19/02/2024
Pemilu 2024 berlangsung dengan suasana aman dan kondusif. Namun, penyelenggaraan pemilu kali ini juga tak luput dari sejumlah catatan. Yakni, masih ditemukannya money politics atau politik uang.
Warga Desa Ikan Tuanbeis, Kecamatan Io Kufeu, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), misalnya, mengadukan salah seorang caleg karena tim suksesnya kedapatan membagi-bagikan uang di masa tenang. Tindakan politik uang atau operasi serangan fajar ini diduga dilakukan caleg PKB berinisial A dari Daerah Pemilihan (Dapil) III Kabupaten Malaka. Dapil ini meliputi lima Kecamatan, yakni Io Kufeu, Laenmanen, Sasitamean, Botin Leobele dan Malaka Timur. Kasus ini telah dilaporkan ke Bawaslu setempat dan saat ini masih dalam proses penyelidikan.
Politik uang atau serangan fajar juga terjadi di Kota Kupang, NTT yang memiliki lima dapil berdasarkan kecamatan. Dapil tersebut di antaranya Kelapa Lima, Oebobo, Maulafa, Alak, dan Kota Raja-Kota Lama. Dari lima dapil tersebut terdapat 631 caleg yang bertarung memperebutkan 40 kursi DPRD.
Praktik serangan fajar juga terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Saiful, 45 tahun, warga Ngemplak, Caturharjo, Sleman, DIY, menjadi salah satu warga yang terkena serangan fajar. Tepat sehari sebelum pemilu, pada Selasa malam, 13 Februari 2024, Saiful menerima dua amplop.
Selain politik uang, temuan hoaks pemilu dan potensi hoaks menjelang pemungutan suara 14 Februari 2024. Temuan tersebut dirangkum berdasarkan penelusuran tim pengawasan siber Bawaslu dan Panwaslu terhadap pelanggaran konten.
Berdasarkan hasil analisis Bawaslu, disimpulkan bahwa hoaks menjelang pemungutan suara meningkat. Berdasarkan rekapitulasi hasil pengawasan siber Bawaslu selama masa kampanye, mulai 28 November hingga 10 Februari 2024, ditemukan 355 dugaan pelanggaran konten internet (siber).
Puncak penyebaran hoaks diprediksi akan terjadi setelah pemungutan suara 14 Februari 2024. Yakni, periode ketika rekapitulasi suara hingga gugatan hasil pemilu ke Mahkamah Konstitusi (MK). Serangan tersebut berpotensi menyasar peserta pemilu, penyelenggara pemilu, media, serta lembaga survei.
Selengkapnya di Majalah GATRA Edisi “Dan Pemenangnya Adalah…“