ITTC Indonesia

ITTC Indonesia ITTC Indonesia merupakan bagian dari ITTC Network

International Technology Transfer Consortium (ITTC) Indonesia merupakan konsorsium dari sejumlah universitas di Indonesia yang bergerak di bidang adiksi dan HIV/AIDS.

"Breaking Barriers: Navigating Challenges in Addiction Treatment for Lasting Discovery".On August 25, 2024, the Unika At...
27/08/2024

"Breaking Barriers: Navigating Challenges in Addiction Treatment for Lasting Discovery".

On August 25, 2024, the Unika Atma Jaya Seminar Room came alive with discussions and insights during the seminar titled "Breaking Barriers: Navigating Challenges in Addiction Treatment for Lasting Recovery." This significant event featured a distinguished lineup of experts, each bringing a wealth of knowledge to address the complexities of addiction treatment. This seminar was the product of the ITTC Indonesia collaboration.

The seminar invited Prof. Dr. Arnt Schellekens, PhD, a professor in psychiatry and addiction from the Radboudumc/Donders Centre for Neuroscience. Following this, Dr. Shelly Iskandar, Sp.AkP, Sp.KJ, MSi, PhD, from Padjadjaran University and the Indonesian ITTC, explored the application of motivational interviewing techniques in patients with substance use disorders (SUD) who also faced comorbid conditions. This seminar also invited Dr. dr. Kristiana Siste, Sp.KJ, Subsp.Ad(K), head of psychiatric department in the University of Indonesia, who provided an in-depth look at gambling disorders.

Throughout the day, the seminar held numerous interactive sessions, including roleplays and discussions, which facilitated a dynamic learning environment. Attendees not only gained insights into advanced treatment methodologies but also explored various screening tools useful for psychiatrists in assessing and managing addiction disorders.

The event was joined by 50 psychiatrists and addiction specialists from various universities, serving as a rich discusssion for professional development and networking.

Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un Allahummaghfirlaha warhamha wa afiha wa'fuanha With profound grief, we inform you:dr...
31/05/2024

Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un
Allahummaghfirlaha warhamha wa afiha wa'fuanha

With profound grief, we inform you:
dra. Riza Sarasvita, MSi, MHS, PhD, clin. psychologist
• Deputy of Rehabilitation, BNN RI
• Chairperson, Abhipraya Foundation
• Co-PI HPTN 074, Indonesia Site
• Member of ITTC Indonesia
Left for her heavenly abode on Friday, 31 May 2024; at 09.26 AM WIB

May Allah swt accepts all her deeds and place her in the Heaven.

Present your work at the 1st International Conference on Drugs Research and Policy 2024!The global approach to drugs and...
14/03/2024

Present your work at the 1st International Conference on Drugs Research and Policy 2024!

The global approach to drugs and substance policy is a multifaceted challenge involving numerous nations and organizations. Many United Nations focal points and leading organizations propose drugs policy reforms. The commitments of the drugs policy leading organization include prevention of harm to the drugs consumption, access to rehabilitation for people who use drugs, reducing supply, and trafficking of illicit drugs. However, it's crucial to recognize that drugs policies differ significantly from one country to another, and there is no one-size-fits-all approach to drugs control. Some countries have adopted a more liberal approach to drugs use. In contrast, others have taken a more punitive approach, including Indonesia, which has been a feature of the country’s criminal justice system. The forthcoming International Conference on Drugs Research and Policy 2024 will be an opportunity to bring together policymakers, researchers, healthcare professionals, law enforcement agencies, and civil society organizations to engage in constructive dialogues and knowledge-sharing on contemporary drugs policy issues.

The Indonesian Center for Drugs Research, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya and Institute for Criminal Justice Reform are pleased to invite you to submit an abstract by April 19, 2024 for The International Conference on Drugs Research and Policy 2024. Abstracts must be submitted via the https://bit.ly/ICDR1stConference. The conference guidelines and topics can be seen at https://icdr.or.id/conference.

Conference date: May 14-15, 2024
Venue: Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jl. Sudirman 51, Jakarta - INDONESIA
Admission fee: Free

Submitted abstracts will be reviewed by the Committee. Accepted abstracts will be presented as Oral or Poster Presentations. An advanced draft paper must be submitted before June 1, 2024. The full manuscript will be published as a bilingual book (Bahasa Indonesia and English).

