Baim Wong memberikan klarifikasi tentang sikapnya menghadapi seorang kakek yang dinilai tak sopan. Pada video Youtube-nya, terlihat Baim Wong menolak permintaan si kakek yang ingin menawarkan barang dagangannya.
Pada video tersebut, si kakek tampak meminta uang untuk membantu dagangannya. Namun, Baim Wong justru membandingkan sikap kakek tersebut dengan driver ojek online. Baim Wong membagikan uang kepada beberapa driver ojek online yang juga melintas.
"Kejadiannya itu di lampu merah. Kiano mau diajak jalan-jalan biasa dia seringnya mau naik ngeng... ngeng.... Itu bahasanya Kiano kalau mau naik mobil atau motor. Saya pun kadang jarang ada waktu dan kebetulan ada karena memang saya kosongkan beberapa hari buat lahiran putra saya (yang kedua)," ceritanya, Senin (11/10/2021).
"Baru saja keluar dari rumah sakit, dari kejauhan ada bapak-bapak teriak-teriak manggil nama saya dan dia naik motor. Bapak-bapak itu pun dengan sengaja mepetin motor saya dan malah minta uang," bebernya.
"'Baim minta uang dong, minta uang.' Dan dia lakuin itu di atas motor yang lagi berjalan, bukan berhenti," ungkap Baim Wong.
"Terlihat sangat-sangat tidak sopan cara mintanya. Itu saja sebenarnya saya sudah mau marah, karena dia minta uang di tengah jalanan di saat motor lagi jalan dan saya lagi sama Kiano. Kalau terjadi apa-apa, siapa yang mau disalahkan? Itu sangat di luar batas dan bahaya," lanjutnya.
"Saya bilang, 'Nggak Pak. Jangan kayak gini caranya.' Dan itu saya utarakan dengan sopan cara bilangnya. Tidak dengan marah-marah. Setelah itu, saya pun jalan dan ternyata nggak hanya itu... dia pun ternyata ngikutin saya dari belakang pakai motornya. Di saat jalan pun dia teriak-teriak, 'Baim minta uang, minta uang,'" sambungnya.
"Dan ternyata nggak sampai situ saja. Ya ampun, dia ternyata ngikutin saya terus sampai ke rumah. Dan itu sangat-sangat tidak sopan menurut saya," tegasnya.
Terjadi lagi, pelanggan tak mau membayar paket yang telah dibuka saat COD (cash on delivery).
Pada video viral ini, seorang ibu-ibu malah kabur tanpa membayar paket yang sudah dibukanya dengan alasan sempit.
"Sempit sempit, enak aja," bentak ibu-ibu tersebut.
Video tersebut menuai beragam komentar dari para netizen yang geram dengan aksi ibu-ibu tersebut.
#HaluanMedia
Seorang profesor dan peneliti di National University of Singapore, Kishore Mahbubani, memuji Jokowi pada tulisan berjudul ‘The Genius of Jokowi’. Ia menyebut Jokowi sebagai pemimpin jenius dan paling efektif di dunia.
"Pada saat bahkan beberapa negara demokrasi kaya memilih penipu sebagai pemimpin politik mereka, keberhasilan Presiden Indonesia Joko Widodo layak mendapat pengakuan dan penghargaan yang lebih luas. 'Jokowi' memberikan model pemerintahan yang baik yang dapat dipelajari oleh seluruh dunia," ujar Kishore Mahbubani dalam tulisannya itu.
"Sebagai permulaan, Jokowi telah menjembatani kesenjangan politik Indonesia. Hampir satu tahun setelah Joe Biden memenangi pemilihan Oresiden AS 2020, 78 persen dari Partai Republik masih tidak percaya dia terpilih secara sah. Biden menjabat sebagai senator AS selama 36 tahun, tetapi dia tidak dapat menyembuhkan perpecahan partisan Amerika. Sebaliknya, capres dan cawapres yang dikalahkan Jokowi dalam pemilihannya kembali 2019--Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno--kini menjabat di kabinetnya (masing-masing sebagai Menteri Pertahanan dan Menteri Pariwisata)," tulisnya.
Ia memuji cara Jokowi membalikkan momentum pertumbuhan partai-partai paling 'islamis' di Indonesia. Ia membandingkan Jokowi dengan Presiden Brasil Jair Bolsonaro yang memperkeruh perpecahan di Brasil.
