Zahra Tata

Zahra Tata Mari ikuti Kegiatan sehari-hari aku ya😊

Indahnya Kisahku  "Saskia, bagaimana ya rasanya kalau kita dihiyanati?"Pertanyaan Sisi membuat Saskia kaget bukan main."...
17/04/2024

Indahnya Kisahku



"Saskia, bagaimana ya rasanya kalau kita dihiyanati?"

Pertanyaan Sisi membuat Saskia kaget bukan main.

"Maksud kamu apa?" Jawab Saskia acuh.

"Sakit gak ya?" Sisi tetap berkata nglantur.

"Kamu ada masalah sama kak Ferdi?"

"Gak sih, bahkan dia perhatian banget sama aku."

"Terus, kenapa bertanya seperti itu?"

"Aku takut ini hanya rekayasa,"

"Kamu bicara apa Sisi, gak lucu!"

"Aneh gak sih? Aku baru sebentar dekat dengan kak Ferdi terus dengan tiba-tiba dia nembak aku, rasanya seperti mimpi."

"Bagus d**g, mimpi jadi kenyataan!"

"Dengan wajah aku yang seperti ini, kayaknya gak banget seorang kak Ferdi yang ganteng dan jadi idaman banyak cewek tiba-tiba jatuh cinta padaku?"

"Berhenti ngomong aneh, sekarang jalani aja kisah cintamu. Selama dia memperlakukanmu dengan baik. Aku selalu mendukung,"

"Tapi kamu terlihat jengkel banget sama kak Ferdi?"

"Aku gak s**a saja, bukan jengkel. Tapi kalau kamu merasa cocok dan cinta sama dia. Lanjutkan! Ini kan memang impian kamu?"

"Aku ragu Sas,"

"Ragu kenapa?"

"Sudah ah! Aku mau balik dulu, tadi janjian sama ayank Ferdi di depan."

"Ya udah sana cepetan! Ditungguin low!"

"Iya, baybay Saskia!"

"Hati-hati..."

Saskia masih membereskan pelajarannya sedangkan Sisi sudah balik duluan karena akan bertemu Ferdi kekasihnya.

"Selama aku nuruti permintaan Angel, kak Ferdi pasti akan selalu bahagiain kamu Sis. Jangan kuatir! Aku rela berkorban apapun demi kamu, sahabatku." Batin Saskia.

"Ini sudah hampir satu bulan aku gak bertemu kak Adi, kangen juga. Tapi apa boleh buat... Demi Sisi!" Tegas Saskia dalam hati.

Didepan lapangan basket Sisi bertemu dengan Ferdi. Tidak ada yang tidak heran dengan kedekatan mereka. Sama seperti ucapan Sisi, Sisi yang biasa saja bersanding dengan Ferdi idola sekolah bagai bumi dan langit. Tapi Sisi cuek saja dengan pandangan orang lain, sama halnya dengan Ferdi. Banyak yang menghujat bahwa Ferdi hanya memanfaatkan kekayaan Sisi, sedangkan Sisi sendiri digosipkan memakai guna-guna untuk mendapatkan Ferdi.

Setelah bertemu sebentar jemputan Sisi datang. Dan mereka harus berpisah,

"Udah dulu ya yank, aku udah dijemput."

"Ya udah hati-hati." Ferdi menggenggam tangan Sisi erat.

"Lepasin, kalau gini mana bisa aku pulang...😊"

"Iya-iya, habisnya masih kangen."

"Gombal!😝"

"Gak percaya banget sih?"

"Iya percaya, sudah ya. Nanti pak Broto curiga."

"Iya, hati-hati."

"Siap sayang."

Sebelum meninggalkan Ferdi, Sisi tersenyum sangat manis padanya. Entah apa yang terjadi, lama-lama Ferdi merasa nyaman dengan Sisi dan mulai menyukainya. Tapi saat bersama Angel, dia bahkan tidak bisa berpaling darinya. Angel wanita cantik yang sudah merebut hati Ferdi sampai dia rela melakukan apa saja untuk Angel bahkan untuk mencelakai Sisi yang tidak bersalah hanya untuk memperdaya Saskia agar dia jauh dengan Adi. Idola Angel sejak lama.

"Angel! Aku bisa gila kalau ingat kamu, kenapa sih kamu tega nyuruh aku jadian sama gadis jelek Sisi. Padahal kamu tahu aku sangat mencintaimu Ngel..." Keluh Ferdi dalam hati.

Memang keberuntungan itu tidak pernah bisa ditebak. Hari itu saat Sisi mengantar Mami nya belanja, Sisi melihat Adi yang sedang ngopi dengan sahabatnya. Langsung saja Sisi meminta izin Mami nya yang sedang memilih tas dan sepatu.

"Mami, aku ketoilet dulu."

"Disini juga ada kan Sis, mau kemana kamu?"

"hehehe, pokoknya Sisi izin keluar bentar Mam. Gak lama kok." Sisi langsung berjalan pergi.

"Sisi! Jangan lama-lama."

"Oke Mam!πŸ‘"

Langsung saja Sisi mencari Adi didalam cafe yang tadi diketahui Sisi menjadi tempat nongkrong mereka.

"Oh iya lupa, make up aku?" ucap Sisi panik.

Sisi pun tidak kehilangan akal. Dia segera memakai masker dan kaca mata untuk menyamarkan wajah nya yang berbeda.

"Semoga aja dia ngenali aku," harap Sisi.

Dengan ragu-ragu akhirnya Sisi mendekati kelompok Adi.

"Kak Adi," ucap Sisi grogi karena memang Adi bersama kelima temannya yang semuanya cowok.

"Ada yang cari tu Di!"

"Siapa?" Adi mengamati.

"Kalau memang idola kemana aja di ikuti cewek. Hehehe" Sindir salah satu temannya.

"Aku Sisi kak!" Sisi mencoba mengingatkan Adi.

"Sisi?" Gumam Adi.

"Ada hal penting yang ingin aku bicarakan kak, bentar aja kok."

"Bentar ya bro!" Adi menyetuji permintaan Sisi.

"Sudah! Cepetan sana!"

Sisi mengajak Adi berbicara dipojok ruangan yang tidak terlihat dari luar.