Contact and Information
Email:
[email protected]

Liaison officer:
Meyliana : +6281319574379
Dellvin: +6281386530011

FAKTA TENTANG Memahami Penggunaan dan Kecanduan Narkoba – Bagian 5Poin-poin yang perlu diingat Kecanduan narkoba merupa...
30/01/2024

FAKTA TENTANG Memahami Penggunaan dan Kecanduan Narkoba – Bagian 5

Poin-poin yang perlu diingat
 Kecanduan narkoba merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan perilaku mencari dan penggunaan narkoba yang kompulsif, atau sulit untuk dikendalikan, meskipun memiliki dampak buruk.
 Perubahan pada otak yang terjadi seiring berjalannya waktu akibat konsumsi narkoba mengubah kendali-diri seorang yang kecanduan serta menganggu kemampuan mereka dalam menahan keinginan untuk mengonsumsi narkoba. Inilah alasannya mengapa kecanduan narkoba merupakan penyakit yang relaps.
 Relaps adalah kembalinya penggunaan narkoba setelah usaha untuk berhenti. Relaps mengindikasikan pengobatan yang lebih banyak atau berbeda.
 Sebagian besar narkoba mempengaruhi sirkuit penghargaan otak dengan cara membanjirinya dengan dopamin. Lonjakan dopamin pada sirkuit penghargaan menyebabkan penguatan terhadap kegiatan yang tidak sehat namun menyenangkan, mengarahkan orang untuk mengulangi perilaku tersebut terus menerus.
 Seiring waktu, otak menyesuaikan dengan kondisi kelebihan dopamin sehingga mengurangi efek “high” yang dialami seseorang dibandingkan dengan efek “high” yang mereka alami ketika pertama kali menggunakan narkoba – sebuah efek yang dikenal sebagai toleransi. Mereka akan menggunakan narkoba dalam jumlah lebih banyak dalam upaya mencapai kadar dopamine yang sama.
 Tidak ada faktor tunggal yang dapat memprediksi apakah seseorang akan menjadi kecanduan narkoba. Kombinasi faktor GENETIK, LINGKUNGAN, dan PERKEMBANGAN mempengaruhi risiko seseorang menjadi kecanduan. Semakin banyak faktor risiko yang dimiliki seseorang, semakin besar kemungkinan penggunaan narkoba akan mengarah pada kecanduan.
 Kecanduan narkoba dapat diobati dan dapat dikelola dengan sukses.
 Kabar baik lainnya adalah penyalahgunaan dan kecanduan narkoba dapat dicegah. Guru, orangtua, dan penyedia layanan kesehatan memiliki peran penting dalam mendidik generasi muda dan mencegah penyalahgunaan dan kecanduan narkoba.

Link to: https://nida.nih.gov/publications/drugfacts/understanding-drug-use-addiction

FAKTA TENTANG Memahami Penggunaan dan Kecanduan Narkoba – Bagian 4Apakah kecanduan narkoba dapat dicegah atau diobati?Se...
30/01/2024

FAKTA TENTANG Memahami Penggunaan dan Kecanduan Narkoba – Bagian 4

Apakah kecanduan narkoba dapat dicegah atau diobati?
Seperti halnya pada penyakit kronis lainnya, seperti diabetes, asma, atau penyakit jantung, pengobatan bagi kecanduan narkoba umumnya bukanlah obat untuk kesembuhan. Akan tetapi, kecanduan narkoba dapat diobati dan dapat dikelola dengan sukses. Orang yang pulih dari kecanduan berisiko untuk relaps selama bertahun-tahun dan mungkin untuk seumur hidup mereka. Penelitian menunjukkan bahwa menggabungkan obat-obatan untuk pengobatan kecanduan dengan terapi perilaku memastikan peluang keberhasilan terbaik bagi sebagian besar pasien. Pendekatan pengobatan yang disesuaikan dengan pola penggunaan narkoba dan masalah sosial, mental, dan medis yang terjadi bersamaan pada masing-masing pasien mengarah pada pemulihan yang berkelanjutan.

Kabar baik lainnya adalah penyalahgunaan dan kecanduan narkoba dapat dicegah. Banyak hasil penelitian yang didanai oleh NIDA menunjukkan bahwa program pencegahan yang melibatkan keluarga, sekolah, komunitas, dan media efektif bagi pencegahan atau pengurangan penyalahgunaan dan kecanduan narkoba. Meskipun peristiwa pribadi dan faktor budaya mempengaruhi kecenderungan penggunaan narkoba, ketika generasi muda memandang penyalahgunaan narkoba sebagai hal yang berbahaya, mereka cenderung untuk mengurangi penggunaan narkoba. Oleh karenanya, edukasi dan penjangkauan merupakan kunci dalam membantu orang memahami kemungkinan risiko penggunaan narkoba. Guru, orangtua, dan penyedia layanan kesehatan memiliki peran penting dalam mendidik generasi muda dan mencegah penyalahgunaan dan kecanduan narkoba.

