Lawan

Lawan Kami bangsa papua juga berhak bernegara seperti negara-negara lain di atas tanah air kami sendiri.

10/06/2024
09/06/2024

TPNPB-OPM News.✓
9/Juni/2024

Share By: Jubir Komnas TPNPB-OPM Sebby Sambom Sebby Sambom

TPNPB Kodap XIV Yaligem Tidak bertanggungjawab Atas Oknum Polisi Bawa Lari Senjata Dari Polres Yalimo

Siaran Pers Manajemen Mark as Pusat Komnas TPNPB Per 9 Juni 2024

Hasil konfirmasi TPNPB Kodap XIV Yaligem Dan Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB, dimana pimpinan TPNPB wilayah XIV Yaligem melaporkan bahwa Mereka tidak ketahui peristiwa Oknum Anggota Polisi yang Bawa Lari Senjata Dari Polres Yalimo.

Oleh karena itu kami Dari Pengendali Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB sampaikan kepada Pemerintah Indonesia Dan Pihak TNI Dan Polri untuk tidak melakukan tindak terror terhadap masyarakat di wilayah Kabupaten Yalimo, karena pencurian Senjata jelas-jelas telah dilakukan oleh Oknum Anggota Polisi.

Sekali lagi Kami Dari Pengendali Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB sampaikan bahwa, TNI Dan Polisi tidak diperbolehkan intimidasi Dan terror terhadap masyarakat di wilayah Kabupaten Yalimo.

Jika tidak mengindahkan himbauan TPNPB, maka Pemerintah akan menanggung resikonya.

Dan siaran Pers Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB ini juga kami lampirkan dengan Audio voice Jubir Komnas TPNPB Sebby Sambom, oleh karena itu semua Pihak bisa mengikutinya.

Demikian Siaran Pers Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB, Dan diteruskan kepada semua Pihak oleh Jubir Komnas TPNPB Sebby Sambom.

Dan terima Kasih atas kerja sama yang baik, Tuhan jaga kita semua.

27/05/2024
20/04/2024

Four decades of strife and resistance: A deep dive into what's happening in West Papua

Indonesian military forces were recorded torturing a West Papuan man

The original version of this post was written by Girard Lopez and published in New Bloom on April 16, 2023. The following edited version is published on Global Voices under a content partnership agreement.
In early March 2024, the Indonesian internet and its online periphery would be rocked by a shocking video: A Papuan native seemingly detained in a bucket of water and being punched excessively by what appears to be Indonesian military forces. Then, another soldier is seen mercilessly slashing the Papuan’s back with a bayonet as the victim could do nothing but writhe in pain. By then, most may have closed the horrifying video and clamored online that the very stewards that promised to protect and uphold Pancasila, the founding philosophy of the 275.2 million ethnically diverse archipelago, would be capable of such violence.
The military made an unprecedented apology and detained 13 soldiers from the West Javan battalion that had tortured the Papuan native in Gome, Central Papua. However, such an apology would be for naught as the tortured man later died. The man would only be one of dozens of civilian victims of military brutality in the central Papuan highlands as the Indonesian military intensified their raids against the West Papua National Liberation Army last February, as reported by Human Rights Monitor.

attention from Suharto. Prabowo himself admitted to Al Jazeera in an exclusive interview that he was part of such operations, saying he had been following orders and that the kidnappings of activists were legal at the time.

“Every time candidates talk about Papuans, it’s always about land, investment, factories, plantations. It’s obvious they see the whole island as a commodity. They don’t care about the people living there nor ask the people if they agree with the project. They just command that they will bring this here and there. This is part of the national policy: the National Strategic Project,” Defe added.

When President Joko Widodo took power in 2014, many Papuans were optimistic, with the vast majority voting for him. Joko Widodo had promised that they would be listened to by the Indonesian government. In 2016, Human Rights Watch quoted Widodo saying, “I want to listen to the people’s voices, and I’m willing to open dialogue for a better Papua. The people of Papua don’t only need health care, education, the construction of roads and bridges, but they also need to be listened to.”

But such idealistic promises were, in fact, too good to be true as systemic abuse remained the status quo. In 2019, Papuans took to the streets as they became angered over police abuse against ethnic Papuan students who were accused of desecrating the Indonesian flag. The students denied such allegations, but this did not stop authorities from throwing tear gas into Papuan students’ dorm rooms and subjecting them to racial abuse. On top of this, thousands of Papuans were forcefully evacuated as the Indonesian military bombed their domiciles in an attempt to root out Papuan independence fighters.