"Kak Adi aku minta nomer hp kakak,"

"Memang ada apa? Kok tiba-tiba,"

"Ada yang aneh pada Saskia,"

"Kamu juga merasa begitu?"

"Sebenarnya bukan aku sih yang tahu, tapi pokoknya intinya gitu."

"Maksud kamu?"

"Ada yang mengambil kartu Hp Saskia, makanya panggilan ku tidak pernah diangkat. Kakak juga kan?"

"Memang benar kata anak ini," gumam Adi dalam hati.

"Tolong kakak selidiki ya, aku mohon."

"Sekarang dimana Saskia?"

"Aku juga gak tahu, mungkin dirumahnya."

"Udah pernah tanya Saskia langsung?"

"Kalau Saskia sih biasa aja kak, cuma aku takut dia diancam kak."

"Memang sudah sebulan ini dia sering menolak ajakanku dengan alasan Bundanya."

"Kartu Saskia dibawa orang lain kak, jadi jelas itu bukan Saskia yang jawab."

"Tapi pernah sekali aku telepon, Saskia sendiri yang angkat."

"Pokoknya kak Adi harus cari tahu. Aku sendiri sudah buktikan bawa ada yang memakai nomer Saskia sekarang dan mengaku sebagai Saskia."

"Mana nomer kamu, aku misedcall."

Akhirnya Adi bertukar nomer telepon dengan Sisi. Setelah itu Sisi segera pamit dan kembali menemui Mami nya. Adi juga kembali pada teman-temannya.

"Udah kelar?"

"Mau tau?" tantang Adi.

"Cewek mulu nie bos kita! Kapan gantian kita? Hahaha" gurau teman Adi.

"Makanya dandan dikit! Biar laku, hahaha" gurau teman yang lain.

"Ada apa dengan Saskia? Aku juga udah lama curiga sebenarnya, tapi gak begitu yakin." Batin Adi.

Sebelum Sisi pergi, mereka sepakat besok Adi akan menjemput Saskia dan Sisi akan menguntit Saskia dari jauh. Kebenaran akan diungkap sekarang. Sisi berharap ini bukan sebuah bahaya.

(Siapa yang bilang kamu kalau kartu Hp Saskia di bawa orang lain?)

(Om aku kak, kemarin dia telepon dan diangkat sama orang tersebut.)

(Bilang sama Om mu untuk merekam suara gadis tersebut!)

(Iya kak,)

"Siapa dibalik semua ini?" Batin Adi bertanya-tanya.

"Hey bro! Aku ada tugas lagi,"

"Tugas apa bos?"

"Kalian siap nanti aku kabari,"

"Kami selalu siap bos!"

"Kalau ini ada kaitannya dengan orang yang aku kenal, jangan harap bisa lepas dariku!" Tegas hati Adi.

Tanpa mengirim kabar lebih dulu, Adi sudah berada di depan sekolah Saskia menunggu waktu pulang tiba. Seperti biasa semua kelompok Angel sudah merencanakan untuk mengurung Saskia kembali. Sisi sengaja segera keluar kelas untuk memantau Saskia. Dari kejauhan Sisi membuntuti Saskia, dan benar ada yang menghadang Saskia. Terlihat dari jauh Saskia dipaksa mengikuti langkah mereka. Sisi terus mengamati hingga akhirnya terlihat jelas siapa mereka. Karena kaget dan gugup Sisi masuk ke dalam kamar mandi yang ternyata mereka juga menyekap Saskia di kamar mandi itu juga. Percakapan mereka terdengar jelas ditelinga Sisi, langsung Sisi mengganti mode silence di hp nya dan berusaha mengatur nafas karena takut ketahuan.

Hari itu Sisi baru saja mengirimkan pesan suara singkat yang sudah direkam Michele pada Adi. Berulang kali Adi mendengar kan rekaman suara tersebut tapi tidak juga tahu siapa pemilik suara tersebut.

"DIAM KAMU DISINI!" Bentak mereka.

"Aku sudah melakukan apa yang kalian mau! Apa lagi sekarang?" Protes Saskia.

"DIAM!" Tamparan keras mendarat di p**i kiri Saskia.

"Kalau berontak lagi aku sikat kamu!" Ancamnya.

"Dasar licik!" Pekik Saskia.

Kembali tamparan keras melayang di p**i kiri Saskia.

"Anak ingusan berani kamu!" Ucapnya sambil menarik kerah baju Saskia.

"Sabar brai! Ikuti arahan Angel, jangan gegabah."

"Cih! Jangan menyulut emosi aku kalau kamu mau selamat!" Ancamnya.

_kring!_
"Halo, gimana Fer? Iya udah, ini udah aman Saskia nya."

"Kamu lihat Sisi?"

"Itu kan tugas kamu buat ngawasi dia? Kenapa tanya aku?"

"Aku cari dia tidak ada, apa jangan-jangan dia gak masuk hari ini?"

"Aku tadi lihat dia, coba DECH kamu hubungi."

"Kak Ferdi? Dia benar-benar terlibat dalam hal ini?" Batin Sisi.

Setelah itu benar, Hp Sisi menyala. Panggilan Ayank Ferdi tertulis di layar.

"Siapa?"

"Itu si Ferdi, ngurusi bocah culun aja gak bisa!" Kritiknya.

"Lepaskan aku!" Tolak Saskia.

"Hey kamu! Jangan macam-macam, kalau tidak aku bisa melakukan apa saja kepadamu."

Sisi yang mendengar pembicaraan mereka sangat takut dan gemetar. Panggilan Ferdi tidak diangkat, dan segera mengirim kabar kepada Adi.

(Kak Adi, Saskia di sekap di dalam kamar mandi sekolah)

(Kamu dimana?)

(Aku juga terkurung disini ditempat yang sama dengan Saskia. Bagaimana ini kak? Aku takut ketahuan,😭)

(Tenang, jangan gugup. Kamu aman)

(Iya kak,)

"Kak Adi!" Sapa Angel,

"Suara ini? Sepertinya," batin Adi.

"Kakak ngapain disini? Mau ketemu aku kah?" Ucapnya genit.

"Selalu aja kamu," gumamnya.

"Mau aku temenin kak?"

"Aku mau jemput Saskia, kalau sama kamu jelas dia akan cemburu."

"Saskia udah pulang kak, tadi aku lihat dia dijemput cowok."

