Dunia Parenting

Dunia Parenting Menyediakan berbagai produk keluarga dan artikel parenting

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀 بسم الله الرحمن الرحيمالسلام عليكم ورحمة الله وبركاته*Pendaftaran Ramadan Ceria Anak Tangguh*Berbasis Aqidah Is...
09/02/2025

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀
بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

*Pendaftaran Ramadan Ceria Anak Tangguh*

Berbasis Aqidah Islam

🏘️🏘️🏘️🏘️🏘️🏘️🏘️🏘️
Kami membuka kesempatan bagi Ayah & Bunda yang memiliki anak usia *4-6 tahun* untuk bergabung bersama RC ANTA

🍀 *Apa itu RC ANTA?*

RC ANTA adalah Ramadan Ceria Anak Tangguh yaitu sebuah pembelajaran online selama Ramadan yang dilakukan melalui aplikasi Whatsapp. Orangtua murid akan dikumpulkan dalam satu grup yang akan menerima pendampingan dan diskusi mengenai kegiatan Ramadan. Selain itu, akan ada sharing materi yang difokuskan dalam rangka meletakkan dasar-dasar syakhsiyah Islamiyyah (kepribadian Islam) agar cemerlang.

💪 Program Pendampingan Ramadan 1 bulan.

📱 Melalui Aplikasi WA (Whatsapp) disajikan pendampingan step by step silabus.

⏰MASA & JADWAL BELAJAR :
Senin - Jum'at

Berlangsung 1 bulan.
Dimulai dari awal Ramadhan 1445 H

📋SYARAT PENDAFTAR:
1⃣ Usia anak 4-6 tahun sempurna pada bulan Maret.
2️⃣ Berkomitmen menuntaskan program selama 1 bulan *(Tidak keluar)*.
3️⃣ Membayar uang pendaftaran sebesar *200K*
4️⃣ Menuliskan komitmen :

Kami Berkomitmen Untuk Bersungguh-sungguh mengikuti RC ANTA-BAI, dan siap di DO _(Drop Out)_ bila tidak mematuhi aturan RC ANTA BAI.

✍ *CARA DAFTAR* :

Ketik : NamaAnak # Alamat # Usia -bunda -bunda -hpibu

📲Kirim ke No WA : *0812-3191-5481 (bu Netty)*

⌛Pendaftaran dibuka mulai :
*10 - 22 Februari 2025 (kuota terbatas)*

✒️Note:
Bila Pendaftaran tidak sesuai format maka kami nyatakan gugur secara administratif.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

*DOA YANG MEMBINASAKAN* - Mungkin kita pernah mendengar ungkapan bahwa ucapan itu adalah doa.  Terlebih jika ucapan itu ...
09/02/2025

*DOA YANG MEMBINASAKAN*


- Mungkin kita pernah mendengar ungkapan bahwa ucapan itu adalah doa. Terlebih jika ucapan itu keluar dari lisan orang tua, baik dari lisan ayah maupun lisan ibu. Kiranya hal tersebut ada benarnya, karena sering kali kita jumpai di masyarakat, anak-anak yang sukses ataupun sengsara di kehidupannya bisa jadi diakibatkan oleh ucapan orang tuanya.

Maka dalam hal ini Islam sangat melarang orang tua melaknat ataupun mendoakan keburukan untuk anaknya, khususnya saat dalam kondisi marah. Boleh jadi, orang tua tidak tahu ucapan atau doa mereka bertepatan dengan waktu yang mustajab, maka penyesalan tinggalah penyesalan. Karena itu, duhai para orang tua, tahanlah amarah pada anakmu!

Hawa nafsu harus dilawan, sehingga kita bisa mendoakan kebaikan, bukan keburukan. Berilah kabar gembira dengan kebaikan, harus (ditangani) dengan kesabaran, menahan amarah, sehingga doa (yang keluar dari lisan kita) adalah doa yang baik, bukan doa keburukan.

Kisah Az-Zamakhsyari, seorang cendekiawan muslim berdarah Iran, hendaklah menjadi pelajaran. Ia adalah seorang yg buntung kakinya. Suatu ketika beliau ditanya mengenai hal tersebut, dan ia menjawab, “Ini adalah karena doa ibuku! Dahulu saat aku kecil, aku pernah menangkap seekor burung, lalu kuikat kakinya dengan tali, kemudian kutarik burung itu dan patahlah kakinya!

Ibu sangat terluka dengan kejadian itu dan dia berkata, “Semoga Allah patahkan kakimu sebagaimana kau patahkan kaki burung itu!”. Saat aku beranjak dewasa, aku bersafar ke Bukhara untuk menuntut ilmu, aku jatuh dari tungganganku dan kakiku patah sehingga menyebabkan harus diamputasi!” [Al Maqarri At Tilmisany dalamm Kitab Azharur Riyadh].

