31/12/2023
KETIKA ISTRI G3NDUT BERUBAH LANGSING SETELAH DISIA-SIAKAN 7B
Di KRI Teluk Gilimanuk ....
Raswan melangkah masuk ke dalam, ke tempat tidurnya. Bukan tempat tidur seperti di mess, tetapi ramai-ramai dengan alas seadanya, yang penting bisa tidur.
Di sampingnya, Kopda Gito sedang merapikan kembali barang bawaannya sebelum turun dari kapal lusa.
“Banyak amat barang bawaanya Pak Gito?” basa-basi Raswan seraya merebahkan kepala di atas tas ranselnya.
“Siap, Mas. Ini bawa oleh-oleh buat anak sama istri,” balas Gito dengan iringan senyum mengembang. “Nggak sabar mau bertemu keluarga di rumah.”
DEG. Raswan seperti tersindir.
Pak Rompis yang berada di sisi kiri Raswan ikut nyeletuk. “Aku juga bawa oleh-oleh, tapi untuk istriku saja, anak-anak sudah besar, sudah tidak minat diberi oleh-oleh, ujung-ujungnya pada min ta kuota!”
Kopda Gito terkekeh. “Anak zaman sekarang ya, Pak.”
Pak Rompis pangkatnya pun sersan, tetapi dari prajurit Tamtama yang kemudian sekolah Bintara. Maka dari itu, kalau masalah umur, Pak Rompis lebih tua jauh dari Raswan.
Pak Rompis dan Gito menunjukkan oleh-oleh untuk istri mereka berupa pajangan hiasan rumah.
“Bagus ini dipajang di ruang tamu,” ucap Rompis memuji seleranya sendiri.
Gito ikut menimpali, “Bagus, Pak. Kalau selera istri saya, yang kayak kaligrafi, Pak. Ini ....” Benda pajangan dengan dasar hitam yang di atasnya terdapat ukiran kaligrafi dari bahan cangkang dipamerkan bapak dua anak itu.
“Bagus, To!” sahut Rompis. Ia lalu menoleh ke Raswan. “Ras, kamu bawa oleh-oleh apa untuk anak istrimu? Kelihatannya barang bawaannya paling sedikit.”
Raswan menggeleng malas. “Nggak bawa apa-apa, Bang. Malas saya bawa barang berat-berat.”
“Payah, gimana sih. Padahal kan tadi ada loh mainan dari kerajinan khas di sana yang bisa kamu bawa untuk anakmu, Ras, pasti senang banget itu si Dafis!” imbuh Rompis lagi. “Kan anakmu masih kecil, belum lah dia ngerti kuota.”
Raswan tersenyum saja. Agak menyesal sebenarnya tidak sempat membawa oleh-oleh untu