"Apa?" Adi pura-pura kaget.

"Iya kak, dia sudah menduakan kak Adi."

"Kurang ajar," actingnya.

"Aku lihat dia mesra banget sama cowok tersebut kak, pasti pacarnya dech!"

"Aku harus segera cari dia," Adi segera memakai helm nya.

"Aku temenin kak!"

"Gak usah, terima kasih infonya."

"Iya kak, sama-sama πŸ˜€"

"Oh ya, nama kamu siapa?"

"Angel kak,"

"Ya udah, nanti malam ketemu diarena Angel."

"Iya kak!" Ucap Angel semangat.

Hari itu keberuntungan tidak berpihak pada Sisi dan Saskia. Tanpa sengaja Sisi menyenggol gayung yang ada disampingnya, karena reflek Sisi mengeluarkan suara yang membuat mereka curiga.

"Siapa itu?" Mereka memulai memeriksa kamar mandi.

"Bagaimana ini?" Batin Sisi.

Sisi sangat takut dan gugup. Dia bingung harus minta tolong pada siapa. Satu-satunya yang terfikir Sisi adalah Adi, akhirnya dia menelepon Adi. Belum sempat Sisi berbicara, mereka sudah mulai menggebrak pintu. Akhirnya Sisi menaruh Hp nya di atas kamar mandi berharap Adi akan mendengar perdebatan mereka. Harapan Sisi hanya bergantung pada Adi sekarang.

"Keluar kamu! KELUAR!" Bentaknya sambil menggebrak pintu.

"Tolong kami kak," ucap Sisi pelan.

Karena tidak mendapat jawaban akhirnya mereka mendobrak pintu. Seketika Sisi menjerit ketakutan, Saskia yang hafal suara Sisi berusaha melepaskan diri tapi tidak berhasil. Ikatan mereka terlalu kuat untuk Saskia.

"Oh jadi kamu? SINI!" Mereka langsung menyeret Sisi dengan kasar.

"Ampun kak, ampuuuunnn..." Rintih Sisi dalam tangisnya.

"Mau nyusul temanmu ya?" Tangan mereka sudah melayang ke wajah Sisi.

"JANGAAAANNNN...!" Teriak Saskia.

Sisi sudah tersungkur dilantai karena tamparan yang kuat. Sisi menangis menahan sakit di p**inya.

"Lepaskan SISI!" Ucap tegas Saskia.

"Aku belum puas main-main sama gadis culun ini," langsung tangan mereka menjambak rambut Sisi kuat.

"Ampun kak... Saskiiiittt..." Rintih Sisi dalam tangisnya.

"Teriak yang keras, aku mau lihat siapa yang akan menolong kamu disini!" Tarikan tangannya semakin kuat menarik rambut Sisi yang membuatnya semakin mengerang kesakitan.

"Ampun kak...ampun...!" Mohon Sisi.

"LEPASKAAAAANNNN....!" Saskia mulai berontak. Tapi tiba-tiba sebuah pukulan benda tumpul memukul kepala Saskia. Seketika Saskia tidak sadarkan diri.

"SASKIAAAAA....!" Jerit Sisi.

Sama halnya Saskia, pukulan keras itu juga melayang pada Sisi yang membuatnya pingsan.

"Ngatasin gini aja gak becus KALIAN!" Bentak Angel.

"Maafkan Ngel,"

"Ayo kita bawa mereka pergi, jangan sampai ada guru yang curiga."

Sorotan Publik Semua Orang


Novel cinta...πŸ₯°INDAHNYA KISAHKU  "Ayo angkat Saskia..." Adi berusaha menelepon Saskia tapi tidak kunjung diagkat.Saat it...
13/04/2024

Novel cinta...πŸ₯°

INDAHNYA KISAHKU



"Ayo angkat Saskia..." Adi berusaha menelepon Saskia tapi tidak kunjung diagkat.

Saat itu sebelum Adi menelepon Saskia, Ferdi sudah lebih dulu memberitahu Angel bahwa Adi dan Saskia tidak sengaja berpapasan.

(Mereka ketemu Ngel, tapi tenang. Saskia masih dalam arahan)

(Bagus😈)

Karena sudah tahu dengan apa yang terjadi, Angel membiarkan panggilan Adi masuk berulang kali.

"Kenapa sih tu anak!" Ucap jengkel Adi yang diacuhkan Saskia.

Setelah Adi pergi barulah Saskia keluar dari persembunyiannya dan segera pulang. Saskia diberi nomer oleh Angel agar lebih mudah dihubungi.

(Aku sudah turuti perintahmu, jadi jangan apa-apakan Sisi)

(Tenang aja Saskia, temanmu aman bersama Ferdi)

Semua sudah diatur oleh Angel, cukup lama Saskia tidak pernah bertemu dengan Adi. Anehnya saat berkirim pesan pasti dibalas, tapi kalau panggilan telepon Saskia tidak pernah mau mengangkatnya. Berjuta alasan dilontarkan Saskia untuk menyangkal Adi perihal tersebut. Sampai akhirnya Adi kembali menjemput Saskia di sekolahnya.

"Diam kamu!"

Angel sudah kembali menyekap Saskia karena tahu Adi datang menjemputnya.

"Apa lagi!" Protes Saskia.

"DIAM!" Bentak Angel sambil menampar Saskia.

"Dasar Bocah!" Angel mencoba meredam amarahnya.

"Sudahlah Ngel, tuntaskan saja dia. Ngapain pake ditunda-tunda sih?" Saran salah satu temannya.

"Kalau bukan karena kak Adi, pasti sudah aku habiskan kamu!" Tegas Angel.

Didepan sekolah Adi melihat Sisi dan segera bertanya padanya tentang Saskia.

"Sisi!" Panggil Adi.

"Iya kak," jawab Sisi ramah.

"Saskia mana?"

"Saskia? Tadi udah balik dulu kak,"

"Benarkah?" Gumam Adi.

"Kenapa kak?"

"Gak apa-apa,"

"Ya udah aku balik dulu kak," pamit Sisi.

"Iya,"

"Bus sekolah belum datang, terus siapa yang menjemput Saskia?" Batin Adi.