Tak diragukan lagi bahwa ibu Az-Zamakhsyari sama seperti ibu-ibu masa kini yang mengucapkan ucapan doa dalam kondisi seperti ini hanya dengan lisannya, bukan dengan hatinya. Jika saja beliau hidup dan melihat kaki anaknya patah, niscaya beliau akan memilih kakinya sajalah yang patah dan anaknya dalam kondisi baik-baik saja.

Tetapi doa adalah panah yang selalu tepat sasaran. Jika ia bertepatan dengan saat mustajab, tak ada masa lagi untuk menyesal.

لهذا قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم - : " لا تدعوا على أنفسكم ولا تدعوا على أولادكم ، ولا تدعوا على أموالكم ، لا توافقوا من الله ساعة استجابة يُسأل فيها عطاء فيستجيب لكم " - صحيح مسلم -

Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah engkau mendoakan keburukan untuk dirimu sendiri. Janganlah engkau mendoakan keburukan kepada anak-anakmu. Janganlah engkau mendoakan keburukan pada harta-hartamu. Supaya kalian tidak bertepatan dengan saat-saat dimana Allah memberikan dan mengabulkan doa dan permintaan kalian.” [Shahih Muslim no. 3024]

Diriwayatkan p**a dalam bab ini bahwa Umar ibn Al Khattab melihat seorang laki-laki yang cacat tangannya, kemudian beliau bertanya tentang sebab kecacatan itu.

Laki-laki itu menjawab, “Kecacatan ini karena doa ayahku untukku saat masa Jahiliyyah.”
Maka Umar berkata, “Ini karena (terkabulnya) doa ayah saat masih Jahiliyyah lalu bagaimana dengan doa setelah Islam!”.

Hendaklah kita semua bertakwa kepada Allah tentang urusan anak-anak kita, khususnya para ibu, karena para ibu seringkali lebih mudah terbawa emosi dan mengucapkan ucapan doa untuk anak-anak saat dalam kondisi marah.

Misalnya saat anak perempuan memecahkan piring lalu ibunya berkata, “Semoga Allah pecahkan hatimu!”, bagaimana jika ucapan itu terucap pada saat mustajab? Apakah harga sebuah piring setara dengan hati anak perempuan kita?

Lalu misalnya jika seorang anak laki-laki membuat marah ibunya, lalu ibunya berkata, “Semoga Allah membuat hidupmu sengsara!”, bagaimana jika ucapan itu terucap di saat mustajab? Apakah kesengsaaraan hidup anak kita setara dengan kemarahan sesaat kita?

Kita harus membiasakan diri kita mengucapkan ucapan-ucapan dan doa-doa yang baik untuk anak kita, bukan ucapan-ucapan ataupun doa-doa yang buruk.
Alangkah indahnya jika kita mengucapkan kalimat, “Semoga Allah menjadikanmu baik...”, “Semoga Allah memberimu hidayah...” atau “Semoga Allah melapangkan hatimu...”, dan kalimat-kalimat lain yang baik yang kita ketahui sehingga kalimat-kalimat yang baik itu p**a yang akan terucap meski kita dalam kondisi marah.

Wahai Ananda, janganlah kalian buat marah ibu dan ayah kalian.

Wahai Ayah dan Ibu, janganlah kalian lempar panah doa pada anak-anak kalian, karena doa kedua orang tua sangat sedikit yang tidak tepat sasaran.

Sebagian ulama salaf berkata, "Doa ibu untuk kejelekan anaknya adalah doa yang terkabul, walau sang ibu adalah wanita yang zhalim.” (Al-Fath 6/388)

Mari kita bersama-sama berusaha menjadi orang tua yang cerdas, yang selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk anak-anak kita, mengedepankan kasih sayang dan kelembutan saat menasihati agar saat marah yang keluar dari lisan adalah hal-hal yang positif bukan yang menghancurkan perasaan dan rasa percaya diri anak-anak yang kita sayangi.

Wa Allahu A’lam Bisshawab

Sumber :
_______





___
https://bit.ly/DuniaParenting_FACEBOOK
https://bit.ly/DuniaParenting_INSTAGRAM
https://bit.ly/DuniaParenting_TWITTER
https://bit.ly/DuniaParenting_TELEGRAM

Pondok Putra SAT Abdussalam Al-Madani terus berbenah dan merapihkan diri untuk mempersembahkan yang terbaik untuk para s...
08/02/2025

Pondok Putra SAT Abdussalam Al-Madani terus berbenah dan merapihkan diri untuk mempersembahkan yang terbaik untuk para santri yang sedang berjuang menjalani menuntu ilmu.

Tahfidz dalam ruang tempa jiwa para santri bertujuan untuk mendekatkan hati dan diri mereka dengan Alquran, melembutkan hati, mengingat Allah Ta'ala. Dengan Alquran itu santri mendapatkan kekuatan ruhiyyah yang berguna untuk menangguhkan generasi.

