asam
Masak lagi hingga air menyusut..

Catatan :
rebus aga lama jika air menyusut boleh di tambahkan lagi dan rebus hingga benar2 empuk

Pulau Tanakeke Takalar ; Dahulu kala sempat bernama Pulau Balanga.
24/05/2022

Pulau Tanakeke Takalar ;
Dahulu kala sempat bernama Pulau Balanga.

23/05/2022

SYAIKH YUSUF AL-MAKASSARI "PAHLAWAN DUA BENUA"

IA SYAHID DI TEMPAT PENGASINGANNYA, CAPE TOWN, AFRIKA SELATAN PADA 23 MEI 1699/ 23 Dzulkaidah 1110 H

SEORANG ULAMA DAN PEJUANG YANG DITAKUTI VOC

π—•π—’π—žπ—’ π—•π—’π—žπ—’" Alat tenun dari Salayar "Ukuran : 20,7 Γ— 158cm 11,6 Γ— 116,5 Γ— 10cmAlat tenun terdiri dari:a.kuk (115 cm);b. p...
23/05/2022

π—•π—’π—žπ—’ π—•π—’π—žπ—’
" Alat tenun dari Salayar "

Ukuran :
20,7 Γ— 158cm
11,6 Γ— 116,5 Γ— 10cm

Alat tenun terdiri dari:
a.kuk (115 cm);
b. pohon dada (111 cm);
c. batang penegang (80 cm);
d. sisir (83 cm);
e. kolektor (112 cm);
f. pedang (128 cm);
g. rol (100 cm);
h. penggaris (118 cm);
saya/y. dua batang tenun (108 cm);
k. batang penegang (96 cm);
l. balok lusi (128 cm);
m.kotak gelendong (40 cm);
n. dua gulungan (1 cm).

Negara Asal : Asia Tenggara: Insular / Indonesia / Sulawesi / Sulawesi Selatan (provinsi)

Bahan:
kayu; tali ; bambu;
urat daun sagu; benang

Subkoleksi dan kata kunci :
Objek menenun alat tenun

π—§π—œπ—‘π—šπ—žπ—˜π—₯π—˜ "Roda berputar"Bahan: Kayu; rotan; kapasSubkoleksi dan kata kunci :Objek pengolahan serat roda berputarKebudaya...
23/05/2022

π—§π—œπ—‘π—šπ—žπ—˜π—₯π—˜
"Roda berputar"

Bahan:
Kayu; rotan; kapas

Subkoleksi dan kata kunci :
Objek pengolahan serat roda berputar

Kebudayaan:
Makassar

Negara Asal : Asia Tenggara: Insular / Indonesia / Sulawesi / Sulawesi Selatan (provinsi)

[NI]
52 x 46 x 36 cm
Nomor inventaris: RV-654-8

π—§π—˜π—‘π—¨π—‘ π—Ÿπ—”π—ͺπ—˜Salah satu Alat Tenun Tradisonal dari Gowa, Sulawesi Selatan. Kini menjadi koleksi Museum di Belanda dengan No...
23/05/2022

π—§π—˜π—‘π—¨π—‘ π—Ÿπ—”π—ͺπ—˜

Salah satu Alat Tenun Tradisonal dari Gowa, Sulawesi Selatan. Kini menjadi koleksi Museum di Belanda dengan
Nomor Inventaris RV-1008-81...

𝗦𝗨𝗗𝗨𝗣 "Senjata khas perempuan Makassar" Pisau belati yang bernama 𝑺𝑼𝑫𝑼𝑷, senjata khas 𝑴𝑨𝑲𝑨𝑺𝑺𝑨𝑹 dipakai oleh khusus wanit...
23/05/2022

𝗦𝗨𝗗𝗨𝗣
"Senjata khas perempuan Makassar"

Pisau belati yang bernama 𝑺𝑼𝑫𝑼𝑷, senjata khas 𝑴𝑨𝑲𝑨𝑺𝑺𝑨𝑹 dipakai oleh khusus wanita, yang ditaruh di bagian rambut.
Koleksi Museum Belanda voor tahun 1898.

𝗝𝗔𝗠𝗕𝗨 𝗣𝗔π—₯π—”π—§π—¨π—šπ—”π—Ÿπ—” [𝗣𝗒π—₯π—§π—¨π—šπ—”π—Ÿ]Secara umum tanaman ini disebut dengan nama Jambu Klutuk, tanaman Jambu Biji (Psidium Guajava...
20/05/2022

𝗝𝗔𝗠𝗕𝗨 𝗣𝗔π—₯π—”π—§π—¨π—šπ—”π—Ÿπ—” [𝗣𝗒π—₯π—§π—¨π—šπ—”π—Ÿ]

Secara umum tanaman ini disebut dengan nama Jambu Klutuk, tanaman Jambu Biji (Psidium Guajava) merupakan tanaman yang dikenal karena bagian tengahnya terdapat biji yang berkumpul dan berukuran kecil.