In West Papua, even waving the West Papua Independence Morning Star flag can land you in trouble with authorities. Ambrosius was jailed for six months in 2019 for treason because he painted his body in the design of the Morning Star flag. There have also been alleged cases of people sporting the Cuban flag who have been prosecuted as they were mistaken for West Papuan independence activists.
“There are still lots of [other] cases, but they are not recorded or viral because access of information towards Papua is guarded by the government. There is no litigation option. Even though we already report all cases to the Human Rights Commission in Indonesia, the government doesn’t acknowledge such cases,” Ambrosius said.
Despite the collective trauma Papuans have faced in the last six decades, Prabowo still won the majority in West Papua. Beyond the power of AI, Tiktok, and the whitewashing campaign launched by Prabowo’s camp that helped sanitize Probowo's image, Defe says a lot of Papuans thought that Prabowo’s promise to “continue Jokowi’s course” would be a good thing. The president-elect reportedly used Joko Widodo’s previous message and promises of “development” in West Papua to win support in the region.
Human rights organizations have consistently made calls and recommendations to the United Nations Human Rights Council (UNHCR) and the Indonesian government to help improve the human rights situation in West Papua. Ambrosius recalled that the UNHCR made 269 recommendations to the Indonesian government regarding human rights in the country, with 65 of such specific to West Papua only. The Indonesian government acknowledged only a handful of these recommendations. Furthermore, some activists hope to bring the Indonesian government to the International Court of Justice to prosecute authorities for their long-standing human rights violations and abusive practices in West Papua.

UN Geneva UN Human Rights Council United Nations Human Rights Commission United States of Africa berat United Nations Human Rights UN Human Rights - Asia Human Rights Watch Al Jazeera English UN Web TV International Human Rights Organization UN Human Rights - Europe Israel Hayom ישראל היום Australian Government UN Women Pacific Australian Human Rights Commission United Nations News Human Rights Watch & Amnesty International UN Human Rights Office - Seoul United Nations New Zealand Government Mary Lawlor UN Special Rapporteur for human rights defenders United Nations Publications United Nations Police - UNPOL United Nations Human Rights in Cambodia

20/04/2024

Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Pusat & seluruh wilayah KNPB Tanah air West Papua, konsulat Indonesia "mengucapkan Selamat merayakan 70 tahun Injil masuk di Lemba Baliem,Jayawijaya,Provinsi Papua Pegunungan".Wamena, 20 April 1954-20 April 2024.

Ali murtopo bilang : rekrut orang asli papua dan jadikan TNI-POLRI/Intel dan lempar ke garis depan biar mereka baku bunu...
17/04/2024

Ali murtopo bilang : rekrut orang asli papua dan jadikan TNI-POLRI/Intel dan lempar ke garis depan biar mereka baku bunuh sendiri.

Mengenai yang di ucap oleh Ali murtopo orang asli Papua mesti sadar dan tahu yang mendalami agar tidak keliru/tidak saling merenggut nyawa sesama. Kita adalah satu, satu papua.

17/04/2024
10/04/2024

Kami Keluarga Besar Komite Nasional Papua Barat BPP-KNPB pusat 32 KNPB wilayah dan 2 KNPB konsulat beserta seluruh anggota KNPB Raja Ampat sampai Merauke

MENGUCAPKAN

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
"Syawal 1445 Hijriah"

Mohon Maaf Lahir Batin, kepada rakyat Papua baik orang asli Papua maupun Non Papua beragama muslim dari Raja' Ampat sampai Merauke.

Badan Pengurus pusat
Komite Nasional Papua Barat BPP-KNPB

Warpo Wetipo. Ones Suhuniap
Ketua I Juru Bicara

Post : Nesta Wianggen Polda Papua  Dan Pangdam Cendrawasih Berhenti Penyebar Berita HoaxSebelum Video Penyiksaan terkemu...
30/03/2024

Post : Nesta Wianggen

Polda Papua Dan Pangdam Cendrawasih Berhenti Penyebar Berita Hoax

Sebelum Video Penyiksaan terkemuka di Publik Pangdam Cendrawasih maupun dari Humas Polda Papua mengatakan.

Tiga warga sipil ditangkap pada tanggal 3 Februari 2024 dibebaskan karena tidak memiliki bukti keterlibatan mereka dengan TPNPB.
Beberapa media resmi seperti Viva, tribun antara news dan Tirto serta media lokal lainnya.
Kasus dua pelajar di Yahukimo ditangkap dan disiksa juga sama dalam berita mengatakan sudah dibebaskan namun masih ditahan Polda Papua.

Ketika Video Penyiksaan terbuka dipublikasi media sosial dan media resmi dan disebarkan luas.
Pangdam awal menyangkal bahwa video editan namun mengakui bahwa video penyiksaan benar.

Setelah desakan sorotan publik dari berbagai pihak melalui media resmi maupun aksi diberbagai kota di Indonesia dan Papua POLDA PAPUA Pangdam Cendrawasih mulai ikuti satu narasi Kapuspen.