TELAH DIBUKA PPDB TAHUN PELAJARAN 2025/2026
PONDOK PUTERA SEKOLAH ANAK TANGGUH ABDUSSALAM AL MADANI

PENDAFTARAN :
1. DIBUKA : 01 - 02 Pebruari 2025
2. WAWANCARA : 01 Maret 2025
3. Link pendaftaran kesini : https://bit.ly/PPDB_Putra2025
4. Konfirmasi pendaftaran ke Admin 0838-2541-6862

BIAYA :
Uang Pendaftaran Rp.200.000
Uang Pangkal Rp. 6.000.000 ( Bisa dicicil Rp. 2.000.000/Tahun)
Infak Bulanan Rp. 1.600.000
Transfer ke BSI 7179253024 a/n Yayasan Pondok Anak Tangguh

Founder
Yanti Tanjung

*Istri, Benteng Pertahanan Keluarga*Oleh : Kholda NajiyahFounder Komunitas Istri Strong & Bengkel Istri  - Fenomena rapu...
08/02/2025

*Istri, Benteng Pertahanan Keluarga*
Oleh : Kholda Najiyah
Founder Komunitas Istri Strong & Bengkel Istri

- Fenomena rapuhnya keluarga tak bisa ditutup-tutupi. Di antara keluarga Muslim yang tampak harmonis, tersimpan api dalam sekam yang siap membakar. Bisa berupa kondisi istri yang stres menjalani pernikahan yang tak sesuai harapan. Bisa p**a kondisi suami yang luntur qowwamnya akibat kurang cakap mengelola hati pasangan.
Kali ini berbicara dari sisi istri. Pada dekade ini, kian banyak bangunan rumahtangga yang didirikan berdua, roboh di tangan seorang istri. Makin banyak istri yang menyerah membersamai suami. Meminta pisah. Memilih kembali hidup sendiri, seperti sebelum menikah.
Padahal, istri adalah benteng utama pertahanan keluarga. Jika istri menyerah, bubrahlah rumah. Jika istri tak mampu bertahan, lenyaplah keberkahan. Para setan dan iblispun bertepuk tangan puas, manakala istri memenangkan kata talak yang dipinta dari suaminya. Na'uzubillahimindzalik.
Berikut beberapa renungan yang seharusnya menumbuhkan rasa syukur para istri, agar bertahan dalam benteng keluarga.
*1. Berpasangan adalah nikmat Allah.*

Memiliki pasangan adalah anugerah. Bersyukurlah, karena di luar sana banyak wanita yang belum juga berumahtangga. Bukankah itu yang kita rindu saat masih melajang? Waktu itu, kita sangat ingin berumahtangga. Sangat ingin memiliki suami. Memiliki anak. Lantas mengapa ketika sudah tercapai, dengan mudahnya ingin menghilangkan itu semua?

*2. Ujian rumahtangga mendewasakan diri.*

Hidup memang tak selalu sesuai harapan. Setiap rumahtangga pasti diuji sesuai kadar kemampuan masing-masing. Ada yang ujiannya karakter buruk suami. Ada yang ujiannya lemah harta. Ada yang ujiannya anak.
Tidak ada maksud Allah Swt. menguji kita, selain agar mampu mengambil pelajaran besar dari ujian tersebut. Saat ketika kita mampu melewati ujian, adalah saat hidup menjadi lebih bermakna.

*3. Memiliki anak adalah rezeki.*

Terkecuali yang belum mendapat amanah anak, kehadiran mereka adalah sumber kebahagiaan. Memang, di satu sisi kita harus menerima kerepotannya. Namun merekalah sumber penyempurna kebahagiaan. Lantas, mengapa memilih berpisah dengan suami, jika anak-anak manis itu bahkan tak mungkin lahir tanpa kontribusi suami? Jangan menyesal.

*4. Rumah adalah batu loncatan ke surga.*

Menikah adalah salah satu jalur menuju surga, bagi yang mau bertahan dalam s**a dan duka. Rasulullah Saw bersabda:
“Apabila wanita menunaikan salat lima waktu, puasa sebulan (Ramadan), menjaga kemaluannya dan mentaati suaminya, maka disampaikan kepadanya, masuklah surga dari pintu mana saja yang kamu kehendaki.”(Shahih: 660)

*5. Keluarga Muslim adalah penyemai generasi khairu ummah.*

Jangan lupa p**a dengan visi jangka panjang kita dalam berkeluarga, yakni menjadi tempat lahirnya generasi Islam. Keluarga adalah elemen terkecil pondasi peradaban bangsa. Dari sana lahir generasi penerus khairu ummah. Bagaimana peradaban akan terbentuk jika keluarga-keluarga Muslim rapuh. Mari tundukkan ego, demi cita-cita besar yang jauh lebih besar.

Ingat pesan Rasulullah Saw. tentang akan banyaknya kaum wanita yang menghuni neraka. Tersebab kekufurannya terhadap nikmat berupa suami.

“Dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum perempuan. Sahabat pun bertanya: “Mengapa (demikian), wahai Rosûlullôh Saw.?” Beliau menjawab: "Karena kekufuran mereka.” Kemudian ditanya lagi: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: "Mereka kufur terhadap suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang, kemudian ia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak ia s**ai), niscaya ia akan berkata: ‘Aku tidak pernah melihat sedikit pun kebaikan pada dirimu!" (HR al-Bukhôrî no 105).

