24/10/2024
https://www.facebook.com/100064174026452/posts/937810108368115/
Taman Syurga Besok Pagi in Syaa Allah..
=============================
๐ด *LAGI, LAGI DAN LAGI..*
Bismillah wa Bitaufiqihi
Asholatu wa Assalam 'ala Rasulillah 'amma ba'du:
Ulah sebagian peruqyah, khususnya yang ada di wilayah Kuningan dan Cirebon, telah membuktikan kebenaran dari ucapan seorang ulama dan khalifah, Umar bin Abdil Aziz. Beliau berkata;
ู
ููู ุนูุจูุฏู ุงูููููู ุจูุบูููุฑู ุนูููู
ู ููุงูู ู
ูุง ููููุณูุฏู ุฃูููุซูุฑู ู
ูู
ููุง ููุตูููุญู
โBarangsiapa beribadah kepada Allah tanpa didasari ilmu, maka kerusakan yang diperbuat lebih banyak daripada kebaikan yang diraih.โ (Majmuโ Al Fatawa, 2: 382)
Para peruqyah ini, hanya bermodal semangat, produk ikut pelatihan sekali atau dua kali, lalu mulai aktif mencari pasien untuk diruqyah. Niatnya bagus untuk membantu saudaranya, namun seringnya mereka melupakan diri mereka sendiri.
Mereka habiskan waktu satu pekan untuk meruqyah namun mereka lalai dari menimba ilmu, khususnya ilmu tauhid. Mereka berfikir bahwa pengalaman dan teknik adalah modal utama seorang bisa meruqyah. Apalagi ketika jin/setan yang merasuki itu berkata, 'iya aku keluar'...setelah diancam, dipukul, atau disembelih oleh peruqyah. Mereka pun terpedaya dan seakan diri mereka benar-benar ditakuti setan/jin. Mereka sangka bahwa pukulan mereka benar-benar bisa membelah setan/jin. Akhirnya, mereka pun bersemangat untuk memvideokan reaksi pasien"nya, diekspos, dan disebarkan dengan maksud agar menarik banyak pihak untuk mendatangi si peruqyah ini.
Sebenarnya tidak masalah jika ummat mulai tertarik pengobatan ruqyah syar'i dan mencari peruqyah, namun masalahnya adalah muncul narasi-narasi bahwa peruqyah ini hebat, buktinya banyak pasien reaksi di ruqyah olehnya, terlebih ketika beragam jurus dan teknik ruqyah didemonstrasikan, maka manusia melihatnya sebagai orang sakti dan hati manusia tidak lagi tertambat kepada Allah, tapi lebih kepada mengejar-ngejar peruqyah. Buktinya apa? Mereka pasien tidak percaya diri untuk meruqyah dirinya sendiri, harus selalu diruqyah oleh para peruqyah.
Hal itu terjadi karena, peruqyah ini lebih mengedepankan reaksi jin (kesurupan), lebih s**a langsung eksekusi mengusir gangguan tapi tidak menyadarkan orang yang dimasuki tentang kesalahan-kesalahan dan dosa mereka sendiri. Pokoknya jin yang salah karena masuk ke tubuh manusia, sementara manusianya tidak mungkin salah atau menjadi pihak terdzolimi. Padahal, baik jin dan manusia keduanya ada peran yang sama, yakni berbuat dosa dan keduanya harus tobat.
Tapi, karena tujuan ruqyahnya hanya sekedar entertainment, hiburan untuk penonton, dan mencari populeritas, maka yang dikedepankan dalam ruqyahnya adalah 'pasien reaksi' dan 'jin keluar' pada saat itu. Adapun manusianya tetap bertahan dengan puluhan atau ratusan kesalahan yang mereka tidak sadari akibat kebodohan. Apalagi jika peruqyahnya bodoh akan ilmu agama, khususnya tauhid, maka bagaimana bisa peruqyah ini memperbaiki kondisi pasien?
Berkali-kali, kami menangani pasien yang sudah cukup parah. Setelah ditelusuri, mereka ternyata juga sudah sering diruqyah oleh para aktivis ruqyah. Bahkan pasien ini bilang bahwa setiap kali diruqyah, badan mereka justru tambah sakit karena teknik pukulan dan cekikan. Di antara mereka juga ada yang dicekoki banyak herbal, obat, atau lainnya, yang katanya bisa menghancurkan buhul. Tapi faktanya, tubuh fisik mereka semakin parah bahkan hampir di opname. Sayangnya, para aktivis ruqyah ini seakan mereka tidak bersalah atas kerusakan kondisi pasien. Mereka lepas tanggung jawab hanya karena belum ada undang-undang pengobatan ruqyah. Mereka selalu berdalih bahwa ruqyah tidak harus sukses, adakalanya gagal. Memang benar demikian, tapi itu berlaku bagi peruqyah yang mendalam ilmunya, menguasai fiqihnya, qawaid-qawaid, dan juga memahami uslub dan tujuan ruqyah syar'i. Tapi bagi peruqyah yang hanya modal semangat, rajin ikut pelatihan, namun kosong ilmu tauhid, tidak menguasai fiqih pengobatan, qawaidnya, dan merujuk kepada para ulama ahlus sunnah as salafiyyah, maka bagi mereka ada dosa karena beramal tanpa ilmu dan telah merusak tubuh pasien.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
ู
ูู ุชุทุจููุจู ููุง ููุนููู
ู ู
ูู ุทูุจูู ูููู ุถุงู
ูู
โBarangsiapa yang berlagak melakukan pengobatan padahal ia tidak mengetahui ilmu pengobatan, maka ia akan dimintai pertanggungjawabanโ (HR. Abu Daud no. 4586, dihasankan Al Albani dalam Shahih Abu Daud).
Ulah sebagian oknum peruqyah juga adalah 'chat secara terus menerus dengan lawan jenis' dengan alasan konsultasi. Namun sayang itu dilakukan berdua-duaan tanpa mahrom. Akhirnya beberapa peruqyah banyak yang jatuh kepada jebakan setan, jatuh cinta kepada pasien lalu mengejar-ngejarnya sampai lupa bahwa dirinya sudah berkeluarga. Dan terjadilah konflik rumah tangga hingga terjadi perceraian. Itulah sebodoh-bodoh peruqyah, dirinya sibuk menyatukan rumah tangga orang lain (pasien-pasien) tapi dirinya malah menghancurkan rumah tangganya sendiri. Naudzubillah min dzaalik.
Karena itu wahai para aktivis ruqyah. Hendaklah bertaqwa kepada Allah azza wa jalla. Sibukkan dengan ilmu tauhid, sunnah Nabi, dan ilmu agama lainnya. Ingatlah setan/jin takut kepada Umar bin Khattab atau Imam Ahmad bin Hambal dan Syaikhul Islam ibnu Taimiyyah bukan karena mereka hebat, berani, atau berpengalaman banyak soal jin, tapi modal mereka yang paling inti adalah ketaqwaan yang ditopang ilmu yang mendalam, khususnya ilmu tauhid.
Kembalilah wahai para peruqyah ke majelis ilmu. Jika pun mau menangani pasien, maka atur jadwal secukupnya agar tidak lalai dengan diri sendiri yang mana jauh lebih butuh untuk diperbaiki dan ditolong Allah ta'ala daripada pasien..
Wallahu ta'ala a'lamu bi showab
โ๏ธ Abu Hilyah al Akrimi ุญูุธู ุงููู ุชุนุงูู