23/07/2024
Catatan Penting atas Pelaksanaan Open Turnamen "Kades Pohgading Cup 2024"
Bagian 1
Saya awali tulisan ini dengan ucapan; selamat kepada pemerintah desa dan panitia open turnamen Kades Pohgading Cup 2024, atas keberhasilannya menyelenggarakan even yang cukup besar dan bergenksi tersebut. Sesuai yang diniatkan dan diharapkan, Anda sukses membuat hiburan untuk masyarakat.
Selanjutnya, tidak bosan-bosannya kami sampaikan rasa bangga dan ucapan selamat kepada klub tuan rumah kebanggaan kita bersama "PS.Pohgading" yang telah berhasil meraih juara satu dalam open turnamen tersebut. Kalian luar biasaπ₯π₯
Menurut kami, hal ini adalah pencapaian yang sungguh membanggakan, tentu saja tidak hanya bagi mereka penghobi bola di desa ini, tetapi tentu juga bagi seluruh masyarakat Desa Pohgading tanpa tapi..
Seperti kami sampaikan beberapa saat lalu, bahwa setelah even besar itu tunai dilaksanakan, maka kami akan memberi kritik dan catatan penting atas pelaksanaannya. Hal ini tentu tidak hanya akan berdasar pandangan saya pribadi, tetapi juga pandangan dan kritik dari banyak pihak khususnya masyarakat, bahkan ada p**a dari internal kepanitiaan itu sendiri. Beberapa dari mereka secara diam-diam banyak juga menyampaikan keluh kesahnya kepada kami sejak awal pelaksaan open turnamen ini.
Ada beberapa hal penting dan fundamental yang harus menjadi atensi bagi pemerintah desa sebagai pihak yang memprakarsai penyelenggaraannya, termasuk bagi panitia sebagi pihak yang meyelenggarakannya. Kami akan menyampaikannya dalam beberapa bagian.
Langsung saja.. Seperti yang pembaca tebak, ini memang soal uang. Ini soal anggaran yang terlalu besar yang sumbernya dari dana desa untuk pembiayaan even tersebut.
Seperti kita ketahui bersama, bahwa even tersebut telah cukup dalam merogoh postur APBDes kita hingga 5% dari total Rp. 2,1 M dana desa (DD) di tahun 2024. Hal ini sebagaimana disampaikan dalam wawancara kami bersama sekdes yang sekaligus ketua panitia, persis pada saat awal even itu belum dimulai.
Bahwa benar, open turnamen tersebut memang dianggarkan sebesar Rp.125 juta, dengan rincian pembiayaan 100 juta dan ditambah 25 juta dari anggaran yang semestinya diperuntukkan untuk pembiayaan kegiatan-kegiatan kepemudaan... Wowww..π€π
Sejauh yang pernah kami dengar dan ketahui dari beberapa desa yang pernah mengadakan turnamen serupa, belum ada pemerintah desa yang menganggarkan hingga sebesar itu. Biasanya, pemerintah desa hanya pada posisi memberi suport anggaran dengan nilai sewajarnya.
Beberapa sahabat kami yang juga pernah menjadi panitia open turnamen serupa menyebut "paling desa memberi kami suport pendanaan sebesar 3 juta saja, selebihnya itu tugas kami (panitia) yang harus kreatif mencari sumber-sumber pendanaan lain. Diantaranya bersumber dari uang pendaftaran, tiket, parkir, sponsor hingga sumbangan yang tidak mengikat dari berbagai pihak. Intinya panitia itulah yang harus siap dan harus kreatif mencari anggaran," terangnya.
Nah, ada apa dengan pemerintah desa dan BPD Desa Pohgading, kenapa penganggaran yang begitu besar bisa lolos masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)? Sedang dilain sisi, masih banyak bidang-bidang penting yang seharusnya mendapat suport pendanaan dan perhatian.
Sebut saja seperti kebersihan dan persoalan sampah yang hingga kini terus menjadi masalah. Termasuk juga soal adanya beberapa saluran/parit tersumbat yang sejak lama memicu luapan air ditengah perkampungan. Kenapa hal tersebut tidak nampak juga ingin diselesaikan? Mau sampai kapan akan dibiarkan?
Pun, seandainya anggaran sebesar itu secara khusus diperuntukkan untuk pembiayaan kegiatan kepemudaan dan olah raga, tidak masalah juga! selama dana itu tidak hanya dihabiskan untuk sepak bola.
Bukankah banyak juga jenis olah raga dan hoby-hoby lain, hingga kegiatan-kegiatan pemuda yang juga butuh diperhatikan di desa ini?
Intinya begini, kami sebenarnya sangat mendukung pelaksanaan open turnamen sepak bola itu. Bila perlu, silahkan diadakan 3/4 x dalam setahun, bila perlu sepanjang tahun. Tapi tentu dengan catatan, pembiayaanya tidak menggunakan dana desa!
Nah, kaitannya dengan even tersebut telah tunai dilaksanakan, maka selanjutnya kami berharap akan ada laporan pertanggujawaban atas penggunaan anggaran besar dimaksud. Hal ini hukumnya fardhu ain dalam konteks penggunaan dana desa. Kami tunggu peran BPD dalam mengawalnya, jangan diam-diam saja!
Denger-denger kabar burung, katanya panitia merugi! Bagaimana bisa?
Bukankah modalnya sudah sangat besar sekali dari dana desa?
Bukankah semua hadiahnya sudah bisa dicover dari dana desa yang besar tersebut?
Lalu ruginya dimana?
Bukankah semua klub yang mendaftar (32 club) harus membayar sebesar 2,5 juta untuk bisa jadi peserta?
Sebelum lanjut baca, silakan bantu buka kalkulator 2,500.000 x 32 = ?
Lanjut..
Bukankah ribuan orang penonton/perhari itu harus membayar tiket masuk sebesar 3 ribu/orang?
Bahkan sejak masuk di babak perempat final mulai dinaikkan menjadi 5 ribu/orang.
(total 68 hari pertandingan)
Bukankah ratusan motor penonton yang terpakir setiap hari itu juga, tidak disediakan lahan parkir secara gratis?
Mungkin ini dulu beberapa catatan penting dari kami sebagai bagian dari masayarakat Desa Pohgading.
Tunggu bagian ke duanya, saya sengaja mencicilnya supaya beberapa hal tersebut diatas bisa lebih mudah dijawab dan memberi pencerahan bagi kita semua.
Salam Sepak Bola
Salam Olah Raga
Salam Sejahtera Warga Desa
Salam Sehat Anggaran Desa