Semoga kita terhindar dari sifat-sifat yang demikian.(*)
-------------





___
https://bit.ly/DuniaParenting_FACEBOOK
https://bit.ly/DuniaParenting_INSTAGRAM
https://bit.ly/DuniaParenting_TWITTER
https://bit.ly/DuniaParenting_TELEGRAM

*Ketika Pasangan Kurang Perhatian, Harus Bagaimana?*Oleh :  Ummu Nashir N.S.  — Siapa pun yang akan dan sedang menjalani...
07/02/2025

*Ketika Pasangan Kurang Perhatian, Harus Bagaimana?*
Oleh : Ummu Nashir N.S.

— Siapa pun yang akan dan sedang menjalani bahtera rumah tangga, pasti berharap rumah tangga yang dibangun bersama pasangan beroleh kebahagiaan dan ketenangan, serta penuh kasih sayang. Namun, perjalanan mewujudkan keinginan tersebut tidak selalu mulus. Kadang menemui banyak hambatan, rintangan, ujian, dan kesulitan. Ini semua harus dihadapi bersama.

Pada awal pernikahan, pasutri penuh perhatian dan berkomunikasi intens, walaupun sesekali ada pertengkaran kecil di antara keduanya karena berselisih paham. Akan tetapi, semuanya akan bisa diatasi bersama seiring berjalannya waktu. Selanjutnya, lahir buah hati yang lucu-lucu. Kesibukan pasutri makin banyak. Suami harus lebih semangat bekerja untuk menghidupi keluarga seiring kebutuhan rumah tangga yang makin banyak. Sebaliknya, sang istri yang sekarang sudah menjadi ibu, kesibukannya bertambah. Anak-anak biasanya menyita lebih banyak perhatiannya dibandingkan suaminya.

Pasutri pasti berharap interaksi mereka kian hangat. Namun nyatanya tidak demikian, terkadang kian hambar. Pasutri ingin memiliki quality time berdua. Nyatanya, bertemu cukup lama saja agak sulit. Terkadang masing-masing sibuk atau asyik dengan urusannya sendiri. Ketika tidak ada problem yang dihadapi, mungkin tidak terlalu mengganggu. Akan tetapi, ketika permasalahan menghampiri, seolah merasa sendiri atau merasa diabaikan oleh pasangan. Memiliki pasangan yang kurang perhatian, cuek, atau sibuk memang menjadi tantangan tersendiri. Seolah-olah pasangan tidak peduli lagi dengan keberadaan kita.

Suami yang tidak peka dapat dengan mudah salah menafsirkan perasaan atau keinginan istrinya. Hal ini dapat menyebabkan istri merasa tidak diperhatikan oleh suaminya. Demikian sebaliknya, ketika suami mengeluhkan kondisi pekerjaan, tetapi istrinya kurang menanggapi karena sibuk mengurusi anak-anaknya. Suami merasa diabaikan dan tidak diperhatikan oleh istrinya. Kondisi ini seharusnya diwaspadai oleh pasutri agar jangan berlarut-larut, bahkan menimbulkan pertengkaran.

Lalu, apa yang harus dilakukan agar pernikahan kita tetap harmonis?

Pertama, memahami bahwa pasangan adalah sahabat kita. Kehidupan pernikahan adalah kehidupan persahabatan antara suami dan istri. Suami menjadi sahabat bagi istrinya, begitu p**a sebaliknya. Mereka bersahabat secara sempurna dalam seluruh aspek kehidupan. Inilah yang harus dipahami dengan benar oleh pasutri. Layaknya sahabat, keduanya bisa saling memberi mas**an, mengingatkan, menasehati, dan berdiskusi ketika menghadapi masalah. Dengan demikian, ketika ada perbedaan pendapat di antara keduanya, bukan ego pribadi yang muncul, tetapi justru prasangka baik bahwa pasangan kita pun ingin menyelesaikan permasalahan ini bersama.

Selain itu, hubungan persahabatan ini akan membuat pasutri saling memahami kelebihan dan kekurangan pasangannya, serta menerimanya dengan lapang dada. Ini akan menjadikan pasutri saling berempati sehingga tidak mudah berburuk sangka. Akan tetapi, tidak berarti toleran terhadap kesalahan dan kelemahan yang dapat merugikan pasangannya. Sikap ini akan memudahkan pasutri berpikir jernih sebelum memberikan pendapatnya.

Kedua, komunikasi intens dan mencari solusi bersama pasangan. Keharmonisan keluarga dapat tercapai dengan komunikasi yang baik. Secara umum, komunikasi secara langsung atau verbal lebih baik dilakukan supaya tidak terjadi kesalahpahaman. Komunikasi yang baik akan membuat hubungan pasutri makin baik karena didasari rasa percaya, jujur, dan terbuka. Sampaikan hal yang ingin kita sampaikan atau tanyakan kepada pasangan secara langsung. Dengan begitu akan jelas apa yang diharapkan. Selama masih bisa bertatap muka, lebih baik dilakukan. Berkomunikasi langsung juga bisa menguatkan, serta tatapan mata dan sentuhan bisa menambah keharmonisan keluarga.