"Dia telah menetapkan standar pemerintahan baru yang seharusnya membuat iri negara-negara demokrasi besar lainnya," ungkapnya
Tengah viral video pasien dan pembesuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, panik dan berlarian saat sebuah tabung oksigen jatuh.
Pembesuk dan pasien diketahui lari lantaran takut tabung oksigen yang jatuh tersebut akan meledak.
Diketahui pasien tersebut adalah seorang mahasiswa yang baru saja mengalami kecelakaan lantaran angkot yang ditumpanginya nyebur ke sungai, dan yang datang berkunjung adalah teman satu kampusnya.
#HaluanMedia #Berita #Indonesia
Video ketua DPP PAN Bidang Pengembangan Organisasi dan Keanggotaan (POK) Ahmad Mumtaz Rais tengah viral di media sosial. Video tersebut viral lantaran Mumtaz memberikan sumbangan ke ponpes milik Gus Miftah, namun dengan pesan dukungan pemilu 2024.
Diawal video, Mumtaz menyebut dirinya Bang Jago dan mendoakan agar jemaah Kinthiliyah (sebutan untuk jemaah dakwah Gus Miftah) mewabah. Ia lalu memberikan bantuan sebesar Rp 100 juta. Namun dibalik sumbangan itu, Mumtaz juga terang-terangan meminta agar jemaah Kinthiliyah mendukungnya pada Pemilu 2024.
Mumtaz pun mengancam akan menghentikan sumbangan ke Ponpes Ora Aji milik Gus Miftah jika ada yang tidak memilihnya dalam Pemilu 2024.
Sementara itu, Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah mengatakan ia tidak mau ambil pusing dengan ancaman tersebut. Ia pun menekankan jika Ponpes Ora Aji tidak bisa dibeli politikus manapun.
Selama ini, kata Gus Miftah, Mumtaz Rais juga tidak rutin menyumbang. Hanya pada momen-momen tertentu saja seperti Idul Adha. Ia pun juga tidak akan mengambil langkah hukum dan membiarkan publik dan jemaahnya untuk menilai.
#HaluanMedia #Berita #Nasional #MumtazRaiz #GusMiftah
Para pelajar kembali ke sekolah untuk mengikuti pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) kala PPKM level 3 ini. Sayangnya, hal ini dimanfaatkan segelintir siswa untuk tawuran.
Sekelompok pelajar melakukan aksi tawuran hingga menimbulkan kemacetan di Jalan Raya Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Senin (4/10/2021) sore. Pengendara membunyikan klakson dan berteriak untuk mengusir para pelajar tersebut.
"Itu mereka baru turun, itu tidak lama karena langsung kami bubarkan," kata Kapolsek Jagakarsa Kompol Endang Sukmawijaya, Selasa (5/10/2021).
Endang mengaku belum mengetahui asal sekolah para pelajar tersebut. Polisi masih melakukan penyelidikan.
Untuk pencegahan, Polsek Jagakarsa hari ini akan melakukan penyuluhan ke beberapa sekolah untuk memberikan edukasi kepada pelajar.
Polisi akan melakukan pendataan plat para siswa yang membawa kendaraan pribadi ke sekolah. Data ini akan memudahkan polisi untuk mengidentifikasi para pelajar jika terjadi tawuran.
"Alangkah baiknya kepada orang tua untuk tidak memberikan kendaraan kepada anak-anaknya yang belum cukup umur. Sebaiknya anak-anak diantar jemput untuk menghindari tawuran," paparnya.
mobil di daerah Kramat Jati, Jakarta Timur menghadang ambulans yang sedang membawa Pasien dari RSUD Pasar Rebo, Jakarta Timur
Saat itu sedang terjadi kepadatan lalu lintas yang mengharuskan ambulans melakukan contraflow. Akan tetapi, mobil tersebut sengaja menghalangi lajur ambulans di Kramat Jati, Jakarta Timur.
Video anggota DPRD Boalemo Gorontalo, Resvin Pakaya, menolak tes rapid antigen di Bandara Djalaludin viral. Satgas COVID-19 Gorontalo melaporkan peristiwa tersebut ke Polres Gorontalo.
eristiwa itu terjadi pada Kamis (30/9/2021) pukul 18.44 Wita. Koordinator Satgas COVID-19 Bandara Djalaludin, Gorontalo, Ramiz Soleman, mengatakan Resvin baru tiba dari Makassar menuju Gorontalo.