Tanaman ini berasal dari p**au-p**au di Laut Karabia, daratan Amerika Tengah dan Amerika selatan bagian utara dan Brasil. Jambu ini dibawa oleh pelaut-pelaut Portugis ke Indonesia dari Brasil, sebuah wilayah koloni Portugis dimasa lalu.

Diberbagai daerah di Indonesia, nama jambu ini berbeda tiap wilayah seperti ;

Sumatera :
glima breueh Aceh, Galiman Batak,
masiambu Nias,
jambu biji jambu Klutuk Melayu.

Jawa dan sekitarnya :
Jambu Klutuk Sunda,
hambu bhender Madura, sotong Bali.

Sulawesi :
Jambu Paratugala Makassar,
dambu Gorontalo , gayawas Manado.
Dll ;

π——π—”π—˜π—‘π—š π—¦π—’π—˜π—§π—œπ—šπ—‘π—”"Sang Penemu Angklung"Asal usul nama Daeng soetigna :Menggunakan nama Daeng yang notabene merupakan ciri k...
20/05/2022

π——π—”π—˜π—‘π—š π—¦π—’π—˜π—§π—œπ—šπ—‘π—”
"Sang Penemu Angklung"

Asal usul nama Daeng soetigna :
Menggunakan nama Daeng yang notabene merupakan ciri khas suku Makassar ceritanya begini; Ayahnya mempunyai seorang sahabat dari Makasar yang bergelar Daeng. Sahabat Ayahanda Soetigna dari Makassar ini sangat pandai. Ketika itu ibunya sedang mengandung dan ayahnya berkata bahwa, β€œKalau anak yang dilahirkan laki-laki akan diberi nama Daeng, agar pandai seperti sahabatnya itu”. Ketika ibunya benar-benar melahirkan bayi laki-laki, maka bayi itu diberi nama Daeng Sutigna; nama Daeng diambil dari nama seorang sahabat ayahnya yang orang Makassar itu.

Pendidikan dan masa kecil :
----------------------------------------------
Karena kedua orang tuanya termasuk bangsawan Sunda, Pak Daeng beruntung dapat menikmati pendidikan zaman Belanda yang saat itu masih sangat terbatas bagi pribumi. Sekolah yang sempat dia enyam adalah:

HIS Garut (tahun 1915 - 1921), sebagai murind angkatan kedua. Sekolah Raja (Kweekschool) Bandung (tahun 1922). Tahun 1923 Kweekscholl diubah namanya menjadi HIK (Hollands Islandsche Kweekschool). Daeng akhirnya lulus tahun 1928.

Setelah lulus HIK, Daeng langsung menjadi guru. Nantinya pada umur 45 tahun, Pak Daeng menngikuti beberapa pendidikan lanjut:

Tahun 1954, Pak Daeng ikut kursus B-1 (setara D-3), dan berhasil lulus ujian akhir. Namun Pak Daeng tidak mendapat ijazah Diploma, karena menurut panitia dia tidak berhak.
Tahun 1955, dikirim bersekolah di Teacher's College Australia sebagai salah satu kontingen dalam program Colombo Plan.

Setelah menyelsaikan pendidikan di atas daeng kemudian menjadi seorang guru. Pertama kali mengajar di Cianjur kemudian ke Kuningan mengajar HIS. Daeng mengajar menyanyi dan olahraga untuk semua kelas. Dia juga mengajar Ilmu Bumi dan menggambar untuk kelas IV ke atas. Di luar kelas ia memndirikan dan membina kepanduan.



Pada waktu membina kepanduan ini Daeng (dia lebih karib dipanggil Encle) memperkenalkan angklung dan band harmonika kepada para pandu. Di rumahnya ia juga melatih Band Mandolin. Namun dia sendiri mendapatkan inspirasi bermain angklung dari seorang pengemis yang datang ke rumahnya membawa angklung buncis pada tahun 1930-an. Dia kemudian membeli angklung itu dan belajar dari pengemis itu.

Daeng terus belajar, dia bertemu seorang bernama Djaja belajar mencari suara dari bambu. Berkat keuletannya Daeng menyusun not balok. Dia bisa membuat angklung yang bertangga nada diatonis. Bekalnya membuat angklung diatonis berawal dari kepiawaiannya menguasai beberapa alat musik yang berasal dari Barat, seperti gitar dan juga piano.