Saat muncul masalah dalam rumah tangga, utamakan komunikasi untuk menyelesaikannya. Komunikasi merupakan hal penting dalam keluarga. Saling berkomunikasi sangat diperlukan, bahkan dianjurkan oleh Islam dan dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ. Islam memerintahkan pasutri bergaul secara makruf, saling menasehati, dan beramar makruf nahi mungkar sehingga kehidupan keluarga penuh ketenteraman dan persahabatan.

Jika perlu, kita bisa berdiskusi untuk mengevaluasi dan mencari solusi terbaik demi memperbaiki kondisi yang sudah terjadi. Diskusi sederhana seperti ini akan membuat pasangan makin nyaman dan merasa kita selalu ada untuknya. Pasangan akan merasa kita mendukungnya sehingga akan mengurangi rasa bersalahnya terhadap istri dan anak-anaknya. Bisa juga melibatkan anak-anak untuk membantu memotivasi dan menghibur ayahnya sehingga bisa bangkit lebih cepat.

Ketiga, saling percaya dan memahami. Pernikahan menyatukan dua orang dari latar belakang dan keluarga yang berbeda. Oleh karena itu, pasutri perlu saling memahami kelebihan dan kekurangan pasangan, serta menerimanya dengan lapang dada tanpa ada penyesalan. Selanjutnya harus saling menjaga kemuliaan dan kehormatan pasangan, serta beramar makruf nahi mungkar jika tampak ada hal-hal yang tidak sesuai syariat.

Saling percaya dan memahami akan menjadikan pasutri berempati sehingga tidak mudah berburuk sangka. Namun harus tetap bijak terhadap kesalahan dan kelemahan pasangannya. Sikap ini memudahkan pasutri berpikir jernih sebelum memberikan pendapat dan menilai pasangannya.

Setiap pasutri memiliki cara berbeda dalam mengungkapkan rasa cinta kepada pasangannya. Adakalanya pasangan kita terlihat kurang perhatian, tetapi tidak selalu berarti ia mengabaikan kita. Bisa jadi hal tersebut merupakan caranya mengajari kita mandiri dalam menyelesaikan sebuah persoalan. Penting untuk mengetahui bahasa cinta pasangan kita. Dengan memahami bahasa cintanya, kita akan lebih mudah menunjukkan kasih sayang kepadanya.

Keempat, memberikan perhatian lebih dahulu kepada pasangan. Pasutri harus bekerja sama menjaga keutuhan dan keharmonisan rumah tangga. Sikap saling menghargai, menyayangi, pengertian, memaafkan, dan memberi perhatian harus dimiliki pasutri. Ketika beberapa sikap baik ini belum ada pada pasangan, kita bisa memberi contoh lebih dahulu. Insyaallah jika mau saling belajar, semua akan bisa terwujud dan akhirnya saling rida. Ini sebagaimana perkataan Abu Darda ra. pada istrinya, “Jika aku marah, buatlah aku rida padamu. Sebaliknya, jika engkau marah, aku pun akan membuat dirimu rida padaku. Kalau tidak demikian, tidaklah kita bersahabat.” Alangkah indahnya.

Ketika pasangan mengeluhkan suatu masalah, ada baiknya kita dengarkan dengan baik dan memberikan perhatian kepadanya. Tunjukkan bahwa kita peduli terhadap masalahnya. Kita bisa memotivasi dan membantu menyelesaikan masalahnya. Biasanya pasangan pun akan melakukan hal yang sama nantinya. Ia menjadi lebih perhatian dan melindungi. Ada baiknya kita juga menyelipkan pujian atau ucapan terima kasih kepada pasangan. Ia akan merasa lebih percaya diri, diperhatikan, dan dihargai. Hal yang sama akan dilakukan p**a oleh pasangan kepada kita.

Kelima, berkegiatan bersama. Pasutri pasti memiliki kesibukan masing-masing yang penting. Akan tetapi, pasutri harus berusaha meluangkan waktu berkegiatan bersama, seperti memasak makanan kes**aan sebelum suami berangkat kerja. Bisa juga bersantai dan melakukan kegiatan ringan bersama. Pasutri dapat berolahraga atau berjalan kaki bersama anak-anak ke pasar kaget di dekat rumah, misalnya, walaupun hanya sebentar. Hal ini akan makin menguatkan ikatan di antara pasutri.

Aktivitas rutin yang biasanya dilakukan sendiri bisa dilakukan bersama pasangan. Kita bisa mengintensifkan salat berjemaah, saling membangunkan untuk salat tahajud bersama, sahur bersama ketika hendak melaksanakan saum sunah, dan tadarus bersama. Kita juga bisa mengerjakan pekerjaan rumah, membereskan rumah, atau berkebun bersama walaupun hanya sebentar. Kebersamaan dengan keluarga akan menumbuhkan sikap saling sayang dan menghormati yang lebih kuat di antara anggota keluarga. Yang tadinya cuek akan makin perhatian terhadap pasangannya.