Akhirnya Adi mencoba menghubungi Saskia tapi tidak kunjung diangkat. Berulang kali panggilan tapi tidak satu pun yang diangkat.

(Dimana kamu Sas?)

"Ini bagaimana Ngel? Kak Adi masih belum pergi juga," ucap temannya.

"Angkat teleponnya Sas!" Perintah Angel.

(Aku sudah dirumah kak,)

Setelah pesan di balas langsung Adi menelepon Saskia.

"Halo!"

"Iya kak," Saskia mencoba bersikap normal.

"Dimana kamu?"

"Aku udah dirumah kak,"

"Kenapa dari tadi tidak dingkat?"

"Maaf, tadi masih dijalan."

"Siapa yang jemput?"

"Aku... Naik ojek online kak,"

"Tumben?"

"Tadi buru-buru soalnya, Bunda telepon."

"Oooo ya udah kalau kamu udah di rumah,"

"Iya kak,"

Setelah bercakap dengan Adi, langsung Angel merebut Hp tersebut.

"Bagus! Kamu boleh pulang setelah kak Adi pergi,"

Angel pergi meninggalkan Saskia tapi para gengnya masih menjaga Saskia. Ternyata Angel segera pergi menemui kak Adi dan berusaha mendekatinya.

"Kak Adi...," sapa Angel.

"Kita ketemu lagi, bagaimana kabar kakak?" Tanya Angel antusias.

"Kamu lagi, minggir! Aku mau balik."

"Kak Adi jangan gitu d**g,"

"Ada apa lagi?" Tanya Adi malas.

"Malam ini datang ke arena gak? Kangen nie pertandingan kak Adi,"

"Gak tau,"

"Aku setia nunggu low,"

"Terserah! Minggir,"

Segera Adi melajukan motornya dan segera pergi meninggalkan Angel.

"Iiiiihhhh...! Jengkel banget! Kenapa susah banget sih deketin kakak," gerutu Angel.

"Semua butuh proses, sabar d**g!"

"Iya sih,"

(Saskia dilepas Ngel?)

(Iya, kak Adi sudah pergi)

Setelah hari itu kembali Saskia tidak pernah ada kabar, berulang kali Adi mengajak Saskia tapi berulang kali juga Saskia beralasan menolak ajakan Adi. Tidak ada kecurigaan sedikit pun pada Adi karena memang Saskia memakai alasan Bundanya untuk menolak ajakan Adi. Saskia sendiri sebenarnya merindukan Adi, tapi demi Sisi sekuat hati, Saskia mencoba menahannya.

Sampai akhirnya Michele kembali menghubungi Saskia karena rindunya yang tidak tertahankan. Sisi belum pernah cerita pada Ferdi tentang om nya yang memang menyukai Saskia, jadi tidak ada kecurigaan sedikit pun pada Angel saat ada kontak masuk atas nama "Om Jelek" masuk dan menelepon Saskia. Dengan santai Angel mengangkat telepon tersebut. Selain Sisi, Bunda, dan Adi semua orang yang menghubungi Saskia pasti Angel angkat dengan alasan tidak enak badan kalau dia curiga dengan suara Saskia yang berbeda. Sejauh ini tidak ada masalah apapun, semua masih sesuai rencana.

"Halo," sapa Angel.

"Apa kabar Sas? Lama gak dengar suara kamu," ucap Michele membuka percakapan.

"Eh iya om,"

"Bunda gimana? Sehat?"

"Sehat,"

"Suara mu berubah?" Michele sedikit curiga.

"Iya ini lagi gak enak badan om,"

"Siapa ini?" Batin Michele.

"Kamu sakit?" Tanya Michele agar Saskia bisa lebih berbicara banyak.

"Iya, ini agak batuk pilek om. Gak tau dech kok belum sembuh dari kemarin..."

"Ini bukan Saskia, Saskia tidak mungkin seramah ini padaku?" Tebak Michele dalam hati.

"Udah minum obat?"

"Sudah om, eh udah dulu ya om! Aku masih ada urusan yang lumayan penting nie. Besok disambung kembali."

"Kenapa buru-buru?"

"Besok disambung lagi om,"

"Aku masih ingin bicara banyak sama kamu, bentar aja kok! Gak kangen kamu sama aku?"

"Kangen om, tapi aku beneran masih ada urusan penting."

"Bentar d**g..."

"Dipending dulu ya kangennya, besok lagi. Aku juga kangen om kok."

"Ya udah, lanjutkan pekerjaan mu. Besok lagi ya?"

"Iya om, bay!" Sapa Angel mengakhiri pembicaraan.

"Bay!"

"Dia bukan Saskia, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa nomer Saskia ada di orang lain? Aku harus cari tahu secepatnya," tekad Michele.

Setelah hari itu Michele menyuruh seseorang untuk mengawasi Saskia, tapi hasilnya nihil. Tidak ada yang aneh pada Saskia. Dia baik-baik saja dan melaksanakan aktivitas nya seperti biasa. Akhirnya Michele memberitahu Sisi tentang masalah tersebut.

(Sisi, aku butuh bantuan mu)

(Apa om?)

(Kemarin aku telepon Saskia, tapi anehnya bukan Saskia yang berbicara. Ada orang lain yang mengaku sebagai Saskia)

(Maksud om?)

(Aku sudah coba selidiki tapi hasilnya nihil, coba kamu cari tahu)

(Apa yang harus aku lakukan om?)

(Sekarang kamu dimana?)

(Ini masih dikelas, disamping Saskia)

(Aku akan telepon Saskia sekarang, lihat hp nya. Bergetar tidak!)

(Iya om,)

(Ikuti arahan ku, jangan gegabah)

(Siap om Michele 😊)

***

(Katanya telepon, lama banget?)

"Om, aku masih pelajar an. Ngapain telepon?" Ucap Angel.

"Aku masih kangen Saskia,"

"Iya, tapi aku masih dikelas om..."

"Ya udah maaf, aku tutup ya?"

"Iya,"

"I love you!" Goda Michele.

Michele membaca pesan Sisi dan langsung membalasnya.

(Aku udah telepon, dan barusan diangkat)

(Mana? Orang Saskia dari tadi baca buku kok?)

(Ada konspirasi di balik semua ini, selama ini ada yang aneh gak sama Saskia?)

