Anda pernah mendengar tentang Hutan Perempuan di Teluk Youtefa, Papua? Tempat ini hanya boleh dimasuki perempuan!
Di sini, perempuan menjaga tradisi leluhur lewat aktivitas seperti tonotwiyat—mencari kerang di lumpur mangrove dengan cara unik dan penuh makna. Lebih dari sekadar tempat, hutan ini juga simbol perlawanan terhadap kerusakan lingkungan dan ketidakadilan.
Bagikan kisah ini supaya semakin banyak yang tahu dan ikut menjaga warisan berharga kita.
Host: Silvia Triyanti Luis @hongsiaofenn
Video Editor: Ricky Martin @ricky_jalanjalan
#NatGeoIndonesia #PotretNegeriku #HutanPerempuan #HutanPapua
Ketika Air Hujan Jadi Harapan
Di tengah anggapan bahwa air hujan adalah air kotor yang tak berguna, Komunitas Banyu Bening berani berpikir berbeda. Mereka memanfaatkan air hujan sebagai sumber daya berharga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sekaligus menjaga lingkungan.
"Kami dianggap gila karena memanfaatkan air hujan, tapi kami percaya, air hujan adalah berkah dari langit yang tak boleh disia-siakan," ungkap Sri Wahyuningsih salah satu penggerak komunitas.
Melalui inovasi sederhana tapi berdampak besar, mereka menciptakan solusi keberlanjutan yang ramah lingkungan. Dengan dedikasi penuh, mereka membuka mata banyak orang bahwa alam menyediakan apa yang kita butuhkan jika kita tahu cara menghargainya.
Inovasi inilah yang mengantarkan Komunitas Banyu Bening menjadi Pemenang di salah satu nominasi dalam perhelatan KEHATI AWARD 2024 beberapa waktu lalu.
Komunitas ini adalah bukti bahwa dari setiap tetes hujan, ada masa depan yang lebih baik menanti. Mari dukung langkah kecil yang membawa perubahan besar ini!
Teks dan Video Editing oleh Ricky Martin (@ricky_jalanjalan) / National Geographic Indonesia.
Apakah Anda tahu, Lembah Harau di Sumatra Barat dahulu adalah dasar lautan?
Proses geologi jutaan tahun membuat kawasan ini terangkat ke permukaan, menciptakan tebing-tebing megah setinggi 100 hingga 300 meter. Mari, jelajahi keindahan Lembah Harau sekaligus menjaga kelestariannya. Jangan lupa, ajak teman-teman supaya semakin seru!
Follow @natgeoindonesia untuk kisah keindahan alam Indonesia lainnya!
Host: Silvia Triyanti Luis @hongsiaofenn
Video Editor: Ricky Martin @ricky_jalanjalan
#NatGeoIndonesia #PotretNegeriku #Geologi #LembahHarau #SumatraBarat
Inovasi untuk Masa Depan Nelayan Tiram di Indonesia
Di tengah tantangan kemiskinan yang melanda komunitas nelayan tiram, Natural Aceh hadir membawa harapan dengan metode floating culture. Solusi ini tidak hanya meningkatkan hasil panen tiram secara signifikan, tetapi juga membuka jalan untuk kehidupan yang lebih sejahtera bagi para nelayan.
Dengan pendekatan ramah lingkungan, metode ini menjaga ekosistem laut sekaligus menciptakan peluang ekonomi baru. Dedikasi ini menjadi bukti bahwa cinta untuk negeri bisa dimulai dari laut, tempat kehidupan pertama kali bermula.
Atas ini lah kelompok Natural Aceh menjadi salah satu pemenang dalam perhelatan di Kehati Award 2024.
"Melindungi laut berarti melindungi masa depan kita semua." - Natural Aceh
Mari kita dukung langkah-langkah kecil seperti ini yang membawa harapan besar untuk Indonesia.
Teks dan Editing Video by Ricky Martin (Ricky_jalanjalan) / National Geographic Indonesia.
