27/02/2023
Gegara Resesi Seks, Pemerintah Jepang Jodohkan Warganya
Jakarta - Kondisi Jepang setelah dihantam resesi seks semakin mengkhawatirkan. Angka kelahiran di negara tersebut terus menurun karena warganya yang tidak ingin memiliki pasangan.
Hal itu membuat pemerintah Jepang ikut turun tangan untuk menjodohkan warganya. Padahal, selama ini Jepang menjadi negara yang tidak pernah mengatur hal apapun tentang kehidupan berpasangan warganya.
"Pemerintah akan mengambil tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengatasi tingkat kesuburan Jepang yang menurun," kata Perdana Menteri Fumio Kishida dalam pidatonya yang dikutip dari CBS News, Kamis (23/2/2023).
Ada berbagai langkah yang diambil pemerintah Jepang untuk mengatasi resesi seks ini.
Menyediakan Layanan Perjodohan
Di prefektur Miyagi, warganya bisa mendapatkan pasangan hidup melalui layanan perjodohan. Layanan ini didukung kecerdasan buatan (AI) yang disediakan pemerintah.
Di wilayah Ehime, otoritas regional menawarkan sistem perjodohan berbasis data besar. Sementara di wilayah Miyazaki, proses perjodohan ini menggunakan cara yang lebih tradisional, yaitu dengan mengarahkan calon pasangan untuk bertukar surat tulisan tangan.
Pelatihan kencan
Ada pesta lajang yang disponsori oleh publik dan perusahaan serta 'seminar kehidupan' yang bertujuan untuk mendorong orang dewasa muda agar ingin menikah. Sementara di Tokyo, menyediakan pelatihan kencan dasar, misalnya melatih bagaimana mereka berinteraksi dengan lawan jenis.
Dalam sejarah Jepang, belum pernah melakukan perjodohan warganya seperti ini. Namun, ini harus dilakukan untuk masa depan dan kelangsungan negara.
Berdasarkan survei National Institute of Population and Social Security Research, menemukan bahwa hampir seperlima pria di Jepang dan 15 persen wanita tidak tertarik untuk menikah. Itu merupakan angka tertinggi sejak tahun 1982.
Sementara, hampir sepertiga pria dan seperlima wanita di Jepang di usia 50-an tidak pernah menikah.
Sumber : detik.com