(Saskia gak aneh, hanya saja kalau aku telepon dia gak mau angkat om)

(Selain kamu siapa lagi yang dekat dengan Saskia?)

(Kak Adi,)

"Pasti cowok kemarin!" Gumam Michele.

(Ada yang mencoba menggali informasi tentang Saskia gak selama ini?)

(Contohnya?)

(Jenius dikit napa?πŸ˜‚)

(Jangan ngeledek om😑)

(Ada yang sering tanya tentang Saskia gak sama kamu?)

"Siapa ya?hmm," gumam Sisi.

"Kenapa Sis?" Tanya Saskia.

"Hehehe, gak apa-apa. Lagi chat sama ayank!πŸ˜€"

"Dasar!" Gerutu Saskia.

"Oh iya, ayank Ferdi kan dulu sering tanya-tanya tentang latar belakang Saskia." Batin Sisi.

(Ada om,)

(Awasi dia)

(Tapi gak mungkinlah om dia yang melakukan konspirasi, cowok kok yang tanya-tanya. Bukan cewek?)

(Siapa?)

(Kak Ferdi)

"Ish! Bocah tengil tu lagi," gumam Michele.

(Kamu dekat sama si Ferdi?)

"Bagaimana ini? Gak mungkin kan aku jawab dia pacarku?" Batin Sisi gelisah.

"Kenapa sih Sis?" Tanya Saskia karena melihat Sisi gelisah.

"Hehehe, gak apa-apa kok."

"Kalau jam kosong gini mendingan kamu tu belajar. Bukannya main Hp Mulu!"

"Bentar aja kok Sas,"

"Terserah," jawab cuek Saskia.

(Dekat om,)

(Awasi dia, dan lagi. Siapa tadi yang dekat dengan Saskia?)

(Siapa om?)

(Tadi low, cowok!)

(Ooow, kak Adi. Kenapa dengan kak Adi om?)

(Coba minta bantuan dia, tapi tunggu kode dariku)

(Iya om Michele,)

(Sementara ini saja, ingat tugas kamu. Awasi bocah tengil Ferdi πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚)

(😑😑😑)

(Kok malah marah? Seharusnya kamu seneng, aku gak nglarang malah memintamu dekat sama dia?)

(Gak usah ngatain kak Ferdi!)

(Gak janji πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚)

"Nyebelin banget siiiiihhh...!" Gerutu Sisi.

"Apa lagi?" Ketus Saskia.

"Hehehe, apa tow?" Sisi cengengesan.

"Aneh!"

"Penasaran juga sih, coba aku telepon Saskia pake nomer tersembunyi." Batin Sisi.

Ternyata benar, hp Saskia sama sekali tidak berkedip.

"Kamu ganti nomor Sas?"

"Gak tu!"

"Aku misdcall kok gak bunyi?"

"Masa sih? Trouble mungkin," Saskia segera menyembunyikan hp nya.

"Udah nyambung kok,"

Saskia memilih tidak merespon Sisi dan melanjutkan bacaannya.

"Selalu aja gitu," gerutu Sisi. Saskia hanya tersenyum simpul.

(Jangan buat apapun sebelum ada perintah dari ku)

"Ini om Michele sama aja! Nyebelin...😑😑😑" Batin Sisi jengkel.

Setelah hari itu ternyata benar, Saskia benar-benar mencurigakan. Kembali Adi bertanya pada Sisi menanyakan keberadaan Saskia. Kejadian nya sama seperti kemarin, Saskia pulang duluan tapi nyatanya bus sekolah masih berada di depan sekolah. Sisi juga curiga dengan apa yang terjadi, tapi dia tidak berani bertindak sebelum dapat arahan dari om Michele. Satu minggu telah berlalu, Saskia tetap seperti itu. Belum ada perubahan.

(Bagaimana om ini? Apa yang terjadi sebenarnya?)

(Aku udah berusaha, tapi tetep aja nihil hasilnya)

(Aku minta bantuan kak Ferdi aja ya?)

(Jangan! Aku takut dia terlibat,)

(Benarkah?)

(Setiap kemungkinan pasti ada,)

(Kalau kak Adi bagaimana? Kemarin aku ketemu dia, kelihatannya dia juga mencari Saskia, sepertinya telepon aku sama kak Adi tidak pernah diangkat oleh pembawa SIM card Saskia?)

(Coba kamu hubungi dia?)

(Tapi aku gak punya nomer nya?)

(Semua ada ditangan kamu Sis, coba ingat kenapa diantara kalian hanya aku yang bisa menghubungi nomer Saskia?)

(Maksud kakak?)

(Kelihatan nya ada yang mengorek informasi dari kamu? Karena Saskia hanya terbuka sama kamu,)

_deg_

Sisi teringat sesuatu, benar kata om Michele. Memang sebelum Sisi menjalin hubungan dengan Ferdi dia terus saja bertanya informasi tentang Saskia. Tanpa curiga Sisi menceritakan segala yang dia tahu tentang Saskia kepada Ferdi. Awalnya dia curiga kenapa Ferdi bertanya sedetail itu, tapi rayuan maut Ferdi membuat Sisi bertekuk lutut.

(Benar om, aku sudah cerita semua tentang Saskia kecuali kegilaan om Michele pada Saskia)

(Jahat, tapi ada untungnya juga. Sekarang tugas kamu cari Adi dan cobalah berkonsultasi padanya. Kalau aku di Indonesia pasti aku selesaikan, tapi kamu tahu kan posisi aku dimana sekarang? Aku sudah meminta seseorang mencari tahu, tapi sama sekali tidak ada yang mencurigakan.)

(Baiklah om aku akan usahakan)

(Hati-hati, jangan ceritakan pada siapapun tentang ini. Karena kita tidak tahu siapa yang sengaja melakukan ini pada Saskia, tujuan dan motif nya pun belum jelas.)

(Iya om, semoga aja ada keberuntungan datang.)

(Jaga Saskia buat aku 😁😁😁)

(Iya-iya... Ditolak aja masih ngeyel!😝)

(Selama janur kuning belum melengkung πŸ’ͺπŸ’ͺπŸ’ͺ)

(Masih lama kali kalau itu mah!πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚)

(Makanya, aku akan berusaha. Lulus, langsung pulang ke Indonesia. Doakan, aku sudah mengajukan sekripsi lebih awal.)