"Salah satu penumpang melakukan tindakan melawan petugas dalam hal ini tidak mau di-rapid antigen sesuai dengan surat edaran Gubernur," ucap Ramiz, Jumat (1/10/2021).
"Di sini kami ingin jelaskan rapid antigen yang kami lakukan di Bandara Djalaludin, Gorontalo, untuk mendeteksi awal bahwa tidak menjamin PCR itu yang bersangkutan tidak bebas dari COVID, karena bagaimanapun yang bersangkutan di dalam pesawat pun bisa terpapar," jelas Ramiz.
"Saat ini kami sudah melakukan pelaporan dulu karena menyangkut nama baik. Dia kan melakukan penghasutan, sehingga beberapa penumpang tidak dites antigen lagi," lanjut Ramiz.
Viral rekaman seorang pria mengusir 2 orang wanita yang menagih utangnya. Saat didatangi, pria tersebut memaki kedua orang tersebut. Iamelontarkan kata-kata kasar karena tak terima dengan kedua penagih tersebut.
"Pulang, pulang, setan, pada pakai jilbab juga lu, nih lagi bendera kuning lu nggak ngelihat?" ujar pria tersebut, Kamis (30/9/2021).
Si penagih mengatakan kalau mereka hanya menjalankan tugas. Akan tetapi, pria tersebut semakin agresif dan melontarkan kata-kata kasar seperti anj*ing.
"Copot jilbab lu, pasang salib lu," kata si pria lagi.
Polda Metro Jaya memastikan polisi yang menilang pengendara bawa sepeda di dalam mobil salah menerapkan pasal tilang. Polisi tersebut akan diberi sanksi.
"Akan kita berikan sanksi sesuai kesalahannya," ujar Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo.
Sambodo mengatakan, pihaknya juga akan mengingatkan kembali personel di lapangan agar tidak keliru dalam menerapkan pasal pelanggaran.
Kombes Sambodo menjelaskan bahwa anggotanya salah menerapkan pasal saat menilang. Yang mana anggota saat itu menilang pengemudi mobil pribadi dengan pasal terkait angkutan umum.
"Dapat kami sampaikan bahwa anggota tersebut "salah" dalam menerapkan pasal 307 menjelaskan tentang kendaraan bermotor angkutan umum barang, yang membawa barang melebihi dimensi angkutan dan dapat membahayakan keselamatan," kata Sambodo.
Menurut Sambodo, seharusnya anggota tersebut menerapkan Pasal 283 UU LLAJ, apabila barang yang diangkut ke mobil penumpang itu dapat mengganggu konsentrasi si pengemudi.
Lebih lanjut Sambodo menyampaikan permintaan maaf atas kesalahan petugas di lapangan.
"Atas kejadian tersebut kami mewakili Direktorat Lalu Lintas meminta maaf," ucapnya.
#HaluanMedia #Berita #Nasional #Indonesia
RDBA, salah satu guru di Minahasa Utara yang dilantik menjadi kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kecil Warukapas menjadi viral.
Ternyata usai pelantikan, sekolah tempat RDBA bertugas tak ada. Hal itu diungkapkan oleh anak kandung RDBA, Azam Alfarizi Wonggo, di akun Instagram @azamwonggo.
"Yang menjadi masalah di sini, sekolah tersebut tidak ada sama sekali di daerah Warukapas, Kecamatan Dimembe, Minahasa Utara. Sudah dikonfirmasi langsung ke Hukum Tua Desa Warukapas," tulis Azam Alfarizi Wonggo.
Kepala Dinas Pendidikan Minahasa Utara Olfy Kalengkongan mengkonfirmasi pelantikan RDBA. Namun, soal tempat bertugas RDBA, Olfy mengaku masih melakukan koordinasi dengan Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP).
RDBA sempat konfirmasi ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Minahasa Utara. Namun, RDBA terkejut ketika BKD mengaku baru mengetahui bahwa sekolah itu tidak ada.
Akibatnya, RGBA menunggu 2-3 bulan lagi untuk pelantikan selanjutnya.