5 Juli 2004, tepat 20 tahun lalu, Indonesia untuk pertama kalinya menyelenggarakan pemilihan umum untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden secara langsung oleh rakyat.
Pilpres secara langsung ini adalah amanat UUD 1945 setelah amendemen ketiga pada tahun 2001. Pada pasal 6A ayat (1) menyebutkan presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat.
29 Mei 2006 atau tepat 18 tahun lalu lumpur panas mulai menyembur dari retakan tanah yang berada di sisi utara sumur pengeboran gas Banjar Panji - 1 milik PT Lapindo Brantas di Desa Renokenongo Kabupaten Sidoarjo.
Menurut Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo, Kementerian PUPR, semburan diperkirakan akan berlangsung cukup lama, mengingat sebagian dari para ahli geologi memperkirakan fenomena semburan akan berlangsung lebih dari 30 tahun.
Dampak dari semburan lumpuran ini telah menenggelamkan 12 desa, 24 pabrik, dan "menyingkirkan" 30 ribu warga dari kampung kelahirannya seperti dikutip dari arsip berita Antara 29 Mei 2010.
Artikel Antara 30 Mei 2011 “Lumpur Lapindo: "Human Error" Atau Faktor Alam” oleh Edy M Ya'kub menyebutkan para ahli geologi sendiri masih berbeda pendapat tentang penyebab semburan lumpur ini, yakni kesalahan pengeboran dan peristiwa alam.
Misalnya, Richard Davies, ahli geologi Inggris yakin 99 persen jika peristiwa ini akibat kesalahan pengeboran.
Namun, Sergey Kadurin, ahli geologi Rusia, menyatakan semburan ini akibat kejadian alam. "Indikasi tersebut karena adanya gunung api yang terpendam di dalam permukaan tanah di tahun-tahun sebelumnya yang mungkin masyarakat tidak mengingatnya," ujarnya.
Bahkan dalam American Association of Petroleum Geologist (AAPG) Conference 2008 di Cape Town yang diikuti para ahli geologi dunia harus menempuh mekanisme voting, untuk menyimpulkan penyebab lumpur Sidoarjo.
Dalam voting itu, sejumlah 42 geolog setuju bahwa semburan lumpur diakibatkan pengeboran, 13 geolog menilai semburan itu karena pengeboran dan Gempa Yogyakarta.
Sebanyak 16 pakar geologi belum bisa menyimpulkan apa yang jadi penyebab serta tiga pakar lainnya menyebut semburan diakibatkan gempa Yogyakarta.
#antaradata #lumpurlapindo #lumpursidoarjo #lapindo #lapindobrantas #lumpurpanas #pusatdataantara #arsipantara #arsiplkbnantara #fotolawas #fotosejarah #fotojurnalistik
26 April 2013 Ustaz Jefri Al Buchori atau Uje tutup usia karena kecelakaan. Uje yang dijuluki ustaz gaul diduga mengantuk saat mengendarai sepeda motor sehingga terjadi kecelakaan di Jalan Gedung Hijau Raya, Jakarta Selatan, Jumat dini hari sekitar pukul 01.00 WIB.
Setelah melewati Bundaran Pondok Indah, tepatnya di depan rumah Nomor 17-PB/38, Ustaz Jefri yang mengendarai motor "gede" (moge) merk Kawasaki jenis ER 650 CC dengan Nomor Polisi B-3590-SGQ menabrak pohon palem.
Kepala Subdirektorat Penegakkan Hukum pada Direktorat Lalulintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Polisi saat itu, Sudarmanto, memperkirakan korban mengendarai motor dengan kecepatan tinggi, kemudian kehilangan kendali hingga menabrak trotoar sebelah kiri dan pohon palem.
"Korban terpental ke depan kurang lebih 3-4 meter dengan posisi telungkup," ujar Sudarmanto.
Menurut Nasaruddin Umar, Wakil Menteri Agama saat itu, Uje adalah ustaz multitalenta, karena dia selain sebagai artis, seniman, qori juga mampu bergaul mulai dari lapisan atas hingga "akar rumput" seperti dikutip dari artikel berita Antara 26 April 2013.