Keenam, bersabar menghadapi pasangan. Memang tidak mudah menarik perhatian pasangan yang cuek dan sibuk. Namun, kita harus tetap sabar dan berusaha membantu pasangan memahami bahwa ia harus lebih responsif, perhatian, dan mendengarkan. Ini bisa terjadi karena suami tidak melihat ada yang salah dengan apa yang dilakukannya selama ini.

Kejujuran dan percakapan terbuka merupakan cara tepat mengatasi ketakseimbangan dan ketakharmonisan dalam hubungan. Oleh karenanya, kita harus terus berkomunikasi dan bekerja sama dengan pasangan untuk menguatkan hubungan pernikahan. Teruslah menunjukkan kasih sayang kepada suami. Jangan menyerah. Dengan kesabaran dan usaha keras, kita pasti bisa mendapatkan perhatian pasangan. Kesabaran merupakan langkah utama ketika muncul perselisihan dengan pasangan. Kebaikannya tidak selalu bisa dilihat mata, tetapi bisa berupa ganjaran dari Allah Taala. Allah Swt. berfirman, “Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS An-Nisa: 19).

Ketujuh, mendoakan pasangan. Apa pun yang terjadi di antara kita dan pasangan, hendaklah selalu mendoakan yang terbaik untuknya. Saling mendoakan merupakan hal penting dalam hubungan pernikahan. Doakan dengan tulus agar Allah memberi keselamatan kepada pasangan dan keluarga kita, serta kelapangan rezeki, dan kemudahan. Ini akan memberi ketenangan kepada kedua belah pihak.

Kekuatan doa istri merupakan senjata terbesar dan terampuh dalam setiap langkah dan usaha suami. Rasulullah saw. mengatakan, “Sesungguhnya doa yang segera dikabulkan adalah doa seorang istri kepada suaminya yang tidak berada di tempat yang sama atau saling berjauhan.” (HR Tirmidzi).

--
Khatimah
--

Kehidupan pernikahan tidak selalu seindah harapan. Memang tidak mudah menyatukan dua pribadi berbeda, berasal dari latar belakang berbeda, serta memiliki kebiasaan, karakter, dan keinginan yang berbeda p**a. Kadang ada suami yang kurang perhatian terhadap istrinya atau sebaliknya sehingga masing-masing merasa diabaikan. Bisa jadi hal ini karena khilaf, bukan karena kesengajaan. Oleh karena itu, saling menyelami dan berkomunikasi secara intens dengan pasangan menjadi hal penting dalam kehidupan pernikahan.

Pasutri harus bahu membahu serta bekerja sama menjaga keutuhan dan keharmonisan rumah tangganya. Jika pasutri terus berusaha memperhatikan kewajibannya, rumah tangga yang penuh kedamaian akan terwujud. Insyaallah. Wallahualam bissawab. [MNews]
----------





___
https://bit.ly/DuniaParenting_FACEBOOK
https://bit.ly/DuniaParenting_INSTAGRAM
https://bit.ly/DuniaParenting_TWITTER
https://bit.ly/DuniaParenting_TELEGRAM

*Mengajarkan Anak Bersabar*Oleh : Ustaz Iwan Januar   - Seberapa sering Anda sedang mengantre tiba-tiba ada orang yang m...
06/02/2025

*Mengajarkan Anak Bersabar*
Oleh : Ustaz Iwan Januar

- Seberapa sering Anda sedang mengantre tiba-tiba ada orang yang menyelak antrian? Atau Anda sedang berkendara di barisan lampu merah lalu di belakang Anda ada orang yang berulang-ulang membunyikan klakson karena ingin segera maju? Dan masih banyak lagi mungkin pengalaman pribadi Anda menghadapi orang-orang yang tak bisa bersabar menunggu giliran.

Hari ini, di tengah krisis multidimensi di negeri ini, masyarakat juga mengalami krisis kesabaran. Banyak orang tidak bisa bersabar saat menghadapi beragam persoalan. Mulai dari anak-anak yang biasa ngambek/marah saat permintaan mereka tak diloloskan orang tua, remaja yang terlibat tawuran, hingga pelajar yang dengan emosi membakar sekolah karena tidak lulus ujian. Negeri ini krisis kesabaran mulai dari anak-anak hingga para pemimpin.

Padahal dalam agama kita yang mulia, Islam, sabar merupakan adab yang menempati posisi yang agung. Imam Ali bin Abi Thalib berkata;

الصَّبْرُ مِنَ الإِيمَانِ بِمَنْزِلَةِ الرَّأْسِ مِنَ الْجَسَدِ، فَإِذَا ذَهَبَ الصَّبْرُ ذَهَبَ الإِيمَانُ

“Sabar bagi keimanan laksana kepala dalam tubuh. Apabila kesabaran telah lenyap maka lenyap p**alah keimanan.”

