Malam Mencekam

Malam Mencekam KUMPULAN CERITA MISTERI, MISTIK, MITOS, URBAN LEGEND DARI BERBAGAI SUMBER

30/11/2024

28/10/2024

29/08/2024

Kisah sedih dan misteri, ketika seorang wanita berbicara dengan dengan tentara yang sudah gugur dalam tugas
26/08/2024

Kisah sedih dan misteri, ketika seorang wanita berbicara dengan dengan tentara yang sudah gugur dalam tugas

Di channel YouTube, Pengembara_Misteri, durasi video tidak sampai 1,5 menit, cerita Misteri dan Horor dikemas apik denga...
24/08/2024

Di channel YouTube, Pengembara_Misteri, durasi video tidak sampai 1,5 menit, cerita Misteri dan Horor dikemas apik dengan visual yang menarik. Dukung dengan : Like, Comment and Subscribe agar Channel, Grup dan Halaman di FB makin berkembang. Salam🙏

23/08/2024

21/08/2024

19/08/2024

Send a message to learn more

19/08/2024

Send a message to learn more

19/02/2024
04/02/2024

◾️ Cerita misteri kucing siluman milik Kyai Wirantaka - Part 1

Cerita misteri ini berawal ketika bertemu saat menebang pohon di depan gua.

Konon menurut ceriteranya kakek buyut saya mempunyai peliharaan kucing yang terkenal dengan nama “kucing candramawa”. Kakek buyut saya itu namanya Kyai Wirantaka. Tempat tinggalnya di wilayah Kabupaten Kulon Progo.

Dia adalah seorang petani yang sukses, sawahnya cukup luas masih ditambah dengan pekarangan yang luas p**a. Waktu itu untuk mendapatkan tanah tidak usah membeli tetapi dalam bahasa Jawa disebut “babat alas”.

Tanah masih tertutup hutan orang yang ingin mempunyai tanah harus menebangi kayu-kayu merubah hutan menjadi pekarangan.

Jadi ingin mempunyai tanah yang luaspun bisa asal mau merubah hutan menjadi pekarangan. Untuk mendapat tanah yang luas itu terkendala pajak sebab kalau sudah menjadi pekarangan harus membayar pajak.

Makin luas tanahnya pajaknya juga makin banyak. Itulah sebabnya orang tidak berani memiliki tanah yang cukup banyak.

Waktu menebang hutan itulah Kyai Wirantaka mendapatkan hewan yang banyak jasanya kepada Kyai Wirantaka. Pada waktu itu sehabis menebang kayu Kyai Wirantaka istirahat di depan gua.

Tidak antara lama terdengar suara kucing “ngeong ngeong” tetapi tidak ada wujudnya. Selanjutnya Kyai Wirantaka mengucap : “He kucing siluman kalau akan jadi sahabatku tampakkanlah dirimu”.

Grubyuk bedhengus kucing itu sudah ada di depan Kyai Wirantaka. Kucingnya sebesar cempe (anak kambing). Buluya hitam, kumisnya tampak abu-abu, taringnya tampak putih. Matanya dalam bahasa Jawa disebut “mencorong” bersinar sinar.

Kucing itu tampak sangat jinak sekali, tidak takut pada Kyai Wirantaka. Kerap kali menjilat dan mencium Kyai Wirantaka sambil bersuara “ngeong ngeong ngeong”

Kyai Wirantaka sangat heran dan dalam hatinya bertanya : “Kucing macam apa ini tidak takut pada manusia...”

◾️ Part selanjutnya hanya di : https://www.facebook.com/groups/509306897703016

◾️ Karyawan Pabrik Jadi Tumbal PesugihanSeorang pria bernama Tyaz, menceritakan kejadian tragis sejumlah karyawan pabrik...
17/01/2024

◾️ Karyawan Pabrik Jadi Tumbal Pesugihan

Seorang pria bernama Tyaz, menceritakan kejadian tragis sejumlah karyawan pabrik di daerah Yogyakarta menjadi tumbal pesugihan karena ada ritual yang tidak dilakukan.

Tyaz dalam kanal YouTube Lentera Malam menceritakan, saat baru masuk kerja menjadi karyawan musiman, mesin produksi pabrik itu tiba-tiba mati.

Kata Tyaz, selama dirinya tinggal di daerah pabrik gula tersebut, baru pertama ini dia mengetahui mesn produksinya mati.

Biasanya kata Tyaz, sebelum pabrik produksi, ada sejumlah ritual yang dilakukan, misalnya melepaskan kepala kerbau ke pantai.