Pada 1938 itu Daeng mampu memainkan lagu-lagu Eropa dengan angklung. Pada 1948, Daeng pindah ke Bandung dan menjadi kepala sekolah SD, dan diperbantukan pada Jawatan Kebudayaan Propinsi Jawa Barat.
Dua tahun kemudian ia menjadi penilik sekolah dan diperbantukan pada kursus-kursus di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta.

Keterampilannya memainkan angklung ditunjukkannya pada 12 November 1946 dalam perundingan Linggarjati di depan tamu mancanegara. Daeng Soetigna bersama rombongannya diundang ke istana, yang menjemputnya Sutan Syahrir. Soekarno terkesan dan mengunjungi Kuningan.

Sejak itu Daeng dan rombongannya kerap tampil di upacara kenegaraan. Daeng juga pernah menunjukkan kemampuannya bermain angklung ketika dia menuntaskan lagu ciptaan Johan Strauss β€œAn Der Schonen Blauen Donau” pad Mei 1947 di Bandung. Daeng dan tim angklungnya ikut mengisi acara Konferensi Asia Afrika April 1955. Pada 1955 Daeng mendapatkan kesempatan belajar di Australia dalam rangka Colombo Plan.

Daeng belajar setengah tahun di Sydney College namun ilmu yang diinginnya justru datang dari seorang Rusia bernama Igor Hemelnitsky (1920-1987). Sekalipun orang ini tidak berkewarganegaraan, namun Igor ini sudah tersohor di New South Wales sebagai ahli dan guru musik. Pianis putra dari musisi asal Kiev, Rusia Alexander Hmelnitsky (1891-1965) ini yang mengakui bahwa angklung bisa menjadi alat musik tradisional yang sama pentingnya dengan alat musik lain.

Di jamannya (menjelang akhir tahun 1930-an) musik angklung tradisional Sunda nampaknya sudah menunjukkan gejala akan tersisihkan sebagai musik rakyat karena berbagai sebab (terutama mungkin karena kala itu masyarakat pendukungnya sudah kurang menyukai musik angklung, ditambah dengan mulai hilangnya upacara adat pertanian sakral menurut kepercayaan lama yang biasa menggunakan angklung sebagai alat pengiring utama, dan lagi gaya hidup masyarakat kala itu yang bertambah moderen dan cenderung kurang menyukai/menghargai musik tradisional yang dianggap berbau kuno serta lebih senang mendengarkan musik Barat yang dianggap lebih moderen). Kemudian angklung tradisional Sunda yang telah lama mentradisi tersebut lambat-laun menjadi tersisihkan dan hanya sering dimainkan oleh pengamen/pengemis yang keliling kampung saja.

Dalam keadaan seperti itu Pa Deng (begitu panggilan akrabnya) di rumah kediamannya di Kuningan pada suatu hari (pada tahun 1938) kedatangan dua pengamen angklung yang memainkan angklung tradisional Sunda/bernada pentatonis. Ketika mendengar musik angklung yang digemarinya hatinya tergetar dan tesentuh kemudian dengan rasa iba ia membeli angklung pentatonis tersebut.Dalam pada itu bunyi angklung yang merdu namun melankolis itu membuat hatinya terharu sekaligus risih mengingat nasib angklung yang kurang baik; ia menghawatirkan akan nasib angklung di kemudian hari yang tak mustahil akan musna karena terpaan jaman yang tambah moderen. Namun dalam pada itu (dengan perasaan sedikit risau namun optimis) lalu ia pelajari angklung yang telah ia beli dari pengamen tersebut dengan seksama.

Kemudian timbul hasrat dan semangatnya dengan sungguh-sungguh untuk mencoba melestarikannya angklung dengan cara beradaptasi terhadap situasi dan kondisi kala itu; timbul gagasan untuk modernisasi angklung dengan mengembangkannya ke arah lain dalam bentuk baru yang secara adaptif menyesuaikan dengan keadaan zaman. β€” Setelah mampu membuat angklung sendiri, ia berupaya membuat angklung bertangganada diatonis, dengan berbekal kepandaiannya dalam memainkan beberapa alat musik asal Barat, seperti gitar dan piano, maka kemudian terciptalah musik angklung diatonis.

Pada awalnya ide baru ini kurang begitu mendapat perhatian dan bahkan tak mustahil ada sementara pihak yang tidak/kurang setuju, namun pendiriannya tetap kukuh dan gigih untuk terus membuat angklung bernada musik Barat (diatonis) tersebut, dengan cara diperkenalkan dan diajarkan pada anak muridnya di Sekolah (pada mulanya secara khusus pada anak pramuka/pandu kala itu; setelah dikenal di kalangan Pramuka sebagai alat musik yang menyenangkan, akhirnya permainan musik angklung diatonis bisa diterima dan kemudian diajarkan di sekolah-sekolah).