Di tanah kering dan cadas Nusa Tenggara Timur, lahirlah Gestianus Sino, seorang inovator pertanian yang berjuang tanpa henti untuk menghidupkan harapan. Dengan tangan yang akrab dengan kerasnya alam, ia mengolah tanah bukan hanya dengan tenaga, tetapi juga dengan cinta dan pemahaman mendalam tentang harmoni.
Ia menciptakan sebuah sistem pertanian terintegrasi—sebuah konsep yang tidak hanya memberi hasil panen yang melimpah, tetapi juga merawat alam agar tetap lestari dan tangguh menghadapi perubahan iklim. Melalui keseimbangan antara manusia dan lingkungan, Gestianus Sino membuktikan bahwa keajaiban bisa terjadi bahkan di tengah keterbatasan.
“Pertanian bukan hanya soal bertahan hidup, tetapi tentang menciptakan kehidupan,” ungkapnya penuh semangat.
“Kalau kita mencintai tanah ini, tanah akan membalas dengan hasil yang berlipat ganda.”
Dengan semangat dan visi yang kuat, Gestianus menginspirasi para petani lain untuk ikut bergabung dalam perjalanan menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Ia adalah bukti dedikasi untuk negeri yang nyata bahwa ketekunan, inovasi, dan cinta untuk bumi bisa menaklukkan kerasnya cadas dan mengubahnya menjadi sumber kehidupan.
Dengan Semangat ini lah, Gestianus Sino menjadi sosok inspiratif juga menjadi Pemenang dari salah satu Nominasi di KEHATI AWARD 2024.
Teks dan Video Editing oleh Ricky Martin (@ricky_jalanjalan) / National Geographic Indonesia
Kelompok Pelindung Hutan Pesanguan, Kabupaten Tanggamus, Lampung sukses mengubah masyarakat perambah hutan menjadi pelindung hutan. Masyarakat yang awalnya memiliki ketergantungan dengan hasil hutan ini kini meraup berkah dengan kembalinya fungsi hutan yang berada di batas-batas Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Sosok Haryanto warga kampung Pesanguan yang memilih berjuang merawat ekosistem hutan menjadi upaya Dedikasi Untuk Negeri membentengi negeri dari dampak perubahan iklim.
#DedikasiuntukNegeri
Video dan teks oleh Ricky Martin (@ricky_jalanjalan) / National Geographic Indonesia
Penderitaan Martir Kristen Zaman Romawi
Bagi orang-orang Kristen dahulu, mempertahankan apa yang mereka yakini tidaklah selalu mudah. Mereka menghadapi penganiayaan selama berabad-abad di tangan berbagai penguasa Romawi.
Orang-orang Kristen di zaman dulu, terutama di masa awal penyebaran agama tersebut, menghadapi kematian paling sadis dan keji yang bisa dibayangkan di tangan para penganiaya mereka. Mereka yang lebih suka menghadapi kematian daripada mengingkari imannya diberi nama martir.
Banyak dari para martir awal ini dikanonisasi dan dijadikan orang-orang suci. Selama berabad-abad, kisah pengorbanan mereka menyebar ke seluruh dunia Kristen, menjadi inspirasi bagi banyak pengikut. Berikut adalah beberapa kematian terburuk yang diderita oleh para martir.
Saksikan juga di YouTube https://www.youtube.com/watch?v=Sisp2MdoueE
Riset oleh Utomo Priyambodo
Video dan Narator oleh Silvia Luis
Editor oleh Aga Akbel
Indonesia adalah salah satu penghasil sampah botol plastik terbanyak di dunia. Keresahan ini menjadi titik balik bagi Suhendra Setiadi, pendiri dan Direktur Utama Plasticpay. Kisah berawal dari pertemuannya dengan seorang rekan yang kesulitan bahan mentah untuk bisnis daur ulang hingga terpaksa mengimpor sampah botol plastik. Suhendra kemudian menyadari ada masalah besar yang perlu dipecahkan.