Link to: https://nida.nih.gov/publications/drugfacts/understanding-drug-use-addiction

FAKTA TENTANG Memahami Penggunaan dan Kecanduan Narkoba – Bagian 3Mengapa sejumlah orang kecanduan narkoba sementara yan...
30/01/2024

FAKTA TENTANG Memahami Penggunaan dan Kecanduan Narkoba – Bagian 3

Mengapa sejumlah orang kecanduan narkoba sementara yang lainnya tidak?
Tidak ada faktor tunggal yang dapat menentukan apakah seseorang akan kecanduan narkoba. Kombinasi sejumlah faktor mempengaruhi risiko kecanduan. Semakin banyak faktor risiko yang dimiliki seseorang, semakin besar kemungkinan orang yang menggunakan narkoba menjadi kecanduan. Sebagai contoh:

 BIOLOGI. Gen yang dimiliki orang sejak lahir menyumbang sekitar 50% risiko seseorang menjadi kecanduan. Gender, etnis, dan adanya gangguan mental lainnya juga dapat mempengaruhi risiko penyalahgunaan dan kecanduan narkoba.

 LINGKUNGAN. Lingkungan seseorang meliputi beragam pengaruh yang berbeda, dari keluarga dan teman hingga status ekonomi dan kualitas hidup secara umum. Faktor-faktor seperti tekanan teman sebaya, pelecehan fisik dan seksual, paparan dini terhadap narkoba, stres, dan bimbingan orangtua bias sangat mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk menyalahgunakan narkoba dan menjadi kecanduan.

 PERKEMBANGAN. Faktor lingkungan dan genetic berinteraksi dengan tahap-tahap perkembangan kritis dalam kehidupan seseorang sehingga mempengaruhi risiko kecanduan. Meskipun konsumsi narkoba pada usia berapapun dapat mengarah pada kecanduan, semakin awal konsumsi narkoba dimulai, semakin besar kecenderungan untuk berkembang menjadi kecanduan. Hal ini khususnya menjadi masalah pada remaja. Karena wilayah dalam otak mereka yang mengendalikan pengambilan keputusan, penilaian, dan kendali-diri masih berkembang, remaja menjadi lebih rentan terhadap perilaku berisiko termasuk mencoba narkoba.

Link to: https://nida.nih.gov/publications/drugfacts/understanding-drug-use-addiction

FAKTA TENTANG Memahami Penggunaan dan Kecanduan Narkoba – Bagian 2Apa yang terjadi pada otak ketika seseorang menggunaka...
30/01/2024

FAKTA TENTANG Memahami Penggunaan dan Kecanduan Narkoba – Bagian 2

Apa yang terjadi pada otak ketika seseorang menggunakan narkoba?
Sebagian besar narkoba mempengaruhi “sirkuit penghargaan” di otak sehingga menyebabkan euphoria serta membanjirinya dengan senyawa dopamin. System penghargaan yang berfungsi dengan baik memotivasi seseorang untuk mengulang perilaku yang diperlukan untuk bertahan, seperti makan dan menghabiskan waktu dengan orang-orang yang dicintai. Peningkatan dopamin pada sirkuit penghargaan menyebabkan penguatan perilaku yang tidak sehat namun menyenangkan seperti menggunakan narkoba, mengarahkan orang untuk mengulangi perilaku tersebut terus menerus.

Ketika seseorang terus menggunakan narkoba, otak beradaptasi dengan mengurangi kemampuan sel-sel pada sirkuit penghargaan untuk merespon terhadap narkoba tersebut. Hal ini menyebabkan berkurangnya efek “high” yang dialami orang tersebut dibandingkan ketika mereka pertama kali menggunakannya – efek yang disebut dengan toleransi. Mereka akan menggunakan narkoba dalam jumlah yang lebih banyak untuk mendapatkan efek “high” yang sama. Adaptasi otak tersebut cenderung mengarahkan orang tersebut menjadi lebuh sulit mendapatkan rasa senang dari hal-hal lainnya yang biasa mereka nikmati, seperti makanan, hubungan intim, ataupun aktivitas sosial.

penyalahgunaan jangka panjang menyebabkan perubahan dalam sistem kimia otak lainnya dan juga sirkuit lainnya di otak, sehingga mempengaruhi fungsi-fungsi berikut:
 belajar
 penilaian
 pengambilan keputusan
 stres
 ingatan
 perilaku

Meskipun menyadari dampak buruk tersebut, banyak orang yang menyalahgunakan NAPZA tetap menggunakan narkoba, yang merupakan sifat kecanduan.