Karena kemampuan yang serba "plus" itu, lanjut Nasaruddin, maka Uje mampu memberi pencerahan kepada kalangan anak muda. Terlepas dari sejarah masa lalu dari Uje sendiri, sejak terjun sebagai mubalig, pesan dakwahnya bisa keras kadang bisa lembut.
Pada masa mudanya ia sempat terjerat narkoba. Pada salah satu tausiahnya, ustaz Jefri pun tidak segan-segan menyebutkan jenis obat-obatan terlarang yang pernah ia kenal di masa mudanya dulu. "Ada putaw, inex, cimeng, sabu-sabu," katanya merinci.
Setelah disalatkan di Masjid Istiqlal, jenazah Uje dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak.
Uje sebelum wafat melalui akun media sosial Path menyebut "pada akhirnya..semua akan menemukan yang namanya titik jenuh.. dan pada saat itu..kembali adalah yang terbaik.. kepada siapa? Kepada DIA pastinya..Bismika Allohumma ahya wa amuut".
#antaradata #uje #utadzjefri #ustadzjefry #ustad
27 Februari 1959 Presiden Republik Demokratik Vietnam Ho Chi Minh tiba di Jakarta untuk melakukan kunjungan kenegaraan sampai 8 Maret 1959.
Presiden Soekarno saat itu menyambut Ho Chi Minh langsung di Bandara Kemayoran, Jakarta. Lalu dengan mobil kabriolet (convertible) Soekarno dan Ho Chi Minh menuju Istana Merdeka.
Sepanjang jalan menuju Istana Merdeka mereka menyaksikan rakyat Jakarta memberikan sambutan yang luar biasa.
Dikutip dari arsip berita Antara 1 Maret 1959 dalam jamuan makan malam, Ho Chi Minh berkata, “Saya tidak menamakan saudara-saudara ‘ladies and gentlemen’, sebab saya di sini merasa ada di rumah sendiri, saya merasa ada di tengah-tengah keluarga saya sendiri.”
Ho Chi Minh memulai pidatonya malam itu dengan: Bung Karno, sisters, and brothers!
Presiden Soekarno menilai Ho Chi Minh adalah orang yang secara perawakan kecil dan sederhana. Namun ia seorang yang besar, lebih besar dari orangnya sendiri adalah ide yang hidup padanya.
Ide kemerdekaan untuk tanah airnya. Ide perdamaian dunia. Ide persaudaraan umat manusia. Serta ide keadilan sosial.
Selama di Indonesia Ho Chi Minh juga berkunjung ke Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Bali.
Di Bandung 2 Maret 1959 ia menerima gelar Doctor Honoris Causa dalam ilmu hukum dari Universitas Padjajaran yang dipromotori oleh Mohammad Yamin.
#antaradata #soekarno #sukarno #presidenindonesia #presidenpertamaindonesia #presiden #presidenvietnam #hochiminh #ipphos #pusatdataantara #arsipantara #arsiplkbnantara #fotolawas #fotosejarah #fotojurnalistik
29 Januari 1950 sekitar pukul 18.30 Panglima Besar Jenderal Sudirman meninggal pada usia 34 tahun karena sakit tuberkulosis (TBC) di Magelang, Jawa Tengah.
Sejak memimpin perang gerilya setelah Agresi Militer II 1948, ia terpaksa hidup dengan sebuah paru-paru.
Dikutip dari arsip berita Antara 30 Januari 1950 dari Magelang mobil jenazah Sudirman yang bercat merah dibawa ke Yogyakarta dengan iringan puluhan mobil yang dikawal oleh beberapa tank dan truk prajurit.
Sudirman dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta, pada 30 Januari 1950 pukul 15.00.
Mohammad Hatta atas nama Presiden Soekarno dalam pidatonya menyatakan menaikkan pangkat Sudirman yang sebelumnya Letnan Jenderal menjadi Jenderal.
#antaradata #sudirman #soedirman #jenderalsudirman #jenderalbesar #jenderalbesarsudirman #panglimabesartni #jenderalbesartni #ipphos #pusatdataantara #arsipantara #arsiplkbnantara #fotolawas #fotosejarah #fotojurnalistik