17/04/2024
Indahnya Kisahku
"Saskia, bagaimana ya rasanya kalau kita dihiyanati?"
Pertanyaan Sisi membuat Saskia kaget bukan main.
"Maksud kamu apa?" Jawab Saskia acuh.
"Sakit gak ya?" Sisi tetap berkata nglantur.
"Kamu ada masalah sama kak Ferdi?"
"Gak sih, bahkan dia perhatian banget sama aku."
"Terus, kenapa bertanya seperti itu?"
"Aku takut ini hanya rekayasa,"
"Kamu bicara apa Sisi, gak lucu!"
"Aneh gak sih? Aku baru sebentar dekat dengan kak Ferdi terus dengan tiba-tiba dia nembak aku, rasanya seperti mimpi."
"Bagus d**g, mimpi jadi kenyataan!"
"Dengan wajah aku yang seperti ini, kayaknya gak banget seorang kak Ferdi yang ganteng dan jadi idaman banyak cewek tiba-tiba jatuh cinta padaku?"
"Berhenti ngomong aneh, sekarang jalani aja kisah cintamu. Selama dia memperlakukanmu dengan baik. Aku selalu mendukung,"
"Tapi kamu terlihat jengkel banget sama kak Ferdi?"
"Aku gak s**a saja, bukan jengkel. Tapi kalau kamu merasa cocok dan cinta sama dia. Lanjutkan! Ini kan memang impian kamu?"
"Aku ragu Sas,"
"Ragu kenapa?"
"Sudah ah! Aku mau balik dulu, tadi janjian sama ayank Ferdi di depan."
"Ya udah sana cepetan! Ditungguin low!"
"Iya, baybay Saskia!"
"Hati-hati..."
Saskia masih membereskan pelajarannya sedangkan Sisi sudah balik duluan karena akan bertemu Ferdi kekasihnya.
"Selama aku nuruti permintaan Angel, kak Ferdi pasti akan selalu bahagiain kamu Sis. Jangan kuatir! Aku rela berkorban apapun demi kamu, sahabatku." Batin Saskia.
"Ini sudah hampir satu bulan aku gak bertemu kak Adi, kangen juga. Tapi apa boleh buat... Demi Sisi!" Tegas Saskia dalam hati.
Didepan lapangan basket Sisi bertemu dengan Ferdi. Tidak ada yang tidak heran dengan kedekatan mereka. Sama seperti ucapan Sisi, Sisi yang biasa saja bersanding dengan Ferdi idola sekolah bagai bumi dan langit. Tapi Sisi cuek saja dengan pandangan orang lain, sama halnya dengan Ferdi. Banyak yang menghujat bahwa Ferdi hanya memanfaatkan kekayaan Sisi, sedangkan Sisi sendiri digosipkan memakai guna-guna untuk mendapatkan Ferdi.
Setelah bertemu sebentar jemputan Sisi datang. Dan mereka harus berpisah,
"Udah dulu ya yank, aku udah dijemput."
"Ya udah hati-hati." Ferdi menggenggam tangan Sisi erat.
"Lepasin, kalau gini mana bisa aku pulang...π"
"Iya-iya, habisnya masih kangen."
"Gombal!π"
"Gak percaya banget sih?"
"Iya percaya, sudah ya. Nanti pak Broto curiga."
"Iya, hati-hati."
"Siap sayang."
Sebelum meninggalkan Ferdi, Sisi tersenyum sangat manis padanya. Entah apa yang terjadi, lama-lama Ferdi merasa nyaman dengan Sisi dan mulai menyukainya. Tapi saat bersama Angel, dia bahkan tidak bisa berpaling darinya. Angel wanita cantik yang sudah merebut hati Ferdi sampai dia rela melakukan apa saja untuk Angel bahkan untuk mencelakai Sisi yang tidak bersalah hanya untuk memperdaya Saskia agar dia jauh dengan Adi. Idola Angel sejak lama.