Matinya mesin produksi secara mendadak membuat Tyaz disuruh oleh atasannya bertanya ke juru kunci yakni Pak Eko, yang sudah pensiun.

"Jadi sebelum ada produksi itu pasti ada kayak ritual, kayak ngelabuh ke pantai, kepala kerbau ke pantai. Pas saya nanya atasan, saya disuruh nanya ke juru kunci. Karena kan saya dekat 'mas bisa minta tolong sama pak Eko'. Saya langsung ke rumah pak Eko," cerita Tyaz.

Tyaz akhirnya pergi ke rumah pak Eko untuk melaporkan kejadian mesin produksi mati. Saat itulah diketahui bahwa ada satu ritual yang tidak dilakukan.

"Di situ kayak pak Eko nerawang bentar terus dia bilang 'Pantas (mesin mati), ada satu ritual yang enggak dilakuin'," ungkap Tyaz.

Tyaz dan pak Eko akhirnya kembali ke pabrik. Saat sampai di pabrik, pak Eko meminta untuk ditinggal agar bisa komunikasi dengan penunggu pabrik.

Tak disangka, ternyata ada sosok berukuran besar yang tangannya menutupi cerobong asap mesin produksi.

"Pak Eko cerita 'ada satu ritual yang enggak dijalanin sama juru kunci yang baru. Itu bikin yang kayak si Mbah Raksa di pabrik kayak enggak terima, kayak ada yang kurang'."

"Dia nutupin cerobong asap tinggi banget, itu ditutupin sama sosok itu, makanya enggak mau keluar asap, terus mati mendadak," sambungnya.

Usut punya usut, ternyata makhluk yang nutupin cerobong asap itu adalah anak buah dari Ratu Pesugihan yang menunggu pabrik tersebut.

Dari komunikasi secara astral yang dilakukan pak Eko, Ratu Pesugihan di pabrik tersebut tidak karena ritualnya tidak lengkap.

Ratu Pesugihan itu bisa saja menyuruh anak buahnya untuk tidak menutup cerobong asap, dengan syarat memberinya tumbal berupa manusia yang merupakan karyawan pabrik.

"Si Mbah Raksa-nya kata pak Eko, makanya ini saya diutus sama yang jadi penunggunya pabrik itu istilahnya ada kayak bosnya gitu, itu sosoknya terkenal biasanya disebut dengan Ratu Pesugihan."

"Ratu Pesugihannya itu ngomong dia mau nyuruh anak buahnya lepasin itu (cerobong asap), tapi dengan syarat minta enam tumbal dari karyawan pabrik."

Kala itu, pak Eko sempat bernegosiasi terkait jumlah tumbal yang diterima. Namun, jika syaratnya itu tidak dipenuhi maka pabrik tidak bisa beroperasi dan menimbulkan kerugian hingga ratusan juta.

Selang beberapa hari, akhirnya mesin produksi pabrik bisa kembali digunakan. Suatu hari saat jam makan siang, Tyaz duduk di kantin dan mendengar obrolan tiga karyawan yang bercanda soal kematian.

"Bertiga ini ngobrolin tentang kejadian kemarin 'Itu kira-kira ada apa ya kok tiba-tiba mati mendadak. Apa minta tumbal'. Jadi kayak seolah-olah tumbal di sana itu kayak udah biasa," ungkap Tyaz.

"Konyolnya lagi, dari ketiga orang itu ada yang nyeletuk 'kira-kira besok yang mati siapa duluan nih'. Satu lagi nyeletuk 'biasanya yang tua duluan pak'. Satunya lagi dengan logat Jawa bilang 'ngomong tuh jangan aneh-aneh. Kematian kok buat bercandaan'. Saya dengerin sambil makan," sambungnya.

Keesokan hari, Tyaz dan karyawan yang nyeletuk soal kematian itu masuk di shift yang sama. Namun bapak tersebut menunjukkan gelagat yang aneh.

Saat berada di area gudang yang berada di ketinggian, bapak tersebut sering diam saat ditanyain oleh Tyaz yang curiga dengan gelagat anehnya.

Sampai akhirnya, bapak tersebut menghampiri Tyaz dan mengatakan ingin turun ke bawah. Anehnya, bapak tersebut bukan turun lewat tangga tapi lompat.