(Wah hebat d**g om?😍)

(Gini-gini om kamu jenius juga hahahaha😁😁😁)

(Kumat penyakit sombong nya)

(Bukan sombong, tapi fakta 😊)

(Tau dech om, ujung-ujungnya pasti berdebat)

(Hehehe, ya udah cepat belajar lagi!)

"Benarkah kak Ferdi terlibat dalam masalah ini? Tapi apa tujuan nya?" Batin Sisi.

"Kak Adi, dimana aku bisa bertemu dengannya? Tanya Saskia tidak mungkin, aku rasa dia juga diancam makanya dia diam saja selama ini." Gumamnya.

(Yank, ketemuan yuk?)

(Hari ini aku gak bisa sayang, aku ada janji sama Mami)

(Ya udah, ketemu di depan aja ya? Aku kangen,)

(Iya sayang, aku juga kangen)

"Mungkinkah semua perhatiannya hanya pura-pura?" Tanya hati Sisi.

Tanpa terasa hati Sisi bergetar membayangkan jika semua perhatian dan cinta kak Ferdi hanya rekayasa. Sisi sudah terlanjur mencintai Ferdi dia tidak ingin kehilangan Ferdi. Tapi kalau semua hanya rekayasa, pasti akan sakit diakhirnya. Sisi tidak pernah bisa memaafkan seorang pembohong apalagi seseorang yang sudah mempermainkan hatinya.




Semua Orang

Sorotan Publik

Mari baca novel πŸ₯° DUNIAKU DUNIAMU  Hari itu merupakan hari terindah bagi Najwa. Karena semua angan-angannya tentang hubu...
13/04/2024

Mari baca novel πŸ₯°

DUNIAKU DUNIAMU



Hari itu merupakan hari terindah bagi Najwa. Karena semua angan-angannya tentang hubungan mereka yang menggantung telah terjawab. Sepulang dari ndalem, Najwa masih senyum-senyum sendiri karena membayangkan dirinya bersanding dengan Gus Azmi. Serasa dunia ini berhenti berputar karena membayangkan kenyataan tersebut.

"Ya Allah... Alhamdulillah..., akhirnya semua kegundahan hatiku telah terjawab. Insyaallah aku akan selalu menjaga hubungan ini Gus,"

Najwa tersipu malu membayangkan wajah kekasih hati nya.

Sebuah panggilan tiba-tiba membuyarkan khayalannya.

"Najwa!"

"Eee! Iya, "

Najwa mencari sumber suara yang memanggil nya.

"Kenapa belum kembali? Tumben lama di ndalem?" Tanya Ziza.

"Ziza..., iya ini juga mau balik." Terang Najwa.

"Ke kantin dulu yuk!" ajak Ziza.

"Tapi aku belum bawa uang," tolak Najwa.

"Sudahlah... Aku traktir,"

Ziza langsung menarik tangan Najwa meminta mengikuti ajakan Ziza.

"Gak usah..., nanti aku ganti dech!"

"Hari ini aku mau traktir kamu, awas jangan ditolak!" Tegas Ziza.

Najwa hanya bisa pasrah menuruti ajakan temannya tersebut.

Tidak terasa hari berganti hari, hubungan Gus Azmi dan Najwa semakin dekat. Walaupun tidak bisa saling berbicara langsung, tapi hati mereka tetap terhubung. Sering saat Najwa piket, Gus Azmi memberikan secarik kertas kecil bertuliskan kata-kata lucu dan aneh yang membuat Najwa tersipu malu.

_Najwa, boleh kan aku panggil kamu Dinda?_

_Dinda, kalau lagi tugas tu senyum, biar aku senang_

_Dinda, hari ini kamu cantik pakai kerudung merah_

_Dinda, parfum nya sudah habis kan? Ini aku beri lagi, jangan lupa dipakai!_

_Dinda, sehari gak lihat wajahmu seakan setahun!_

_Dinda, yang rajin ya belajar nya. Aku dukung._

_Dinda, besok ada MID semester, kalau nilai mu jelek aku gak mau muncul lagi dihadapan kamu_

_Dinda, besok lomba CCQ(Cerdas Cermat Al-Qur'an) ikut ya_

_Dinda, maaf ya aku sayang kamu_

"Dasar Gus Azmi genit! Tiap hari ada aja yang ditulisnya..."

Najwa tersenyum geli menghadapi kekasih nya tersebut.

"Aku juga sayang kamu Gus, semoga hubungan kita mendapat ridho dari Allah aamiin." Pinta Najwa dalam hati.

Selama itu Najwa menutup rapat-rapat hubungan mereka, bahkan teman sekamar nya pun tidak tahu hubungan Najwa dengan Gus Azmi. Najwa takut kalau hubungan mereka terbongkar akan menurunkan derajat Gus Azmi dan menjadi gosip para santri. Najwa berusaha keras tidak pernah bercakap dengan beliau, untuk menjaga ada getaran syahwat yang membelenggu. Sehingga Gus Azmi sering menulis surat-surat kecil untuknya sebagai ganti keinginan nya mengobrol dengan pujaan hatinya.

sudah 2 bulan lebih Ziza tidak pernah ditemui Gus Azmi lagi setelah penolakan nya mempertemukan beliau dengan Najwa. Ziza merasa sepi dan gundah, karena tidak biasanya Gus Azmi bersikap demikian. Saat mereka berpapasan pun Gus Azmi seperti tidak mengenali Ziza, padahal biasanya beliau selalu tersenyum hangat padanya.

"Najwa..., besok keluar yuk! Aku pengen minum es campur kes**aan ku." Ajak Ziza.

"Sama Eli aja ya za, besok aku ada piket ndalem, maaf ya..."

"Ya udah lain kali aja," Ziza melanjutkan pekerjaannya.

Berulang kali Ziza mengajak Najwa keluar pondok tapi selalu ditolak. Najwa sampai bingung harus memberi alasan apa kepada Ziza, karena Najwa sendiri dilarang keluar oleh Gus Azmi.

_tidak usah keluar pondok, apa yang Dinda butuhkan akan aku belikan. Aku gak mau Dinda di pandang laki-laki lain._

"Memang siapa sih yang mau memandang aku? Lama-lama kan jenuh juga kalau terus di pondok, Gus Azmi tu memang ada aja maunya!"

