05/03/2021
Setiap akan datangnya bulan Ramadhan Masjid Menara Kudus selalu ramai pengunjung dari berbagai wilayah. Mereka sengaja datang untuk mendengarkan pengumuman secara langsung penetapan tanggal 1 Ramadhan sebagai awal dimulainya ibadah puasa oleh Kangjeng Sunan Kudus. Mereka datang tidak sendiri tetapi mengajak serta keluarganya sekalian berekreasi dengan melihat-lihat Menara dan menikmati keindahan sungai Kaligelis yang membelah Kudus menjadi dua bagian, Kudus Kulon dan Kudus Wetan.
Orang Kudus Kulon memiliki jiwa dagang yang ulet dan kreatif. Keramaian dandhangan tentu tidak disia-siakan. Apalagi sejak dulu makanan khas Kudus kulon sangat dikenal kelezatannya, terlebih opornya dan penganan atau jajan-jajan khasnya seperti intip ketan, kueh lempit, jenang, gatilut, dan sebagainya. Ajang Dandhangan Kudus Kulon juga dimanfaatkan oleh orang-orang Mayong Jepara untuk menawarkan produk home industrinya berupa kendi, celengan, dan aneka permainan anak berupa alat-alat masak-memasak yang dibuat secara kecil yang dibuat dari tanah liat, seperti cowek, wajan, kuwali, dsb. Alat-alat permainan pun tak ketinggalan, ada tulup, orek-orek, kodok-kodokan, sulingan manuk, dsb.
Setelah waktu yang dinanti tiba, Kangjeng Sunan Kudus menyampaikan penetapan tanggal 1 Ramadhan disambutlah pengumuman ini dengan riang gembira dengan menabuh bedug dan jidur bertalu-talu. Penabuhan bedug jidur ini sebagai pertanda resmi telah datangnya bulan Ramadhan. Suara bedug jidur yang bertalu-talu itu kemudian orang-orang menyebuti beduge wis ndrandhang. Dari penyebutan ndrandhang inilah kemudian berubah menjadi dandhang dan dandhangan.
Tanggal 1 Ramadhan sudah ditetapkan oleh Mbah Sunan Kudus, sebagian dari mereka yang datang ada yang tetap di Masjid Menara untuk mengikuti sholat tarawih ada p**a yang kembali p**ang ke rumah dengan membawa oleh-oleh makanan khas Kudus Kulon untuk dibagi-bagikan ke sanak familinya.
Dandhangan, aslinya adalah keramaian kuliner khas Kudus Kulon. Namun seiring berjalannya waktu berkembang menjadi pusat rekreasi rakyat dan ekonomi kerakyatan yang menjual berbagai aneka industri. Tidak hanya makanan, tetapi pakaian dan teknologi terapan kebutuhan rumah tangga. Sedang kuliner asli Kudus Kulon sudah sulit ditemukan.
Foto : Dandhangan sekitar tahun 70an
Sumber : FB Aslim Akmal