Dari situ lahirlah Plasticpay, sebuah platform digital yang mengajak masyarakat untuk menukarkan sampah botol plastik menjadi poin yang bisa ditukar dengan uang elektronik. Namun, ini bukan sekadar inovasi, misi Suhendra lebih besar: mengubah kebiasaan membuang sampah sembarangan menjadi aksi memilah dan mengumpulkan botol plastik untuk didaur ulang menjadi produk berkelanjutan.
Simak kisah selengkapnya di Youtube National Geographic Indonesia https://youtu.be/heYp5K1YRZo
Riset oleh Silvia Luis @hongsiaofenn
Video oleh Aga Akbel Pratama @agapratam
Foto oleh Donny Fernando @maximigeorgius
#NatGeoIndonesia #BotolPlastik #SampahPlastik #DaurUlang #GridNetwork
Tak Ada Kata Menyerah Mengatasi Sampah di Laut Indonesia
Swietenia Puspa Lestari, seorang penyelam muda yang turut mengubah perairan Indonesia melalui aksi nyata. Bermula dari ketertarikannya pada laut Indonesia yang cantik, Tenia mempunyai hobi menyelam dan melihat keanekaragaman hayati bawah laut. Namun, keresahan pun timbul, ketika dia melihat dan menemukan sampah yang ada di dalam laut.
Tenia kini memimpin Divers Clean Action (DCA) — sebuah komunitas yang tak kenal lelah membersihkan lautan dari sampah plastik. Dari mengumpulkan data hingga melakukan aksi bersih-bersih laut secara rutin, Tenia dan tim DCA memelopori perubahan nyata dalam perang melawan sampah laut. Tak hanya itu, banyak kegiatan yang dilakukan Tenia dan DCA untuk mengurangi permasalahan sampah yang ada di laut.
Simak kisah inspiratifnya di video berikut.
Video oleh Sivia Triyanti Luis
Video Editor oleh Aga Akbel Pratama
Foto oleh Donny Fernando
#SampahLaut #LautIndonesia #Lingkungan #sampah
Toyota Eco Youth (TEY) 13 memulai rangkaian Genba dari SMK Negeri 1 Mojokerto yang terletak Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur pad Kamis 31 Oktober 2024
Genba merupakan lanjutan dari kegiatan TEY 13 setelah melewati proses mentoring selama 3 pekan dengan beberapa tema diantaranya adalah pengembangan unsur energi, sampah, udara, dan air.
SMK Negeri 1 Mojokerto, yang merupakan salah satu dari 25 proposal inovasi terbaik di TEY 13 kali ini, mengusung tema inovasi: "Tissue biogradable dengan memanfaatkan limbah serat dari hasil panen petani sampah."
Inovasi dan keseruan selengkapnya dapat kalian simak melalui video ini ya!
#tey #tey13 #ecoactivism #aksijagabumi
Secara umum, populasi Mesopotamia terbagi empat kelompok berupa kelas atas, kelas menengah, kelas bawah, dan budak.
Tidak mudah bagi warga miskin untuk naik pangkat dan menjadi pendeta atau bangsawan dalam sejarah Mesopotamia kuno. Sistem ini akan berdampak signifikan terhadap kehidupan sehari-hari di Mesopotamia kuno dari satu ujung ke ujung lainnya.
Riset oleh Hanny Nur Fadhilah
Video oleh Warsono @sony14
Narator oleh Silvia Luis @hongsiaofenn
Editor oleh Aga Akbel @agapratam
#NatGeoIndonesia #Sejarah #MesopotamiaKuno #KelasSosial #BerbagiCerita #GridNetwork
Sejarah Perkeretaapian Hindia Belanda di Het Spoorwegmuseum Utrecht
Dalam perjalanannya, sejarah perkeretaapian di Hindia Belanda dimulai dari perusahaan kereta api Nederlandsch Indische Spoorwegmaatschappij (NIS). Mereka memulai pengoperasian kereta dengan pembukaan jalur kereta api pertama di Hindia Belanda. Simak video lengkapnya!
Riset oleh Galih Pranata
Video oleh Warsono
Narator oleh Silvia Luis
Video Editor oleh Aga Akbel
Saksikan juga di YouTube https://www.youtube.com/watch?v=jZL5fzKYvyQ