Link to: https://nida.nih.gov/publications/drugfacts/understanding-drug-use-addiction

FAKTA TENTANG Memahami Penggunaan dan Kecanduan Narkoba – Bagian 1Banyak orang tidak memahami mengapa atau bagaimana ora...
30/01/2024

FAKTA TENTANG Memahami Penggunaan dan Kecanduan Narkoba – Bagian 1

Banyak orang tidak memahami mengapa atau bagaimana orang lain kecanduan narkoba. Mereka mungkin salah mengira bahwa mereka yang menyalahgunakan narkoba memiliki prinsip moral yang rendah atau kemauan keras dan bahwa mereka dapat berhenti penyalahgunaan narkoba sesederhana seperti memilih untuk berhenti menggunakan narkoba. Kenyataannya, kecanduan narkoba merupakan penyakit yang kompleks, dan berhenti menyalahgunakan narkoba biasanya memerlukan lebih dari sekadar niat baik atau keinginan berhenti yang kuat. Narkoba merubah otak sedemikian rupa sehingga membuat tindakan untuk berhenti menjadi sulit, bahkan bagi mereka yang ingin berhenti. Untungnya, para peneliti telah memiliki banyak informasi mengenai cara narkoba mempengaruhi otak dan telah menemukan pengobatan yang dapat membantu orang pulih dari kecanduan narkoba dan menjalani kehidupan yang produktif.

Apa itu kecanduan narkoba?
Kecanduan merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan perilaku mencari dan menggunakan narkoba secara kompulsif, atau sulit untuk mengendalikan, tanpa mempertimbangkan dampak buruknya. Keputusan awal untuk menggunakan narkoba biasanya bersifat sukarela pada sebagian orang, namun penggunaan narkoba yang berulang dapat menyebabkan perubahan pada otak sehingga menyebabkan pecandu kesulitan dalam mengontrol dirinya dan menganggu kemampuan mereka untuk menolak keinginan yang kuat untuk menggunakan narkoba. Perubahan otak tersebut dapat terjadi terus menerus, yang menyebabkan kecanduan narkoba dianggap sebagai penyakit yang “kambuh” – orang yang dalam tahap pemulihan dari gangguan penyalahgunaan narkoba memiliki risiko lebih tinggi untuk kembali menyalahgunakan narkoba bahkan setelah bertahun-tahun tidak menggunakannya.

Hal yang umum bagi seseorang untuk “kambuh”, namun status “kambuh” bukan berarti pengobatan yang dilakukan tidak berhasil. Seperti pada kondisi kesehatan kronis lainnya, pengobatan harus berkelanjutan dan harus disesuaikan berdasarkan respon pasien. Rencana pengobatan perlu sering ditinjau dan dimodifikasi agar sesuai dengan kebutuhan pasien yang berubah.

Link to: https://nida.nih.gov/publications/drugfacts/understanding-drug-use-addiction

"Internet Addiction among Male Adolescents in Indonesia: A Qualitative Study"AbstrakInternet telah menjadi bagian pentin...
19/01/2024

"Internet Addiction among Male Adolescents in Indonesia: A Qualitative Study"

Abstrak

Internet telah menjadi bagian penting dalam keseharian remaja. Akses mudah ke internet dan daya tarik sosialnya pada remaja laki-laki menempatkan mereka pada peningkatan risiko adiksi internet dan efek buruk terhadap kondisi psikososial dan fisik. Kami melakukan studi kualitatif menggunakan pendekatan fenomenologis. Sampel purposif berasal dari 9 remaja laki-laki yang direkrut di Jawa Barat, Indonesia. Wawancara semi-terstruktur dilakukan hingga saturasi data diperoleh. Kemudian, data dianalisa secara tematik. Kami mengidentifikasi 4 tema utama dari pengalaman remaja dengan adiksi internet: alasan dari adiksi internet, kebutuhan sosial yang tidak terpenuhi tanpa internet, efek dari adiksi internet, dan kendali diri terhadap penggunaan internet. Adiksi internet pada remaja laki-laki merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting dan harus diatasi. Temuan penelitian ini dapat digunakan oleh profesional kesehatan dan keluarga untuk membantu remaja laki-laki mengelola kecanduan internet.