Daeng Sutigna menganggap angklung diatonis lebih komunikatif untuk diajarkan kepada anak-anak. Kalau angklung tradisional merupakan angklung renteng yang dimainkan oleh seorang saja, maka angklung yang dibuat olehnya dimainkan secara bersama, setiap orang memegang angklung yang membunyikan hanya satu nada saja, harmoni tercapai dengan kerjasama yang rapih.

Karier Daeng Soetigna :
--------------------------------------
Setelah tamat dari HIS, Pak Daeng Soetigna menjadi guru.

Tahun 1928,
menjadi guru di Schakelschool Cianjur

Tahun 1931,
menjadi guru HIS di Kuningan

Tahun 1942,
seiring kedatangan Jepang, HIS diubah menjadi SR (Sekolah Rakyat), dan Pak Daeng diangkat menjadi kepala sekolah

Tahun 1945,
setelah proklamasi berdirilah SMP Kuningan I di mana sebagian gurunya diambil dari SR, termasuk Pak Daeng.

Tahun 1948,
Pak Daeng pindah ke Bandung dan menjadi kepala sekolah SD, dan diperbantukan pada Jawatan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

Tahun 1950,
menjadi penilik sekolah dan diperbantukan pada kursus-kursus di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta.

Tahun 1956,
sep**ang dari Australia Pak Daeng diangkat menjadi konsultan pengajaran seni suara di SGA 2 Bandung, SGA Kristen Jakarta, SGA 1 Jogjakarta, SGA Balige dan SGA Ambon.

Tahun 1957,
menjabat sebagai Kepala Jawatan Kebudayaan Jawa Barat.

Tahun 1960, diangkat sebagai Kepala Konservatori Karawitan, Bandung.
Tahun 1964,

Pak Daeng pensiun dari pengabdiannya sebagai pegawai negeri sipil.

Masa tua Daeng Soetigna :
---------------------------------------------
Pak Daeng pensiun sebagai pegawai negari sipil pada tahun 1964 (saat berumur 56 tahun). Dengan bebasnya dia dari tugas rutin sebagai pegawai pemerintah, maka Pak Daeng aktif mengembangkan angklung. Dia melatih di berbagai kelompok angklung seperti SD Soka, SD Santo Yusup, dan SD Priangan. Demikian p**a perkump**an ibu-ibu Militer maupun suster di gereja RS Borromeus. Atas jasa-jasanya, pada masa tuanya inilah Pak Daeng mulai memperoleh berbagai penghargaan, termasuk SATYA LENCANA KEBUDAYAAN dari Presiden RI.

Setelah pengabdiannya yang panjang dalam mengangkat musik angklung dari kelas pengemis ke kelas konser, Pak Daeng Soetigna wafat pada tanggal 8 April 1984, dan dikebumikan di Cikutra, Bandung.

Penghargaan :
-------------------------
Penghargaan yang diberikan kepada Pak Daeng di antaranya:

Piagam Penghargaan, atas Jasanya Dalam Bidang KesenianKhususnya dan Kebudayaan Pada Umumnya, dari Gubernur Jawa Barat Brigjed Mashudi, 28 Februari 1968.

Piagam Penghargaan, dalam rangka mendorong pertumbuhan, pemekaran dan pengembangan keseniang angklung di ibukota, dari Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, 10 September 1968.

Tanda Kehormatan Satya Lencana Kebudayaan, dari Presiden Republik Indonesia, Jend. Soeharto, 15 Oktober 1968.

Piagam Penghargaan, atas jasa dalam pembinaan dan pengembangan seni daerah, khususnya seni Angklung, dari Gubernur Jawa Barat H.A. Kunaefi, 17 Agustus 1979.
Setelah meninggal,

Pak Daeng masih terus menerima penghargaan, di antaranya:

Piagam Penghargaan, sebagai perintis Pembangunan Pariwisata Jawa Barat, dari Gubernur Jawa Barat, R. Nuriana, 18 Februari 1994.

Piagam Penghargaan, seniman angklung yang telah berkreasi dan berkarya mengharumkan nama Jawa Barat di tingkat Nasional, dari Gubernur Jawa Barat, Danny Setiawan, 21 Juli 2005.

Piagam Penghargaan dan Metronome Award 2006, sebagai pengembang musik tradisional Angklung, dari Pusat Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Penata Musik Rekaman Indonesia, 21 Juli 2005.

Penghargaan Nasional Hak Kekayaan Intelektual 2013, Pencipta Angklung, Menteri Hukum dan Hak Asasi Republik Indonesia, Amir Syamsudin, 26 April 2013.

Address

Makassar
90216

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when 𝐒𝐄𝐉𝐀𝐑𝐀𝐇 πŒπ€πŠπ€π’π’π€π‘ posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Videos

Share