06/05/2024
Bagian 42:
Debu & Permata
"Betapa bodohnya engkau, wahai hamba yang mengumpulkan debu dan menyangkanya sebagai permata berharga. Tidakkah engkau menyadari bahwa segala yang engkau miliki saat ini adalah anugerah dari Sang Pemberi, yang dapat Ia ambil kembali kapan saja Ia kehendaki?"
Dalam zaman yang semakin materialistis ini, kita seringkali terjebak dalam obsesi untuk mengumpulkan harta, kekayaan, dan kemewahan duniawi. Kita terlena oleh kilau semu yang dipancarkan oleh kemegahan dan kemewahan, lupa bahwa semua itu hanyalah debu yang akan lenyap ditelan masa.
Wahai jiwa yang terlelap, lihatlah dengan mata hati yang jernih. Segala yang kau miliki, setiap anugerah yang kau rasakan, adalah kemurahan dari Sang Maha Kuasa, Sang Pemberi Kehidupan. Tidakkah engkau menyadari bahwa setiap hembusan napas, setiap detik yang kau lalui, adalah anugerah yang tak terhingga nilainya?
Janganlah engkau terbuai oleh ilusi duniawi, wahai sahabat. Ketahuilah bahwa segala yang kau kumpulkan, segala yang kau banggakan, dapat Ia tarik kembali kapan saja Ia kehendaki. Maka, bersyukurlah dan nikmati setiap anugerah yang Ia berikan, tanpa terlalu terikat pada kemewahan fana.
Berbahagialah dengan kesederhanaan, wahai jiwa yang tercerahkan. Temukanlah kebahagiaan sejati dalam ketenangan batin, dalam hubungan yang tulus dengan sesama, dan dalam pengabdian kepada Sang Maha Pemberi. Hanya dengan demikian, engkau akan menemukan permata yang sesungguhnya, yang tak lekang oleh waktu.