Najwa sedikit jengkel dengan sikap Gus Azmi yang overprotektif padanya.

Karena rasa inginnya mengobrol dengan Gus Azmi, Ziza nekat ke kantor menemui ustadz Qosim dan meminta nya memanggil Gus Azmi.

"Neng Ziza tunggu ya, Gus e masih dalam perjalanan." Terang ustadz Qosim.

"Iya," jawab Ziza ketus.

"Gus Azmi... Gus Azmi... Enak ya di kejar-kejar cewek terus, kalau aku mana ada yang mencari," gumam ustadz Qosim.

Tidak lama akhirnya Gus Azmi sampai di kantor.

"Assalamualaikum..."

"Waalaikumsalam," sapa ustadz Qosim.

"Neng Ziza sudah menunggu Gus," terang ustadz Qosim.

"Iya, ada perlu apa ya?" tanya Gus Azmi.

"Ya mana aku tau? temuin saja sendiri," terang ustadz Qosim.

"Ayo ikut, aku gak mau ada fitnah."

Gus Azmi langsung menarik ustadz Qosim tanpa meminta persetujuan darinya.

"Azmi...?" Ziza sumringah melihat Gus Azmi datang menemuinya.

"Ada perlu apa bi?" tanya Gus Azmi langsung.





Pengikut
Semua Orang

DUNIAKU_DUNIAMUSelamat membaca πŸ₯°  Hari itu adalah hari terindah untuk Gus Azmi dan Najwa, karena akhirnya mereka jujur d...
08/04/2024

DUNIAKU_DUNIAMU

Selamat membaca πŸ₯°



Hari itu adalah hari terindah untuk Gus Azmi dan Najwa, karena akhirnya mereka jujur dengan perasaan mereka masing-masing bahwa hati mereka saling terhubung satu sama lain.

Memang begitu cepat mereka memutuskan jalan cinta mereka, tapi memang cinta tidak bisa ditebak. Dia datang tiba-tiba dan pergi pun dengan tiba-tiba. Dalam benak mereka hanya satu, Allah memberikan cinta pasti ada tujuan dan hikmah tersendiri yang tersirat. Jikalau berakhir bahagia, mereka akan sangat mensyukuri nya. Tapi jika berakhir derita dan luka, pasti ada pelajaran berharga yang dapat mereka ambil atas hubungan tersebut.

Pulang dari madrasah Najwa terlihat sumringah dan senyum-senyum sendiri. Mala dan Eli aneh sendiri melihat temannya yang satu itu.

"Kena sihir ya kamu? Senyum-senyum sendiri, aneh tau!" Timpal Mala.

"Enggak kok... Gak kena apa-apa...," Najwa menyangkal.

"Orang lagi seneng banget, di kira kena sihir." Gumam hatinya.

"Pasti ini kena sindrom Gus Azmi, iya kan?" Eli menyahut.

"Apa tow El.... Sudah, kamu gak usah berhayal lagi, aku gak apa-apa, orang pengen senyum kalian yang sewot." Protes Najwa.

"Dasar Najwa ganjen, pasti berhayal tentang Gus Azmi lagi yaaaaa...?" goda Eli.

"Iiiiihhhh.... Aku gelitiki lagi low," ancam Najwa.

"Eeeee..., enggak, enggak..., cuma bercanda kok! Peace! ✌️" Jawab Eli terkekeh.

"Dasar Eli..., sini kamu! Sini...!" Najwa mengejar Eli berusaha menggelitiknya.

Ziza yang baru datang hanya bisa bengong saat melihat kejadian tersebut.

"Sudah! Jangan bercanda lagi, kalian tu sama saja, selalu saja gemerah sendiri!" Ucap Mala jengkel.

"Kenapa tu Mala kok suntuk banget?" tanya Najwa yang berhenti mengejar Eli.

"Makanya jangan jail!" gerutu Eli.

"Eh! Siapa yang jail, kamu juga yang salah!" protes Najwa.

"Kenapa Mal? Ada masalah?" tanya Ziza akhirnya.

"Gak ada apa-apa kok," tolak Mala.

"Udah, cerita saja." Paksa Eli.

"Tadi tu pak ustadz marah-marah, gara-gara kitab ku kosong. Gak ada maknan(arti kata) nya. Terus beliau bilang kalau Minggu depan tidak penuh, maka aku tidak di izinkan ikut ujian mingguan." Jujur Mala.

"Kenapa bisa kosong?"tanya Eli.

"Iya, kenapa bisa kosong Mal?" Lanjut Najwa.

"Habisnya aku sering ketiduran saat beliau ngajar, makanya kosong..." Keluh Mala.

"Makanya jangan tidur malam-malam biar gak ngantuk pagi nya...!" Ziza menasehati.

"Ziza jahat banget tow, aku kan lagi bersedih. Kok malah gitu...," rengek Mala.

"Sudah! Cepat dipenuhi kitab mu, jangan merengek saja!" Ziza jengkel.

"Iya-iya..." Mala pasrah.

"Kadang-kadang Ziza galak ya El... Takut aku," bisik Najwa.

"Hust! Jangan keras-keras, nanti Ziza dengar." Jawab Eli.

"Kamu juga!" Najwa mengetok kepala Eli.

"Apaan sih?" Eli meringis menahan sakit.

"Jangan kait-kaitkan aku dengan Gus Azmi, nanti mereka berfikir macam-macam." Protes Najwa.

"Memang kamu ngefens kan sama Gus e," goda Eli.

"Eeeee...! Masih saja belum kapok, awas ya! Eliiiii...!"

Najwa berteriak pada Eli, tapi Eli sudah lebih dulu kabur keluar kamar.

***

Seperti biasa ada pembagian tugas piket untuk bersih-bersih ndalem, hari itu adalah jadwal Najwa piket ndalem. Najwa ingin tukar jadwal dengan teman nya, karena Najwa masih canggung kalau harus bertemu dengan Gus Azmi. Apalagi baru tadi pagi Najwa menyatakan perasaannya.

"Kenapa harus hari ini sih piket nya? Aku kan belum siap kalau harus berpapasan dengan beliau," ucap Najwa gelisah.