Mereka ramai-ramai mulai cari kambing hitam bahwa orang yang disiksa adalah anggota TPNPB-OPM atau bahasa mereka KKB.

Sebelumnya mereka mengatakan bahwa tiga orang ditangkap di puncak Papua dibebaskan karena tidak terbukti terlibat dengan KKB.

Disini jelas Polda maupun Pangdam seirama, seakan mereka membenarkan tindakan anggota TNI bahwa mereka KKB pantas disiksa.

Namun dalam hukum perang internasional maupun perang non internasional ketika musuh sudah menyerah harus diperlukan sebagai tawanan perang.

Jadi pernyataan Pangdam Cendrawasih dan Kapolda Papua hanya untuk menutupi kebrutalan anggota TNI Menyiksa warga sipil hingga satu orang tewas.

Berhenti memutar balikkan fakta, seharusnya sebagai petinggi intitusi negara baik TNI maupun Polri seharusnya bijak mengeluarkan pernyataan.

Karena publik akan menilai mana yang benar mana yang salah kreblitas dan integritas sangat diragukan.

Lebih baiknya Investasi Independen dilakukan terlebih dahulu untuk mengungkapkan kebenaran kepada publik.

Walaupun demikian apa yang pernah dikatakan oleh prof Rock Gerung mengatakan penyebar Hoax Terbaik adalah penguasa.
Karena mereka memiliki peluang untuk membohongi publik.
Mereka punya kekuasaan, mereka punya media, mereka punya intelejen berpeluang untuk menipu rakyat.



Penembakan terhadap Seseorang masyarakat sipil oleh oknum Aparat TNI POLRI di Mapi kemarin Pagi_selasa, 26 Maret 2024 se...
27/03/2024

Penembakan terhadap Seseorang masyarakat sipil oleh oknum Aparat TNI POLRI di Mapi kemarin Pagi_selasa, 26 Maret 2024 sekitar jam 3 subuh.

Kunjungan Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom ke Markas Pertahanan TPNPB KODAP ###V Bintang Timur - Kabupaten Pegunungan Bin...
27/03/2024

Kunjungan Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom ke Markas Pertahanan TPNPB KODAP ###V Bintang Timur - Kabupaten Pegunungan Bintang.

Pas**an TPNPB Bintang Timur Berhasil kipas 1 Anggota Intel TNI yang menyamar menjadi Guru di Zona Perang.

Sudah tahu Daerah Rawan kalo berani masuk berarti ko aparat alias keparat.




**anKodap35

Pangdam Cendrawasih,Mayjen TNI Izak Pangemanan, Segera Akui Anggotanya Terlibat Dalam Penyiksaan Seorang Warga sipil di ...
24/03/2024

Pangdam Cendrawasih,Mayjen TNI Izak Pangemanan, Segera Akui Anggotanya Terlibat Dalam Penyiksaan Seorang Warga sipil di Papua.
Kami Komite Nasional Papua Barat KNPB Mendesak Pangdam Cendrawasih secara terbuka mengumum kan siapa oknum TNI Yang melakukan penyiksaan terhadap seorang pemuda Papua Tersebar di media sosial.
Jangan ditutup-tutupi siapa pun pelaku harus diadili secara hukum karena ini menyangkut kemanusiaan.

Terlalu dini pangdam cendrawasih mengatakan itu video editan kami rasa tidak elegan karena dua video terbar diberbagai media sosial tidak terlihat sebagai video editan.
Lebih bijaksana berwibawa padam cendrawasih Secara terbuka dan berani mengatakan bahwa anggota terlibat dalam video penyiksaan tersebut.

Hal ini penting untuk kemanusiaan karena ini bukan baru pertama kali terjadi namun peristiwa seperti ini sering terjadi di Papua salah kasus adalah kasus mutilasi di timika.
Supaya pelaku juga diadili secara terbuka bila perlu di pengadilan umum.

Kami mendesak Komnas HAM RI Komnas HAM Perwakilan Papua dan lembaga kemanusiaan terkait untuk bentuk Tim investigasi mengungkapkan kasus penyiksaan ini.

Jayapura 22 Maret 2024
Jubir Nasional KNPB
Ones Suhuniap

Sumber posting : KNPB News

Pembalasan di bumi adalah hak kami, tetapi pembalasan akhirat adalah hak TuhanWim wim..  😭
23/03/2024

Pembalasan di bumi adalah hak kami, tetapi pembalasan akhirat adalah hak Tuhan

Wim wim..

😭

Address

Jayapura

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Lawan posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Lawan:

Videos

Share


Other Digital creator in Jayapura

Show All