"Angel! Aku bisa gila kalau ingat kamu, kenapa sih kamu tega nyuruh aku jadian sama gadis jelek Sisi. Padahal kamu tahu aku sangat mencintaimu Ngel..." Keluh Ferdi dalam hati.
Memang keberuntungan itu tidak pernah bisa ditebak. Hari itu saat Sisi mengantar Mami nya belanja, Sisi melihat Adi yang sedang ngopi dengan sahabatnya. Langsung saja Sisi meminta izin Mami nya yang sedang memilih tas dan sepatu.
"Mami, aku ketoilet dulu."
"Disini juga ada kan Sis, mau kemana kamu?"
"hehehe, pokoknya Sisi izin keluar bentar Mam. Gak lama kok." Sisi langsung berjalan pergi.
"Sisi! Jangan lama-lama."
"Oke Mam!π"
Langsung saja Sisi mencari Adi didalam cafe yang tadi diketahui Sisi menjadi tempat nongkrong mereka.
"Oh iya lupa, make up aku?" ucap Sisi panik.
Sisi pun tidak kehilangan akal. Dia segera memakai masker dan kaca mata untuk menyamarkan wajah nya yang berbeda.
"Semoga aja dia ngenali aku," harap Sisi.
Dengan ragu-ragu akhirnya Sisi mendekati kelompok Adi.
"Kak Adi," ucap Sisi grogi karena memang Adi bersama kelima temannya yang semuanya cowok.
"Ada yang cari tu Di!"
"Siapa?" Adi mengamati.
"Kalau memang idola kemana aja di ikuti cewek. Hehehe" Sindir salah satu temannya.
"Aku Sisi kak!" Sisi mencoba mengingatkan Adi.
"Sisi?" Gumam Adi.
"Ada hal penting yang ingin aku bicarakan kak, bentar aja kok."
"Bentar ya bro!" Adi menyetuji permintaan Sisi.
"Sudah! Cepetan sana!"
Sisi mengajak Adi berbicara dipojok ruangan yang tidak terlihat dari luar.
"Kak Adi aku minta nomer hp kakak,"
"Memang ada apa? Kok tiba-tiba,"
"Ada yang aneh pada Saskia,"
"Kamu juga merasa begitu?"
"Sebenarnya bukan aku sih yang tahu, tapi pokoknya intinya gitu."
"Maksud kamu?"
"Ada yang mengambil kartu Hp Saskia, makanya panggilan ku tidak pernah diangkat. Kakak juga kan?"
"Memang benar kata anak ini," gumam Adi dalam hati.
"Tolong kakak selidiki ya, aku mohon."
"Sekarang dimana Saskia?"
"Aku juga gak tahu, mungkin dirumahnya."
"Udah pernah tanya Saskia langsung?"
"Kalau Saskia sih biasa aja kak, cuma aku takut dia diancam kak."
"Memang sudah sebulan ini dia sering menolak ajakanku dengan alasan Bundanya."
"Kartu Saskia dibawa orang lain kak, jadi jelas itu bukan Saskia yang jawab."
"Tapi pernah sekali aku telepon, Saskia sendiri yang angkat."
"Pokoknya kak Adi harus cari tahu. Aku sendiri sudah buktikan bawa ada yang memakai nomer Saskia sekarang dan mengaku sebagai Saskia."
"Mana nomer kamu, aku misedcall."
Akhirnya Adi bertukar nomer telepon dengan Sisi. Setelah itu Sisi segera pamit dan kembali menemui Mami nya. Adi juga kembali pada teman-temannya.
"Udah kelar?"
"Mau tau?" tantang Adi.
"Cewek mulu nie bos kita! Kapan gantian kita? Hahaha" gurau teman Adi.
"Makanya dandan dikit! Biar laku, hahaha" gurau teman yang lain.
"Ada apa dengan Saskia? Aku juga udah lama curiga sebenarnya, tapi gak begitu yakin." Batin Adi.