"Ngapain masih disini wa? Hari ini kan jadwal kamu piket bersih-bersih ndalem," sapa Ziha.

"Iya, ini juga mau berangkat kak." Najwa segera beranjak pergi.

"Akhir-akhir ini dia aneh ya?" Gumam Ziha.

"Apanya yang aneh... ayow balik! Belum mandi aku, keburu antri nanti." Ajak Ijul.

"Iya-iya... Ayo!" Ziha mengikuti.

Yang ditakutkan Najwa benar-benar terjadi, Gus Azmi sudah tersenyum manis diruang tamu menunggu dirinya. Seperti biasa, sambil memainkan hp kes**aannya.
Hati Najwa berdebar-debar karena laki-laki yang dicintainya sekarang sudah berada dihadapannya.

"Aku temenin ya?" tawar Gus Azmi.

Najwa tidak bisa berkata sepatah kata pun, karena terlalu grogi bercakap dengan beliau. Rasanya hati nya mau meledak, bercampur antara perasaan senang dan takut. Akhirnya Najwa hanya bisa tersenyum menjawab pertanyaan beliau.

Najwa memulai tugasnya dengan baik, dan Gus Azmi sendiri sibuk dengan pekerjaannya merekam semua aktivitas Najwa.
Cinta mereka memang aneh. Hanya dengan saling mengetahui satu sama lain saja, serasa sudah cukup hati mereka bahagia. Tanpa ada kata yang terucap, hari itu serasa sangat indah bagi Najwa maupun Gus Azmi.

"Ngapain kamu Gus?" sapa ibu yai.

"Eh umi, lagi nungguin Najwa!" ucap Gus Azmi tanpa sadar.

"Apa? nungguin Najwa?" Ibu yai bingung sendiri.

"Eeeee..., maksud saya, lagi sms an sama teman dan Najwa sedang piket ndalem...." Gus Azmi mencoba menjelaskan.

"Aduuuhhh..., Gus Azmi bicara apa tow? Kok gak nyambung gitu," batin Najwa gelisah.

"Ooow, Najwa lagi piket ndalem terus kamu kebetulan disini lagi sms an dengan teman kamu? Gitu maksudnya?" terang ibu yai.

"Hmm... Iya umi," jawab Gus Azmi sambil menggaruk kepalanya salah tingkah.

"Umi kira kamu jahil lagi dengan Najwa,"

"Enggak lah mi, kan sudah umi larang untuk tidak mengganggu Najwa lagi...." Gus Azmi cengengesan.

"Iya-iya Gus...." Ibu yai tersenyum lega.

"Alhamdulillah... Umi tidak curiga." Syukur Najwa dalam hati.

"Ya udah.... Cepat mandi! Hari ini kamu yang jadi imam ya Gus, umi sedikit gak enak badan." Keluh ibu yai.

"Umi sakit lagi?" tanya Gus Azmi penuh perhatian.

"Enggak, cuma masuk angin mungkin?" jelas ibu yai.

"Najwa! Buatkan jahe hangat untuk umi," pinta Gus Azmi.

"Iya Gus," Najwa langsung bergegas.

"Ayow umi istirahat dulu, biar nanti Najwa yang nemenin umi," jelas Gus Azmi.

"Iya-iya Gus...." Ibu yai menuruti perintah Gus Azmi.

Setelah itu Najwa menemani ibu yai sesuai permintaan Gus Azmi, dan Gus Azmi menggantikan ibu yai menjadi imam.

"Ini umi minumnya..." Zahra memberikan segelas air jahe hangat.

"Iya, terima kasih Najwa..." Ibu yai segera meminumnya.

Najwa tetap di samping ibu yai menunggu perintah.

"Ayo Najwa sini! Dekat umi," pinta ibu yai.

"Iya umi." Najwa segera mendekat dan memijat pergelangan kaki ibu yai.

"Sudah krasan(betah) kan nduk(nak)?" tanya ibu yai.

"Alhamdulillah sudah umi," Najwa tertunduk ta'dzim.

"Saya lihat Gus e senang sekali ganggu kamu," jelas ibu yai.

Najwa yang mendengar pernyataan ibu yai tersebut langsung bergetar hatinya, terlihat p**inya merona merah.

"Umi heran, padahal dulu sebelum-sebelumnya tidak pernah Gus e seperti itu. Dia terlihat cuek dan tidak peduli kalau berhubungan dengan perempuan. Tapi kenapa dengan mu Gus e berubah?"

Ibu yai menunggu respon Najwa, tapi Najwa masih terdiam.

"Saya juga tidak tahu umi, kenapa Gus Azmi menyukaiku?" tanya batin Najwa.

"Najwa...." Panggil ibu yai.

"Iya umi..."

Najwa kaget karena dia masih berdebat dengan angan-angannya sendiri.

"Kamu cantik, pintar, rajin, dan dari keluarga terhormat... Kalau Gus e menyukaimu, terima lah... Umi setuju kalau Gus e memilihmu." Ungkap ibu yai jujur.

"Ya Allah... Aku harus jawab apa ini?" batin Najwa gusar.

"Tapi, selesaikan sekolah mu dulu... Nanti kalau sudah waktunya, kami sekeluarga akan memintamu untuk jadi menantu di keluarga kami." Jelas ibu yai tapi Najwa masih terdiam.

Najwa terlihat sedikit syok dengan penjelasan beliau.

"Memang Abah belum tahu tentang ini. Tapi beliau insyaallah setuju, karena Abah sudah tahu betul latar belakang keluarga kamu...," tambahnya.

"Kamu bersedia kan?" tanya ibu yai menyakinkan Najwa.

"Iya umi..."

Jawab Najwa akhirnya karena bingung harus bersikap bagaimana menghadapi permintaan Bu yai nya.

Rasa senang dan gelisah sudah tidak dapat dibedakan lagi karena sudah jelas ibunda Gus Azmi menyetujui hubungan mereka. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan Najwa lagi, karena keluarga Gus Azmi sudah menerima Najwa sepenuhnya.

"Alhamdulillah ya Allah... Engkau membukakan jalan lurus Mu untuk kami," syukur Najwa.



Semua Orang
Pengikut

Address

Domasan Kel. , Tulungagung
Kalidawir
66281

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Zahra Tata posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Videos

Share


Other Kalidawir media companies

Show All