Link to full article: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/34189970/

FAKTA TENTANG Opioid Resep – Bagian 9Poin-poin yang perlu diingat1. Opioid resep umumnya digunakan untuk mengobati nyeri...
19/01/2024

FAKTA TENTANG Opioid Resep – Bagian 9

Poin-poin yang perlu diingat
1. Opioid resep umumnya digunakan untuk mengobati nyeri sedang hingga berat, meskipun sejumlah opioid digunakan untuk mengobati batuk dan diare.
2. Orang menyalahgunakan opioid resep dengan cara menggunakannya tidak sesuai dengan yang diresepkan, menggunakan opioid resep orang lain, atau menggunakan opioid resep untuk mendapatkan efek “high”. Seseorang dapat menelan, menyuntik, atau menghirup opioid resep ketika menyalahgunakan obat tersebut.
3. Opioid mengikat dan mengaktivasi reseptor opioid pada sel-sel otak, sumsum tulang belakang, dan organ lainnya di tubuh, terutama yang berkaitan dengan rasa sakit dan senang, dan dapat memperkuat tindakan penyalahgunaan obat tersebut, membuat penggunanya ingin mengulang pengalaman tersebut.
4. Orang yang menyalahgunakan opioid resep merasa rileks dan senang, namun juga mengantuk, mengalami kebingungan, mual, konstipasi, dan pernapasan yang melambat.
5. Opioid resep memiliki efek yang serupa dengan he**in. Meskipun penyalahgunaan opioid resep merupakan faktor risiko untuk penyalahgunaan he**in, hanya sebagian kecil orang yang menyalahgunakan opioid resep yang berpindah ke he**in.
6. Orang dapat mengalami overdosis opioid resep. Nalokson merupakan obat yang dapat mengobati overdosis opioid ketika diberikan secepatnya.
7. Penggunaan opioid resep, meskipun ketika digunakan sesuai dengan resep dokter, dapat mengarah kepada gangguan penyalahgunaan narkoba, yang dapat menjadi adiksi pada kasus-kasus berat. Gejala-gejala putus obat meliputi nyeri tulang dan otot, masalah sulit tidur, diare dan muntah, serta efek “nagih” yang berat.
8. Berbagai pengobatan yang meliputi obat-obatan dan terapi perilaku efektif dalam membantu orang dengan gangguan penyalahgunaan opioid.

Link to: https://nida.nih.gov/publications/drugfacts/prescription-opioids

FAKTA TENTANG Opioid Resep – Bagian 8Jenis pengobatan yang dapat diberikan bagi orang yang kecanduan opioid resep?Serang...
18/01/2024

FAKTA TENTANG Opioid Resep – Bagian 8

Jenis pengobatan yang dapat diberikan bagi orang yang kecanduan opioid resep?

Serangkaian pengobatan termasuk obat-obatan dan terapi perilaku efektif dalam membantu orang dengan kecanduan opioid.
Pengobatan untuk gangguan penyalahgunaan opioid sifatnya aman, efektif, dan dapat menyelamatkan jiwa. Obat-obatan tersebut berinteraksi dengan reseptor opioid yang sama di otak yang bekerja dengan opioid resep. Akan tetapi, bergantung pada jenis obat resep yang membuat seseorang ketagihan, jika obat-obatan ini digunakan sesuai yang diresepkan mereka tidak akan menimbulkan efek yang sama dibandingkan jika mereka disalahgunakan.
- Metadon, agonis penuh reseptor opioid, menempel pada dan mengaktifkan reseptor opioid untuk mengurangi gejala putus obat dan craving.
- Buprenorfin, agonis patsial reseptor opioidmenempel dan mengaktifkan sebagian reseptor opioid untuk meringankan gejala putus obat dan craving.
- Naltrexone, antagonis reseptor opioid, mencegah opiod menempel pada reseptor opioid, sehingga menghalangi efeknya.
Pelajari lebih lanjut mengenai pengobatan pada “medications for opioid overdose, withdrawal and addiction”.