Sebegitu tinggi dan besarnya kedudukan sabar, sampai-sampai Imam Ali menyifati sabar sebagai kepala dalam satu tubuh. Keberadaan iman juga, menurut beliau, ditentukan dengan eksis atau lenyapnya kesabaran pada seorang muslim. Tidak mungkin sayyidina Ali menyimpulkan seperti demikian, bila tidak memahami pentingnya kedudukan sabar dan iman.

Padahal, kesabaran itu salah satu modal penting kesuksesan bagi siapapun. Itulah yang ditampakkan dengan indah oleh Ismail as. saat ayahnya, Ibrahim as., menyatakan bahwa Allah Azza wa Jalla memerintahkannya untuk menyembelihnya.

قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Ia menjawab: “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. (TQS. ash-Shaffat: 102)

Kesabaran yang ditunjukkan Ismail – juga Ibrahim as. – akhirnya berbuah kemenangan. Allah menyelamatkan dan memberkahi keduanya, dan menjadikan peristiwa pengorbanan itu kelak sebagai syariat Idhul Qurban bagi kaum muslimin.

Lalu bagaimana menanamkan khuluq (perilaku/behavior) sabar pada anak-anak? Mengingat kesabaran itu tidaklah muncul tiba-tiba. Ia datang dari serangkaian pemahaman yang didapat dari proses pendidikan dan pengalaman. Lalai melatih kesabaran pada anak berbuah penyesalan kelak saat mereka tumbuh dewasa.

Berikut ini langkah yang bisa dilakukan orang tua mengajarkan kesabaran pada anak:

Pertama, tunjukkan diri sebagai orang tua yang sabar. Perlakukan anak-anak dengan penuh kasih sayang, banyak memaklumi sifat mereka sebagai anak-anak, tidak berlama-lama ketika marah atau menegur anak tapi mudah ceria lagi dan menceriakan mereka. Dengan melihat Anda sebagai orang tua yang sabar, anak-anak akan merasa senang bersama Anda dan senang juga mengikuti karakter ini.

Kedua, tanamkan sejak dini. Tidak perlu menunggu masuk usia tamyiz mengajarkan kesabaran pada anak. Ananda yang masuk usia dua tahun sudah bisa kita ajarkan untuk menahan diri dari marah, dari kepengen sesuatu, dsb. Misalnya saat si kecil ingin minum susu, bunda bisa katakan padanya, “Sebentar sayang, mama buatkan dulu ya, adek bisa tunggu kan 3 menit?”

Kecuali untuk sesuatu yang urgen dan mendesak seperti lapar, haus, atau pup, maka orang tua harus bergegas memenuhi permintaannya karena menyangkut kebutuhan fisik (hajat al-‘udwiyah).

Ketiga, memberitahukan pada anak tenggat waktu dan menepati janji padanya. “Umi aku pengen kue coklat!” ketika si kecil mulai merengek, penting bagi orang tua memberi tahu kapan permintaannya akan diberikan. Misalnya ayah bunda membuat aturan kue coklat tidak diberikan malam jelang tidur, maka katakan padanya kalau kue itu akan diberikan besok pagi. Atau ketika itu ayah atau bunda sedang mengerjakan sesuatu yang penting, sampaikan padanya kalau kue coklat akan diberikan kalau pekerjaan ayah atau bunda selesai, “Sebentar ya sayang, umi cuci piring dulu. Sebentar lagi selesai kok, nanti adek boleh pilih kuenya.” Setelah itu orang tua tentu wajib memenuhi janji yang telah dibuat, bila tidak maka itu terkategori perbuatan dosa karena ingkar janji.

Keempat, ajarkan memahami proses. Kadangkala anak tidak sabar saat mengerjakan sesuatu seperti menyusun balok, mewarnai, dsb. Maka ayahbunda harus mengajarkan ananda bersabar dalam proses mengerjakan sesuatu. Dampingi dan bantu perlahan pekerjaannya, diiringi kalimat motivasi dan kegembiraan, saat pekerjaan selesai ayahbunda bisa berkata padanya, “Nah, kalau kita sabar dan berusaha, lama-lama juga selesai, kok. Iya, kan?”

Kelima, orang tua tidak mengalah pada keinginan yang tak penting. Di antara penyebab kegagalan orang tua menanamkan adab sabar pada anak, adalah karena orang tua sendiri tidak bisa bersabar menghadapi rengekan anak. Banyak orang tua yang menyerah mendengar tangisan atau amukan anak. Pahamilah, bahwa anak menggunakan nalurinya untuk ‘memaksa’ orang tua menuruti keinginannya, kalau tidak dengan menangis ya mengamuk.

Kesabaran orang tua jadi kunci melatih anak untuk bersabar, caranya tidak mengalah pada keinginan mereka. Diamkan, beri penjelasan mengapa keinginannya tidak dipenuhi, in sha Allah rengekan atau amukannya akan mereda.

Bila Anda berpikir kasihan atau tak tahan dengan rengekan atau amukan anak lalu menuruti setiap keinginan mereka, maka bersiaplah untuk menghadapi berbagai tuntutan mereka kelak saat mereka dewasa, dan itu tidak menyenangkan.