"Itu kayak gudang kan tinggi bangunannya, terus tingkat-tingkatnya pakai mezanin di depannya kan mesinnya gede. Kita ngoperasiinnya dari atas. Si bapak itu kayak aneh, gelagatnya aneh. Terus saya ngomong 'pak ngapain. Sini duduk ngopi-ngopi sambil ngobrol'. Si bapaknya diam aja."

"Terus bapaknya samperin 'mas, saya turun dulu ya'. Posisinya kan tangganya agak tinggi, turunnya itu enggak lewat tangga, dia loncat kepala duluan. Depan mata.”

Pihak pabrik kala itu mengingatkan seluruh karyawan agar pemberitaan tersebut jangan sampai diketahui orang luar.

Setelah kejadian itu kata Tyaz, dua orang karyawan yang becanda soal kematian di kantin juga merasa bersalah.

Tidak berhenti sampai di situ, Tyaz juga melihat secara langsung kejadian mengenaskan yang menimpa karyawan yang nyeletuk 'biasanya yang tua duluan pak'.

Suatu hari kata Tyaz, dia dan korban diminta untuk membuat lubang berukuran besar untuk pembuangan sampah ampas

Lubang baru kelihatan bentuknya setelah dikerjakan dari pagi hingga siang hari. Setelah jam istirahat, Tyaz dan karyawan kedua itu kembali melanjutkan pekerjaan membuat lubang.

"Habis istirahat kita lanjut lagi. Posisinya itu di atas lagi ngerapihin di atas. Dia kayak asal ngeludah, tiba-tiba dia kayak terjungkal jatuh ke lubang. Dia itu langsung enggak ada di tempat."

Lantaran melihat langsung kejadian mengenaskan di pabrik tersebut, Tyaz akhirnya memutuskan bertanya ke pak Eko.

Pak Eko menuturkan, benar ada enam orang yang akan jadi tumbal. Namun dia enggan menyebutkan siapa dan dari bagian mana yang menjadi korban.

Tumbal ketiga cerita Tyaz, bukanlah karyawan pabrik langsung melainkan bagian dari keluarganya. Hal ini dialami oleh Bagong, karyawan ketiga yang ngobrol di kantin.

Bagong cerita Tyaz, baru saja menikah dan istrinya sedang hamil. Suatu hari saat berada di shift yang sama, Bagong meminta Tyaz untuk diantarkan ke tempat pak Eko karena merasa gelisah.

Saat berada di rumah pak Eko, Bagong memaksa untuk dijelaskan apa yang sebenarnya membuatnya gelisah.

Pak Eko kemudian menjelaskan bahwa calon buah hatinya menjadi salah satu tumbal yang diinginkan oleh penunggu pabrik.

"Kemarin setelah ada kejadian mesin mati itu, dari pabriknya minta enam (tumbal). Salah satunya itu anak jenengan (kamu)," ungkap Tyaz.

Bagong yang panik dan sedih, kemudian meminta bantuan pak Eko agar calon buah hatinya tidak jadi tumbal.

Pak Eko kemudian memberikan syarat agar Bagong menyiapkan tujuh hingga 10 ayam cemani. Ayam tersebut harus diserahkan sebelum jam 12 malam.

Padahal posisinya kala itu, Bagong dan Tyaz datang ke rumah pak Eko sekitar jam 10 malam. Ayam tersebut dimaksudkan untuk menggantikan tumbal.

"Mas Bagong nangis beneran. Enggak cuman panik, udah kayak hidup segan mati tak mau," ungkap Tyaz.

Bagong yang kala itu masih bingung, tiba-tiba mendapatkan telepon dari istrinya. Bagong akhirnya memutuskan p**ang dari rumah pak Eko.

Pilunya, saat sampai di rumah, calon anak pertamanya itu tidak tertolong. Padahal usia kehamilannya belum waktunya melahirkan.

"Enggak lama, Bagong dapat telepon dari istrinya. Dia buru-buru p**ang, sampai rumah udah enggak ketolong (anaknya). Mas Bagongnya selamat," cerita Tyaz.

Sedangkan ketiga korban tumbal lainnya, juga mengalami kejadian mengenaskan di pabrik tersebut.

"Semua di pabrik, ada yang lagi bakar kayu, ada yang lagi katanya ada yang lagi nyalain mesin penggilingan terus masuk," pungkasnya.

◾️ Sumber : https://fadami.indozone.id/horor/442904826/kisah-tragis-karyawan-pabrik-jadi-tumbal-pesugihan-berawal-dari-candaan-yang-mati-siapa-duluan

Address

Jakarta

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Malam Mencekam posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Videos

Share


Other Digital creator in Jakarta

Show All