Sebelum Sisi pergi, mereka sepakat besok Adi akan menjemput Saskia dan Sisi akan menguntit Saskia dari jauh. Kebenaran akan diungkap sekarang. Sisi berharap ini bukan sebuah bahaya.
(Siapa yang bilang kamu kalau kartu Hp Saskia di bawa orang lain?)
(Om aku kak, kemarin dia telepon dan diangkat sama orang tersebut.)
(Bilang sama Om mu untuk merekam suara gadis tersebut!)
(Iya kak,)
"Siapa dibalik semua ini?" Batin Adi bertanya-tanya.
"Hey bro! Aku ada tugas lagi,"
"Tugas apa bos?"
"Kalian siap nanti aku kabari,"
"Kami selalu siap bos!"
"Kalau ini ada kaitannya dengan orang yang aku kenal, jangan harap bisa lepas dariku!" Tegas hati Adi.
Tanpa mengirim kabar lebih dulu, Adi sudah berada di depan sekolah Saskia menunggu waktu pulang tiba. Seperti biasa semua kelompok Angel sudah merencanakan untuk mengurung Saskia kembali. Sisi sengaja segera keluar kelas untuk memantau Saskia. Dari kejauhan Sisi membuntuti Saskia, dan benar ada yang menghadang Saskia. Terlihat dari jauh Saskia dipaksa mengikuti langkah mereka. Sisi terus mengamati hingga akhirnya terlihat jelas siapa mereka. Karena kaget dan gugup Sisi masuk ke dalam kamar mandi yang ternyata mereka juga menyekap Saskia di kamar mandi itu juga. Percakapan mereka terdengar jelas ditelinga Sisi, langsung Sisi mengganti mode silence di hp nya dan berusaha mengatur nafas karena takut ketahuan.
Hari itu Sisi baru saja mengirimkan pesan suara singkat yang sudah direkam Michele pada Adi. Berulang kali Adi mendengar kan rekaman suara tersebut tapi tidak juga tahu siapa pemilik suara tersebut.
"DIAM KAMU DISINI!" Bentak mereka.
"Aku sudah melakukan apa yang kalian mau! Apa lagi sekarang?" Protes Saskia.
"DIAM!" Tamparan keras mendarat di p**i kiri Saskia.
"Kalau berontak lagi aku sikat kamu!" Ancamnya.
"Dasar licik!" Pekik Saskia.
Kembali tamparan keras melayang di p**i kiri Saskia.
"Anak ingusan berani kamu!" Ucapnya sambil menarik kerah baju Saskia.
"Sabar brai! Ikuti arahan Angel, jangan gegabah."
"Cih! Jangan menyulut emosi aku kalau kamu mau selamat!" Ancamnya.
_kring!_
"Halo, gimana Fer? Iya udah, ini udah aman Saskia nya."
"Kamu lihat Sisi?"
"Itu kan tugas kamu buat ngawasi dia? Kenapa tanya aku?"
"Aku cari dia tidak ada, apa jangan-jangan dia gak masuk hari ini?"
"Aku tadi lihat dia, coba DECH kamu hubungi."
"Kak Ferdi? Dia benar-benar terlibat dalam hal ini?" Batin Sisi.
Setelah itu benar, Hp Sisi menyala. Panggilan Ayank Ferdi tertulis di layar.
"Siapa?"
"Itu si Ferdi, ngurusi bocah culun aja gak bisa!" Kritiknya.
"Lepaskan aku!" Tolak Saskia.
"Hey kamu! Jangan macam-macam, kalau tidak aku bisa melakukan apa saja kepadamu."
Sisi yang mendengar pembicaraan mereka sangat takut dan gemetar. Panggilan Ferdi tidak diangkat, dan segera mengirim kabar kepada Adi.
(Kak Adi, Saskia di sekap di dalam kamar mandi sekolah)
(Kamu dimana?)