Sumber : iwanjanuar.com
----------------





___
https://bit.ly/DuniaParenting_FACEBOOK
https://bit.ly/DuniaParenting_INSTAGRAM
https://bit.ly/DuniaParenting_TWITTER
https://bit.ly/DuniaParenting_TELEGRAM

*Pasanganmu Introvert*Oleh Kholda NajiyahFounder Komunitas Istri Strong (KIS) & Kelas Pasca Nikah Bengkel Istri  - Ada y...
05/02/2025

*Pasanganmu Introvert*
Oleh Kholda Najiyah
Founder Komunitas Istri Strong (KIS) & Kelas Pasca Nikah Bengkel Istri

- Ada yang curhat suaminya galak, kalau marah kasar, emosian. Aku langsung tebak, "dia itu introvert Mbak. Memang gitu karakternya. Sabar aja. Hindari dan jauhkan hal-hal yang memicunya marah. Berikan sebanyak-banyaknya perhatian dan cinta. Jangan kasar dilawan kasar. Kalau marah diamkan. Hadapi dengan lembut."
Saya tahu, karena itu adalah saya. Introvert. 🤧
Ada lagi istri kedua yang curhat. Sulit menerima suami yang kurang perhatian. Pikirannya terus terfokus pada rasa kecewa yang terpendam. Merasa takut memulai komunikasi agar hubungannya mencair dengan suami. Merasa kaku dan canggung memulai kemesraan. "Pasti introvert ya," kata saya. "Kok tahu?" Ya, karena itu saya. Walaupun saya bukan istri kedua 😁
Ada lagi postingan seorang akhwat. Saya jarang baca statusnya. Tapi sekali waktu curcolnya lewat. Dia cuma dua tahun melalui pernikahan. Pisah. Lalu selalu gagal ketika ada pria-pria ikhtiar ingin ta'aruf dengannya.
"Mbak pasti introvert yang sulit menjalin hubungan interpersonal," tebak saya.
"Betul Mbak," jawabnya. Saya tahu, karena, sekali lagi, itu saya. 😊
Benar. Menjadi pribadi introvert itu sangat sulit. Ketika menikah, bertemu pasangan dengan karakter apapun, tetap akan sulit. Persoalannya terletak di mindset. Rasa minder, canggung, cemas dan emosi yang tidak stabil. Sangat berpotensi terjadi gesekan dengan pasangan.
Andai tidak segera menerapi diri sendiri, mungkin sudah lama saya memutuskan pisah 😞
Introvert cenderung menyukai kegiatan produktif. Ia lebih s**a berkutat tentang suatu hal yang dianggapnya berguna. Daripada buang waktu bercengkerama. Komunikasi menjadi kurang baginya. Inilah salah satu sumber problema.
Beruntung Allah Swt memberikan saya jalan keluar. Beruntung saya biasa menganalisa. Beruntung saya penulis yang biasa mengurai sebuah keruwetan.
Soal komunikasi, saya rumuskan di modul Couple Talk. Ternyata introvert bisa mengatasi kendala komunikasi. Bahkan bisa menjadi pakarnya. Asal tahu rumusnya. Saya sudah mencoba.
Lalu Allah menuntun saya melakukan terapi diri. Membuat sugesti-sugesti yang intinya, saya terlalu berharga untuk menderita. Kesembuhan dari depresi saya syukuri dengan berbagi.
Khususnya kepada sesama istri introvert. Tolong. Bersabarlah. Bangkitlah. Cintai diri sendiri. Be yourself. Pernikahan harusnya jadi tempat penyembuhan. Bukan semakin menenggelamkan. Bertahanlah.
Juga kepada para istri yang berjodoh dengan suami introvert. Tolong bersabarlah. Suami juga ujian. Tak hanya yang introvert, semua suami di dunia ini dihadirkan Allah Swt di hadapan para istri sebagai ujian. Pilih taat, atau talak? 😏
Bukankah Rasulullah Saw pernah mengingatkan, betapa neraka penghuninya kebanyakan wanita? Ya, sebab wanita banyak yang diuji dengan suaminya. Kerap, dengan tidak sabar, memuncaklah benih-benih kebencian. Berujung salam perpisahan. 🤧
Padahal jika bersabar sebentar saja, Allah pasti memberi jalan. Sebab, setelah kesulitan ada kemudahan. Setelah fase kritis, terbitlah fase stabil. Jika tak ingin melaluinya membabi-buta, mari kita duduk muhasabah bersama.(*)
Salam Strong!
--------------





___
https://bit.ly/DuniaParenting_FACEBOOK
https://bit.ly/DuniaParenting_INSTAGRAM
https://bit.ly/DuniaParenting_TWITTER
https://bit.ly/DuniaParenting_TELEGRAM

Address

Jalan Banda, Watulondo, Puuwatu
Kendari
93411

Telephone

+6282252964727

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Dunia Parenting posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Dunia Parenting:

Videos

Share