24/06/2024
Petani Ciparay Tingkatkan Efisiensi Pertanian Melalui Bantuan Drone Raksasa Semprot Pupuk
Mediatani – Perlu dipahami bahwa petani membutuhkan drone untuk mewujudkan industri 4.0. Hanya satu petani saja yang mampu mengelola berhektar-hektar sawahnya. Sistem ini sendiri sudah diterapkan oleh sebagian besar petani di luar negeri, seperti Amerika Serikat. Jika Anda penasaran dengan kegunaan drone di bidang pertanian, Anda perlu membaca ini sampai selesai.
Pemanfaatan drone dapat menunjang pertanian bukan hanya di luar negeri, di Ciparay Kabupaten Banten telah beralih menggunakan alat tersebut.
Drone dengan ukuran 1 meter yang digunakan di Ciparay memiliki ukuran berkali-kali lipat dari drone yang biasa digunakan untuk kebutuhan fotografi atau video dari ketinggian.
Bagian badan drone memiliki bagian yang terlihat sebuah tangki dan sprayer. Pesawat kendali dengan jarak jauh terlihat mondar-mondir di area persawahan sambil penyemprotan cairan pupuk.
Penggunaan drone agar meningkatkan pertanian yang menggugah perhatian petani sekitar, dengan salah satu petani bernama Ridwan Sanjaya. Beliau begitu takjub melihat drone berukuran besar yang digunakan dalam dunia pertanian menyemprot pupuk atau obat.
“Bagus, inovasi ini dapat menjadi motivasi bagi anak muda agar menarik semangat sehingga mau terjun dalam dunia pertanian karena adanya teknologi yang semakin berkembang,” ujar Ridwan saat melakukan uji coba penggunaan drone dalam dunia pertanian, Ciparay Jumat 21 Juni 2024.
Dalam teknis drone sangat membantu dan memudahkan petani dalam melakukan pemupukan serta penyemprotan obat. Dengan waktu yang dibutuhkan dengan sangat cepat, juga menjadi sangat efisien karena tidak harus menggunakan jasa pekerja dalam jumlah yang banyak.
“Namun harganya yang sangat mahal,” katanya.
Drone yang digunakan tersebut bukan hak miliki petani di Ciparay, namun milik Petrokimia yang sedang memperkenalkan sebuah inovasi penggunaan teknologi terbaru yang semakin canggih di dunia pertanian Di Ciparay.
Eko Suroso sebagai SV Mitra Bisnis Petrokimia Gresik mengatakan drone tersebut sudah dikembangkan. Tetapi belum di pasarkan di Pulau Jawa.
Teknologi saat ini digunakan dalam penyemprotan pupuk atau obat pertanian, dengan memperhatikan secara teliti ketinggian dan usia tanaman.
“Pada saat padi yang baru ditanam dengan ketinggian jangan kurang dari 4 meter karena tanamannya masih belum cukup kuat,” ujarnya.
Drone yang digunakan jika dalam keadaan ketinggian rendah maka angin yang menerjang bisa merusak tanaman. Sehingga perlunya dalam usia padi sudah tua, dengan ketinggian 3 meter pun tidak menjadi masalah.
Penyemprotan pupuk menggunakan drone dapat menjangkau lebih banyak permukaan, tempat yang susah dijangkau menjadi lebih mudah dalam penggunaan drone sehingga lebih efisien.
Dalam teori, penggunaan drone lada tanaman pertanian termasuk dalam golongan yang aman di gunakan dan efisien. Namun dalam penggunaannya harus dilakukan oleh orang terlatih untuk bisa mencegah hal yang tidak di inginan seperti kecelakaan atau hal lainnya.