Terapi perilaku bagi kecanduan opioid esep membantu orang memodifikasi perilaku dan sikap mereka terkait penyalahgunaan NAPZA, meningkatkan keterampilan hidup sehat, dan bertahan dalam bentuk pengobatan apapun, seperti obat-obatan. Sejumlah contoh meliputi cognitive behavioural therapy yang membantu memodifikasi ekspektasi dan perilaku penggunaan narkoba pasien, serta mengelola pemicu dan stres secara efektif. Terapi keluarga multidimensial, yang dikembangkan untuk remaja dengan masalah penyalahgunaan narkoba, mengatasi berbagai pengaruh keluarga dan personal terhadap pola penyalahgunaan narkoba seseorang dan didisain untuk meningkatkan fungsi keseluruhan. Pendekatan pengobatan perilaku tersebut telah terbukti efektif, khususnya ketika diterapkan bersama obat-obatan. Baca lebih lanjut mengenai pengobatan kecanduan narkoba pada laman “Treatment”.

Link to: https://nida.nih.gov/publications/drugfacts/prescription-opioids

FAKTA TENTANG Opioid Resep – Bagian 7Apakah penggunaan opioid resep dapat menyebabkan kecanduan?Ya, penyalahgunaan opioi...
16/01/2024

FAKTA TENTANG Opioid Resep – Bagian 7

Apakah penggunaan opioid resep dapat menyebabkan kecanduan?
Ya, penyalahgunaan opioid resep secara berulang-ulang dapat mengarah ke gangguan penyalahgunaan NAPZA (substance use disorder; SUD), penyakit medis yang berkisar dari ringan hingga berat dan dari sementara hingga kronis. Adiksi merupakan bentuk paling parah dari SUD. SUD berkembang ketika penyalahgunaan zat yang terus menerus mengakibatkan perubahan di otak dan menyebabkan masalah kesehatan serta kegagalan dalam memenuhi tanggung jawab di tempat kerja, sekolah, atau rumah.

Orang yang mengalami kecanduan obat opioid dan berhenti menggunakan obat tersebut dapat mengalami gejala putus obat yang berat yang dapat terjadi beberapa jam setelah penggunaan terakhir obat tersebut. Gejala-gejala tersebut meliputi:
 nyeri tulang dan otot
 masalah tidur
 diare dan muntah
 rasa dingin disertai rasa merinding
 gerak kaki yang tidak terkontrol
 mengidam yang parah

Gejala-gejala tersebut bisa sangat tidak nyaman dan menjadi alasan bagi banyak orang merasa sulit berhenti menggunakan opioid. Terdapat sejumlah obat-obatan yang telah dikembangkan untuk membantu proses putus obat,termasuk lofexidine, obat non-opioid yang didisain untuk mengurangi gejala putus obat opioid yang telah disetujui penggunaannya oleh FDA di tahun 2018. FDA juga telah menyetujui penjualan alat, “NSS-2 Bridge”, yang dapat membantu mengurangi gejala putus obat. “NSS-2 Bridge” merupakan stimulator saraf elektrik berukuran kecil yang ditempatkan di belakang telinga seseorang, yang dapat digunakan hingga 5 hari selama fase putus obat akut.

Link to: https://nida.nih.gov/publications/drugfacts/prescription-opioids

FAKTA TENTANG Opioid Resep – Bagian 6Bagaimana cara mengobati overdosis opioid?Jika Anda mencurigai seseorang mengalami ...
12/01/2024

FAKTA TENTANG Opioid Resep – Bagian 6

Bagaimana cara mengobati overdosis opioid?
Jika Anda mencurigai seseorang mengalami overdosis, langkah utama yang harus dilakukan adalah menghubungi “911” sehingga orang tersebut segera mendapatkan pertolongan medis. Ketika tenaga medis tiba di tempat, mereka akan memberikan nalokson. Nalokson merupakan obat yang dapat mengobati overdosis opioid bila segera diberikan. Obat tersebut bekerja dengan mengikat reseptor opioid secara cepat dan menghambat efek obat opioid. Naloxone tersedia dalam bentuk cairan suntik dan semprotan hidung (NARCAN® Nasal Spray dan KLOXXADO®).

Sejumlah negara bagian (di US) telah meloloskan undang-undang yang mengizinkan apoteker untuk memberikan naloxone tanpa resep pribadi. Teman, keluarga, dan masyarakat dapat menggunakan jenis semprotan hidung ini untuk menyelamatkan seseorang yang mengalami overdosis.

Baca lebih lanjut di “Naloxone DrugFacts”.