(Aku juga terkurung disini ditempat yang sama dengan Saskia. Bagaimana ini kak? Aku takut ketahuan,π)
(Tenang, jangan gugup. Kamu aman)
(Iya kak,)
"Kak Adi!" Sapa Angel,
"Suara ini? Sepertinya," batin Adi.
"Kakak ngapain disini? Mau ketemu aku kah?" Ucapnya genit.
"Selalu aja kamu," gumamnya.
"Mau aku temenin kak?"
"Aku mau jemput Saskia, kalau sama kamu jelas dia akan cemburu."
"Saskia udah pulang kak, tadi aku lihat dia dijemput cowok."
"Apa?" Adi pura-pura kaget.
"Iya kak, dia sudah menduakan kak Adi."
"Kurang ajar," actingnya.
"Aku lihat dia mesra banget sama cowok tersebut kak, pasti pacarnya dech!"
"Aku harus segera cari dia," Adi segera memakai helm nya.
"Aku temenin kak!"
"Gak usah, terima kasih infonya."
"Iya kak, sama-sama π"
"Oh ya, nama kamu siapa?"
"Angel kak,"
"Ya udah, nanti malam ketemu diarena Angel."
"Iya kak!" Ucap Angel semangat.
Hari itu keberuntungan tidak berpihak pada Sisi dan Saskia. Tanpa sengaja Sisi menyenggol gayung yang ada disampingnya, karena reflek Sisi mengeluarkan suara yang membuat mereka curiga.
"Siapa itu?" Mereka memulai memeriksa kamar mandi.
"Bagaimana ini?" Batin Sisi.
Sisi sangat takut dan gugup. Dia bingung harus minta tolong pada siapa. Satu-satunya yang terfikir Sisi adalah Adi, akhirnya dia menelepon Adi. Belum sempat Sisi berbicara, mereka sudah mulai menggebrak pintu. Akhirnya Sisi menaruh Hp nya di atas kamar mandi berharap Adi akan mendengar perdebatan mereka. Harapan Sisi hanya bergantung pada Adi sekarang.
"Keluar kamu! KELUAR!" Bentaknya sambil menggebrak pintu.
"Tolong kami kak," ucap Sisi pelan.
Karena tidak mendapat jawaban akhirnya mereka mendobrak pintu. Seketika Sisi menjerit ketakutan, Saskia yang hafal suara Sisi berusaha melepaskan diri tapi tidak berhasil. Ikatan mereka terlalu kuat untuk Saskia.
"Oh jadi kamu? SINI!" Mereka langsung menyeret Sisi dengan kasar.
"Ampun kak, ampuuuunnn..." Rintih Sisi dalam tangisnya.
"Mau nyusul temanmu ya?" Tangan mereka sudah melayang ke wajah Sisi.
"JANGAAAANNNN...!" Teriak Saskia.
Sisi sudah tersungkur dilantai karena tamparan yang kuat. Sisi menangis menahan sakit di p**inya.
"Lepaskan SISI!" Ucap tegas Saskia.
"Aku belum puas main-main sama gadis culun ini," langsung tangan mereka menjambak rambut Sisi kuat.
"Ampun kak... Saskiiiittt..." Rintih Sisi dalam tangisnya.
"Teriak yang keras, aku mau lihat siapa yang akan menolong kamu disini!" Tarikan tangannya semakin kuat menarik rambut Sisi yang membuatnya semakin mengerang kesakitan.
"Ampun kak...ampun...!" Mohon Sisi.
"LEPASKAAAAANNNN....!" Saskia mulai berontak. Tapi tiba-tiba sebuah pukulan benda tumpul memukul kepala Saskia. Seketika Saskia tidak sadarkan diri.
"SASKIAAAAA....!" Jerit Sisi.
Sama halnya Saskia, pukulan keras itu juga melayang pada Sisi yang membuatnya pingsan.
"Ngatasin gini aja gak becus KALIAN!" Bentak Angel.
"Maafkan Ngel,"
"Ayo kita bawa mereka pergi, jangan sampai ada guru yang curiga."
Sorotan Publik Semua Orang