Link to: https://nida.nih.gov/publications/drugfacts/prescription-opioids

FAKTA TENTANG Opioid Resep – Bagian 5Toleransi vs. Ketergantungan vs. KecanduanPenggunaan opioid resep dalam jangka panj...
11/01/2024

FAKTA TENTANG Opioid Resep – Bagian 5

Toleransi vs. Ketergantungan vs. Kecanduan

Penggunaan opioid resep dalam jangka panjang, meskipun diresepkan oleh dokter, dapat menyebabkan sejumlah orang mengalami toleransi, dimana mereka memerlukan dosis obat yang lebih tinggi dan/atau lebih sering untuk mendapatkan efek yang diinginkan.

Ketergantungan obat terjadi akibat penggunaan berulang, menyebabkan neuron beradaptasi sehingga hanya berfungsi normal ketika obat tersebut ada (dalam sistem tubuh). Ketiadaan obat menyebabkan sejumlah reaksi fisiologis, mulai dari reaksi ringan contohnya pada kafein, hingga berpotensi mengancam nyawa, seperti he**in. Sejumlah pasien nyeri kronis bergantung pada opioid dan memerlukan dukungan medis untuk berhenti mengonsumsi obat tersebut.

Kecanduan NAPZA adalah penyakit kronis yang ditandai dengan usaha mendapatkan dan penggunaan NAPZA yang kompulsif atau tidak terkendali, meskipun terdapat konsekuensi berbahaya dan perubahan jangka panjang di otak. Perubahan tersebut dapat mengakibatkan perilaku berbahaya bagi mereka yang menyalahgunakan NAPZA, baik obat resep maupun obat terlarang.

Apakah seseorang dapat mengalami overdosis karena opioid resep?
Ya, seseorang dapat overdosis karena opioid resep. Overdosis opioid terjadi ketika seseorang menggunakan opioid dalam jumlah yang cukup sehingga menimbulkan gejala-gejala yang mengancam jiwa atau kematian. Ketika orang mengalami overdosis akibat obat opioid, pernapasan mereka seringkali melambat atau berhenti. Hal ini dapat menurunkan jumlah oksigen yang sampai ke otak, yang dapat mengakibatkan koma, kerusakan otak permanen, atau kematian.

Link to: https://nida.nih.gov/publications/drugfacts/prescription-opioids

FAKTA TENTANG Opioid Resep – Bagian 4Bolehkah saya mengonsumsi opioid resep jika saya sedang hamil?Jika seorang wanita m...
10/01/2024

FAKTA TENTANG Opioid Resep – Bagian 4

Bolehkah saya mengonsumsi opioid resep jika saya sedang hamil?
Jika seorang wanita mengonsumsi opioid resep ketika dia sedang hamil, bayinya dapat mengalami ketergantungan dan memiliki gejala-gejala putus obat setelah lahir. Hal ini disebut sindrom abstinens neonatal (neonatal abstinence syndrome), yang dapat diobati dengan obat-obatan. Konsumsi opioid resep selama kehamilan juga dapat mengakibatkan keguguran dan berat bayi lahir rendah (BBLR). Baca lebih lanjut dalam “Substance Use in Women Research Report”.

Seseorang yang mengalami kecanduan opioid dapat mengalami kesulitan untuk berhenti, namun wanita hamil yang memerlukan pengobatan memiliki hasil lebih baik daripada mereka yang berhenti tiba-tiba. Metadon dan buprenorfin merupakan pengobatan standard untuk mengobati wanita hamil dengan ketergantungan opioid. Rumatan metadon atau buprenorfin yang dikombinasikan dengan layanan prenatal dan program pengobatan adiksi yang komprehensif dapat memperbaiki banyak dampak buruk yang dikaitkan dengan ketergantungan opioid yang tidak diobati. Jika seorang wanita tidak dapat berhenti (dari kecanduan opioid) sebelum hamil, pengobatan dengan metadon atau buprenorfin selama kehamilan dapat meningkatkan kesempatan memiliki bayi yang sehat saat lahir.

Kesimpulannya, sangat penting untuk memonitor secara ketat wanita yang ingin berhenti menggunakan narkoba selama kehamilan dan untuk memberikan pengobatan yang diperlukan.

Link to: https://nida.nih.gov/publications/drugfacts/prescription-opioids

Wishing you a season adorned with serenity, joy, and renewal. May the spirit of Christmas illuminate your path towards a...
07/01/2024

Wishing you a season adorned with serenity, joy, and renewal. May the spirit of Christmas illuminate your path towards a New Year filled with hope, resilience, and the strength to overcome. Embrace the gift of recovery and cherish the journey ahead. Merry Christmas and a Happy New Year to all on the path of healing and transformation.

FAKTA TENTANG Opioid Resep – Bagian 3Apa efek kesehatan lainnya dari opioid resep?Orang dewasa lanjut berisiko tinggi te...
07/01/2024

FAKTA TENTANG Opioid Resep – Bagian 3

Apa efek kesehatan lainnya dari opioid resep?
Orang dewasa lanjut berisiko tinggi terhadap penyalahgunaan yang tidak disengaja karena mereka biasanya memiliki banyak resep dan penyakit kronis, meningkatkan risiko interaksi obat-obat dan obat-penyakit, dan memperlambat metabolisme yang mempengaruhi peluruhan obat (dalam tubuh). Berbagi peralatan suntik narkoba dan gangguan penilaian akibat penggunaan narkoba dapat meningkatkan risiko penularan penyakit infeksi seperti HIV dan dari hubungan seksual tanpa kondom.

Opioid Resep dan He**in
Opioid resep dan he**in memiliki senyawa kimia yang serupa dan menghasilkan efek “high”yang serupa. Di beberapa tempat, he**in lebih murah dan mudah didapat dibandingkan opioid resep, sehingga sejumlah orang lebih memilih menggunakan he**in. Data tahun 2011 menunjukkan bahwa sekitar 4 – 6% orang yang menyalahgunakan opioid resep beralih ke he**in dan sekitar 80% orang yang menggunakan he**in pertama kali menyalahgunakan opioid resep. Data terkini menunjukkan bahwa he**in seringkali menjadi opioid pertama yang disalahgunakan. Dalam sebuah studi terhadap orang yang menjalani pengobatan karena gangguan penyalahgunaan opioid, sekitar sepertiganya melaporkan bahwa he**in merupakan opioid pertama yang mereka gunakan secara reguler untuk mendapatkan efek “high”.

Hal ini menunjukkan bahwa penyalahgunaan opioid resep hanyalah salah satu faktor yang mengarah kepada penyalahgunaan he**in. Baca lebih lanjut mengenai masalah yang saling terkait ini dalam “Prescription Opioids and He**in Research Report”.

Link to: https://nida.nih.gov/publications/drugfacts/prescription-opioids

FAKTA TENTANG Opioid Resep – Bagian 2Bagaimana cara opioid resep mempengaruhi otak?Opioid mengikat dan mengaktifkan rese...
04/01/2024

FAKTA TENTANG Opioid Resep – Bagian 2

Bagaimana cara opioid resep mempengaruhi otak?
Opioid mengikat dan mengaktifkan reseptor opioid pada sel-sel yang terletak di banyak area otak, sumsum tulang belakang, dan organ tubuh lainnya, terutama yang terlibat dengan rasa sakit dan senang. Ketika opioid berikatan dengan reseptor tersebut, opioid memblokir sinyal sakit yang dikirimkan oleh otak ke tubuh dan melepaskan dopamine dalam jumlah besar ke seluruh tubuh. Pelepasan tersebut dapat memperkuat aksi mencari zat, membuat pengguna ingin mengulang pengalaman tersebut.

Apa saja efek yang mungkin ditimbulkan oleh opioid resep pada tubuh dan otak?
Untuk jangka pendek, opioid dapat menghilangkan nyeri dan membuat orang merasa rileks dan bahagia. Akan tetapi, opioid juga memiliki efek berbahaya seperti berikut:
 kantuk
 kebingungan
 mual
 konstipasi
 euphoria
 pernapasan melambat
penyalahgunaan opioid dapat menyebabkan pernapasan melambat, yang dapat mengakibatkana hipoksia, sebuah kondisi yang muncul ketika jumlah oksigen yang sampai ke otak terlalu sedikit. Hipoksia memiliki efek neurologis dan psikologis jangka pendek dan panjang, termasuk koma, kerusakan otak permanen, atau kematian. Para peneliti juga sedang meneliti efek jangka panjang adiksi opioid pada otak, termasuk apakah kerusakan yang terjadi dapat diperbaiki.

Link to: https://nida.nih.gov/publications/drugfacts/prescription-opioids

Address

Jalan Pluit Raya No 2
Jakarta
14440

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when ITTC Indonesia posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to ITTC Indonesia:

Share